Pair : Yunjae (main) and other
Genre : Hurt, Romance, etc
Cast : TVXQ, JYJ, and other
Rated : T – M
Length : Chaptered
Warning : GS for uke, typo(s), etc
…
Chapter 1 : PROLOG
…
"Namanya adalah Kim Jaejoong. Umurnya masih 18 tahun. Dan sekarang ia tengah menempuh pendidikan terakhirnya di Dong Bang High School. Pulang sekolah Jaejoong biasa bekerja di sebuah café. Kedua orangtuanya telah lama meninggal dan mereka menitipkan Jaejoong pada bibinya, Lee Hye Ri," jelas seorang pria paruh baya dengan setelan formal lengkap yang melapisi tubuhnya. Di hadapan sang pria tersebut, duduklah seorang pria paruh baya lain tengah membaca beberapa lembar kertas yang diberikan kepadanya.
"Lee Hye Ri? Apa dia wanita yang sama dengan wanita yang pernah membuat putra pertamaku meninggal?" tanyanya.
"Benar, Tuan Jung."
Pria yang dipanggil Tuan Jung itu, berdecak lirih. Irisnya kembali membaca kertas yang berada di tangannya. Kemudian membaliknya ketika sudah selesai. Tangannya terulur mengambil sebuah foto yang terselip diantara beberapa lembar kertas tersebut.
Di foto tersebut nampak seorang yeoja muda dengan seragam sekolah yang dikenakannya. Yeoja tersebut tampak tengah tertawa dengan punggung tangan kanannya yang menutupi area mulut. Dilihat dari gaya sang yeoja ketika sedang difoto, sudah jelas sekali jika yeoja tersebut tengah bercanda dengan teman-temannya.
"Inikah Kim Jaejoong?" tanya sang Tuan Jung.
"Benar, Tuan."
"Cantik sekali. Sangat cocok dengan putra bungsuku. Benar bukan?"
"Benar sekali, Tuan. Lalu… apa yang akan Tuan lakukan setelah ini?"
Tuan Jung tertawa kecil, "Aku ingin kau menghancurkan karir Lee Hye Ri. Kudengar yeoja itu kini tengah meniti karir di dunia permodelan. Aku ingin dia hancur, sampai tidak ada pemasukkan lagi untuknya," ujarnya dengan nada dingin.
"Bagaimana dengan pekerjaan Kim Jaejoong? Haruskah saya membuatnya dipecat?"
"Tidak perlu. Kita hanya perlu menghancurkan Lee Hye Ri. Dan disaat Hye Ri tidak memiliki apapun lagi, kita akan datang membantu dengan imbalan tetunya."
Pria paruh baya yang memberikan data diri Kim Jaejoong itu membungkukkan badannya sebelum meninggalkan ruangan atasannya. Tapi langkahnya terhenti ketika Tuan Jung memanggilnya.
"Ah.. Tuan Park," panggil Tuan Jung pada pria yang ternyata bermarga Park.
"Ada apa sajangnim?"
"Berikan data ini pada istriku. Aku yakin dia pasti senang sekali dengan ini," Tuan Jung yang bernama lengkap Jung Hankyung itu memberikan map yang berisi data pribadi Kim Jaejoong pada asistennya, Tuan Park.
"Baik Sajangnim."
…
Di sebuah Sekolah Menengah Atas, tepatnya di taman sekolah, seorang yeoja bersurai hitam kelam tengah duduk santai dengan sebuah buku berhalaman seratus di tangannya. Mata doenya dengan jelli membaca setiap untaian kata yang terangkai di setiap barisnya.
Yeoja berusia delapan belas tahun itu bahkan melupakan sekelilingnya, ia terlalu larut dalam bacaan yang menurutnya lebih penting dari apapun. Ia bahkan tidak mendengar ketika salah seorang temannya memanggil dirinya beberapa kali. Ia baru tersadar jika temannya tersebut menepuk pelan bahunya.
"Jaejoongie… apa yang kau lakukan sampai kau tidak mendengar panggilanku?" protes seorang yeoja pada yeoja dipanggilnya Jaejoong.
"Mianhe, Seul Bi. Aku terlalu larut dalam bukuku jadi aku tidak bisa mendengarmu," ucapnya pada temannya yang bernama Seul Bi. Jaejoong juga menunjukkan sampul bukunya untuk meyakinkan sahabatnya itu.
Seul Bi menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum akhirnya memilih duduk di samping Jaejoong.
"Arra… arra… Aku sudah terlalu biasa dengan sifatmu yang satu ini Jae. Kau akan melupakan segalanya jika sudah ada buku ditanganmu. Bahkan aku sangat yakin kau akan berdiam diri jika ada gempa atau bencana lainnya jika sudah ada buku ditanganmu," sindir Seul Bi telak. Karena nyatanya jaejoong memang seperti itu.
"Hehe…. Maafkan aku ya… Kau tahukan, aku tidak mempunyai banyak waktu luang untuk membaca sebuah buku. Aku hanya bisa membaca buku ketika di sekolah saja."
"Aku tahu Jae. Tapi setidaknya isilah perutmu terlebih dahulu sebelum membaca buku membosankan itu. Aku tidak ingin kau sakit," raut wajah Seul Bi jelas sekali memancarkan kekhawatiran berlebih. Ya… ia memang khawatir jika Jaejoong melupakan makan siangnya. Bahkan ia sanksi kalau Jaejoong memiliki waktu untuk makan malam.
"Uhh… sahabatku sangat perhatian, ne?" goda Jaejoong.
"Jae! Aku tidak bercanda. Kali ini aku serius. Aku tidak ingin kau sakit. Dengar. Aku tidak ingin sahabatku yang paling keras kepala itu sakit."
Jaejoong tersenyum lembut. Ia meraih tangan sahabatnya dan menggenggamnya erat. Berusaha meyakinkan sahabatnya bahwa ia baik-baik saja. "Kau tidak perlu khawatir Seul Bi. Aku akan makan dengan teratur," janjinya.
"Bagus."
"Eh… ngomong-ngomong apa benar kalau Woo Hyun-sunbae menembakmu?" tanya Seul Bi tiba-tiba.
Jaejoong mengangguk kecil. Ia kembali membuka bukunya dan meneruskan bacaannya, beruntung ia sempat menandai bagian yang sudah dibacanya ketika sahabat cerewetnya datang.
"Lalu apa yang kau katakan?"
"Aku menolaknya," jawab Jaejoong tanpa ragu-ragu.
"WHAT!? Kau menolaknya?" Jaejoong mengangguk, masih dengan ia yang membaca bukunya. "Aku tahu kau gila Jae. Astagaaa…. Aku bahkan tidak bisa membayangkan kalau kau menolaknya. Demi apa Jae? Dia itu sunbae yang paling diincar seluruh yeoja di sekolah ini dan kau menolaknya?"
"Boleh ku koreksi sedikit?"
"Apa?"
"Aku tidak termasuk yeoja yang mengincar Woo Hyun-sunbae."
"Oke. Kau tidak termasuk. Jadi… apa alasanmu?" tanya Seul Bi penasaran. "Apa ada namja yang kau sukai saat ini?" tebaknya asal.
"Tidak Seul Bi. Aku tidak sedang menyukai siapapun. Aku menolaknya karna aku memang tidak menyukainya, maksudku aku tidak mencintainya. Dan aku tidak ingin memiliki hubungan tanpa cinta. Lagipula…" Jaejoong menggantungkan ucapannya. Doenya menatap Seul Bi dengan tatapan aneh–menurut Seul Bi.
"Lagipula apa?"
"Lagipula aku tidak ingin dikatakan sebagai sahabat yang tidak tahu diri karena merebut namja yang disukai sahabatnya," jawab Jaejoong. Ia buru-buru pergi meningglakan Seul Bi yang tampaknya masih memprotes ucapan Jaejoong.
"Yaakk! Apa maksudmu Jae?" teriaknya begitu tersadar dengan ucapan Jaejoong. 'Jangan bilang kalau Jaejoong tahu kalau aku menyukai ani tapi mencintai Woo Hyun-sunbae?' batinnya menghoror.
…
Di hari berikutnyan. Di sebuah perusahaan entertainment, seorang yeoja berusia 35 tahun tampak tengah bernegoisasi dengan pengelola perusahaan. Ia beberapa kali memohon tapi beberapa kali juga ia selalu mendapatkan penolakan.
"Sajangnim, saya mohon… saya tidak mempunyai pekerjaan apa-apa jika sajangnim mengeluarkan saya dari sini."
"Maaf Hye Ri-ssi, saya tidak bisa membantu apapun. Ini perintah langsung dari pemilik perusahaan," jelasnya pada yeoja yang bernama Hye Ri.
Lee Hye Ri, adalah seorang yeoja berumur 35 tahun. Ia mulai meniti karir menjadi model sejak satu tahun yang lalu. Selain dirinya, ia memiliki tanggungan seorang anak berumur 18 tahun, namanya Kim Jaejoong. Dalam silsilah keluarga, Hye Ri adalah bibi dari Kim Jaejoong. Ia merupakan adik dari umma Jaejoong, Lee Sungmin.
Ketika kedua orang tua Jaejoong meninggal, Sungmin menitipkan putrinya pada Hye Ri. Karena Hye Ri satu-satunya keluarga yang dimiliki.
"Baiklah Sajangnim. Terimakasih sudah mempekerjakan saya selama ini," Hye Ri membungkukkan badannya sebelum beranjak meninggalkan ruangan mantan atasannya.
'Mianhe Jaejoongie, sepertinya kita akan kembali hidup susah,' batinnya.
Sebulan sesudah itu, keuangan keluarga mereka benar-benar dalam masa kritis, Hye Ri menjadi pengangguran, padahal ia sudah melamar pekerjaan di sana-sini, tapi tidak ada yang mau mempekerjakannya. Sedangkan Jaejoong, ia terancam tidak bisa mengikuti ujian akhir karena ia belum membayar bulanannya. Gajinya pun tidak seberapa, cukup untuk makan sehari-hari.
Sampai pada suatu hari, rumah kecil mereka di datangi beberapa orang yan mengaku bekerja pada YJ entertainment. Mereka berniat membantu kesulitan hidup yang dialami oleh Hye Ri dan Jaejoong. Tapi sayangnya, Hye Ri tidak bisa langsung meneyetujuinya. Karena ternyata mereka menginginkan Jaejoong untuk jaminannya.
"Tidak, aku menolak. Bagaimana mungkin aku memberikan Jaejoong pada orang yang tidak kuketahui? Lagi pula Jaejoong bukanlah barang," tolak Hye Ri pada namja yang cukup berumur dan mengaku sebagai asisten Tuan Jung–pemilik YJ entertainment.
"Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut, Nona Lee. Kehidupan Nona Kim akan terjamin," asisten Tuan Jung menenangkan Hye Ri.
"Aku tidak tahu, Tuan. Ibu Jaejoong sudah mempercayakan Jaejoong padaku. Dan aku tidak bisa mengkhianati kepercayaan Sungmin eonni."
"Tenang saja Nona Lee, kami memberikan Anda waktu untuk berfikir. Lusa kami akan datang lagi ke rumah ini. Kami pamit."
Hye Ri tidak menanggapi ucapan asisten Tuan Jung. Ia hanya menganggukkan kepalanya pelan. Yeoja yang tergolong cantik tersebut berniat berdiri untuk mengantarkan asisten Tuan Jung sampai depan rumah sebelum sebuah suara menghentikan pergerakannya.
"Ahjumma... apa yang terjadi? Kenapa ada banyak orang di luar rumah?" tanya Jaejoong yang kini tengah berdiri di depan pintu.
"Jaejoongie…" lirih Hye Ri.
…
…
…
…
…
T.B.C
…
…
Hai… saya newbie di fandom ini… dan ini ff pertama saya. Jelek ya? Harap maklum masih sangat baru, tapi moga aja ada yang suka… jika responnya positif, akan saya usahakan untuk up date cepat, tapi jika kebalikannya, dengan senang hat saya akan hapus ff absurd ini.
Ehh ngomong-ngomong saya Bee #panggil aja begitu. Adakah yang mau berteman dengan saya?
Dan mohon kritik dan sarannya^^
