Oppa or ahjussi, I still love you
Chapter 1Cast : Kim Baekhyun
Oh Sehun
Pairing : HunBaek
Other cast : bisa di temukan sendiri setelah membaca :)
Warning : GS for Baekhyun
Annyeooooooong... za bawa ff baru lagi,,, hehehe... tapi za juga gak ngelupain ff yang "after i love you kok" ^_^
Jangan lupa review lagi ya noonadeul dan hyungdeul...
Terima kasih...
Happy reading...
Tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa cinta itu buta. Istilah "love is blind" banyak memiliki arti bagi setiap nafas yang mengikat kata 'buta' dalam kisah cintanya.
Buta untuk menyadari bahwa orang yang dicintainya ternyata memilih orang lain sebagai tambatan hati. Buta untuk menatap keadaan akan jenjang kelas sosial yang teramat berbeda. Buta yang tak memandang usia yang terpaut. Bahkan buta untuk mengerti susahnya melepas cinta yang telah pergi.
"ugh… ahjussi~ aku masih mengantuk. Pergi! Dan bangunkan aku lima menit lagi" gumam sosok mungil yang masih bergelung dengan selimut tebal
"kau sudah mengatakan itu lima menit yang lalu, sayang. Dan ini adalah lima menitmu yang kesepuluh" jawab pria yang sudah berpakaian rapi. Hanya kurang satu! ia masih menanggalkan jas kerjanya di kamarnya. Setelah selesai dengan rutinitas paginya, ia beranjak menuju kamar sebelah untuk membangunkan putri tidurnya.
"ayo bangun! Atau kau lebih memilih untuk berangkat ke sekolah sendiri, eum?" masih dengan kelopak mata yang hanya terbuka seperempatnya dan juga rambut hitam lurus yang tak lagi berbentuk indah, ia menyibakkan selimut tebal yang sejak tadi malam melindunginya dari hawa dingin luar yang menyusup masuk ke dalam kamarnya.
"tapi hari ini sangat dingin, ahjussi. Aku bisa mati membeku di dalam kamar mandi"
"air hangat di kamar mandimu sudah menanti. Cepatlah ke sana!"
"jinjja?"
"hm" gumamnya, tangannya membelai lembut rambut hitam sang gadis dengan penuh perhatian
"ahjussi sudah menyiapkan air hangat untukku?"
"ne"
cup
"gomawo, oppa" ujarnya lalu bergegas pergi menuju kamar mandi meninggalkan pria berumur tersebut tertawa. Gadis kecilnya memang selalu bisa membuatnya tersenyum. Baekhyun memang selalu seperti itu jika Pria berumur bernama Sehun itu melakukan sesuatu yang membuatnya senang.
.
"hari ini akan ada teman-temanku yang datang untuk mengerjakan tugas kelompok"
"siapa saja?" Tanya Sehun, tangannya masih setia menyisir rambut gadis yang berada di hadapannya.
"um… Luhan, Kyungsoo dan Kris oppa"
"Kris? Bukannya dia murid kelas tiga?" dari nada bicara Sehun sebenarnya bukan tidak membolehkan Baekhyun belajar bersama, hanya saja rasanya aneh kenapa senior berada dalam kelompok tugas sekolah yang sama? Tepatnya ia mungkin lebih merasa… cemburu?
"ne, seonsaengnim menempatkan satu senior pada setiap kelompok untuk membantu menyelesaikan tugas komputer"
"kanapa begitu?"
"karena ini melibatkan para siswa kelas akhir yang akan memasuki perguruan tinggi, yaaaa semacam interview mengenai kesiapan mereka" Sehun tak menjawab lagi, ia memeluk tubuh kecil itu dari belakang dan dilihatnya dari pantulan cermin kalau sosok tersebut yang tengah membenarkan posisi dasi sekolahnya.
"kenapa begitu banyak pertanyaan? Ada yang aneh dengan kelompok ini?"
"ani, aku sedikit cemburu" gumamnya di samping telinga Baekhyun, sementara ia menumpukan dagunya di bahu sang gadis.
Baekhyun mengerti dengan jelas bahwa kata 'cemburu' yang di tujukan padanya adalah lebih tepatnya menjurus pada seniornya yang akan membantunya menyelesaikan tugas sekolah nanti siang. Pasalnya, beberapa minggu yang lalu Kris berani menyatakan cinta pada dirinya saat berada di lingkungan sekolah, dan tentu saja ia menolak. Alasannya, sudah pasti karena ia telah memiliki orang yang melebihi kata 'berarti' bagi hidupnya, dan pria tersebut saat ini tengah mempermasalahkan perasaan Kris padanya.
"apa lebih baik aku mengenalkan ahjussi pada Kris oppa?"
"hahaha.. tidak perlu, sayang"
"lalu aku harus apa?" bibirnya mengerucut lucu dan kesal karena usulnya di tolak
"cukup tetap mencintaiku. Itu melebihi apapun yang kau beri" diakhiri dengan kecupan manis di pipi yeoja yang membuat rona merah menghiasi kedua pipinya.
.
Sebuah mobil classic hitam baru saja berhenti di depan gerbang sekolah yang masih terbuka dengan lebarnya, menyambut para penghuni dengan ramah.
"belajarlah dengan rajin" ucap Sehun sambil memakaikan penghangat telinga berwarna merah jambu pada gadis kecilnya.
"ne, ahjussi. Bye" baru saja hendak membuka pintu mobil, tangan Sehun sudah menyergahnya
"poppo" ucapnya dengan nada yang terdengar dibuat selucu mungkin
"ah, lupa.. -cup- bye ahjussi"
Hari biasa dengan rutinitas yang seperti biasa pula terjadi dengan semestinya di sebuah perusahaan tempat Sehun bekerja. Posisinya yang sebagai di rektur utama di sana menjadikannya tidak sedikitpun diizinkan untuk melalaikan tugasnya.
"kau sedang ada masalah?" Tanya seorang pria yang sedari tadi menunggu berkas yang sedang dibaca oleh Sehun untuk ia bubuhi tanda tangan
"bukan masalah. Atau mungkin memang masalah? Masalah yang ada pada diriku sendiri" jawabnya lesu. Seharian ini ia tidak sesemangat seperti biasanya
"seperti pada siapa saja, ceritalah, Hun! Aku akan menjadi pendengar dan penasihat yang baik" Sehun menghela nafas berat
"menurutmu apakah hubunganku dengan Baekhyun merupakan masalah?" jadi ini yang menjadi bebannya seharian ini? Gumam Chanyeol. Ia memang mengetahui hubungan atasannya ini sejak awal mereka jadian dan ia pulalah tempat Sehun akan menceritakan semuanya.
"jika memandang dari sudut pandang logika, hubungan kalian memang masalah. Baekhyun yang seharusnya menjadi keponakkan atau mungkin anakmu, tapi pada kenyataannya dia saat ini adalah kekasihmu. Namun, kalian saling mencintai. Jika kalian memandang dari sudut pandang cinta, semua hal akan dianggap sah, tak peduli seberapa jauh umur kalian terpaut, karena cinta tidak pernah mengedepankan logika. Cinta selalu mengutamakan perasaan. Dan sekarang yang ingin ku tanyakan padamu… kau bersamanya didasari oleh cinta atau justru karena logika?"
Ya, Sehun memang awalnya sedikti ragu untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikatakan wajar. Di usianya yang sekarang hampir menginjak 30 tahun ia harus jatuh cinta pada seorang gadis yang baru saja memasuki masa SMA. Gadis yang berusia kurang dari setengah usianya. Tapi ada satu yang membuatnya yakin, gadis yang telah merebut perhatiannya ternyata memendam rasa yang sama. Dan perlahan semakin bertumbuhnya cintanya, semakin meleburkan keraguan yang sempat singgah dalam hatinya. Dan sekarang keraguan itu kembali muncul ke permukaan, karena seorang senior di sekolah kekasihnya. Kris.
"bodoh. Aku memang terlalu bodoh untuk mempermasalahkan ini. Tentu saja aku sangat mencintai gadisku" jawaban yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan sekretaris pribadinya tersebut.
Memangnya untuk apa Sehun sampai harus repot-repot bersandiwara menjadi paman dari seorang siswi bernama Kim Baekhyun saat menghadiri rapat wali murid. Orang tua Baekhyun memang menyerahkan seluruh tanggung jawabnya kepada Sehun selama mereka masih berada di Rusia. Jadi, tidak ada lagi yang mewakili Baekhyun untuk mengadiri rapat penting sekolah selain Sehun.
.
Malam yang sunyi semakin tenggelam oleh kesenyapan kedua orang yang tidak memecah hening sedikit pun. Hanya ada suara-suara goresan pensil yang Baekhyun pegang sedikit menggesek pada buku paket yang cukup tebal.
"chagiya" panggil Sehun, ia masih menumpukan dagunya di atas lengan yang melipat pada meja sambil menatap kekasihnya tersebut.
Keduanya tengah berada di ruang tengah, duduk di atas karpet, saling berhadapan dan hanya terhalang oleh meja persegi. Dengan keadaan senyap dan penerangan lampu malam yang cukup, membuat suasana menjadi semakin terasa romantis dan menyejukkan.
"ne?" jawabnya, ia terlalu antusias. Fikirannya melayang menuju hari lusa, dimana ada janji yang sudah pasti akan membuatnya menjadi hari yang indah.
"chagi, mianhae"
"kenapa ahjussi meminta maaf? Kau tidak berbuat salah apapun"
"mianhae, lusa ada klien yang meminta rapat non formal mendadak. Sebenarnya tidak terlalu penting, tapi kehadiranku tidak boleh diwakilkan" tuturnya. Ia tahu bahwa gadisnya sudah sangat berharap lusa akan menjadi momen membahagiakan, ya… walau hanya sekedar jalan bersama, tapi baginya ini seperti kencan sepasang kekasih. Tapi lagi-lagi ia harus menghancurkan rencana awalnya karena kolega tidak tahu waktu itu.. aishhh,,, menjadi direktur utama memang terkadang menyebalkan.
"gwaenchana… lagi pula masih ada hari lain, kan? Minggu depan juga tidak masalah" gadis tersebut mencoba untuk bersikap seperti biasanya, ia tidak mau membuat kekasihnya menjadi terbebani hanya karena ia merasa kesal terhadap jadwal kencannya yang gagal.
"oh ya, kebetulan sekali rapatnya non formal, apa kau ingin ikut saja?"
"andwaeyo,, nanti aku akan menghilangkan fokusmu saat bersama klient. Lagi pula, Luhan juga mengajak untuk menonton film bersama, kemarin dia baru membelinya" Sehun menghela nafas lega, betapa ia sangat beruntung memiliki kekasih seperti Baekhyun. Walau terkadang sikapnya cuek, manja dan polos tapi di samping itu di umurnya yang masih 16 tahun dapat mengerti dan menjadi sosok yang sangat bijaksana. Dan Sehun sangat menyukai kesemua pribadi yang melekat padanya. Ia benar-benar menyukainya.
"baiklah. Lusa aku berangkat pakai mobil sendiri. Biar paman Kang yang mengantarmu ke rumah Luhan"
"okay" dan percakapan malam itu di akhiri dengan saling berbagi pelukan. Walau satu hari tertunda, tapi ia justru telah memiliki banyak waktu dan hari-hari yang membahagiakan bersama kekasihnya itu.
.
Karena hari ini hari sabtu, jadi pada pukul tiga sore, sekolah sudah membubarkan seluruh siswanya. Dan itu pertanda, bahwa Baekhyun memiliki banyak waktu lebih untuk sendirian di rumah. Okay, kalimat yang terakhir memang sangat menyebalkan bagi sosok gadis yang kencannya esok hari batal terlaksana.
"kau masih menunggu Sehun ahjussi?" motor merah yang besar berhenti tepat di hadapan gadis yang sedari tadi tak bergeming di depan gerbang.
"ne, oppa. Ahjussi bilang sedikit terlambat karena terjebak macet" jawabnya dengan ramah. Dan mereka berdua pun memutuskan untuk mengobrol bersama menunggu kedatangan ahjussi tercinta dari Kim Baekhyun.
Malam yang belum begitu larut sedikit menebarkan kebahagiaannya pada sepasang kekasih yang tengah saling meluangkan waktunya bersama menonton televisi. Meskipun tv bukanlah salah satu pusat perhatian masing-masing, namun keduanya masih tetap pada posisinya. Bersebelahan duduk di atas sofa.
Keduanya sama-sama bingung harus memulai malam yang dingin ini dengan cara seperti apa, terutama sang gadis yang sedikit menekuk wajahnya pada buntalan jaket yang sangat tebal yang dipakainya. Hingga ia memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan menjatuhkan tubuhnya di atas pangkuan sang kekasih, membuat namja berumur tersebut kembali tersenyum penuh kehangatan. Merasa bersalah juga karena mendiamkan kekasih kecilnya semenjak ia pulang kerja.
"sebagai ganti kencan kita besok, maukah ahjussi menemaniku sampai aku tertidur?" pertanyaan yang lebih mengarah pada 'harapan' ia lontarkan dengan sedikit manja. Di tambah dengan kepalanya yang terus ia nyamankan bersandar pada pundak tegap tersebut, sementara kedua tangannya telah setia melingkar di leher Sehun.
"ne, kajja!" tangan kekar Sehun mengangkat tubuh ringan gadis yang duduk di pangkuannya layaknya seorang membelai pria yang baru saja menggendong sang istri. Sesekali diperjalanan menuju kamar Baekhyun, Sehun memberikan sedikit godaan dengan menciumi pipi yeoja yang tengah berada dalam gendongannya membuat gadis tersebut hanya mampu menundukkan wajahnya yang sangat memerah.
Dan di sinilah mereka berdua, di atas sebuah ranjang dengan corak bertabur bunga pada sprai dan juga selimutnya. Keduanya sama-sama berbaring berhadapan. Kedua tangan Baekhyun yang memeluk Sehun dan tangan kanan Sehun yang memberikan sentuhan lembut pada pipi kiri sang gadis, membuat suasana keduanya semakin terasa romantis.
"tadi, kalian sedang apa berada di luar sekolah berdua?" tanga Sehun lembut, terkadang tangan itu sedikit menyingkirkan helaian tipis rambut yang menghalangi pemandangan cantik gadis di hadapannya.
"hanya berbincang. Awalnya Kris oppa menawarkan untuk pulang bersama, tapi aku menolak"
"wae?"
"tentu saja karena ingin pulang bersama ahjussi-ku"
"apakah gadisku ini sedang merayu?" Tanya Sehun sedikit menggoda, karena jujur saja. Ia sangat jarang mendapatkan rayuan dari gadis belianya tersebut. Ya,,, wajar saja! Baekhyun di usianya yang baru menginjak remaja awal akan sangat mudah terbawa emosi dan sulit mengontrol diri. Selain itu, dia juga masih terlalu malu dan canggung untuk bermesraan dengan kekasihnya.
"ani, aku serius. Dan karena aku menolak ajakannya, ia memberikan dua pilihan. Pilihan yang pertama adalah mengantarkanku pulang dan pilihan yang kedua mau ditemani olehnya mengobrol sambil menunggu kau datang"
"ah~ begitu ya" Sehun menghela nafas lega, membuat Baekhyun mengerti arah dari maksud pertanyaan barusan itu.
"kau… cemburu?" tebaknya sedikit ragu
"um" benar, ternyata hal ini yang membuat suasana semenjak kepulangannya ke rumah menjadi sedikit berbeda, tak seperti biasanya.
Namun akhirnya lega juga, meskipun kata 'cemburu' adalah hal sepele yang biasa saja terjadi, namun itu bisa menjadi hancurnya sebuah hubungan apabila tak dapat terselesaikan dengan baik. Baekhyun mengerti, meskipun di usia Sehun yang sudah matang bukanlah berarti mudah untuknya menahan rasa cemburu, terlebih memiliki kekasih seperti dirnya yang masih bersekolah, sudah pasti banyak sekali alasan yang membuatnya menjadi lebih banyak merasakan bumbu-bumbu kecemburuan.
Ia semakin mengeratkan pelukannya dan bersandar pada dada bidang kekasihnya tersebut untuk mendengarkan alunan merdu dari detakan jantung yang selalu ia rindukan keberadaannya.
"saranghae" ungkapnya
"nado, nado saranghae"
"karenanya, berhentilah mencemburui hal yang seperti itu. Kau sendiri tahu kalau aku sudah menolak Kris oppa, kenapa masih mencemburuinya?"
"karena aku tahu kau hanya mencintaiku, jadi aku cemburu" gadis itu mendongak dan mengerenyit bingung
"kalau tahu aku hanya mencintaimu, kenapa oppa cemburu?"
"karena aku sangat sangat mencintaimu. Aku tidak ingin kehilanganmu, jadi aku menggunakan cemburu untuk menahanmu tetap berada dalam dekapanku"
"aku tidak akan pernah berpaling, dan aku benar-benar berjanji untuk ini. Meskipun ada pria yang lebih tampan dan muda, aku tidak akan berpaling darimu… oppa ataupun ahjussi, yang pasti hanyalah satu… aku tetap mencintamu" Sehun benar-benar bahagia mendengarnya.
"kau menganggapku tua?"
"bukankah ahjussi memang sudah tua?"
Pabo. Sehun lagi lagi mengutuk mulutnya yang berbicara aneh dan tidak masuk akal. Dirinya memang sudah tua, bahkan semenjak ia jatuh cinta pada gadis belia ini, ia menganggap bahwa dirinya adalah seorang pedhophil dan itu hanya berlaku pada gadis yang tengah ia peluk.
Dan keduanya tertawa bersamaan saat menyadari tengah mendebatkan hal kecil yang sebenarnya tidak perlu lagi diperdebatkan. Umur.
Baekhyun memang masih teramat muda untuk selalu berada sejalan dengan fikirannya. Ia masih memerlukan waktu yang banyak untuk lebih mengukir banyak pengalaman. Semua kisah dari sikapnya yang acuh terkadang berubah menjadi gadis yang teramat polos dan manja dan kemudian ia akan sangat menjadi gadis yang seumuran dengan Sehun, begitu mengerti. Dan hanya satu yang tetap berada dalam diri gadi tersebut, Baekhyun adalah gadis yang hangat dan lembut. Ia terlalu memiliki banyak kasih sayang hingga menberakannya pada seluruh orang di sekelilingnya, membuat hidup Sehun pun semakin bertabur kebahagiaan seiring dengan keberadaan Baekhyun di sisinya.
Malam yang dingin, saling berbagi peluk penuh cinta. Memejamkan kedua kelopak mata yang kian mengantuk, membawa menuju alam mimpi yang berkesan dan menunggu hingga esok menjelang, kembali menyambut hari dan menabur kasih sayang.
END
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom 'review' ^^
gomawo
