Haii.. Minna

Saya datang membawa fic baru.

Cuma fic pendek hasil dari kebosanan saya di rumah.

Dan dapet ide saat saya mau tidur.

Jadinya malah selesaiin dulu kata-katanya di fikiran lalu sekarang baru sempet nulis dan publish. (all: nggak da yang nanya)

Ini fic singkat mengenai perasaan Boboiboy setelah kehilangan Ochobot menurut imajinasi author.

Oke cekidot.

Setting: di danau yang sepi (ntah ada nggaknya di pulau rintis) pada waktu senja.

SELAMAT MEMBACA

Warning: gaje, abal, OOC, typo(gak tanggung-tanggung typonya bisa sampai satu kata) dan beragam genus dan family(?)kesalahan lainnya.

Boboiboy POV.

Semlilir angin membelaiku pelan.

Menggerakkan helaian rambut bertutup topi dinosaurus milikku.

Berdiri sendiri menatap sang mentari yang akan menyembunyikan cahayanya.

Kudengar danau ini semakin hening tak ada kehidupan.

Langit berubah warna menjadi orange yang semakin lama menggelap.

Orange.

Kututup mataku membiarkan kenanganku dengannya mengalir di kepalaku.

Teriakannya, kekhawatirannya, ketakutannya, kebiasaanya, tubuhnya, matanya dan semua yang ada pada dirinya.

Perlahan kurasakan tetes air mengalir dari kedua mataku.

"Ochobot"

Tak kusadari aku menyebut namanya lagi.

"Maaf kan aku"

Ucapku parau

"Terimakasih Boboiboy"

Suara itu. Aku mengingatnya lagi, suara terakhir yang kudengar dari Ochobot.

"ARGGGGHHHHH... AKU TAK MAU KEHILANGANMU OCHOBOT KEMBALILAH...kumohon"

Aku berteriak di tengah keheningan danau bernuansa orange karena terkena sinar matahari.

Air mataku semakin mengalir deras.

Aku ingin mempertahankan memoryku tentang Ochobot sekaligus ingin melepaskan semuanya.

Kutatap jam yang ada di kedua tanganku.

"Ochobot."

Kulepas kedua jamku dan menatapnya sendu.

Air mataku semakin mengalir ketika mengingat pemberi jam ini.

"Kau memberikan ini agar aku bisa melingdungi bumi...hiks"

Bibirku bergetar. Aku tak bisa menahan isak tangisku lagi.

"Tapi bagaimana aku bisa melindungi bumi jika aku melindungimu saja, aku tak bisa?"

Kugenggam erat kedua jam itu. Sudah cukup semua sakit dan tanggung jawab berta yang kupikul.

Aku ingin lepas. Aku tak mau kehilangan orang yang kusayangi lagi.

Kuangkat tanganku bermaksud melempar jam-jam ini ke danau.

"Sampai jumpa"

GREPP...

Belum sempat aku melemparnya. Aku membatu ketika merasakan seseorang memlukku dari belakang.

"Jangan Boboiboy"

Ucapnya lirih.

Aku mematung. Ia memelukku semakin erat. Aku tak tahu harus bagaimana? Aku tetap diam dan tak membalas pelukannya.

"Apa kau ingin menghianati kepercayaan Ochobot dengan melepaskan tanggung jawabmu begitu saja? Kita bersama dengan teman-teman yang lain. Bukan kau saja yang merasa kehilangan Ochobot. Aku.. aku..."

Tubuhnya bergetar. Apakah ia menangis?

Perlahan kuturunkan kedua tanganku. Namun masih tak mau membalas pelukan ataupun perkataannya.

Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Hangat...

Kututup mataku lagi, membiarkan kehangatan ini menenangkanku.

Cukup lama kami diam. Hingga ia memecah keheningan diantara kami.

"Jangan Boboiboy. Jangan khianati Ochobot!"

Ia berucap pilu dengan isak tangis yang menyertainya.

"Maaf Yaya"

Ucapku sangat pelan.

Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Yaya.

Tubuh kecilnya bergetar menahan tangis.

"Menangislah"

Ucapku pelan. Ia langsung menangis di pelukanku. Kupandangi ia, kami hanya terdiam cukup lama. Hingga matahari tak menunjukkan sinarnya lagi.

Kurasakan tubuhnya semakin melemasku di pelukanku.

Panik.. tentu saja.

"Yaya. Hei... Kau tak apa?"

Kulepaskan pelukanku pada Yaya. ku lihat wajahnya yang masih sembab namun damai dan aku mendengar deru nafas halusnya.

"Tidur?"

Kutopang dia dengan satu tangan dan mencoba menggunakan jamku tanpa membangunkannya.

Kugendong dia dan pergi meninggalkan danau yang sepi ini.

Kutatap jam yang ada di pergelangan tangan Yaya. lalu menatap wajah damainya yang tertidur di gendonganku.

Aku tersenyum lembut. Sudah kuputuskan.

'Aku takkan menghianati Ochobot. Aku akan tetap menggunakan jam ini untuk melindungi bumi terutama gadis yang ada di gendonganku ini'

End

Ya ampun ini apaan? (menatap kosong ke komputer)

Padahal kemaren pengennya nggak gini lhoo.

Ini sih.. friend ship enggak

Romance juga enggak.

Entah mengapa saya sulit sekali menulis fic yang melibatkan perasaan.

Huhh...

Oke maaf kalau super pendek dan penulisan yang beneran aneh.

Maaf kalo feelnya nggak dapet.

Ah.. iya maaf untuk yang brother's smile reviewnya nggak bisa aku balesin semua.

Tapiii... terimakasih banyak telah mereview

Akhir kata

^_^ REVIEW PLEASE ^_^