Kim Jongin

Do Kyungsoo

Typo bertebaran

Kaki Kyungsoo melangkah menuju apartemennya. Jam menunjukkan angka 8 malam.

"Hah~" Kyungsoo menghela nafasnya. Kegiatannya di sekolah hari ini benar-benar menguras tenaga karena sekolah Kyungsoo mengadakan acara tahunan dan dia salah satu panitianya.

Kyungsoo tadinya akan naik bus agar cepat sampai ke rumahnya tapi Kyungsoo tidak mau menunggu karena tubuhnya sudah lelah dan ingin cepat tidur di tempat tidurnya yang empuk, jadilah Kyungsoo berjalan.

Dulu jika Kyungsoo terlihat berjalan kaki ketika pulang begini 'orang itu' akan tiba-tiba ada disampingnya dengan motornya. Menawarinya tumpangan yang pasti ditolak Kyungsoo namun 'orang itu' tetap memaksa hingga akhirnya Kyungsoo akan naik di motornya dan mengantarnya pulang.

Kyungsoo menghentikan langkahnya. Jalanan sepi jadi dia tidak akan dimarahi karena berhenti dan menghalangi jalan orang lain. Kyungsoo menggigit bibir bawahnya ketika lagi-lagi teringat 'orang itu', orang yang menyebalkan tapi berarti baginya.

Mata Kyungsoo berkaca-kaca setiap mengingat orang yang sama. Mencoba menahan tangis Kyungsoo kembali melangkah dan mempercepat langkahnya agar segera sampai rumah dan melepaskan tangisnya di kamar.

Sesampainya di rumah Kyungsoo disambut ayah juga ibunya yang sedang menonton tv di ruang tv.

"Pulang larut sekali Kyungsoo?" tanya Ibu Kyungsoo sambil menghampiri anaknya yang baru meletakkan sepatunya di tempatnya.

"Aku lupa bilang bu, sekolah sedang ada acara tahunan untuk beberapa hari ini dan aku jadi salah satu panitianya jadi aku akan pulang telat beberapa hari ini." Kyungsoo menjawab dengan jelas.

"Ah begitu kah? Ya sudah kau segera bersihkan tubuhmu lalu makan ya, kau pasti lelah sekali."

Kyungsoo tersenyum, "Baik bu."

Setelah membersihkan tubuh dan makan kini Kyungsoo duduk di balkon kamarnya seraya menggenggam ponselnya. Memandangi foto 'orang itu' di galeri ponselnya. Foto-foto yang Kyungsoo ambil secara diam-diam karena dia terlalu malu untuk mengambil foto terang-terangan, dia selalu mengejek 'orang itu' jelek dengan kulit tannya dan tidak menarik. Padahal dalam hati Kyungsoo memujanya betapa tampan dan gagahnya dia dengan kulit tannya itu. Kyungsoo memandang langit untuk menemukan bulan yang bersinar terang juga bintang yang tersebar dilangit malam ini.

Airmata sudah tidak bisa ditahan lagi. Kyungsoo sudah sangat merindukannya. Hampir satu tahun mereka berpisah jarak yang sangat jauh. 'Orang itu' hanya beberapa kali mengiriminya kabar karena mereka sama-sama sibuk belajar.

"Kim Jongin.." Kyungsoo mengusap wajah 'orang itu' dilayar ponselnya.

"Aku merindukanmu.. Hiks.." Kyungsoo akan selalu begini setiap melihat bulan, menurutnya Jongin seperti bulan karena bisa menyinari Kyungsoo yang dulunya seperti malam, kelam dan tidak tersentuh.

Kyungsoo memeluk kedua kakinya yang dia tekuk didepan dada. Menenggelamkan wajahnya disana dan melepaskan isakkannya.

Terakhir Jongin mengiriminya pesan adalah bulan lalu dan sampai sekarang belum ada pesan lagi darinya. Kyungsoo sudah mencoba mengiriminya pesan dan beberapa kali menelepon waktu itu tapi nomornya tidak aktif. Jongin sekarang sedang ada di London karena terpilih untuk mewakili sekolah dalam pertukaran pelajar. Pikiran bahwa Jongin sudah menemukan yang lain di London sana kembali terlintas.

Drrrttt dddrrrttt

Kyungsoo mengangkat kepalanya dan menatap ponselnya.

Jongin's calling

Mata Kyungsoo melebar tak percaya. Segera diangkatnya panggilan itu dan mendekatkan ponselnya ditelinga. Menggigit bibirnya untuk menahan isakan.

'Halo..'

Kyungsoo meremat ujung bajunya mendengar suara Jongin. Suaranya tidak berubah, masih membuat jantung Kyungsoo berdetak abnormal. Ya Tuhan Kyungsoo rindu sekali pada Jongin.

'Kyungsoo? Kau disana kan?'

"Y-ya.."

'Kau sakit? Dari suaramu kau tampak sedang tidak baik-baik saja.'

"T-tidak.. A-aku baik.." Kyungsoo masih berusaha menahan isakannya.

'Kau tidak bisa berbohong padaku Kyungsoo. Aku tahu dirimu, jadi katakan padaku kau kenapa? Ada yang mengganggumu di sekolah?'

"Hiks.."

Hancur sudah pertahanan Kyungsoo, dia tidak bisa menahan isakan lagi.

'H-hei Kyungsoo kenapa kau menangis?' terdengar suara itu berubah panik.

"I-ini karenamu.. Hiks.."

'Aku? Kenapa?'

"A-aku merindukanmu.. Terakhir kau mengirimiku pesan bulan lalu.. D-dan sampai tadi kau tidak bisa kuhubungi sama sekali.. Hiks.. K-kalau sudah ada yang baru katakan padaku.. Hiks.. Jangan gantungkan aku begini sedangkan.. Se-sedangkan kau bisa berduaan dengan yang lain.. Hiks.." Kyungsoo pun menumpahkan keluh kesahnya.

'Jangan menangis sayang.. Maafkan aku ya yang tidak mengabarimu sebulan ini, aku menonaktifkan ponselku untuk fokus belajar karena ujian. Hei! Bagaimana kau bisa berpikiran bahwa aku sudah ada yang lain Kyungsoo? Meskipun wajahku ini memang seperti playboy kau kan tahu kalau aku hanya mencintaimu. Kau meragukanku?..'

Blush

Pipi Kyungsoo bersemu merah mendengarnya. "Ja-jangan mengacaukan suasana Kim Jongin! Huweee..."

'Aih diberitahu malah begitu, kekekeke. Aku tidak punya yang baru Kyungsoo. Aku hanya setia padamu saja. Percayalah..'

"Hiks.. B-baiklah.."

'Aku juga merindukanmu Kyungsoo. Aku malah takut kau yang berpaling dariku. Aku takut kau tidak bisa menungguku dan berpaling dengan yang lain. Kau berharga untukku.' suara Jongin berubah lesu.

"Hiks.. Kau juga berarti bagiku Jongin.. Kalau tidak ada kau, aku pasti tidak akan bisa seperti sekarang.. Kau seperti bulan bagiku karena aku adalah malam yang kau terangi.. Tanpamu bulan, malamku akan gelap dan tidak berarti.. Hiks.. Aku sungguh merindukanmu Kim Jongin.. Huweeee... Kapan kau kembali?"

'Wah aku merasa terharu, ternyata aku seberarti itu bagimu kekekeke.. Sudah sayang jangan menangis terus nanti matamu bengkak, besok kau masih ikut acara tahunan kan?' Jongin menghindari pertanyaan Kyungsoo.

"Bagiamana kau tahu?" tanya Kyungsoo dengan suara menyelidik.

'A-aku diberitahu Chanyeol tadi.'

"Jadi kau menghubungi Chanyeol dulu bukan aku? Hiks.." Kyungsoo terisak lagi karena dia bukan yang pertama ditelepon oleh Jongin setelah sekian lama.

'B-bukan begitu Kyungsoo aku ada perlu dengan Chanyeol jadi aku menghubunginya lebih dulu. Yang terpenting aku menghubungimu bukan?' Jongin jadi gemas sendiri dengan Kyungsoo sekarang.

"Hiks.. Ya sudah lupakan itu.. Kau belum menjawab pertanyaanku, kapan kau kembali?"

Terdengar suara helaan nafas berat, 'Masih bulan depan sayang.. Tunggu aku ya.'

"Tapi aku rindunya sekarang.. Hiks.."

'Bersabar ya. Sudah larut kan disana, nah sekarang naik ke tempat tidurmu.'

Kyungsoo beranjak dari balkon dan memasuki kamarnya dengan tidak lupa menutup pintu balkonnya, lalu berbaring diatas tempat tidurnya.

"Jangan tutup teleponnya aku masih ingin mendengar suaramu.. Nyanyikan sebuah lagu untukku ya.."

'Baiklah, tapi kau tahu kan suaraku tidak sebagus itu.'

Lalu Jongin mulai menyanyikan lagu penghantar tidur untuk Kyungsoo.

Fin

ini ff pertama jadi pasti banyak kekurangannya, mohon dimaafkan ya