Naruto Masashi Kishimoto

Marry You upannokitsune

Pair : SasuNaru, ItaKyuu, slight another pair

Rated : T for beginning

Genre : Romance, Humor, Slice of Life, School, AU, non-Canon

(-/\-)

Dimana ada asap disitu ada api, dimana ada Sasuke disitu ada Naruto. Bagai takdir yang telah ditetapkan, Uchiha dan Namikaze tidak akan pernah sependapat. Rasa persaingan tinggi sudah mendarah daging pada dua marga yang sangat berpengaruh di seluruh Jepang itu.

Namun, rasa ingin saling mengalahkan tersebut selalu diakhiri dengan rasa persahabatan yang amat kuat. Persaingan tersebut kian memudar ketika mereka mulai beranjak dewasa. Mereka sadar jika persaingan itu hanya gejolak masa muda untuk saling mendukung demi menggapai impian.

Perjuangan tanpa memperjuangkan sesuatu itu sia-sia. Maka memiliki rival adalah solusi terbaik untuk dijadikan motivasi.

Ruang makan kediaman Namikaze yang biasanya ramai kini semakin ramai sejak kedatangan keluarga Uchiha beberapa jam lalu.

"KAU CURANG, TEME!" seorang pemuda pirang berteriak tak terima dengan raut wajah frustasi.

"Heh, kau saja yang memang payah, dobe," pemuda yang dipanggil teme itu menoleh tak terima tapi dalam sekejap seringai kemenangan terukir di bibirnya.

Makan malam yang seharusnya harmonis dan justru hancur dan berantakan. Adu mulut yang keluar dari bibir Sasuke dan Naruto adalah hal yang paling mendominasi ruangan bernuansa cream tersebut.

Minato dan Fugaku selaku kepala keluarga memijit pangkal hidungnya lelah. Diantara sejarah persaingan Uchiha dan Namikaze, persaingan Sasuke dan Naruto lah yang paling panas.

Naruto sangat senang mengompori Sasuke dan Sasuke yang memiliki harga diri tinggi selalu terpancing untuk berdebat dengan bocah pirang itu.

Keluarga Uchiha sendiri tak habis pikir. Selama tujuh belas tahun perjalanan hidup Sasuke, hanya ketika bersama Narutolah pemuda raven itu bisa mengeluarkan ekspresinya. Hanya Naruto yang bisa membuat Sasuke berekspresi, entah itu malu, marah, atau senang sekalipun. Bahkan Itachi yang notabenenya adalah kakak si bungsu Uchiha pun tidak pernah berhasil membuat Sasuke takluk.

Mulai terganggu dengan perdebatan antara Sasuke dan Naruto, Itachi bangkit dari meja makan dan berjalan menuju dua sejoli yang sedang bertengkar di lantai itu.

Naruto menekuk alisnya, ia sudah terlampau jengkel. Tanpa aba-aba ia menerjang pemuda di hadapannya. Sasuke yang tidak memiliki persiapan mau tak mau terjungkal ke belakang dengan Naruto diatas tubuhnya yang bergerak brutal.

"MENGAKU KAU, TEME! KAU MENGGUNAKAN TRIK APA HA?! MENGAKU AYO MENGAKU!!" Naruto terus bergerak barbar, bahkan ia tak segan menjambak rambut Sasuke.

Sasuke cukup kewalahan dengan terjangan Naruto, ia tak terima dirinya dituduh bermain curang. Salahkan saja Naruto yang memang tingkat keberuntungannya rendah.

Sasuke membalik posisi mereka menjadi Naruto yang berada di bawah, ia menarik kedua pipi Naruto kencang hingga sang empunya menjerit kesakitan.

"Rasakan kau, dobe! Jangan menuduh orang sembarangan!"

Naruto dan Sasuke terus bergelung, tidak ada yang mau mengalah. Mereka bertengkar hingga guling-gulingan diatas lantai. Nasib baik mereka bermain diatas karpet yang memang disediakan untuk bersantai ria bukan lantai yang keras dan dingin.

Itachi menatap pertempuran itu dengan wajah kesal bercampur heran. Ini bukan pemandangan langka yang hanya bisa dilihat ketika beruntung. Kejadian seperti ini selalu terjadi ketika mereka berdua bertemu.

"Kalian, berhentilah bertengkar," ujar Itachi pelan. Mencoba menengahi mereka berdua.

Seingatnya, ia dan Kyuubi tidak separah Naruto dan Sasuke, begitu pula ayah dan kakek mereka. Pertempuran sebarbar ini baru terjadi ketika Naruto dan Sasuke hadir.

Tidak mengidahkan pernyataan Itachi, pirang dan raven itu terus bergelut, bahkan semakin parah. Mereka tak segan saling menjambak dan menarik hidung, telinga, serta mulut masing-masing.

CTAK

Itachi tahu jika mereka mendengar namun memilih pura-pura tidak mendengar. Sebuah perempatan imajer tercetak di pelipis lelaki berusia 23 tahun tersebut. Kyuubi yang melihat kejadian tersebut tergelak, "Bwahahaha.. Kacang mahal."

CTAK

Perempatan imajer kedua kembali tercetak. Itachi menoleh pada pemuda ruby dibelakangnya dan tersenyum manis. "Kalau begitu, kenapa tidak kau saja yang menghentikan mereka, Kyuu-chan?" ujarnya tanpa menghilangkan senyuman yang terpati di bibir tipisnya.

Kyuubi merasa terhina ketika lalaki dihadapannya meremehkan dirinya, "Kau meremehkanku?" tanya Kyuubi nyalang.

Itachi masih tidak melepas senyumnya, "Douzou."

Kyuubi berjalan mendekat pada dua pemuda yang masih kukuh bergelung. Ia menatap Itachi lekat sebelum akhirnya kembali menatap Sasuke dan Naruto lalu mulai berbicara.

"Oy, gaki, pantat ayam! Berhentilah bertangkar! Ini sudah malam dan kalian sungguh berisik!" ujar Kyuubi lantang.

Seolah hanya angin berlalu, Naruto dan Sasuke justru berguling menjauh. Tubuh mereka sudah berantakan, bahkan beberapa kali mereka sudah berbenturan dengan kaki sofa, tapi mereka masih belum berhenti juga.

Itachi menahan tawanya, lihat, siapa yang meremehkan? Memang sulit kok.

Kyuubi menatap Itachi tak terima, "Jangan tertawa kau, keriput!"

Kekehan Itachi terhenti digantikan dengan tatapan jengkel, "Sudah ku bilang berhenti memanggilku keriput! Aku punya nama, rubah!"

Kyuubi kesal. Lelaki dihadapannya adalah makhluk paling menyebalkan diantara semua makhluk hidup diseluruh bumi.

Mereka saling menatap sinis lalu kembali menatap Sasuke dan Naruto. Itachi maupun Kyuubi harus membuat dua orang itu damai untuk membuktikan siapa yang bisa menangani perkara ini.

Mereka mencoba dan terus mencoba memisahkan kedua adiknya. Kyuubi bahkan tak segan menggunakan ancamannya dan Itachi dengan mulut 'manis'nya namun tidak memberi efek apapun.

"KALIAN BERHENTI!!" ucap Kyuubi dan Itachi bersama.

"URUSAI BAKA ANIKI/KYUU-NII!!" teriak Sasuke dan Naruto.

Aura hitam seketika menguar dari tubuh Kyuubi dan Itachi. Perempatan imajer sudah tercetak jelas di pelipis mereka, menandakan jika kesabaran mereka mulai terkikis. Keduanya tersenyum.

"Ho.. Berani kau berteriak padaku ne, otouto."

"Kau banyak bicara ya, Sasuke."

Tanpa babibu, mereka tergabung dalam pertarungan Sasuke dan Naruto. Mereka yang seharusnya memisahkan kedua adiknya tersebut justru ikut terlibat dan bergelung diatas karpet.

Orangtua yang melihat kejadian tersebut menggeleng heran. Terlebih lagi Fugaku. Jika Naruto dan Kyuubi mungkin bukan hal yang aneh lagi, tapi bagi Itachi dan Sasuke itu adalah hal yang sangat tidak elit. Terlebih Itachi.

Ia tahu jika anaknya itu tetaplah seorang anak laki-laki normal yang tidak asing dalam pertengkaran antar saudara, tapi ini sungguh diluar akal sehat Fugaku. Maksudnya, hey, ayolah. Ia adalah seorang Uchiha, Itachi Uchiha.

Lelaki berumur 23 tahun yang terkenal akan kesempurnaan dan pembawaannya yang tenang. Seorang pengusaha muda yang telah sukses menjalankan banyak bisnis perusahan diusianya yang terbilang sangat muda dan menjadi incaran para wanita dari berbagai kalangan.

Tapi image itu hancur ketika ia melihat pemandangan di depan matanya. Kini yang ada di hadapannya hanyalah Itachi. Seorang bujangan yang tengah bergelut bersama sekumpulan pemuda hanya karena masalah sepele. Ironis. Inilah sesungguhnya kedok dibalik dua Uchiha bersaudara yang diagung-agungkan di luar sana.

Berbalik dengan Fugaku, sang istri, Mikoto justru berbinar. Ia bahagia ketika melihat dua anaknya yang biasanya kaku dan dingin itu akhirnya bersikap seperti seorang anak pada umumnya. Tidak sok dewasa dan tidak mau mengalah. Ia tersenyum haru.

Pertarungan masih berlanjut, hingga akhirnya, Kuashina memutuskan untuk melerai. Ia berdiri di depan mereka yang tengah saling menarik lalu tersenyum manis. Rambutnya berkibar layaknya sembilan ekor siluman rubah di film nartoto yang tengah booming akhir-akhir ini.

Pertarungan terhenti seketika, mereka menatap horor wanita paruh baya dihadapan mereka dengan pandangan sulit diartikan.

"Sudah selesai?" tanya wanita itu lembut.

Mereka semua langsung duduk berderet dengan rapi dan menunduk, tak berani menatap iblis berparas malaikat dihadapannya.

'Mati sudah.' inner mereka bersamaan.

BLETAK

BLETAK

BLETAK

BLETAK

Sebuah benjol terukir rapi diatas kepala empat laki-laki itu. Mereka meringis dan menatap lantai nelangsa. Kekuatan Kushina memang tidak bisa diremehkan, mengingat bahwa wanita itu adalah mantan ketua gangster ternama di Konoha sebelum akhirnya dipinang oleh Minato.

"Tidak bisakah kalian sedikit akur? Kalian ini sudah dewasa, terlebih kalian berdua," tunjuknya pada Kyuubi dan Itachi.

"Dia yang mulai!" mereka semua serempak menjawab.

Kushina menggeleng lelah, "Kalian berantakan hanya karena ludo? Sebuah permainan anak-anak bisa membuat kalian seperti ini? Asataga, kalian..."

Semua menunggu lanjutan kalimat Kushina. Memang benar, semua ini karena ludo. Pakaian rapi serta tubuh harum mereka kini compang camping bermandikan keringat. Jika saja Naruto tidak mengajak Sasuke bermain, ini tidak akan terjadi. Ingatkam mereka untuk menghapus ludo dari dunia setelah ini selesai.

Kushina masih belum melanjutkan ucapannya, wanita itu menunduk dalam dan tangannya terkepal. "Kalian.. Kalian.. KALIAN SUNGGUH LUAR BIASA!"

Itachi, Sasuke, Kyuubi, dan Naruto melongo mendengar ucapan Kushina. Mereka pikir mereka akan diceramahi, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Kushina berbinar, sorot matanya membara dan sangat antusias. "Seperti inilah jiwa muda! Selalu penuh semangat dan persaingan!"

Kushina berceloteh panjang yang direspon sama binarnya dengan empat pemuda itu. Minato yang sudah tidak tahu harus bagaimana lagi menunundukan kepalanya ke meja.

"Maafkan aku Fugaku.." ujar Minato merana.

"Hn."

Mikoto terkekeh sambil tersenyum manis. Pemandangan seperti inilah yang selalu ia dambakan. Semua terasa begitu nyaman dan hangat. Ingatkan Mikoto untuk lebih sering lagi berkunjung ke kediaman sahabatnya ini dan membawa kedua anak serta suaminya.

TBC

A.N :

Jujur aja, ff ini dibuat untuk tujuan melampiaskan rasa frustasi Upan ketika stok SN Upan menurun drastis T-T untuk status reader, Upan termasuk reader pemilih, bahkan ketika membutuhkan asupan pun masih sempat memilih, Upan hanya membaca cerita yang masuk dalam genre read Upan, reader yang menyebalkan memang. Meski gitu, Upan seorang writer yang menyelam dalam berbagi genre /plak/ maunya apa coba. Ya mau SasuNaru sama ItaKyuu lah /digiles/ tapi sungguh, Upan itu sangat mengidamkan SN dan IK sekarang. Semakin hari kian mereka semakin tenggelam dan jikapun ada maka perbedaannya terlalu signifikan dibandingkan dengan cerita-cerita yang pernah Upan baca. Upan bukan pendatang baru yang baru mengenal mereka, Upan reader jaman old. Anggap saja ini kita berbicara dari sudut pandang seorang reader oke, karena meski reader berpengalaman Upan tetaplah writer pemula. Perbedaan penulisan dari tahun ke tahun semakin berbeda, mungkin ini efek dari respon reader juga. Ntah lah. Intinya ini ff lahir karena rasa haus Upan yang sangat menyiksa ketika tak ada kuota namun membutuhkan asupan. Hiks, miris ya :'