BUTTERFLY [part 1]
.
.
CAST : KIM TAEHYUNG, JUNG HOSEOK
.
OTHER CAST : KIM SEOK JIN, PARK JIMIN, JEON JUNGKOOK, KIM NAMJOON, MIN YOONGI
.
.
Dunia ini seperti panggung sandiwara.
Kita hanya pemain.
Akan menjadi pemain protagonis atau antagonis itu pilihan.
Jika tak bisa menjadi salah satunya maka bisa jadi kita tak punya jati diri.
Menjadi jahat pun juga merupakan jati diri.
Tak ada orang jahat di dunia ini tanpa alasan.
Panggung dunia seperti halnya panggung sandiwara yang dipertontonkan di depan penonton. Ada cerita dan ada akhir.
Akan di buat sedih atau senang maka skenario yang berbicara.
Panggung teater merupakan hal baru bagi Hoseok. Namja bermarga Jung itu baru saja menginjakkan kaki jenjangnya di dalam ruang gedung megah ber AC tersebut dengan takjub.
Bangunan megah itu sangatlah lengkap dengan panggung lebar dan super besar ditambah kursi penonton yang muat untuk 500 penonton bahkan lebih.
Gedung teater Kyunghee University adalah gedung paling terkenal di kalangan mahasiswa. Bahkan tim teater maupun tim subteater seperti grup drama musical pun harus melalui beberapa tahap audisi agar bisa bergabung dengan mahasiswa berbakat lainnya.
Hoseok mahasiswa transfer dari jurusan seni di kota Daegu pun patut bangga dengan keberuntungan yang di dapatnya. Pasalnya Hoseok sering kali mengikuti kegiatan tari underground di kotanya dan bakatnya itu di lihat oleh salah satu sunbae dari Kyunghee dan di sarankan untuk transfer ke kampus bergengsi itu.
Hoseok patut berterima kasih terhadap puluhan piagam prestasinya yang bisa menggiringnya menuju Kyunghee dengan lancar.
Dan seperti sekaranglah. Hoseok melangkah masuk ke gedung teater di hari keduanya di Kyunghee. Transfer mahasiswa di saat semester sudah memasuki semester lima memang membuat Hoseok kerepotan. Jurusan seni di Kyunghee berbeda dengan kampusnya di Daegu. Disini bahkan lebih ketat dan pastinya jauh lebih berkualitas dalam segi pembelajarannya.
Hoseok bukanlah orang yang pandai berakting namun tawaran sunbaenya membuatnya menerima tawaran masuk ke Kyunghee.
Ya! Penari latar. Kalian pastilah tahu jika drama musical sarat akan nyanyian dan tarian dan tentu saja hal itu membutuhkan pemain latar dalam jumlah banyak dan Hoseok terpilih menjadi salah satunya.
Hoseok berjalan semakin dalam. Dilihatnya sedang ada latihan drama di atas panggung itu.
"Pangeran Rafael! Anda tidak bisa melakukan itu!".
"Tidak! Aku akan membalas dendam kepada Antoni! Dia sudah membunuh kekasihku Andrea".
Perhatian Hoseok tertuju kepada dua orang yang sedang berlatih di atas panggung.
Sepertinya akan ditampilkan pentas musical ala kerajaan britania.
Lengkap dengan para pasukan yang membuat ramai panggung.
Hoseok melihatnya.
Melihat namja yang berakting sebagai Pangeran Rafael itu.
Tingginya tak jauh berbeda dengannya. Wajahnya pun terlihat lebih muda darinya dengan rambut coklat berponi tebal yang turun menutupi dahinya.
Ekspresinya menyiratkan aura membunuh yang sangat bagus di bawakannya. Menjadi seorang pangeran yang kehilangan kekasihnya karena di bunuh. Dan itu sangat cocok di perankan olehnya. Wajah sedih, frustasi dan juga dendam terpancar jelas dari wajahnya.
Hoseok berdiri sedikit jauh dari samping panggung.
Banyak kru disana dan Hoseok tahu diri untuk tidak mendekati panggung yang penuh pemeran.
Namja itu terlihat sangat indah di mata Hoseok. Diremasnya tali ranselnya dengan kuat, menahan buncahan aneh di perut dan dadanya.
PUK!
Sebuah tangan besar mendarat di pundak Hoseok dan sontak Hoseok menengok.
"Ahh.. Annyeong Haseyo sunbaenim". Hoseok membungkuk sopan kepada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Kau sudah lama disini? Mengapa tak bergabung dengan yang lain di back stage?". Namja itu tersenyum manis. Sangat manis malahan.
Hoseok menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan kembali melihat namja indah yang sedang latihan di atas panggung itu.
"Hei.. kau melihatnya? Dia Taehyung. Pemain nomer 1 di sini. Akting dan penjiwaannya paling bagus". Namja disamping Hoseok menoleh kepanggung. Surai pirangnya bergoyang di bawah Beanie andalannya.
"Yoongi sunbae mengenalnya?". Hoseok berkata sambil tak lepas memandangnya.
Namja yang di panggil Yoongi itu hanya mengangguk.
"Yeah.. siapa yang tak mengenalnya di kampus ini? Dia terbaik disini". Yoongi berkata seraya mengangkat kantung gitar yang dibawanya.
"Biar saya bantu sunbaenim". Hoseok dengan sigap membantu Sunbae yang membuatnya berdiri disini dengan cekatan.
Yoongi tersenyum menatapnya.
Yoongi lantas memberikan gestur dengan tangannya untuk mengikutinya.
"Ayo ke backstage". Yoongi berjalan menuju sebelah kiri panggung.
Mata Hoseok tak lepas dari Sosok indah yang bernama Taehyung.
Dilihatnya namja itu tengah berakting menebas semua prajurit yang menghalanginya membunuh pangeran Antonio.
Hoseok menggeleng pelan dan fokus berjalan menuju back stage.
Suasanan back stage sangat lah riuh. Gelak tawa para penari latar dan pemeran lain membuat suasana sangatlah ramai.
"Hei hei lihatlah aku membawa anggota baru". Yoongi berseru untuk membuat yang lain memperhatikannya.
Hoseok meletakkan gitar besar itu bersender di dinding dan mulai membungkuk hormat kepada para pemeran lainnya.
"Annyeong haseyo. Jung Hoseok Imnida. Mohon bantuannya".
Hoseok tersenyum ceria dan sedikit canggung.
"Ahh selamat datang"
"Wah tampan juga"
"Jangan sungkan ya"
"Kau murid baru?"
Dan masih banyak lagi celetukan terdengar disana.
"Sstt.. dengarkan. Hoseok akan menjadi koreografer tim penari yang baru". Yoongi menjelaskan.
Apa?! Pelatih?
Sontak Hoseok menoleh ke arah Yoongi.
"Pelatih? Sunbae saya...".
"Sstt.. Hyung saja dan jangan terlalu formal". Yoongi tersenyum manis kepada Hoseok dan mengabaikan keterkagetan Hoseok.
Hoseok semakin tak mengerti. Ia akan menjadi pelatih tarian dalam drama musical kali ini.
Bahkan Hoseok tak paham jalan cerita drama musicalnya. Yang ia tahu hanyalah namja indah itu berlatih menjadi Pangeran Rafael
"Hey.. yosh selamat datang aku Namjoon pemeran King di drama ini, kurasa kau bisa menjadi koreografer yang baik untuk pementasan kali ini". Namjoon tersenyum hangat.
Hoseok mengerutkan kening, dan tersenyum canggung kepada namja pemilik nama Namjoon tersebut.
Hoseok melirik ke arah Yoongi dan mengisyaratkan sebuah kebingungan.
"Tunggu sunbae maksudku hyung, aku bahkan tak mengerti ini drama musical tentang apa. Dan juga mengapa tak mengatakan dari awal?". Hoseok melayangkan protes yang ia pendam sejak keterkejutannya muncul.
"Hyung kau memang belum memberitahunya?". Namja berambut merah dan tingginya tak jauh berbeda dengan Yoongi itu pun angkat bicara.
"Sudah ku duga pasti hyung memaksanya kan?". Seorang namja keluar dari kerumunan properti pakaian berumbai-rumbai di sebelah meja rias.
"Annyeong Jeon Jungkook imnida, pelatih koreo kami mengalami cedera dan Yoongi sebagai wakil ketua tim drama musical mempunyai tugas mencari pelatih". Namja bernama Jungkook itu tersenyum ramah lantas mengajak bersalaman Hoseok.
Hoseok tersenyum lantas menyambut uluran tangan namja bernama Jungkook tersebut.
"Jung Hoseok imnida. Oh jinjja? Yoongi hyung tak berkata apapun". Hoseok menatap Yoongi dan sebuah deheman keluar dari mulut Yoongi.
"Aku memang belum mengatakan semua padanya. Bukankah ini kejutan? Dia menari dengan sangat bagus. Hoseok coba kau tunjukan satu tarian sebagai pembuka perkenalanmu". Yoongi melipat tangan di dadanya dan berjalan mundur.
Semua yang ada disana mundur perlahan untuk menyaksikan tarian Hoseok.
Hoseok mengangguk.
Diletakkannya tas ranselnya di lantai agak jauh. Hoseok menarik nafas pelan dan dihembuskannya dengan pelan.
Saat kau melakukan apapun dari hati maka yang terlihat adalah suatu ketulusan.
Gerakan tubuh tak bisa membohongi suasana hati.
Bahkan matapun mampu menipu namun gerakan tubuh akan memperlihatkan apa yang sedang kita rasakan.
Tubuh Hoseok meliukkan sebuah gerakan tarian yang indah. Tangan panjangnya melambai indah.
Bukan sebuah tarian modern kontemporer yang di tampilkan melainkan gerakan perpaduan antara keluwesan dan sebuah gerakan isyarat tentang seseorang yang sedang jatuh cinta.
Tarian perpaduan kelembutan dansa dan keanggunan ballet menjadi satu di pertunjukan kecil itu.
Mata sipit dari seorang namja berambut coklat itu menatap ke arah Hoseok.
Bukan tatapan takjub seperti yang di tunjukan orang-orang di ruangan itu. Tapi hanya tatapan datar khas seorang Taehyung yang memang pada dasarnya dikenal dingin tersebut. Taehyung diatas panggung dengan dibelakang panggung merupakan dua pribadi berbeda. Jika diatas panggung dialah pemilik 1000 ekspresi namun jika di balik layar Taehyung tetaplah pemilik 1 ekspresi. Flat face.
Gerakan membungkuk dari Hoseok menjadi akhir pertunjukannya.
Tepuk tangan meriah menggema diruangan itu.
"Daebak Daebak". Namja berambut almont itu bertepuk tangan lantas mendekati Hoseok.
"Annyeong Kim Seok Jin imnida. Aku ketua tim Drama Musical disini. Kau hebat. Yoongi memang pandai menemukan orang berbakat sepertimu". Namja bernama Kim Seok Jin itu menepuk pelan pundak Hoseok.
Hoseok tersenyum canggung.
"Gamsahamnida sunbaenim". Hoseok membungkup hormat kepada ketua tim drama berwajah kalem tersebut.
Seok Jin tertawa senang dengan hasil kerja Yoongi yang bisa menemukan seorang pelatih baru yang sangat berbakat itu.
"Park Jimin dan Jeon Jungkook koordinir anggota penari latar untuk segera bersiap dan diskusikan gerakan koreo baru dengan Hoseok. Dan kau Namjoon diskusikan kembali beberapa dialog kalian dengan Taehyung". Seok Jin mengorganisir anggotanya untuk bersiap berlatih kembali.
"Yoongi tolong kau sempurnakan music dibagian peperangannya. Dan lainnya kembali pada posisi kalian!". Teriak Seok Jin.
"SIAP!". Teriakan semangat membahana di dalam ruang tersebut.
Seok Jin tersenyum kepada para anggotanya.
Dan mengangkat tangannya menunjukkan gestur "mari bekerja keras" kearah Hoseok.
Taehyung bangkit dari posisinya yang bersandar di tembok lantas kembali ke panggung.
Hoseok menatapnya, tak mengerti oleh wajah datar Taehyung.
"Jangan kaget. Dia king of flat disini". Namja berambut merah yang bernama Jimin itu memberikan pemakluman kepada Hoseok.
"Apa dia memang seperti itu?". Hoseok bertanya sembari mengikuti langkah jimin menuju panggung.
"Ya.. kami bahkan tak pernah tahu apa yang dipikirkan dan siapa dia. Yang kami tahu dia mahasiswa semester 3. Lolos audisi di ekstra teater dengan nilai tinggi dan.. dan tak ada lagi". Jimin menjelaskan panjang lebar.
Jimin sosok yang ramah. Siapapun akan disapanya. Tak terkecuali saat ia melewat Taehyung dan hanya di balas anggukan tanpa ekspresi dari Taehyung.
Hoseok berdiri tak jauh dari tempat Taehyung berdiskusi dengan Namjoon.
Namja berwajah flat itu lebih banyak mengangguk dari pada mengeluarkan suara untuk sekedar menanggapi perkataan Namjoon maupun Jin.
Pandangan Hoseok teralihkan kepada naskah skenario yang disodorkan oleh Jimin.
"Drama ini berjudul Butterfly, Kisah cinta Pangeran Rafael dengan Putri Andrea dan berakhir tragis. Pangeran Antonio berniat membunuh Rafael tapi justru di selamatkan Putri Andrea dan yah.. Putri Andrea yang terbunuh. Kau pahamkan jika ini cerita sedih?". Jimin menjelaskan dengan menunjukkan bagian skrip tersebut pada Hoseok.
Hoseok mengangguk paham. Saat ini yang di butuhkan adalah menyelaraskan musik dengan gerakan tariannya.
"Aku tak melihat pemeran Andrea disini". Hoseok melihat sekeliling panggung untuk menemukan pemain lain selain pemeran inti.
Jimin menggeleng.
"Tidak ada. Kami memang tak memasukkan pemain perempuan di dalam drama musical ini." Hoseok mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Jimin.
Tak ada pemain perempuan?
Dan Hoseok sekarang sadar bahwa didalam ruangan ini berjenis kelamin sama dengannya.
"Benar juga, aku bahkan baru menyadarinya. Apa ini juga ide Yoongi sunbae?". Hoseok mendudukkan dirinya disamping tape sound seraya membolak balikkan skenario berhalaman 50 lembar itu.
Jimin duduk disamping Hoseok sambil menyaksikan Jungkook dan beberapa temannya melakukan gerakan-gerakan pemanasan.
"Ini ide Taehyung". Jimin mengangkat bahunya.
Hoseok sontak menolehlan kepalanya ke arah Jimin.
"Taehyung? Dia?". Jari Hoseok reflek menunjuk kepada Namja yang tengah berteriak frustasi menghayati perannya.
Jimin mengangguk dan itu membuat helai rambut merahnya melambai.
Dari kejauhan terlihat Yoongi berlarian menuju arah mereka.
"Musiknya siap. Hoseok kau tinggal sesuaikan saja dengan musiknya. Aku pergi dulu". Yoongi menyerahkan flashdish berwarna hitam ke tangan Hoseok. Sebelum pergi Yoongi masih sempat mengelua kepala Jimin lantas lari kembali ke belakang panggung.
Jimin menggaruk belakang kepalanya dengan salah tingkah saat Hoseok menatapnya dengan pandangan bingung.
"Hyungmu?". Tanya Hoseok mematahkan praduganya.
"Kekasihku". Jimin membenarkan lantas tersenyum lebar membuat mata sipitnya terlihat segaris.
Hoseok melebarkan matanya. Dugaannya benar bahwa disini kehidupan gay sudah membudaya termasuk perasaan aneh yang menyelimuti hatinya saat ia menatap Taehyung.
Bagi Hoseok, Taehyung layaknya kupu-kupu indah yang terbang diatas langit. Sulit sekali memdekatinya bahkan Hoseok menjadi bunga pun belum tentu Taehyung akan tinggal dan memandangnya.
Bagi Hoseok, Taehyung bukanlah manusia flat alami. Tapi itu lebih kepada Taehyung sedang memendam sebuah masalah. Ntah apa.
Latihan hari ini dilakukan sampai menjelang malam. Saat senja mulai turun, ketua tim drama musical membubarkan para anggotanya untuk segera pulang.
Hoseok mengelap keringatnya dengan handuk putih favoritnya. Hadiah ulang tahun appanya.
Hoseok melirik jarum jam di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 6 petang dan gedung teater sudah tampak lengang dengan satu persatu mahasiswa pulang.
Hoseok berjalan keluar gedung tersebut sambil menggenggam botol air mineral saat mata hazelnya menatap siluet Taehyung berdiri di samping pilar gedung. Seperti menunggu seseorang.
Hoseok berjalan mendekat.
"Hey.. kau Taehyung kan?". Hoseok menyapanya pelan agar Taehyung tak kaget oleh kejadirannya.
Wajah datar itu. Terpasang pekat di wajah manisnya. Menandakan ketidakminatannya pada seseorang yang mengajaknya bicara.
Hoseok menyodorkan air mineralnya saat sebuah Audy keluaran terbaru memasuki halaman gedung teater dan berhenti di antara mobil yang terparkir di halaman luas tersebut.
Taehyung berlari kearah mobil tersebut dan sekaligus si pemilik mobil keluar.
Namja itu Sangat cantik. Wajahnya mirip dengan Taehyung. Sangat keren dengan jas casual dan celana jeans yang melekat di tubuh seksinya.
Namja itu membukakan pintu untuk Taehyung lantas pergi menjauh menyisakan Hoseok yang tangannya menggantung saat akan menyerahkan botol minumannya ke Taehyung.
"Terlambat.. tapi aku seperti mengenal pria tadi. Tapi dimana ya...". Hoseok menggelengkan kepalanya lantas meminum habis air mineralnya dan melempar botolnya ke arah tong sampah.
Kakinya melangkah ke arah motor sportnya dan memacunya untuk pulang kerumah. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karna seharian membuat koreografi untuk penari drama musikal.
.
.
.
(Tbc)
Note :
Terima kasih buat para pe-review ff saya kemarin2… saat ini saya dalam proyek FF Butterfly beruntun… mohon dukungannya.
Review kalian sangat saya butuhkan.
Gomawo Dear^^
