Title : Can I Touch You?
Author : DandelionLeon
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Oh Sehun. Other cast bakal muncul di chapter depan.
Genre : Romantic, Supernatural, Drama, Hurt/comfort.
Rate : T (teens)
Disclaimer : This story is mine. Cast cuma pinjam nama. Mereka milik orang tua dan agensinya.
Warning : Cerita penuh fantasi, sediakan kantung muntah XD , GS (gender switch), Typo, DLDR! And don't copy cat !
Summary : Kisah Baekhyun si gadis remaja kesepian yang memiliki teman seorang Roh tampan bernama Park Chanyeol. Takdir terkuak seiring berjalannya waktu. Bagaimana keduanya bisa bersama. /Kau dapat ku lihat, dapat ku rasakan. Namun mengapa aku tak dapat menyentuhmu?/- Bad summary-
.
.
,
oke... Here we go...
.
.
.
Biasakan review setelah baca!
.
.
Hidup tak semudah apa yang kau bayangkan. Seiring berjalannya waktu, seiring usiamu yang bertambah satu di setiap tahunnya. Kerasnya hidup kian terasa. Makna didalamnya juga semakin bisa kau pahami. Bahwa hidup tidak lah hanya sekedar impian seperti apa yang kau bayangkan saat kau masih kanak-kanak. Hidup juga bukanlah sekedar untuk bernafas, tidur atau makan enak. Tetapi hidup adalah bagaimana kau bisa berjuang. Berjuang meniti kehidupan yang sesungguhnya. Mencari jati diri, berjuang menjadi yang terbaik, dan mendapatkan cinta untuk menjadi teman hidupmu.
Byun Baekhyun, gadis itu sudah mengerti. Asam garam kehidupan telah di cecapinya, bahkan sejak usianya masih tergolong sangat muda. Ia tak betul paham, dan tak pernah paham bagaimana rasanya bahagia. Bagaimana rasanya di cintai, dan bagaimana kesenangan yang sesungguhnya itu rasanya.
Ia menerima. Menerima saat Tuhan mengambil satu persatu kebahagiaannya, orang yang disayanginya, hingga senyumnya.
dimulai dari Ayah, Ibu, lalu bagaimana dengan teman-temannya. Mantan teman tepatnya. Seseorang akan menjauhimu ketika kau telah jatuh ke dalam kubangan. dari sana semua tercipta. Kekosongan hati, kehampaan jiwa dan juga perasaannya yang menghilang.
Baekhyun hidup layaknya manusia normal lainnya. Ia masih senantiasa belajar di perguruan tinggi negeri dengan nilai memenuhi standar. Ia juga masih memiliki beberapa teman yang bisa diajak diskusi atau sekedar mengobrol biasa. Baekhyun juga masih tersenyum, walau tak pernah ada satu orang pun yang tau bahwa itu semua palsu. Ia tinggal di apartemen sederhana. Makan dan minum dengan sepantasnya. Baekhyun juga masih bisa menikmati acara tontonan drama yang ia sukai. Bukankah ia masih dikategorikan sebagai orang yang normal?
Ya, setidaknya orang normal takkan berbicara sendirian. Seperti yang ia lakukan sekarang.
"Berhentilah berkomentar! tentu saja pasta buatanku enak! "
Ia sibuk meniriskan mie spagethi yang baru saja diangkatnya dari dalam rebusan air. Mulutnya terus mengoceh ke arah jendela.
Mungkin, orang-orang akan mengatainya gila, sinting atau apapun itu. Tetapi jika di telusuri, ada sejenis makhluk tak kasat mata berada disana. Sosok tampan, jangkung dan memiliki senyum yang indah. Apakah hantu memiliki perwujudan semenarik itu di zaman sekarang? Oh, Baekhyun juga tak tau harus menamai makhluk halus disebelahnya ini apa. Yang jelas makhluk itu memiliki nama katanya. Dan Baekhyun selalu memanggilnya dengan sebutan_
"Chanyeol. Jauhkan tanganmu dari spagethii milikku!"
ya, namanya Chanyeol. Makhluk itu mengakuinya dulu. Saat pertama kali Baekhyun melihat perwujudan roh nya. Roh tampan tepatnya.
Baekhyun fikir, ini semua sudah berada di luar akal sehat manusia. Ya, manusia mana mungkin bisa berinteraksi dengan hantu. Setidaknya itu pemikiran realistisnya beberapa bulan yang lalu, saat ia belum bertemu Chanyeol yang duduk di daun jendela kamarnya.
"Aku hanya ingin mencobanya! Aku ingin membuktikan bahwa masakanmu tidak pernah enak!"
Uh-oh, roh itu bisa berbicara. Suaranya terdengar berat dan dalam. Sangat pas untuk menakuti seseorang.
"Kau itu roh! Memangnya bisa menyentuhnya? Tidak 'kan?" Ucap Baekhyun datar.
Chanyeol tertawa pelan. Ia juga sadar, bahwa dirinya takkan bisa menyentuh apalagi memakan makanan itu.
"Oke, aku hanya bercanda. Aku melihat kau tampak kusut. Ada apa? Ceritakan padaku."
Baekhyun menatap Chanyeol datar. Terlihat biasa saja, namun Chanyeol paham akan artian dari tatapan itu. Entah dimulai dari mana, Baekhyun selalu menceritakan keluh kesahnya pada Chanyeol. sejak kehadiran Chanyeol dihidupnya, Baekhyun merasa ia tak sendirian lagi.
Balik lagi ke permasalahan awal.
"Aku benci sekali dengan dosen Kim! Dia menjebakku dengan pertanyaan rumit yang membuat perutku mual!"
"Memangnya apa yang ia katakan?"
"Dia bertanya soal kehidupanku. Bertanya tentang finansial dan bagaimana caraku hidup selama ini." Sungut Baekhyun kesal. Ia paling benci dengan orang yang selalu ingin tau dengan kehidupannya.
"jangan-jangan dia menyukaimu?"
"Jika saja kau bisa ku sentuh, aku akan memukulmu hingga babak belur!"
Tawa menggelegar terdengar nyaring. Siapa lagi pelakunya jika bukan Chanyeol. Ia memang menyukai bagaimana Baekhyun menjerit kesal padanya. Ia merasa Baekhyun itu lucu. Setidaknya itu menjadi perubahan yang baik. Tiga bulan ia bertemu Baekhyun. Perubahan signifikan terjadi. Awal yang buruk saat pertemuan pertama dulu. Baekhyun adalah sosok pendiam dengan wajah datarnya, walau saat ini juga masih sama. Namun, setidaknya kadarnya telah berkurang beberapa persen.
SREETT...
Wajah tampan itu mendekati Baekhyun secara tiba-tiba. Bukan hal yang aneh pula jika itu terjadi. Chanyeol memang sering melakukannya, dan Baekhyun telah terbiasa.
"aku hanya bercanda, manis."
Ucapan sederhana yang bisa membuat wanita pada umumnya merona, apalagi jika yang mengatakannya itu seorang yang tampan seperti Chanyeol. Tetapi itu tak berlaku bagi Byun Baekhyun. toh, untuk apa merona hanya karena godaan dari makhluk halus?
"jauhkan wajahmu, aku ingin makan dengan tenang."
Chanyeol berdecak. Ia kesal, tentu saja. Dirinya sempat berfikir. Apakah hati Baekhyun terbuat dari batu? ia seperti tak memiliki selera humor sedikit pun.
"Oke, oke... Dasar ratu es. Aku akan pulang ke rumahku, jika kau merindukanku kau tinggal mengetuk jendela kaca disana."
Wussshh... Hilang. Secepat itu ia menghilang.
Ah, kau melupakan bahwa dia itu roh?
Baekhyun menatap rumah tua yang tepat berada di sebelah apartemen sederhana nya. Hanya memiliki jarak pemisah sekitar satu meter. Padatnya kota Seoul membuat bangunan kini terasa seperti berhimpit. Kurangnya lahan menjadi alasan utama.
Mendadak nafsu makan Baekhyun menghilang.
Ia berjalan menuju kamarnya berada. Tangannya menyibak gorden ungu muda yang menutupi jendela besar kamarnya. setelahnya, ia menggeser jendela kaca tersebut. Tatapannya justru tertuju pada jendela kamar yang berada tak jauh dari hadapannya. Ingatannya kembali kepada tiga bulan lalu. Dimana kehidupan penuh fantasinya dimulai.
Flashback...
Baekhyun membanting tas punggung hitamnya kasar. Suatu kebiasaan saat ia tengah merasa emosi dan menahannya. Ia terduduk diatas meja belajarnya. Matanya kosong, seperti tak bernyawa. Kepalanya tertumpu pada meja belajarnnya. Seolah menumpahkan segala beban kehidupannya disana.
"Hiks... Hiks..." isakan-isakan kecil mulai terdengar satu persatu. Air mata turut berlomba-lomba keluar dari pelupuk matanya. Membasahi meja belajarnya yang terbuat dari kayu.
"hiks... Eomma, appa... Hiks... Mianhae. Aku sudah berusaha kuat. tapi... Hiks, aku tidak bisa. Maafkan aku. Aku tidak kuat. Maaf..."
Saat kesedihannya telah berkumpul jadi satu, ia akan menangis seperti orang gila. Meraung-raung di dalam kamarnya seorang diri
hidup sendiri membuat Baekhyun terkadang lelah. Apa yang bisa gadis berusia sembilan belas tahun lakukan saat dirinya diterpa masalah? Tanpa ada satu tempat curahan.
Uang sewa bulanan, beberapa tugas yang bertumpuk, Biaya kuliah, biaya makan. Baekhyun tak mempermasalahkannya. Ia telah terbiasa memikul beban itu sendirian. Namun hanya karena ejekan salah seorang teman sekelasnya yang mengatainya 'tidak punya orang tua' dapat merapuhkan pertahanan yang telah ia bangun selama ini.
"Hiks... Aku harus apa? Aku benci mereka semua!"
"hey! Berhentilah menangis! Kau mengganggu kenyamananku!"
Tangisnya mendadak berhenti, saat mendengar suara berat yang mampir ditelinga. Rasa takut perlahan merasukinya. Hanya menebak, apakah itu penjahat atau mungkin hantu.
Wajah yang basah oleh tangisan itu celingak-celinguk. Menatap was-was ke seluruh penjuru kamarnya. Namun tak satupun penjahat atau hantu yang ia lihat. Oke, Baekhyun memang tak bisa melihat hantu.
"Mencariku? Aku disini."
Baekhyun menatap sebuah kaki panjang yang terbalut celana kain hitam disertai sepatu pantofel hitam berkilat yang menjuntai di dekat jendela. Sepertinya sosok itu tengah duduk disana. Baekhyun berjalan mendekat. Menyibak gorden dengan hati-hati.
SRAKKKK...
"Hai?"
"K-kau siapa?" Tanya Baekhyun mengernyit dalam. Bukan jawaban, justru tawa membahana yang dia dapatkan. Sosok itu tertawa senang lalu turun dari acara duduk di daun jendela yang tadinya ia lakukan.
"kau bisa melihatku?"
Baekhyun mengangguk bingung.
"Wow! Amazing! baru kali ini ada orang yang bisa melihat wujudku!"
Orang gila dari mana ini? Begitulah pemikiran Baekhyun. ia memasang raut datarnya.
"Tentu saja aku bisa melihatnya. Dan, kenapa kau bisa berada di kamar orang lain?" Tanya Baekhyun dengan skeptis.
"No... No... No... Aku baru saja mampir kemari. Bagaimana menjelaskannya ya? Kamarku ada di sebrang kamarmu. Aku datang kemari saat kau mencariku."
Baekhyun rasa ia bisa ikut gila saat mendengar penuturan membingungkan dari makhluk dihadapannya.
"Kamarmu? Disebrang sana? Hey, bukankah rumah itu tidak memiliki penghuni? Dan_ aku tidak pernah merasa mencarimu." Sejuta pertanyaan terus terlontar dari bibir tipis Baekhyun. Sosok di hadapannya justru tersenyum senang.
"Kau tadi mencari keberadaanku saat aku berucap padamu. Dan asal kau tau saja, aku ini penghuni rumah itu. Aku juga tidak tau menahu bagaimana kejadiannya. Yang jelas saat bangun aku sudah berada disana."
"Apa? Tidak mungkin! Kau pasti orang gila! Penyusup! Atau jangan-jangan... Kau hantu?"
"Bukan hantu, aku ini roh tampan."
Baekhyun meyakini bahwa Sosok di depannya itu memang gila sungguhan. Uh, bagaimana bisa satpamm penjaga apartemen sederhananya membiarkan orang gila ini masuk?
"Jangan gila! keluar dari kamarku sekarang! Kau fikir aku percaya dengan bualanmu? Kau_"
Dingin, namun sedikit hangat. Saat roh halus itu mencoba memeluk tubuh Baekhyun. Baekhyun dapat merasakannya, namun saat tangannya hendak melepaskan tangan yang merengkuh tubuhnya itu, yang terjadi adalah hal yang paling menakutkan untuknya. Yang ia pegang justru udara hampa. Mata sipitnya membesar, ia sungguh tak percaya dengan apa yang terjadi.
"sudah mengerti?" Tanya sosok itu dengan lembut. Tubuhnya sedikit menunduk untuk menyamai wajahnya pada wajah gadis di depannya.
"Kau? H-hantu? T-tidak... Kau roh? Oh Tuhan, aku pasti berhalusinasi!"
"Ini nyata Baekhyun."
"Kau tau namaku? Bagaimana mungkin?"
"aku tau segalanya tentangmu. Baiklah, aku Chanyeol. Salam kenal."
Baekhyun tak tau harus apa. Yang jelas setelah acara perkenalan dengan roh bernama Chanyeol itu, pandangannya menjadi gelap. Baekhyun berfikir ia bermimpi. Namun kenyataannya, hingga saat ini sosok itu masih bergentayangan di sekitarnya.
Flashback Off
TOKK... TOKK...
Ketukan itu sudah cukup untuk memanggil Chanyeol di dalam kamarnya-yang entah sedang melakukan apa- untuk segera hadir di sebelah Baekhyun.
"Mencariku, hm?"
"Uhh... Yak! Jangan datang tiba-tiba begitu!"
Chanyeol terkekeh sebagai respon. Ia mengacak rambut Baekhyun, walau sebenarnya tangannya sama sekali tidak menyentuh helaian halus rambut itu.
"baru saja dua menit aku meninggalkanmu, kau sudah mencariku."
Ya, benar. Entah didasari hal apa. Baekhyun menjadi seperti orang yang ketergantungan akan sosok Chanyeol.
"Jangan komentar. Aku hanya ingin pergi makan es krim. Kau mau ikut tidak? Aku malas pergi sendirian."
Jika dilihat dengan mata normal, ia juga akan jalan sendirian bukan?
"hm? Baiklah. Cepat ganti pakaianmu sana."
Baekhyun mengangguk patuh . Ia berjalan menuju lemari lalu meraih sebuah dress kuning pucat selutut untuk dikenakannya. namun saat ia hendak melepas kaus longgar yang ia pakai, matanya mendelik saat melihat Chanyeol yang menatapnya dengan senyuman menyebalkan.
"Jangan mengintipku, Mesum bodoh!"
.
.
Acara makan es krim yang begitu menyenangkan. Setidaknya itu bagi Chanyeol. Ia merasa kembali hidup sebagai manusia sejak dirinya bertemu dengan Baekhyun. Matanya tak lepas dari gadis dihadapannya yang kini asyik memakan es krim dengan topping stroberinya. Mulutnya terus mengoceh pada sebuah ponsel yang menempel ditelinga kanannya.
"Jangan menatapku terus." Ucapnya.
Saat berada di tempat ramai, Baekhyun akan bertindak seolah ia tengah menelpon seseorang. Padahal sesungguhnya ia tengah mengobrol dengan Chanyeol.
"uh... Ehm, aku tak menatapmu sama sekali okay?"
Chanyeol menatap es krim pisang-yang memang Baekhyun pesan khusus untuknya- yang mulai mencair di depannya.
"Dasar bodoh." Ejek Baekhyun.
Chanyeol tersenyum lembut. Entahlah, ia merasa ada kebahagiaan yang melingkupinya saat melihat senyuman Baekhyun. Tangannya mengarah pada puncak kepala Baekhyun. Namun tak satupun dapat ia sentuh. Seulas senyum miris terpatri dibibirnya, walau Baekhyun tak menyadarinya sama sekali.
"Baek, nanti malam aku tidur denganmu ya?"
Baekhyun mengangguk dalam diam. Bukan hal aneh lagi saat Chanyeol tidur dekat dengannya. Toh, Chanyeol hanya roh, fikir Baekhyun. Lagipula setiap malam jum'at, Chanyeol akan menemani Baekhyun disana. Chanyeol tau anak itu memiliki rasa takut pada malam jum'at yang konon katanya hantu-hantu akan bermunculan pada malam tersebut.
"Makanmu belepotan sekali!" Komentar Chanyeol. Baekhyun meraih tissue lalu tersenyum lima jari setelah selesai menghapus sisa es krimnya.
"Sudah?" Tanyanya pada Chanyeol. Chanyeol mengangguk lalu balas tersenyum.
Keduanya larut dengan kegiatan masing-masing. Baekhyun yang sibuk menghabiskan es krimnya. Chanyeol yang sibuk menatap gadis di depannya.
"Andai aku bisa memelukmu." Gumamnya pelan.
"Eh? Apa? Kau berbicara sesuatu?"
"Ah? T-tidak! Memangnya aku berbicara? Uh..."
"Ck! Dasar aneh!"
"Baekhyun?"
"Apa Chanyeol?" Tanya Baekhyun malas.
"Baek?"
"Apa?" Tanya Baekhyun lagi.
"Byun Baekhyun?"
"Aish! Apa? Apa?" Tanya Baekhyun lagi, mulai kesal dengan tingkah Chanyeol yang menggodanya.
"Baekhyun?"
"Berhenti memanggilku Chanyeol!"
"Eh? Chanyeol? Siapa dia?"
Lho? Jadi yang memanggil Baekhyun siapa? Fikirnya.
Wajah Baekhyun menoleh pada seorang yang baru saja memanggilnya. Itu Sehun. Seniornya di kampus, senior paling tampan dan pintar tepatnya.
"Ah? S-sehun sunbae? T-tidak, tadi aku sedang menelpon seseorang. He-he-he." Jawab Baekhyun cepat disertai kekehan garingnya. Diliriknya Chanyeol yang kini mendengus tak senang akan kehadiran lelaki berkulit putih itu.
"Kau sendirian?" Tanya lelaki bernama lengkap Oh Sehun itu.
"Kau tidak punya mata ya? Dia bersamaku!" Bentak Chanyeol yang tentu saja hanya Baekhyun yang dapat mendengarnya.
"U-uh, iya. Aku sendirian. Sunbae sendiri?"
Chanyeol mendelik tajam. Ayolah, apakah Baekhyun akan mengatakan dia sedang bersama roh tampan saat ini? Baekhyun masih memiliki kadar kewarasan untuk tidak melakukan hal itu.
"Em, aku juga begitu. Boleh bergabung denganmu?"
"Tidak!" Ucap Chanyeol lagi. Lagi-lagi mendapat tatapan tajam dari Baekhyun.
"Tentu saja boleh, sunbae."
Sehun tersenyum manis. Ia duduk di hadapan Baekhyun, tepatnya bangku tempat Chanyeol berada. Lelaki tinggi itu tampak protes. Ia sedikit berteriak sakit saat lelaki itu mendudukinya. Ia jadi mengingat kata-kata seorang lelaki berjas putih yang menamai dirinya malaikat.
'Kau akan merasakan sakit saat roh mu berbenturan dengan manusia.'
Sialan. Umpat Chanyeol dalam hati. Mau tak mau ia bergeser dari posisinya.
"Kau penggila stroberi rupanya."
"Ehm, begitulah sunbae."
"Jangan panggil Sunbae, panggil Sehun oppa saja."
"Baiklah, o-oppa."
"cih! Saat ku suruh kau memanggilku oppa, kenapa kau tidak mau? Dasar pilih kasih!" sudah paham bukan siapa yang berkata itu? Tentu saja si roh tampan bernama Chanyeol.
"Diamlah!" Pekik Baekhyun tanpa sadar. Membuat Sehun tersentak kaget karenanya. Seakan sadar dengan apa yang ia lakukan. Baekhyun langsung menepuk bibirnya.
"m-maaf Sehun oppa. Aku_"
"Sudahlah, tidak apa-apa. omong-omong, bisakah aku meminta nomor ponselmu?"
"E-eh? Tentu saja." Ya, tentu saja boleh. Baekhyun tentu senang jika yang meminta adalah Sehun.
Merasa kehadirannya tak dipedulikan lagi, Chanyeol mendengus keras. Ia memilih pergi dari sana.
Chanyeol semakin yakin bahwa Baekhyun menyukai anak bernama Sehun itu. Terlihat dari cara pandangnya. Bagaimana ia tersenyum. Bagaimana ia berucap dan bagaimana ketika kedua pipinya tampak merona saat Sehun mengelap sudut bibirnya yang terdapat sedikit sisa es krim.
Jika Roh tidak memiliki raga, namun setidaknya ia memiliki jiwa. Bahkan, ia juga dapat merasakan perasaan sakit. Chanyeol menghilang untuk pergi menjauh. Memberi ruang agar Baekhyun bisa leluasa bersama lelaki bernama Sehun itu. Chanyeol hanya ingin melihat gadis itu tertawa. Ya, setidaknya itu sudah cukup untuknya. Melihatnya tertawa adalah kebahagiaan terbesarnya. Itu sudah menjadi prioritas utamanya sejak awal mereka bertemu. Chanyeol juga tak mengerti mengapa. Mengapa ia begitu menginginkan gadis itu tersenyum. Mengapa ia ingin gadis itu tertawa. Dan mengapa ia begitu ingin memilikinya.
.
.
To Be Continued
.
.
selamat malam semua. Ini fanfic baru yang aku tulis. Sungguh, lagi pengen buat cerita dengan unsur supranatural. Kkkk...
Apakah ini menarik? Kalian bakal ngerti dengan jalan ceritanya sedikit demi sedikit.
Maaf, belum selesai ff yang lain aku malah buat ff baru. Tapi tenang, aku gak akan ninggalin ff aku yang lainnya kok...
Oke, aku membutuhkan review...
Next or delete? Itu tergantung pada readers tercinta... Kkk... Review tembus angka tiga puluh, aku bakal lanjutin.
Oke, good night all...
