Laut.
Summary : Bagaimana pendapatmu, ketika mendengar kata laut? Setiap orang memiliki pendapat yang berbeda, sedangkan bagi seorang wanita bernama Erza itu, laut memiliki arti yang intens baginya.
Rate : T
Chara : Jellal.F, Erza.S.
Genre : Hurt/comfort.
Warning : Gaje, typo, dll.
Fairy Tail bukan punya author, tetapi punya Hiro Mashima.
"Apa pendapatmu, ketika mendengar kata laut?"
Seulas senyum menghiasi paras cantiknya, yang sedari tadi nampam sendu. Dia tidak memikirkan berenang, menyelam atau menangkap ikan. Hanya terdapat dua kata, yang membentuk sebuah nama "Jellal Fernandes". Laut identik, dengan surai birunya yang nampak acak-acakan itu.
"Apa arti laut bagimu?"
Laut itu melambangkan ketenangan, hanya sebatas melihat dengan mata telanjang, kau bisa merasakannya. Laut itu indah, penuh warna-warni di dalamnya, dan begitu akrab dengan manusia.
"Apa kau membenci laut?"
Erza menggeleng pelan, karena di sana, di atas pantai putih bersih. Mereka saling membagi tangis, canda tawa, suka dan duka sepanjang masa. Seluruh kenangan mereka, terpatri di setiap ruasnya. Mana mungkin dia membenci, tempatnya tumbuh dan berkembang bersama sang suami.
"Laut itu luas. Sumber kehidupan makhluk hidup"
Benar, luasnya laut mengingatkan Erza, akan kasih sayang sang suami. Jellal adalah tempatnya bersandar, dimana dia mampu mendapatkan kenyamanan serta naungan, di kala badai menerpa. Dialah tiang keteguhan, di saat kebimbangan menyapa. Erza menghormatinya melebihi apapun.
"Laut mengukir segalanya. Laut menyimpan setitik demi setitik kenangannya bersama Jellal"
-ll-
Kaki telanjangnya menginjak pasir di atas pantai, menyelusuri sisi laut sambil merentangkan kedua tangan bebas, ditemani desiran angin lembut mengenai kulit putihnya yang terekspos. Iris itu memandang lautan di sebrang sana. Seketika, senyumnya memudar digantikan raut kesedihan.
"Hey Jellal, apa di surga sana ada laut seindah ini?"
Jika memang ada, maka bawalah aku pergi kapan-kapan.
Tamat
