halo! aku Mikasa-san05! Author baru! kalian boleh memanggilku Mikasa!

Rin: nambah deh Author sarap-nya...

Mikasa: Rin jahat banget, kan aku baek baek ngomongnya...T.T

Rin: iya iya maaf, desclaimer sono!

Mikasa: ha'i desu!


Desclaimer: Vocaloid bukan punya Mikasa, Mikasa cuma punya fic ini doang!

Warning: typo, gaje, angst gak jadi, Authornya masih newbie, OOC, OOT, dan lain lain

.

.

.

.

Enjoy and Happy Reading!


Aku tahu...

Kita hanya berteman...

Tapi...apakah salah, jika aku...mencintaimu?

Aku tahu...

Kau sudah memiliki orang lain yang nyatanya bukan diriku

Tapi...apakah salah, jika aku masih mengharapkanmu?


Rin POV

Hari ini...hujan turun dengan derasnya, membasahi kota Tokyo. Aku mulai berjalan ke sekolah dengan payung kuning milikku. Oh iya...Perkenalkan, namaku Rin Kagamine, umurku 14 tahun, dan bersekolah di Crypton High School. Dan sekarang aku menduduki kelas 3-A! Hohoho...hebat bukan?

Aku memang pintar dalam pelajaran...tapi soal cinta? Aku payah...

Kenapa aku bisa berkata seperti itu?

Yap, aku memang payah soal cinta, buktinya...aku mencintai...temanku sendiri, ironis bukan?

HEI! Aku gak yuri! Temanku laki-laki! Namanya Len Kamigane, dia sekarang berada di kelas 3-C, dan dia adalah teman terdekatku...aku pikir...dia menyukaiku, karena dia selalu baik padaku...

Tapi...dugaanku salah, dia sama sekali tak menyukaiku...justru dia menyukai Tei Sukone, teman sekelasku. Bahkan mereka kini sudah resmi pacaran, dan aku sering sekali di ajak Len untuk menemaninya kencan dengan Tei.

Aku menerimanya ajakannya, walau sebenarnya...di dalam hatiku, aku ingin sekali menangis...tapi tidak apa-apa! Demi orang yang aku sukai, aku akan melewati masa itu dengan penuh senyuman, senyuman palsu yang sebenarnya di penuhi dengan sakit yang mendalam.

Sekarang, aku sudah sampai di gerbang Crypton High School, dan aku...melihat Len dan Tei berjalan bersama di dalam satu payung, yap...satu payung berdua, dan...setelah melihat itu, aku hanya bisa tersenyum sambil menahan air mataku yang hampir keluar ini...

Dan aku berjalan melewati mereka, aku menutupi mukaku dengan payung kuning-ku ini, aku tidak ingin menangis di hadapan Len, aku harus kuat...dan tegar...aku ingin selalu tersenyum di hadapan Len, dan aku...tidak ingin Len melihatku dengan keadaan seperti ini...

Setelah aku melewati mereka, aku berjalan menuju kelasku...dan disana aku sudah di sambut dengan ramah dengan ke-4 sahabat ku, yaitu Miku, Luka, CUL, dan Piko.

"ohayo Rin-chan!". Ucap Miku

"ohayou dengan keadaan hujan! Rin-chan!". Ucap CUL sambil menunjukkan senyum kerennya

"ohayou...Rin-chan". Ucap Luka

"ohayou...Usagi-chan!". Ucap Piko

"ohayou, minna...dan Piko! Jangan sebut aku usagi! Bodoh!". Ucapku

"Rin...kenapa matamu sembab begini?". Tanya Miku

Oh! Aku lupa...aku sempat menangis tadi setelah melihat Len dan Tei, dengan cepat aku menghapus air mataku dengan tanganku.

"ahh...tadi...aku ketetesan air hujan karena payung-ku terlalu kebelakang...hehehe...". ucapku

"aku tahu...kau...habis menangis kan Rin-chan?". Tanya Luka

Oh...Luka, kenapa kau tahu? Kenapa kau begitu jenius?

"ti-tidak, aku sudah bilang kan? Ini ketetesan air hujan...". ucapku meyakinkan

"kalau kau ketetesan air hujan, pasti pita putihmu juga ikut basah...jangan membodohiku...Rin..". ucap Luka serius

"baiklah...aku mengaku kalau aku habis menangis, ini karena...aku tidak mau kalian semua jadi sedih karena aku...". ucapku sambil menunduk kan kepalaku

"ini semua gara-gara Len! Berani beraninya dia bikin Rin jadi nangis begini!". Ucap Piko dan CUL

"jangan menyalahkannya! Dia tidak salah!". Ucapku membela Len

Tiba-tiba Tei datang dengan lagak yang agak sombong, meneteng tas punggung Teddy Bear-nya dengan angkuh, dan dia menatapku dengan tatapan kesal.

"minggir kalian, mengganggu jalanku saja! Kalo ngobrol jangan di tengah jalan dong!". Ucap Tei

Aku, Miku, CUL, Luka, dan Piko hanya memberi jalan pada Tei, Luka hanya menatap Tei dengan tatapan mematikannya, dan entah kenapa aku juga mengikuti Luka, aku kan tidak ingin memberikan deathglare pada Tei...

"cih...deathglare kalian takkan mampu menandingiku, kau iri bukan? Nona Kagamine? Melihat aku berpacaran dengan Len?". Ucapnya sambil menatapku

Aku hanya diam, Tei benar...aku iri padanya, aku sangat ingin berada di posisi Tei...berharap Len yang menyayangiku sebagai kekasih...bukan sebagai teman ataupun sahabat...

"aku benar kan? Cih gadis bodoh...makanya...jangan modal otak doang! Modal tampang juga penting! Dada jangan pettan!". Ucap Tei mengejekku

Tolong...sebut aku apa saja, asal jangan dadaku yang pettan ini, kulihat CUL juga meremas tangannya dan menatap Tei dengan tatapan marah, dia juga sama marahnya denganku.

"cukup, jangan menghina Rin, aku tahu kau bangga dengan dadamu yang lumayan itu! Tapi jika dibandingkan dengan dada Luka? Oh...kau ketinggalan jauh nak! Cih...masuk kelas A dengan sogokan saja bangga!". Ucap Miku sambil ber-decih-ria

Luka yang mendengar namanya disangkut pautkan itu hanya menatap Miku dengan muka memerah, aku hanya menundukkan kepalanya dalam dalam, CUL hanya melongo dengan ucapan Miku, sedangkan Piko hanya melongo sambil meneteskan air liur yang banyak.

"jangan bangga dengan Megurine ya! Kau sendiri? Pettan gitu!". Ejek Tei

"aku pettanko, tapi aku bangga! Dan menghargai apa yang diberikan tuhan padaku, dada boleh pettan! Tapi wajah harus moe! Gak kayak kamu! Moe dibuat-buat, Cuma tampang moe dihadapan Len, tapi tampang iblis di belakang! Apaan tuh?!". Ucap Miku yang sukses membuat Tei kicep 100%

"AP-".

TEET TEET

Kasihan Tei, mau marah tapi ga jadi soalnya bel masuk udah mau bunyi, Tei pun langsung masuk dan membicarakan sesuatu kepada Miku, entah apa itu aku tak tahu...

Normal POV

Tei dengan kesalnya masuk ke kelas dan membisikkan sesuatu ke telinga Miku.

"kita belum selesai! Miku Hatsune!". Ucap Tei dengan ketus tapi pelan

Miku hanya memasang wajah datar dan sinis, seperti tak mau kalah...

"cih...kau pikir aku takut?". Ucap Miku sambil melipat kedua tangannya di depan dada

"apa yang Tei katakan padamu Miku?". Tanya Luka

"ahh...tidak...Cuma sliweran burung berkicau tak dikenal...ayo masuk, sensei dateng baru tahu rasa lho!". Ucap Miku santai, dan tidak mempedulikan ancaman Tei


Istirahat

Di kelas, Rin, Luka, CUL dan Piko sedang berbincang-bincang, dan terdapat sela-sela tawa yang berasal dari suara Rin, yap...Rin jika sudah tertawa akan sangat membisingkan telinga, padahal di kelas itu sepi, hanya mereka saja.

"eh? Mana Miku? Kok daritadi belum balik juga?". Tanya Rin sambil memakan sashimi-nya

"iya, aneh banget...cuci tangan aja sampe sekarang belom balik". Ucap CUL sambil menyeruput soda yang barus saja dia beli

"aku...mendapat firasat buruk...Miku...pasti di-bully". Ucap Luka sambil menopang dagu-nya

"di-bully? Tapi Dengan siapa?". Tanya Piko

"tentu saja komplotannya Tei, Tei pasti masih dendam dengan Miku". Jawab Luka

Rin hanya memasang wajah khawatir, gara-gara dia, Miku jadi dalam bahaya...badan Rin jadi gemetar, dan meremas sumpit yang di pegangnya...

"sudah...bukan salahmu kok...". ucap Luka menenangkan Rin

"tenang aja bro! Jangan tegang gitu...mana ada yang berani mem-bully Miku?". Ucap CUL

"ta-tapi...". ucap Rin membantah

"hahah...kau lupa ya? Miku kan di juluki si-Ratu Karate! Mereka aja yang tolol! Gak tahu siapa Miku!". Ucap CUL

"haah...aku...lupa...". ucap Rin sambil menghela nafas lega

"nyante aja! Kita tunggu siapa yang babak belur nanti!". Ucap CUL meyakinkan

Ucapan CUL tadi menambah kepercayaan Rin, Rin percaya jika Miku nanti tidak akan kenapa-napa...dan Rin kembali memakan sashimi dan sushi-nya dengan senyuman lebar di bibirnya.


Di tempat Miku

"nona Hatsune sedang apa? Membasuh tanganmu yang kotor itu ya?". Ucap Tei dengan nada mengejek

"kau lagi, masih belum puas hah? Dan siapa lagi mereka ini! Ngapain pake bawa pisau, sapu, kapak segala?". Tanya Miku nyante

"tentu saja memberimu pelajaran yang tak terlupakan~habisi dia!". Ucap Tei

"cih...sudah kubilang, aku takkan pernah takut denganmu!". Ucap Miku

Keempat komplotannya itu menyerang Miku dengan senjata yang di pegang mereka masing-masing, tapi dengan mudahnya Miku menghindar dan dengan sigapnya mengambil senjata mereka, permainan ini...selesai begitu cepat.

"hah...dasar lemah, begitu saja kemampuanmu? Dan lagi...Apa ini? Dasar pengecut! Bermain menggunakan senjata!". Ucap Miku

Miku dengan mudahnya mematahkan satu-persatu senjata itu, dan di lemparnya ke sembarang arah, Tei hanya melihat Miku dengan raut wajah yang agak sedikit...takut.

"kenapa? Kau takut? Kenapa kau melihatku seperti melihat hantu?". Ucap Miku sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya

"tch...sialan...kenapa dia bisa?". Gumam Tei

"kau ingin tahu kenapa aku bisa mematahkan senjata itu? Hahaha...aku ini sudah dilatih oleh ayahku agar kebal dengan senjata-senjata seperti itu...dan satu lagi, aku kan dijuluki si-Ratu Karate...jadi...jika aku mau...aku bisa saja mematahkan tulang tulang mungil kalian dengan mudah...". ucap Miku

"aku...akan mengadukanmu dengan Len! Awas kau!". Ucap Tei lalu pergi dan diikuti oleh komplotannya

Miku hanya tertawa geli, kemudian menghela nafas agar tawa-nya dapat berhenti.

"hahaha..Haah...bisa bisanya aku mengenal orang seperti Tei, lagaknya aja yang sok jago...tapi pas udah kalah...lari kayak tikus dikejar kucing! Apaan tuh! Niat ngebully gak sih?!". Ucap Miku

Miku melirik arloji-nya, pukul 09.15...15 menit lagi bel masuk akan berbunyi, dia harus cepat kembali atau tidak perutnya akan kosong dan menunggu bel pulang agar dia bisa makan.

"wah gawat, 15 menit lagi masuk, aku harus cepat-cepat makan nih...gak makan mati dong! Yahaa~". Ucap Miku lalu pergi meninggalkan kamar mandi wanita itu


Di kelas

"yo minna! Aku kembali!". Ucap Miku

"Miku...kau membuat kami khawatir...apakah...Tei membuatmu terluka?". Tanya Luka

"tidak, dan kalian harus melihat Tei yang berlari ketakutan ketika aku mematahkan pisau dan kapak itu! Hahaha! Lucu!". Ucap Miku sambil terkikik geli

"ah...yasudah...ayo makan...sebentar lagi bel lho!". Ucap Rin

"oke! Perutku juga udah bentrok nih!". ucap Miku, kemudian memakan bentou miliknya

Yap, mereka kembali melanjutkan makan mereka, sambil membahas kejadian yang Miku alami tadi. Tapi...apakah Tei akan diam saja? Ketika dia sudah kalah telak? Oh...tentu saja tidak...dia pasti akan bertindak sesuatu, tapi...apa?


Pulang sekolah

Tak teras bel pulang juga sudah berbunyi, Rin, Miku, Luka, CUL, dan Piko sudah membereskan buku-buku pelajaran mereka, dan memasukkannya kedalam tas dan berjalan keluar kelas, pergi menuju gerbang sekolah. Tapi, saat mereka pergi keluar gerbang, seseorang menghentikan mereka, dengan memanggil salah satu dari mereka.

"RIN!"

PLAK!

.

.

.

.

.

bersambung


haloo! kembali lagi bersama Mikasa!

gimana fic. pertama saya? bagus? ato jelek?

kalo bagus Review dong! tapi Mikasa gak maksa kalian Review ya~~

kalo gak bagus, Review kritik dan saran boleh asal JANGAN FLAME!

yah, baiklah...sekian dari saya...terima kasih sudah mau baca! ^^