Tittle : Jas Putih

Author : Alkey PCY

Main Casts : Kim Jongin, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Byun Baekhyun

Other Casts : Do Hanbin, Kris Wu, Huang Zitao, Park Chanyeol, Lu Han, Kim Kangin, and other.

Genre : Romance, Friendship, genderswitch (GS)

Rated : T

Tentang Kyungsoo yang selalu merasa kesal pada teman kelompok magangnya, Kim Jongin si Manusia Batu. Dan Jongin selalu berpikir jika Kyungsoo adalah gadis aneh. Tapi masihkan Kyungsoo merasa kesal setelah tahu kehidupan Jongin yang sebenarnya? dan bisa kah Jongin terus menahan diri untuk tidak menyukai Kyungsoo ?

Happy Reading~^^

Di tengah hingar bingar sebuah Rumah Sakit pendidikan ternama di Ibu Kota, berdiri seorang remaja perempuan yang tengah memperhatikan sekitarnya. Wajahnya begitu cantik dengan kulit putih mulus, pipi bulat bibir heartshape dan rambutnya berwarna hitam yang sedikit melebihi bahu. Dia mengenakan atasan lengan panjang berwarna putih dan rok bahan berwarna hijau pastel selutut. Tangannya menenteng sebuah jas yang menurutnya sangat keramat. Sebuah Jas Putih yang akan menunjukkan identitasnya sebagai seorang dokter, ya meski baru sebagai dokter magang.

Matanya bulatnya berbinar indah melihat kesibukan yang ada di sekitarnya padahal jam baru menunjukkan pukul 7 pagi. Tentu saja, Rumah Sakit memang seakan tidak pernah ada sepinya. Dia memperhatikan beberapa orang baik itu pasien, dokter, perawat, ataupun tenaga medis lainnya yang sedang berlalu lalang, sibuk dengan urusan mereka pagi ini. Dia sedang membayangkan jika kelak Ia akan menjadi dokter hebat yang dapat mengobati Pasien dengan baik dan benar. Menjadi seorang dokter hebat seperti Ayah dan Ibunya. Dia ingin sekali menambahkan satu gelar yang ia impikan sejak kecil bertengger manis di depan namanya kelak.

Gadis itu menundukkan kepalanya, memandang kearah kartu identitasyang terpasang di saku atas Jas Putih kebanggaannya dengan bangga. Ia mengulurkan tangannya untuk menggenggam Kartu identitas tersebut. Di sana tertulis namanya dengan jelas 'Do Kyungsoo' lengkap dengan fotonya yang tengah tersenyum manis. Kyungsoo benar-benar bahagia hari ini karena mulai dari sekarang ia akan diberi kesempatan untuk berhadapan langsung dengan Pasien. Semangatnya sedang benar-benar membara.

"Kyungie"

Kyungsoo berbalik saat mendengar seseorang memanggilnya. Dia langsung melambaikan tangan melihat seorang lelaki berjalan mendekat. Lelaki itu memakai kemeja berwarna merah gelap dengan celana bahan berwarna hitam yang tidak terlalu ketat. Model rambutnya juga lumayan rapi. Kyungsoo seperti menahan senyum melihatnya.

"Hey Dokter magang! rapi sekali, kemana ponimu?" Lelaki itu hanya tersenyum menanggapi Kyungsoo yang bermaksud menggodanya.

"aku rapikan dulu, agar dapat melihat pasien dengan jelas"

"eiyy bisa saja kau, kita langsung ke aula yuk"

"ayo"

Mereka pun berjalan beriringan dengan Kyungsoo yang menggandeng lengan lelaki itu. Mereka berjalan sambil bercanda sesekali, sama-sama membayangkan bagaimana kehidupan mereka kedepannya saat harus memalui masa-masa yang menurut mahasiswa Fakultas Kedokteran sangat melelahkan namun mengasyikan ini.

BUGH

Gandengan tangan Kyungsoo pada lelaki itu terlepas karena ada seseorang yang nampaknya sengaja memisahkan mereka. Orang itu menerobos ketengah-tengah mereka dari belakang. Kyungsoo mendelik kesal kearahnya.

"Yak Byun Baekhyun apa kau tidak punya mata?" tanya Kyungsoo dengan nada ketus.

"tentu saja aku punya! apa kau tidak lihat?" balas gadis itu tidak kalah ketus.

"Aissshh" Kyungsoo menggeram kesal dengan kelakuan gadis mungil yang kini berada di tengah antara dia dan lelaki tadi.

"kau kenapa Bae-"

"Sudah jangan ditanya Hunnie, nanti dia malah curhat panjang lebar. paling dia sedang bertengkar dengan Chanyeol-nya. Kita tidak punya waktu lama untuk mendengar celotehannya. ayo cepat ke aula" Kyungsoo pun menyeret dua orang itu menuju aula Rumah Sakit tempat mereka harus nya berada saat ini. Sedangkan gadis bernama Baekhyun itu semakin menunjukkan wajah kesalnya atas perlakuan Kyungsoo.

...

Kyungsoo dan kedua orang tadi masuk kedalam gedung aula tempat dimana dokter magang lainnya berkumpul. Ketiganya sudah memakai jas putih kebanggaan mereka dengan rapi. Sehun –lelaki yang bersama Kyungsoo tadi- mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru gedung untuk mencari tahu dimana keberadaan teman kelompok mereka yang lainnya dan setelah menemukannya Sehun langsung menarik dua gadis itu untuk bergabung bersama anggota kelompok yang lain.

Kyungsoo memperhatikan siapa saja yang akan sekelompok dengannya. Kelompoknya terdiri dari 6 orang yang terdiri dari dia sendiri, Baekhyun dan Sehun. Dia melirik seorang gadis dia tahu nama gadis itu, Huang Zitao tapi Kyungsoo tidak terlalu mengenalnya, wajahnya cantik sekali dia juga terlihat sangat ramah. Lalu ada lelaki berkulit tan dengan rahang tegas dan wajahnya yang tampan. Semua teman seangkatannya atau bahkan mungkin senior dan junior di kampus pasti mengenalnya. Dia Kim Jongin, pria ini memang tampan dan pintar tapi dia sangat menyebalkan, tidak punya sopan santun, kurang ajar, antisosial, seenaknya sendiri dan dingin. Kyungsoo bahkan sangat heran kenapa dia mau menjadi dokter yang harus bisa bersikap hangat pada pasien yang tentu saja sangat bertolak belakang dengan sikapnya itu.

Wajah Kyungsoo sedikit menegang saat melihat anggota kelompoknya yang terakhir. Seorang lelaki beralis tegas, mata tajam dan senyuman mempesona yang bisa menggetarkan hati gadis manapun... termasuk dirinya, tidak itu dulu... ah tapi sekarang juga masih sih. Entahlah Kyungsoo sendiri masih bingung dengan perasaannya. Yang pasti nama lelaki itu adalah Kris Wu, mantan kekasih yang masih belum bisa ia lupakan.

Dia menghela nafas pelan lalu berusaha menyembunyikan tubuhnya di belakang Sehun untuk menghindari Kris. Baekhyun yang menyadari situasi itu nampak sedang menahan senyumnya. Pengalaman Kyungsoo sebagai dokter magang akan sangat mengesankan menurutnya. Satu kelompok dengan Kris? entah ini akan menjadi kesenangan atau kesialan baginya.

Para dokter magang mendengarkan pengarahan yang di berikan dengan seksama. Baekhyun bahkan terlihat sangat semangat sekali padahal tadi wajahnya begitu kusut. Anak ini memang ajaib. Moodnya cepat sekali berubah. Kyungsoo sering menyarankan Baekhyun untuk memeriksakan diri ke Psikiater dia bahkan menawarkan pemeriksaan gratis jika Baekhyun mau berkonsultasi pada Ibu Kyungsoo yang memang seorang dokter spesialis kejiwaan. Dia takut sahabatnya itu mengidap Bipolar Disorder (gangguan mood-swing) dan Baekhyun akan langsung menggeplak kepalanya setiap Kyungsoo menyuarakan sarannya itu.

Kini saatnya mereka menerima jadwal penetapan tugas. Sehun yang dipilih sebagai ketua sudah memegang jadwal tersebut dan stase (Bagian) pertama yang harus mereka hadapi adalah stase Departemen Ilmu Kedokteran Forensik.

Yang benar saja!

Stase yang sebagian besar pekerjaannya pasti berhubungan dengan mayat. Di stase ini para dokter maupun tenaga medis lainnya harus terbiasa menyentuh badan yang dingin, kadang lembek kadang kaku, kadang juga warnanya merah kuning hijau biru ungu, dan semua yang membuat panca indera jadi tersiksa.

Kyungsoo dan Baekhyun langsung mendelik kesal ke arah Sehun.

"Oh Sehun yang tampan tidak bisakah kau memilih stase yang lebih normal? Ini adalah stase pertama kita dan kita harus langsung berhadapan dengan mayat? Yang benar saja" protes Baekhyun. Kyungsoo pun mengangguk-anggukan kepalanya mendukung protesan Baekhyun.

"ya mana ku tahu, memangnya kau pikir aku bisa melihat isi amplop itu sebelum memilihnya?" Sehun membela diri dengan tenang seperti biasa.

"Sudahlah tidak ada gunanya juga kita protes, mau pertama atau kapanpun kita akan tetap harus melewatinya. Lagi pula menurutku Forensik tidak terlalu buruk" Kris mencoba menengahi sambil tersenyum tenang. Pria ini memang sangat bijak pantas saja Kyungsoo sulit melupakannya.

"jika tidak suka forensik, jangan masuk kedokteran" timpal Jongin dengan nada datar. Bahkan dia bicara sambil berjalan melewati Baekhyun dan Kyungsoo tanpa menatap mereka sedikitpun. 'Sopan sekali'.

...

Seperti biasa hari pertama dijadwalkan untuk berkenalan dengan seluruh staff dan dokter yang ada di instalasi forensik ini. Dokter Kangin berdiri di depan 6 orang para Dokter Magang (Koas) tersebut sambil memegang sebuah kertas berisi nama-nama orang di depannya. Para Koas termasuk Kyungsoo terlihat sedikit gugup karena menurut kabar burung yang mereka dengar Kangin merupakan salah satu Residen yang patut diwaspadai oleh para dokter magang di rumah sakit ini. Kecuali, lelaki dengan kemeja darkblue lengang panjang di balik Jas Putihnya dan celana bahan berwarna hitam yang terlihat pas di badannya yang tegap. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi berbeda sekali dengan teman-teman sejawatnya.

"Kalian tahu posisi kalian disini sebagai apa?" tanya Kangin dengan wajah datar.

Hening...

Tidak ada yang berani menjawab seorangpun. Lelaki dengan kemeja darkblue tadi pun yang hanya memandang malas teman-teman sejawatnya.

"Hey Kau!" Kangin memandang tajam kearah lelaki itu.

"saya?"

Kangin sedikit menyeringai kearahnya. "siapa namamu?"

"apa gunanya kartu identitas ini jika Anda masih bertanya hal yang bahkan terpampang jelas disini?"

Kangin berusaha keras mengontrol emosinya untuk menghadapi anak tengil di depannya.

"Oke Kim Jongin... ah Kau mahasiswa dengan nilai tertinggi itu ya? Jangan pikir hanya karena kau pintar dan tampan maka kau bisa memandang remeh teman sejawatmu dan bertingkah semaunya. Disini bukanlah tempat untuk membanggakan diri" cerca Kangin.

Seperti apa yang dikatakan Kangin barusan. Jongin memang pintar dan tampan ditambah ia juga merupakan anak dari seorang captain pilot terpandang di Korea yang berarti kehidupannya pun pasti mapan –kaya-. Tapi memang tidak ada orang yang sempurna karena di balik kesempurnaannya itu Jongin adalah lelaki dengan kepribadian unik yang cenderung mengesalkan, anak itu tidak terlalu banyak bicara dan tidak pandai berekspresi ia juga seperti tidak pernah mengenal kata 'ramah' dan 'sopan santun' dalam hidupnya.

"Apa aku terlihat sedang membanggakan diri?"

"kau terlihat memandang remeh pada teman-temanmu sendiri. Apa kau lebih baik dibanding mereka?"

"aku tidak berkata seperti itu, Anda yang bilang"

"jaga sikapmu Kim Jongin! Apa kau bisa menjadi dokter hebat hanya dengan otak pintar dan wajah yang tampan saja? Seorang Dokter harus memiliki atittude yang baik karena pekerjaanmu nanti itu berhubungan langsung dengan orang-orang dengan karakter yang berbeda. Kau pikir ada pasien yang mau di tangani oleh dokter kurang ajar yang tidak punya sopan santun sepertimu?" Kangin terus memandang Jongin dengan wajah kesal.

"tentu bisa, buktinya Anda bisa menjadi dokter dengan sikap arogan dan pemarah seperti ini" Jongin balas menatap Kangin tanpa rasa takut sedikitpun seolah menantang dokter di depannya ini.

Wajah Kangin memerah, baru kali ini ada orang yang berani melawannya. Apalagi orang yang melawannya adalah seorang dokter magang. Kita tekankan sekali lagi DOKTER MAGANG. Strata terendah yang ada di rumah sakit. Bahkan, saking rendahnya, mereka itu diibarakan sebuah partikel debu yang ada di keset.

"aku bukan orang gila yang marah-marah tanpa sebab. Kau pikir aku marah-marah karena siapa hah? Lagi pula pasien-pasienku disini adalah pasien abadi. Mereka sudah tidak bernyawa jadi aku tidak usah repot-repot untuk menyapa mereka dengan ramah saat mereka tiba disini" Kangin masih belum kehabisan akal.

"itulah yang aku suka dari forensik. Disini kita tidak perlu menunjukkan sikap sok ramah pada pasien karena pasien yang akan di tangani adalah pasien tanpa nyawa yang tidak akan menggerutu jika aku tidak tersenyum ramah padanya. sudahlah dok kita hanya membuang waktu, Apa dengan mengatai dan memarahiku derajat anda sebagai dokter akan meningkat?"

"YAK!" Kangin membentaknya cukup keras membuat beberapa Koas lainnya terkejut dan semakin takut padanya. Sebagian dari mereka merutuki Jongin yang berani cari masalah dengan Kangin bahkan di hari pertama mereka di stase ini.

Kangin berusaha mengatur nafasnya agar bisa lebih tenang. Tidak lama kemudian dia menyuruh 6 orang yang ada di depannya untuk membubarkan diri. Dia tiba-tiba pusing jika harus berhadapan lebih lama lagi dengan dokter magang kurang ajar semacam Kim Jongin.

...

Kyungsoo duduk dengan pandangan kosong kedepan dengan Baekhyun dan Sehun disisi kiri dan kanannya. Mereka sedang duduk diruang kerja karena kebetulan belum ada mayat yang dikirim kemari untuk mendapatkan pemeriksaan luar maupun otopsi.

Gadis bermata bulat itu terlihat stress setelah menerima kenyataan jika Ia mendapat Residen -Dokter yang sedang mengambil Spesialis- semacam Kangin di stase pertamanya. Meski masih ada beberapa Residen lain tapi tetap saja Kangin lah yang paling menguasai stase Forensik. Dia sudah seperti kuncen forensik saja.

Kyungsoo masih harus terus bersyukur karena ia berada dalam kelompok yang sama dengan Baekhyun dan Sehun. Tapi sialnya ia harus sekelompok juga dengan Kris dan lebih sialnya lagi dia harus sekelompok dengan lelaki tanpa ekspresi yang berani cari gara-gara tadi. Dia tidak bisa membayangkan masa depannya di stase ini.

"Kyung kau kenapa?" tanya Sehun yang duduk disisi kirinya sambil sedikit menyenggol bahu gadis mungil itu.

"sudah biarkan dulu Hun, Kyungsoo sedang tertekan" dan malah Baekhyun yang menjawabnya. Seolah mengerti apa yang sedang dirasakan sahabatnya.

"tertekan kenapa?"

Baekhyun langsung merutuki Sehun sebagai lelaki yang tidak peka.

"kalian ini kenapa sih? Aku tidak peka apanya?"

"Oh Sehun sahabatku yang paling tampan kita akan sekelompok dengan Kim Jongin dan Kris Wu" jawab Baekhyun gemas sendiri dengan ketidak pekaan sahabatnya itu.

"Ya lalu? Apa salahnya? Kalian ini suka berlebihan" Sehun mulai menggerutu.

"Ya kau pikir saja sendiri!" ucap Baekhyun dengan nada kesal "bagaimana bisa kita bekerjasama sebagai satu tim dengan orang seperti Kim Jongin? bahkan di hari pertama saja dia sudah berani membuat gara-gara dengan dokter Kangin. Nama baik kelompok kita akan tercoreng Hun"

"jangan berlebihan, Jongin kan memang seperti itu. Nanti aku akan mencoba bicara dengannya agar bisa lebih menjaga sikap selama di Rumah Sakit"

"memang dia akan mendengarkanmu?" tanya Baekhyun dengan nada sinis.

"kita coba dulu saja"

"aku tidak terlalu yakin itu akan berhasil, kau tahu sendiri Kim Jongin itu bertelinga batu dia tidak akan mendengar omongan orang" Baekhyun masih nampak kesal sekali membuat Sehun terkekeh melihatnya. Sahabatnya yang satu ini memang sangat sensitif.

"tapi untuk Kyungsoo ada yang lebih parah dari keberadaan Kim Jongin" Baekhyun mengucapkannya sambil menatap kyungsoo dengan iba.

"Apa lagi?"

"keberadaan Kris Wu"

Sehun membelalakan matanya. Dia baru sadar point penting lainnya untuk Kyungsoo hari ini.

"aku baru ingat, astaga Kyungie semoga kau bisa mengontrol perasaanmu ya"

Kyungsoo mendelik tajam kearahnya sedangkan Baekhyun sedang berusaha menahan tawa dengan membekap mulutnya sendiri. Mencoba menahan diri untuk tidak menertawakan nasib Kyungsoo hari ini.

Tidak lama setelah itu Jongin datang dan langsung duduk tepat di depan Sehun. Posisi meja di ruang kerja ini memang sengaja dibuat saling berhadapan tanpa penghalang. Dia menyimpan segelas air di mejanya lalu membuka buku dan mulai membaca tanpa menghiraukan ketiga orang yang menurutnya kurang kerjaan itu. Baekhyun mencolek punggung Sehun memberi isyarat agar Sehun membuktikan ucapannya tadi. Untuk bicara dengan Kim Jongin.

Sehun mengusap tengkuknya sebentar lalu berdeham. "ng.. Hay Jongin, senang bisa sekelompok denganmu" sapanya sambil tersenyum ramah.

Jongin meliriknya sebentar lalu kembali melanjutkan bacaannya. Sehun terdiam beberapa saat menunggu Jongin membalas sapaannya tapi setelah beberapa menit berlalu Jongin masih bungkam dan malah asik sendiri dengan bukunya.

"Apa kau tidak punya mulut? Sehun su-" Sehun langsung memberi tatapan tajam pada Baekhyun yang sudah siap mengomeli Jongin.

"kau diam saja" ucap Sehun pelan. Kyungsoo juga terlihat kesal sekali melihat Sehun sahabat kesayangan mereka di acuhkan begitu saja.

"hmm begini Jongin-ssi kita kan akan berada dalam kelompok yang sama selama beberapa waktu jadi aku harap kita bisa mengakrabkan diri satu sama lainnya. Agar kelompok kita bisa kompak, bagaimana?"

Jongin hanya merespon dengan anggukan kepala yang terlihat sangat singkat. Baekhyun dan Kyungsoo berusaha keras untuk menahan diri agar tidak menjambak rambut berwarna kecoklatan di depan mereka itu.

"Kau sudah tahu nama kami kan?"

"tidak" jawabnya singkat. Ia merasa kegiatan membacanya sedikit terganggu.

"ah kalau begitu mari berkenalan, namaku Sehun, Oh Sehun" Sehun memperkenalkan dirinya dengan ramah sambil menjulurkan tangan mengajak Jongin berjabat tangan.

Jongin menatap uluran tangan Sehun beberapa saat dengan tatapan datar seperti biasa. Ia pun menjabat tangan Sehun sebentar lalu langsung melepaskannya lagi. "Jongin" balasnya singkat.

Sehun tersenyum kaku lalu menyenggol bahu Kyungsoo, menyuruhnya untuk memperkenalkan diri juga. Kyungsoo menggeleng keras. Dia tidak sudi berkenalan dengan lelaki macam Kim Jongin. Sehun memelototinya tapi Kyungsoo tidak takut sama sekali. Sehun menyerah, sekarang matanya mengarah pada Baekhyun yang malah sengaja memalingkan wajah untuk menghindari pandangan Sehun. Menolak juga untuk memperkenalkan diri pada lelaki di depan mereka.

"hhh baiklah Jongin-ssi yang di sebelahku ini namanya Kyungsoo dan yang sebelah sana namanya Baekhyun. Mereka baik kok, aku harap kita bisa bekerjasama dengan baik juga"

Jongin kembali menganggukan kepalanya sekilas tanpa melihat kearah Kyungsoo dan Baekhyun. Lelaki itu sedang kembali asik dengan bukunya. Kyungsoo dan Baekhyun semakin geram melihat kelakuannya yang tidak sopan.

"Jongin-ssi aku tahu kau ini sebenarnya anak baik, hanya saja.. ngg" Sehun menggaruk tengkuknya, bingung bagaimana cara membicarakan hal ini agar Jongin tidak merasa tersinggung.

"begini... bisakah kau sedikit menjaga sikap di depan para residen terutama di depan dokter kangin. Kau tahu sendiri dia sedikit arogan. Aku hanya takut nant-"

Jongin langsung menutup bukunya dengan keras sehingga menimbulkan suara yang cukup kencang. Wajah tampannya menatap Sehun dengan kesal.

"Kau tidak lihat aku sedang membaca? Kenapa kau terus bicara dan mengganggu konsentrasiku?"

Badan Sehun sedikit menegang, dia tidak tahu respon Jongin akan seperti ini. Jongin pun beranjak dari kursinya, membereskan bukunya lalu kembali menatap Sehun.

"dan jangan coba-coba mengaturku meski disini kau menjabat sebagai ketua kelompok sekalipun. Aku adalah aku, kau tidak berhak untuk mengaturku" Jongin baru akan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan ini tapi dia langsung membatu saat ada seseorang yang menyiram wajahnya dengan air.

Jongin mengusap wajahnya yang kini basah dengan perlahan. Dia langsung menatap tersangka yang baru saja menyiramnya dengan tatapan tajam. Tangannya mengepal menahan amarah.

"Apa orang tuamu tidak pernah mengajarkanmu sopan santun? Sehun hanya ingin yang terbaik untuk kelompok kita. Ibumu pasti menyesal sudah melahirkan anak sepertimu. Kau itu tidak lebih dari seongok daging yang kurang beradab. Dasar manusia bat-"

BYURRR

Nafas Kyungsoo sedikit terengah, dialah tersangka yang menyiram wajah Jongin dan Jongin baru saja membalas perlakuannya. Wajahnya kini sama basahnya dengan Jongin. Wajah keduanya memerah karena marah.

"Kau..." Jongin memandangnya geram, tangannya mengepal menahan marah. "jaga ucapanmu atau kau akan menyesal" dan Jongin pun segera keluar dari ruangan itu dengan perasaan kacau.

"YAK! KAU PIKIR AKU TAKUT PADAMU HAH? DASAR MANUSIA BATU KURANG AJAR AWAS SAJA KA-"

"sudah kyung sudah" Sehun langsung menarik Kyungsoo agar kembali duduk di tempatnya sebelum Kyungsoo melontarkan sumpah serapah yang tidak pantas ia ucapkan di depan umum.

Kyungsoo masih terengah di tempatnya. Wajahnya masih basah kuyup. Baekhyun berinisiatif untuk mengambilkannya tissu meski sambil menahan senyum. Kyungsoo pun menerimanya lalu segera membersihkan wajahnya dengan kasar. Dia kesal sekali. Dan Sehun terus mengelus punggungnya untuk meredakan emosi Kyungsoo.

"dasar manusia batu tidak punya otak, hati dan pikiran. Lihat saja dia pikir aku takut apa padanya" Kyungsoo masih sempat menggerutu di tengah kegiatannya membersihkan wajah.

"jika dia tidak punya otak, hati dan pikiran dia tidak akan bisa hidup Kyung"

"OH SEHUN!"

...

Mereka kembali berkumpul atas perintah Kangin. Mereka berenam berdiri di depan meja kerja sang dokter yang masih sibuk membereskan beberapa berkas yang ada di mejanya. Setelah selesai dengan urusannya Kangin langsung memandang ke enam anak itu mulai dari Kris yang berdiri di ujung sebelah kiri, disebelahnya ada Zitao lalu Kyungsoo, Sehun, Baekhyun dan pandangannya berubah jadi sangat tidak bersahabat pada seorang cowok yang berdiri di ujung sebelah kanan Baekhyun, siapa lagi kalau bukan Kim Jongin.

"stase forensik disini memiliki perbedaan dengan sistem jaga malam di stase lainnya. Kalau ada pemeriksaan visum mayat atau pemeriksaan luar saja, maka itu dilakukan oleh dokter magang yang sedang berjaga, tentu dengan didampingi teknisi forensik yang juga berjaga malam. Tapi kalau ada kasus-kasus baik itu mayat anonim tanpa identitas ataupun mayat beridentitas yang dimintai oleh kepolisian untuk diotopsi, maka dokter magang yang sedang berjaga wajib memberitahu seluruh anggota lainnya untuk datang dan ikut dalam pemeriksan otopsi. Akan ada 2 orang dokter magang yang berjaga setiap malamnya jadi tentukan teman jaga kalian mulai dari.. sekarang" dokter yang sedang mengambil spesialis forensik itupun memberi intruksi di akhir kalimatnya.

Zitao langsung merapatkan badannya pada Kris yang berarti dia akan sekelompok dengan lelaki itu. Baekhyun dan Kyungsoo malah sedang memperebutkan Sehun agar menjadi teman jaga mereka, kebetulan sekali Sehun berdiri di tengah-tengah dua gadis yang sedang menarik kedua tangannya dengan arah yang berlawanan membuat lelaki berkulit putih itu pusing. Sedangkan Jongin? Pria itu hanya diam menatap datar pada tiga orang yang menurutnya tidak jelas itu.

"YA YA YA Apa yang kalian lakukan?" Kangin berusaha melerai kegiatan konyol antara Baek-Hun-Soo itu. Membuat Baekhyun dan Kyungsoo menghentikan aksi 'mari menarik Sehun'.

"Kalian ini calon dokter atau apa? kekanakan sekali" omelnya.

"Oh Sehun" panggil Kangin.

"Ya Dokter" Sehun langsung menyahut dengan sigap.

"pilih salah satu diantara mereka"

Sehun diam beberapa saat sambil mengusap tengkuknya. Dia paling benci jika harus memilih salah satu dari sahabatnya itu apalagi jika kedua gadis itu menunjukkan aegyo mereka yang sama-sama terlihat imut.

TBC

Ini ff baruku, yang spoiler kayanya ga akan lanjut. Kalau yang ini insya Allah lanjut aku udah nulis beberapa chap ke depan soalnya.

Semoga kalian suka ya^^

Aku amat sangat membutuhkan saran dan masukan dari kalian, kalau ada yang mau kritik juga boleh kok bebas aja sama aku mah kkk~

Sampai jumpa di chapter berikutnya~^^

-ALKEY PCY-