"aku ingin hubungan aneh ini berakhir!"
Senyum damai Seungkwan yang tengah menikmati desau angin dipinggir sungai Han hilang dan tergantikan mimik wajah datar, bibir tipisnya menyahut tak minat"terserahlah."
Hansol menukikan alis, merasa heran akan tanggapan kekasih manisnya yang terlihat tak peduli"Cuma seperti itu tanggapanmu, jadi selama ini kau tak memiliki rasa apapun selama menjalani hubungan aneh ini denganku?"
Seungkwan mendesah sembari mengusap wajah lelahnya, "Kau lebih tau dari siapapun bagaimana perasaanku, Han!?"
Pemuda dihadapannya ternganga bingung, "Sudahlah, aku juga bosan dengan sikapmu yang tak pernah merasa cemburu saat aku bersama laki-laki atau gadis lain!"
Decakan dan sentuhan cepat, Ia menarik kerah Hansol dan memberi kecupan ringan di ujung bibir pemuda tersebut."Anggap saja ini hadiah perpisahan. Hansolie"
"Apa, tapi aku...be!"
Seungkwan spontan menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya dan berteriak."Kembalilah jadi lelaki normal, pacaran saja sana dengan banyak wanita dan lupakan aku dengan perasaan aneh ini!"
Terlihat Hansol menggeram frustasi, menendang udara kosong dan sesekali menggerutu bak orang kebingungan, niatnya hanya bercanda tetapi sialnya Ia sangat lupa kekasih cerianya selalu menganggap apa yang berkaitan dengan perasaan adalah nyata dan bukan candaan. Laki-laki yang mengerikan tetapi sialnya Ia sangat mencintai laki-laki itu. "Tunggu saja!"pekiknya nyaring lalu berbalik pergi dan menjauhi Seungkwan yang memang telah jauh dari jangkauan matanya.
.
.
.
Ini hari minggu untuk pertama kalinya Hansol merasa bosan setengah mati biasanya Ia akan disibukan dengan sms dari kekasihnya tak peduli hanya sekedar pesan tak penting, jika dilihat dari dekat dibawah matanya terdapat kantung mata. Ia tidak tidur semalaman, akibat dari omong kosongnya tak pelak memberi dampak tak baik bagi dirinya. " Sial kau, Boo!"gerutunya sengau, dengan malas ia bergerak dan bersiap untuk mandi.
Kurang dari 10 menit Ia telah rapi dengan pakaian atas kebawah yang nampak casual namun tetap pas dengan tubuhnya, melirik sebentar ke arah jam tangannya masih kurang dari 30 menit, tepat jam 9 pagi itu adalah jadwal paginya berlatih dengan eskul bandnya berlokasi di gedung sekolah, andai saja ia hanya sebagai anggota biasa tak masalah namun nyatanya ia seorang drummer dan posisi itu adalah hal utama dalam lingkaran band. Harapannya Ia bisa melihat Kekasih ah tidak mantan kekasih tak resminya ada disana, untuk apa ia berharap tentu saja untuk meluruskan segalanya.
Usai memanaskan motor sportnya, tanpa lupa membawa stik drum, Ia siap berangkat dan meninggalkan pelataran rumahnya yang sepi namun sejuk karena sepanjang halaman di kelilingi pepohonan dan bunga-bunga yang di tanam secara langsung oleh ibu tersayangnya.
Beberapa meter didepan Ia melihat seorang gadis cantik berwajah blasteran melambai dengan senyuman manis dibibirnya, jika tak ingat rambut pirang uniknya Ia sudah mengira itu adalah kekasih tercintanya dalam versi khayalannya. "Hei, Hansol! Aku ikut denganmu, bolehkan?"
Sudah terlanjur berhenti mau tak mau Ia mengiyakan."Silahkan"tanggap Hansol sekenanya.
.
"Kwan?"
"ada apa, Dk-hyung?"
Lelaki pemilik senyum charming itu menatap Seungkwan heran. Merasa aneh akan sikap Seungkwan yang cuek jauh dari kebiasaanya."Kau dan Hansol baik-baik saja kan?!"tebaknya tepat sasaran, dan tahu-tahu mereka berpapasan dengan Hansol yang berjalan beriringan dengan seorang gadis yang jika DK tak salah ingat bernama Keyla Laven.
"aku buruk-buruk saja DK-hyung tapi kalau kondisi Hansol bisa kau lihat sendirikan."jawab Seungkwan membuat Dk specheels tanpa berniat menahan membiarkan Seungkwan berlalu songong mengabaikan Hansol yang menatapnya seolah sedang sembelit, rasa prihatinlah yang muncul dibenak Dk. Memberi sign peace ke arah Hansol lalu kabur begitu saja tak membiarkan Hansol berkata sepatah kata kepadanya dirinya.
"Solie, ada apa dengan mereka berdua?"tanya Keyla, gadis itu nampak bertanya-tanya. Hansol menatapnya."Aku pergi dulu, dan kalau eskulmu sudah selesai kau bisa pulang dengan taksikan?"
Walau tak ingin Keyla memilih mengangguk dan melambai cepat saat Hansol meninggalkannya di tengah koridor sendirian, malas berpikir ia langsung menuju ruang klubnya itu klub basket.
.
Tap Tap Tap
Langkah Hansol menggema sepanjang koridor yang sepi, itu hal wajar karena eksul dilakukan secara berkala setiap kelas perharinya akan berbeda maka dari itu hanya segelintir orang yang datang dari 5 kelas yang ada.
Siluet mungil Seungkwan tertangkap dimata tajamnya, menyipit sedetik meyakinkan diri bahwa itu memang Seungkwannya."Boo! YAK! BONOONIE!"
Matanya mengerjap berkali-kali, apa Ia tak salah lihat langkah Seungkwan kenapa semakin cepat saja. Sampai Ia harus berlari untuk dapat mengejar pemuda mungil itu dan menangkap jemarinya seperti sekarang yang tengah Ia lakukan. "YAK! Boo, kenapa kau lari. Kau pikir kita sedang lomba balap lari huh?!"protes Hansol.
"Mau apa lagi?"
"Aku mau meluruskan kesalahpahaman tadi malam, Boo."pungkas Hansol puas saat Seungkwan menghentikan langkahnya bahkan mau memandang wajahnya.
"salah paham kepalamu, pergi sana!"usir Seungkwan tegas, Hansol merasa gemas. Mengusir dirinya tapi bahkan jemarinya tidak mau lepas dari genggaman tangannya.
"yakin nih?"iseng Hansol, ia menyeringai geli. Seungkwan mendengus kali ini menepis jemari Hansol dan mulai melangkahkan kakinya lagi.
"aku saja yang pergi."
"duh, kemana sih My Boo Bae yang cerewet itu?!"
Seungkwan mendecih,"jadi selama ini aku bertingkah cerewet begitu?"
Duh salah lagi, Hansol keceplosan. "Boo, jangan marah donk. Aku tau seberapa besar sayangmu. Aku juga tau seberapa besar memerlukanmu. Jadi, jangan pergi. YAK! BOO SEUNGKWAN!"
"HANSOLIE!"
"Ya!"sahut Hansol bahagia.
"MATI SANA!"Dan senyuman Hansol semakin lebar, ia berlari dan memeluk kekasih mungilnya dari belakang dengan erat lalu berbisik. "I Love you too, Boo."
END.
Lagi, Gila Verkwan nih. Muehehe. Disini apa ada yang mulai jadi Carat? Bersedia untuk Review, kekeke.
