Crossover Naruto X Anime x Overs
Naruto hanya milik Masashi Kishimoto
Anime-anime lain hanya milik yang membuat animenya. (author mah hanya minjem )
Warning!!! Gaje, banyak Typo, garing plus ga mutu, aneh, banyak eyd yang salah, lime lemon misal kalo ada.
Rate : M (biar aman)
Pairing : Naruto x ?
[ Story by Yamanbagiri Kunihirou ]
.
.
.
Seorang pria berambut pirang sedang asyik memainkan sebuah game di kedua tangannya. Jemarinya dengan lihai memencet tombol-tombol mengabaikan rasa pegal yang melingkupi tangannya.
"Matte-matte kenapa ada kombinasi seperti ini". Mulutnya sesekali bergumam saat melihat karakter yang dimainkannya terserang jurus dari musuh.
Matanya menampakkan sudut kesal saat melihat di layar gamenya tertulis 'Game Over' dengan background warna merah.
"Kusoo, ini membuatku kesal. Avatarku sudah sangat kuat tapi mengapa aku kalah dengan kombinasi yang sederhana". Ratapnya dengan pundung.
Krieett
Suara pintu yang terbuka membuat si remaja bersurai pirang itu terkejut. Si pembuka pintu aka remaja bersurai raven dengan mata hitam tajamnya menatap ke arahnya.
"Sasuke? Ada apa sampai kau repot-repot kemari?". Tanya si kuning itu dengan wajah terkejut.
Sasuke mendecih kemudian matanya menatap ke arah kertas yang ada di tangannya. "Kau melihat apa yang kubawa Naruto?".
Naruto mengerti dengan maksud Sasuke, "Ara...Sepertinya aku tak bisa beristirahat dengan bebas". Dalam hati Naruto sangat bosan, terus menerus mengurusi kertas tak berguna namun banyak itu.
"Sungguh kertas-kertas itu sangat tak penting bagiku malah membuatku kesal". Ucapnya dengan kesal.
Sasuke memandangnya tak minat, ia sudah berkali-kali mendengar gerutuan sahabat pirangnya itu.
"Berhenti bicara dan lakukan tugasmu". Perintah Sasuke membuat Naruto menatapnya malas.
"Sebenarnya siapa yang ketua disini?". Bingung Naruto karena Sasuke memerintahkannya.
Sasuke mendecih, "Urusaii baka-dobe! kerjakan saja tugasmu!". Sasuke tak ingin lama-lama berdebat dengan sahabat anehnya itu.
Namikaze Naruto adalah Ketua OSIS di Magic Academy yang ada di Jepang. Naruto berada di tahun ajaran kedua yang masuk di kelas Tingkat A.
Sedangkan, Uchiha Sasuke adalah Wakil Ketua OSIS. Dia merupakan bangsawan dari klan Uchiha yang memiliki sihir mata terkutuk Sharingan. Dia sama dengan Naruto yaitu berada di Kelas Tingkat A.
"Ne Sasuke, katanya murid tahun ajaran baru sangat kuat-kuat ya?". Naruto tersenyum dengan maniak, Ara..sudah lama tidak ada yang dapat menghiburnya.
Sasuke melirik sekilas, "Hm begitulah, tapi aku tak tertarik dengan mereka". Balasnya kemudian berlalu pergi.
Naruto menatap sahabatnya yang berjalan keluar dengan tersenyum. "Mattaku, dia masih kesal saat kukalahkan". Naruto menggelengkan kepalanya.
Naruto melihat ke arah kertas-kertas yang menumpuk di meja kebesarannya, "Hah, kantung mataku ini pasti akan bertambah". Ratapnya dengan suram.
Magic Academy yang ada di Jepang merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Kebanyakan lulusannya menjadi Ksatria Sihir yang hebat. Tidak hanya itu, untuk masuk ke sana bukanlah hal yang mudah, diperlukan tekad dan kemampuan yang kuat untuk lulus di tahap ujian masuk Academy. Maka tak banyak dari mereka yang mendaftar lolos dengan keadaan masih sehat tanpa ada luka-luka serius.
Tapi untuk tahun ini sudah dinyatakan jika murid-murid tahun ajaran baru semakin kuat dan memiliki kemampuan yang berada di atas rata-rata. Semua guru pun takjub saat mendengar hasil itu dari salah seorang penguji yaitu Orochimaru. Katanya murid-murid sekarang sama sekali tak memiliki rasa gentar di hati mereka. Tahun ini menjadi tahun bersejarah bagi Magic Academy dan Kepala Sekolah berniat untuk mengadakan sambutan Murid baru yang selama ini belum pernah diadakan.
Untuk Naruto sendiri ia sudah menanti-nanti hal seperti ini, dimana ia bisa bertarung serius tanpa memiliki keraguan sedikitpun. Tapi ada sesuatu yang mengganjal dibenaknya, 'Apa memang murid-murid itu ingin belajar ataukah ingin yang lainnya?'.
Back to the Story
Naruto merutuki nasib sial yang terus melandanya seharian ini. Hah, ia menatap ke seluruh penjuru ruangan OSIS dimana banyak keberadaan orang yang menganggu tidurnya.
"Saa, jadi kenapa kalian semua kemari? Aku lelah dan ingin tidur". Naruto menatap mereka dengan matanya yang sudah 1 watt.
"Ah Naruto-kun gomenasai telah mengganggu waktumu beristirahat". Ucap perempuan bersurai pirang panjang.
"Itu tak masalah Yurishia, jadi ada apa?". Tanya Naruto.
Yurishia Farandole merupakan siswa pindahan dari Amerika. Dia dipindahkan sebagai bentuk hubungan antara Amerika dengan Jepang.
"Ano...Banyak terjadi masalah akhir-akhir ini". Jelasnya membuat Naruto menaikkan alisnya.
Yang lainnya nampak tegang saat melihat Ketua OSIS sudah menunjukkan raut tidak suka.
Naruto bangkit dari duduknya, "Souka? Aku sudah menebaknya juga sih". Naruto tampak santai.
"Tapi Danchou, jika ini terus dibiarkan maka itu menjadi bahaya bagi Academy". Ucap laki-laki bersurai hitam pendek.
"Kau terlalu cemas Kirito-kun, kita pasti dapat menyelesaikan masalahnya nanti dengan cepat". Balas Naruto dengan tersenyum.
Kirigaya Kazuto atau biasa dikenal Kirito merupakan salah satu Ksatria Pedang yang sangat tangguh di Magic Academy. Dengan pedang Elucidator di tangannya dia mampu membunuh seratus orang tingkat rendah dengan cepat.
Naruto menatap ke arah remaja berambut menyerupai nanas yang daritadi hanya menyandarkan kepalanya di sofa sambil memejamkan matanya.
"Kau pasti tahu kan caranya Shikamaru?". Shikamaru yang terasa terpanggil membuka matanya.
"Sebenarnya aku malas memikirkannya, tapi untuk apa juga aku berada disini. Biarkan para pembuat masalah itu dalam beberapa hari, dan kau pasti tau apa kelanjutannya Naruto". Tanpa penjelasan yang jelas, kemungkinan yang mengerti hanya Naruto yang lainnya menatap Shikamaru bingung.
Nara Shikamaru merupakan keturunan Nara yang memiliki IQ di atas rata-rata manusia dan memiliki otak yang sangat cerdas. Tidak hanya itu sihir bayangan mereka juga cukup merepotkan sama seperti otaknya.
"Apa tidak apa-apa jika kita membiarkan mereka beberapa hari?". Ragu seorang perempuan bersurai pirang berkacamata.
"Itu tidak masalah Shaga-chan. Jika itu dari nanas pemalas ini, pasti itu bukanlah hal yang salah". Ucap remaja bersurai putih dengan tersenyum.
"Ah baiklah jika Kaneki-san setuju". Shaga ikut tersenyum sedangkan Sasuke melipatkan tangannya di dada nampak tak peduli dengan masalah sepele itu.
Ayame Shaga merupakan seorang bangsawan dari Kerajaan Alvarez yang ada di Italia namun karena suatu hal ia harus pindah ke Jepang. Kekuatannya adalah elemen air dan roh naga yang bersemayam di tubuhnya.
Kaneki Ken merupakan manusia setengah Ghoul yang langka, konon Ghoul hanya ada 10 saja di dunia ini. Kekuatannya adalah sebuah Kagune yang menjadi ciri khas dari Ghoul.
"Satte, seperti yang dikatakan Shikamaru, itulah yang kita lakukan. Untuk tindakan lanjutan biar aku yang turun tangan". Yakin Naruto.
Apa boleh buat, jika Ketua OSIS sudah berkehendak maka sang pembantu hanya bisa menurut :v . Dengan sopan kecuali Sasuke pamit untuk kembali ke kelas masing-masing.
"Yare-yare, aku sepertinya akan membolos kelas lagi". Naruto tiduran di sebuah sofa berinisiatif untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Bagaimana dengan kelasnya? Bodo amat Naruto tak peduli, yang diinginkannya sekarang adalah tidur dan segar bugar saat bangun nanti
.
.
.
Naruto mengerjapkan matanya berkali-kali, retinanya masih membiasakan cahaya yang masuk ke matanya. Dengan malas ia melirik jam yang ada di meja, sedikit terkejut saat melihat pukul berapa sekarang.
"Jam 2 siang kah? Hoamm, sepertinya aku tidur selama 3 jam ". Naruto bangkit dengan sesekali menguap.
Ia mendekati mejanya yang sudah terdapat banyak kertas berserakan. Dengan menghela nafas Naruto memunguti kertas-kertas itu satu persatu. Meskipun bisa dengan sihir namun ia tak ingin membuang mananya karena hal yang sepele.
Setelah merapikan mejanya, Naruto berjalan menuju kamar mandi, niatnya adalah untuk mandi karena wajahnya jika dilihat sekarang tak enak dipandang. Sedikit malas tapi ia paksakan untuk dilakukan.
15 menit kemudian Naruto keluar dengan menggunakan pakaian seragam OSIS yang nampak baru. Jangan tanya dari mana? Itu semua sudah menjadi kebutuhan yang disediakan sekolah untuknya. Naruto membiarkan rambutnya acak-acakan, dia tak berniat untuk merapikannya dengan sisir.
"Keluar ruang OSIS sepertinya menyenangkan, aku bosan berada di ruangan sempit dan sumpek ini". Naruto memakai sepatunya kemudian berjalan menuju pintu keluar.
Tangannya ingin menyentuh gagang pintu tapi keduluan oleh seorang yang membuka pintu dari luar. Naruto mengernyitkan dahinya melihat Sasuke dihadapannya.
"Ada apa lagi Sasuke?". Tanya Naruto sedikit menghela nafas.
"Ada keributan di kantin". Balas Sasuke dengan datar.
Tanpa basa-basi Naruto menuju ke kantin Academy. Ah bodohnya dia tak memikirkannya, padahal dia bisa memakai kekuatannya.
Sementara itu di Kantin
Keributan yang dibuat oleh pemuda bersurai silver dengan pemuda bersurai cokelat menimbulkan banyak kerusakan. Mereka nampak tak mau mengalah dan masih saja menyerang satu sama lain.
"Ayo Issei, tunjukkan jika kau layak menjadi Rivalku!". Si pemuda bersurai silver terbang dengan sayap mekanik berwarna biru ke arah pemuda bernama Issei itu.
"Datanglah Booster Gear!". Di tangan kanan Issei muncul cahaya berwarna merah yang menyilaukan pandangan Vali. Terlihat sebuah Gauntle merah terpasang di tangan kanannya.
"Ikuze Vali, Boost : Dragon Punch". Issei melesat ke arah Vali dengan sangat cepat.
Vali mengubah serangannya menjadi sebuah pukulan, 'Saa ayo adu pukulan Rivalku'
Mereka semakin dekat, pukulan mereka beberapa detik lagi pasti akan bertemu. Seringai maniak ditunjukkan Vali jika dia sudah menunggu-nunggu adanya seorang Rival untuknya.
Sleb
Sebuah kunai cabang tinggi tertancap di tengah-tengah mereka.
~Bziit ~Boom
Seseorang berhasil menahan pukulan mereka membuat mereka melototkan matanya. Si penahan pukulan aka Naruto menatap keduanya dengan senyum.
"Yare-yare, ada masalah apa sehingga kalian melanggar tata tertib sekolah?". Tangannya masih menahan tangan kedua pemuda itu.
'Siapa dia? Dia pasti sangat kuat sehingga dapat menahan kedua pukulan berkekuatan tinggi dari Aku dan Vali'. Batin Issei.
Sedangkan para murid yang tadi diam melihat pertarungan Issei dengan Vali bersorak senang. Jujur, mereka terganggu dengan keributan yang dibuat Issei dan Vali.
"Kyaaa itu Naruto-sama!" Para murid perempuan berteriak saat melihat murid terkuat Academy berada di kantin.
Naruto menatap kedua pemuda itu yang memasang raut terkejut. "Dari ekspresi kalian, apa kalian murid tahun ajaran baru?". Tebaknya.
Naruto melepaskan tangan mereka. "Ikut aku ke ruang OSIS". Perintahnya kemudian pergi meninggalkan kantin diikuti oleh Issei dan Vali.
Sasuke memandang ke arah Naruto yang bayangannya semakin lama semakin kecil.
"Ne kau tidak ingin mengikutinya juga Sasuke-kun?". Sasuke melirik ke sebelahnya yang dimana terdapat perempuan bersurai hitam tergerai dengan indah.
"Naruto sudah cukup mengatasinya, lagipula bukankah itu juga tugasmu Akame?". Akame tertawa kecil mendengar itu.
"Ara...kau tau jika aku yang mengurusnya pasti tulang rusuk mereka akan ada yang patah". Ucapnya.
Akame dikenal sebagai Ratunya Kedisiplinan, ia merupakan anggota OSIS yang memiliki tugas khusus untuk mendisiplinkan para murid Academy yang melanggar tata tertib. Tak jarang ia takkan segan mematahkan tulang rusuk siswa yang membangkang perintahnya.
Sasuke mengalihkan pandangannya dengan diam. "Aku pergi dulu". Sasuke berjalan pergi meninggalkan Akame.
"Ara..tumben kau pamit Sasuke-kun?". Akame tersenyum aneh merespon ucapan Sasuke.
Sasuke berhenti sejenak, "Hm, untukmu mungkin sedikit berbeda". Sasuke kembali berjalan, sedangkan Akame mematung mendengar ungkapan Sasuke.
Di ruang OSIS
"Jadi, apa masalah kalian hingga membuat keributan seperti tadi?". Tanya Naruto duduk di kursi kebesarannya.
Vali dan Issei meneguk ludah mereka mendengar nada tegas dari pemuda di depan mereka.
"Ano... sebelumnya maaf, perkenalkan namaku Hyodou Issei dan di sebelahku ini Rivalku yang bernama Vali". Issei mencoba berujar dengan nada normalnya.
Naruto menaikkan alisnya, Rival? Dari aura mereka aku merasakan sihir naga tapi, apa benar?
"Aku merasakan aura seekor naga dari kalian". Issei dan Vali terkesiap, Kenapa bisa Ketua OSIS ini tahu jika di tubuh mereka bersemayam seekor naga surgawi.
Keterjutan mereka membuat Naruto yakin, "Aku sudah menduganya dari ekspresi kalian". Jadi begitu, kemungkinan Naga yang bersemayam di tubuh mereka adalah Rival bebuyutan.
"Namaku Namikaze Naruto, seperti yang kalian tahu aku adalah Ketua OSIS di Academy ini". Ucap Naruto memperkenalkan dirinya.
Issei dan Vali menatapnya dengan tatapan kagum, jadi dia yang menduduki peringkat puncak di Academy ini.
"Eto... Yang kudengar kau masih berada di Tahun ajaran kedua yang berarti hanya satu tingkat diatas kami, tapi mengapa kau yang memegang kursi Ketua OSIS?". Menurut peraturan sekolah, OSIS hanya berisi murid tingkat 3 dan itu membuat Issei bingung.
Naruto tersenyum mendengar pertanyaan Issei, "Untuk orang yang suka melanggar tata tertib, kau tau juga ya tentang peraturan sekolah".
Naruto bangkit dari kursinya kemudian berjalan menuju ke arah sebuah tembok yang tertutup tirai berwarna biru. Atensi kedua pemuda itu pindah ke arah tirai itu. Naruto membuka tirai itu yang menampakkan delapan gambar seseorang.
"Mereka dulunya adalah OSIS di Academy ini saat aku kelas 1. Berbeda dengan kami, OSIS yang dulu suka menindas dan berbuat semena-mena pada semua murid". Issei dengan Vali penasaran dengan cerita Naruto.
"Lalu apa yang membuat mereka berhenti dari Kegiatan OSIS?". Tanya Vali.
Naruto menjentikkan jarinya, "Pertanyaan yang bagus, singkatnya aku mengadakan taruhan dengan mereka".
"Biar kutebak, yang memenangkan taruhan akan mendapatkan tahta OSIS". Tebak Issei dan dijawab anggukan oleh Naruto.
"Benar, tapi tidak tidak hanya itu saja". Balas Naruto membuat kedua pemuda itu penasaran.
"Yang kalah akan dikeluarkan oleh Academy". Lanjut Naruto.
Issei dan Vali mematung, "Jadi, mereka sudah tidak ada di Academy ini lagi". Vali masih bingung dengan cara Ketua OSIS bersurai pirang itu mengalahkan jajaran OSIS yang lama.
Naruto kembali menatap mereka dengan serius, entah kenapa suasana di ruangan itu kembali mencekam. 'Ah sial auranya menyeramkan sekali'. Batin Issei.
"Jadi, kenapa kalian membuat keributan di kantin?". Tatapan Naruto masih tidak berhenti memandang kedua pemuda itu.
Issei menoleh ke arah Vali dan diikuti oleh Naruto. Vali mendecih tak suka, "Aku hanya ingin menguji Rivalku ini". Jujurnya.
"Hm...begitukah? Tapi apa kau tidak tahu tempat yang cocok Vali-san". Ucap Naruto dengan nada mencekam.
'Sial jika bukan karena jiwa maniakku pasti aku tak akan berurusan dengan Ketua OSIS ini'. Sesal Vali.
"Untuk hukuman kalian karena telah melanggar peraturan Academy maka kalian akan membersihkan kantin dan juga kamar mandi bersama saat nanti sepulang sekolah". Tegas Naruto yang mendapat helaan nafas dari kedua pemuda itu.
"Jika begitu, kami pamit untuk kembali ke kelas Naruto-senpai". Pamit Issei mendapat anggukan Naruto.
Kedua pemuda itu keluar dari ruangan OSIS meninggalkan Naruto yang masih duduk di kursi kebesarannya.
"Aku tak menyangka murid-murid yang sekarang memiliki kekuatan yang di atas rata-rata". Naruto menatap ke arah telapak tangannya yang agak nyeri karena menahan pukulan Issei dan Vali.
'Saaa, sepertinya aku tidak akan bosan untuk tahun ini'. Batinnya senang, dengan murid-murid yang sekarang, Academy ini akan banyak memenangkan turnamen liga besar nanti.
Sedikit Info, Liga Besar Ksatria setiap tahun akan diadakan. Liga itu diadakan sebagai bentuk kemampuan sebuah Academy menciptakan murid-murid yang berbakat dan memiliki jiwa Ksatria yang tangguh. Untuk itu setiap diadakannya pasti banyak dari Academy yang akan mendaftarkan murid-muridnya untuk memenangkan Liga itu.
Tok Tok Tok
Naruto melirik ke arah pintu, "Masuk!". Perintahnya pada si pengetuk pintu.
Tampaklah seorang perempuan bersurai putih dengan poni di dahinya. Naruto menyipitkan matanya, ia tak tahu siapa perempuan ini. Apa dia murid baru?
"Sumimasen, apa kau Ketua OSIS disini?". Tanya perempuan itu dengan sopan.
Naruto nampak bingung, "Yah begitulah, namaku Namikaze Naruto". Ucap Naruto.
"Ah perkenalkan juga namaku Momo Hanakai. Senang bertemu denganmu Naruto-senpai". Gadis itu aka Momo tersenyum membalas perkenalan Naruto.
Naruto tersenyum tipis, "Jadi Momo-san, apa yang bisa kubantu?". Tanyanya.
Momo tak langsung menjawab, ia sedang memikirkan sesuatu. "Aku ingat, Naruto-senpai dipanggil oleh Kepala Sekolah". Jawab Momo.
Naruto menaikkan alisnya, 'Tumben Azazel memanggilnya". Naruto mengangguk mengerti.
"Jika begitu, ayo kita kesana". Ajak Naruto sedangkan Momo setuju kemudian berjalan ke ruang Kepala Sekolah bersama-sama.
Di perjalanan, "Apa kau murid baru Momo-san?". Naruto sedikit membuat suasana tak hening.
"Um, aku pindahan dari Kuoh". Balas Momo masih berjalan beriringan dengan Naruto.
Kuoh? Ah jadi begitu ya, jika tak salah ada pertukaran pelajar kemarin. Apa Momo masuk ke dalamnya?
"Souka, aku baru ingat jika kemarin ada pertukaran pelajar. Apa Momo-san termasuk?". Naruto ingin memastikan jika tebakannya benar.
"Ah ya benar. Aku beruntung sekali dapat berada di sekolah bertaraf internasional ini". Matanya nampak berbinar-binar.
"Souka, apa ada yang menarik perhatianmu disini?". Tanya Naruto.
Momo memegang dagunya, "Jika dibandingkan di Kuoh, Magic Academy ini memiliki murid-murid yang berkemampuan besar. Itu membuatku semangat, apalagi saat mendengar kemampuan tingkat ajaran baru melebihi rata-rata normalnya".
Naruto sedikit tertarik dengan gadis di sebelahnya ini, "Semangat yang bagus, semoga kau nyaman disini". Ujarnya dibalas terimakasih oleh Momo.
.
.
.
Tak terasa mereka telah sampai di depan pintu ruang Kepala Sekolah. Momo sedikit gugup tapi tidak untuk Naruto yang nampak biasa saja.
"Kochou, saya datang memenuhi panggilan". Naruto membuka pintu ruangan itu dan terlihat seorang pria paruh baya bersurai hitam dengan poni pirang menggunakan jas hitam duduk bersandar.
"Naruto ya? Duduklah". Perintah pria itu, Naruto dan Momo berjalan menuju ke arah kursi di depan Azazel kemudian duduk.
"Jadi, kenapa Kochou memanggil saya?". Tanya Naruto sopan
Azazel mengambil sebuah perkamen di laci mejanya. Naruto menaikkan alisnya melihat perkamen itu. Biasanya jika ada perkamen pasti akan ada sebuah tantangan, 'Masaka!! Jangan-jangan..'. Naruto melototkan matanya.
Azazel terkekeh melihat ekspresi Naruto, "Kau pasti sudah tahu kan Naruto". Ucap Azazel sambil membuka perkamen dengan pita emas itu.
Naruto menghela nafas, "Jadi, kali ini siapa lawannya?". Tanyanya cukup penasaran.
Momo disebelahnya hanya bingung tak mengerti apa yang mereka bahas, perkamen? Mengerti apa? Apa isi perkamen itu?
Azazel melirik Naruto yang ternyata tak sendirian, "Ah Momo-chan, terimakasih sudah memanggilnya. Kau sudah boleh kembali ke kelasmu".
Momo cemberut ternyata dia cuman disuruh memanggil Naruto saja, "Yah sama-sama, jika begitu aku kembali dulu Kochou". Menundukkan kepalanya sebentar kemudian berlalu pergi dari sana.
Naruto menatap punggung Momo yang keluar dari ruangan itu. Atensinya kembali menuju perkamen yang ada di meja.
"Dari Kuoh? Tapi mengapa? Bukankah kita sudah mengadakan pertukaran pelajar dengan mereka?". Naruto bingung mengetahui perkamen tantangan itu dari Kuoh Academy.
"Mereka sedikit kecewa dengan murid yang kita tukarkan kepada mereka". Balas Azazel. Naruto menaikkan alisnya.
"Eh, mengapa juga begitu?". Kepala Naruto mencoba mengira-ngira penyebab dari masalah ini.
"Yang kutahu mereka mengirimkan Momo Hanakai kesini, apa dia termasuk murid peringkat atas di sana?". Tanya Naruto.
Jika tebakannya benar maka tak heran jika Kuoh menantang Academy ini, itu karena siswa yang ditukarkan pada mereka bukanlah siswa yang berperingkat atas.
Azazel mengangguk menanggapi pertanyaan Naruto, "Begitulah, padahal siswa yang kukirim di sana sama kuatnya dengan Momo-chan".
Apa Kuoh Academy membandingkan kekuatan murid terbaiknya dengan murid terbaik disini sama. Magic Academy adalah Sekolah kelas tinggi dimana para muridnya memiliki aura yang kuat dan kekuatan yang tangguh. Jika Kuoh Academy menyamakan levelnya dengan Academy ini maka itu kesalahan yang besar.
"Jadi mereka menyamakan level sekolah mereka dengan kita". Tak heran jika Kuoh Academy masuk ke jajaran Bad School tahun ini, itu semua karena pemimpin mereka yang tak dapat menerima kenyataan bahwa Academy nya tidak sekuat Academy yang lain.
"Apa perintah untukku Kochou?". Tanya Naruto. Dengan ini dia tak usah ragu meladeni perkamen tantangan dari Kuoh.
Azazel tersenyum, "Bukan hal yang sulit, cukup kalahkan murid terbaik Kuoh yang akan kemari tiga hari lagi untuk menantang kita". Naruto mengangguk mengerti mendengar perintah Azazel.
"Ini data dari murid itu". Azazel menyerahkan sebuah kertas dimana terdapat sebuah profil seseorang.
Naruto membacanya kemudian sedikit menyeringai saat melihat statistik kemampuannya, "Menarik, tak kusangka aku akan melawan seorang pengguna pedang".
Azazel sedikit risih dengan seringaian milik Naruto, "Berhenti melakukan itu, lawanmu itu tak sekuat Sasuke jadi jangan berlebihan". Nasihat Azazel.
Naruto cemberut kemudian menganggukan kepalanya, "Wakatta-wakatta, aku hanya senang saja".
"Naruto, cukup pakai kunaimu jangan kau pakai senjata terkuatmu". Azazel tak ingin Naruto membunuh murid perwakilan dari Kuoh Academy karena itu dapat membuatnya kerepotan.
"Asalkan dia bersikap sewajarnya aku takkan membunuhnya". Naruto mengatakan itu dengan santai.
Naruto meskipun nampak orang yang suka terbuka dan terkesan santai, dia sebenarnya adalah seseorang yang tak suka diusik dan tak suka diremehkan.
"Baiklah aku serahkan semua padamu". Percaya Azazel. Azazel tak pernah meragukan Naruto untuk melakukan sebuah tugas karena itu pasti akan berjalan dengan sempurna.
Di ruang OSIS
Naruto kembali ke ruang OSIS setelah perbincangannya dengan Azazel selesai. Dia masih memikirkan perkamen tantangan dari Kuoh Academy.
"Cih, memang siapa mereka dengan seenaknya merendahkan Magic Academy". Matanya menatap ke arah atas dengan tajam.
Naruto mengambil ponsel yang ada di mejanya. Dengan cepat ia memanggil seseorang dari ponsel di tangannya.
"Halo". Suara panggilan dari seseorang menyapa pendengaran Naruto.
"Datang ke ruanganku sekarang". Perintah Naruto.
"Matte...kenapa mendadak sekali". Suara di seberang telepon nampak gelagapan.
"Nanti akan kujelaskan". Naruto memutuskan panggilan secara sepihak. Sedikit menghela nafas ia memasang senyum kembali.
"Tinggal menunggu hingga hari itu tiba". Lirihnya sambil memandang ke arah jendela.
To be Continued
Ah hai para reader sekalian, cerita ini merupakan remake dari Who is Number One, kenapa di remake? karena kebetulan file chap 2 dan 3 saya hilang entah karena apa dan itu membuat saya malas melanjutkannya.
Daripada saya biarkan begitu saja maka saya membuat Cerita lagi yang kemiripannya hampir sama. Saya berniat untuk menghapus Who is number One. jika ada yang mau meneruska silahkan saya tidak masalah.
mengenai cerita ini saya buat agar tak membuat para reader kecewa, padahal saya masih baru tapi saya sudah memalukan dunia fanfiction. author hanya bisa bilang "Gomenasai". semoga dari cerita ini saya akan membuat para reader sekalian tak kecewa.
Silahkan review jika cerita ini ada yang salah ataupun bertanya dan juga like jika ada yang suka. Saya tidak mewajibkan seseorang suka dengan cerita buatan saya. karena author sadar diri jika authot masih noob :v
sedikit info, Magic Academy ada di Tokyo, untuk pairing akan saya tentukan dari polling yang ada di cerita Who is Number One.
Oke mungkin cukup segitu bacotan tak mutu dari author, sampai jumpa di Chapter berikutnya.
