Title : A Cupcake Love
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Author : ^jewon^
Cast : Hinata & Naruto
Genre : Romance
Rate : T
Warning : OOC, Typo, EYD, abal-abal, ancur, dll
Summary: Sebuah Cupcake yang dibuat nya dengan penuh Cinta oleh Princess KHS akan menjadi saksi kisah mereka. "Maaf kan aku, Hyuuga-san"/"Cupcake asin." Mind to RnR . Nggak pandai bikin Summary
Happy Reading..
Hinata Pov
Bagaimana kalau kita memulai cerita ini dengan sebuah perkenalan?
Namaku Hinata Hyuuga, seorang gadis yang dijuluki Princess KHS. Kalian tau? Aku tak suka dengan julukan itu, ya maksudku hei, hidup mu terganggu, pergerakan mu selalu di perhatikan, bahkan pakaian ataupun make up yang kau kenakan haruslah fashionable. Aku disini untuk belajar bukan untuk dipuja-puja para siswa.
Tapi keuntungan memang aku dapatkan. Aku bisa menghemat uang saku karena bekal makan siang ku sudah di sediakan sekarang dan bahkan pangeran sekolah pun tunduk kepadaku, siapa lagi kalau bukan prince Uchiha Sasuke.
"Hinata-chan, ibuku membawakan mu nasi goreng." Sebuah kotak makan yang terlihat imut tiba-tiba berada di hadapan ku sekarang. Dengan cool sasuke duduk di depan ku sambil menopangkan dagunya.
"U-uh, arigatou." Aku tersenyum miris, ini adalah bekal ke 7 yang ku terima untuk hari ini.
Sayang nya aku tak tertarik dengan pangeran sekolah itu. Justru aku lebih merasa nyaman saat melihat sepasang mata biru itu,
Uzumaki Naruto, tidak seperti laki-laki lain yang tergila-gila padaku. Dia bahkan tak pernah melirik ku. Naruto adalah anak terpandai di kelas mengalahkan si tukang tidur. Dia tak sekeren yang lain, penampilan nya cukup biasa dan tak ada kelebihan apapun. Itu sih menurut pandangan anak lain, tapi aku berbeda. Saat pertama kali dia menolong ku dari para preman, aku terpukau dengan kedua Blue Sapphire yang selama ini disembunyikan dari kacamata yang di pasangnya.
Setelah kejadian preman itu, aku mulai merasa gugup saat dia mendekatiku. Bahkan aku sangat ingin mengubur kepalaku ke tanah saat aku melakukan hal aneh di depan nya. Ingin sekali aku menjedotkan kepala ku ke tembok sekarang juga, aku tak pernah seperti ini, aku selalu cuek dengan namanya laki-laki tapi di hadapan nya, aku ingin terlihat manis dan feminim.
"Hyuuga-san, aku akan mengumpul buku Matematika. Apa kau sudah..-"
"Aku sudah mengerjakan nya."Sahut ku cepat. Aku segera meletakkan buku mtk ku di atas tumpukan buku di tangan nya.
"Terima kasih" Dia tersenyum.
Oh tuhan, senyuman nya itu. Aku yakin bahwa ini pertama kalinya dia tersenyum ke arahku atau mungkin ke semua murid/?
Author pov
"Hinata-chan" Ino mengejutkan Hinata yang sedang asik melamun.
"E-eh apa?" Hinata menoleh terkejut. Dia menggembungkan pipi nya kesal saat mengetahui Ino di belakang nya.
"Hihihihi.." Ino terkikik geli.
"Sudahlah pig, ayo duduk."
"Ha'I ha'I forehead"
Ino dan Sakura duduk di hadapan Hinata sekarang. Kelas mereka agak sepi hanya ada segelintir orang, mungkin 5 orang termasuk mereka bertiga.
"Ada apa? Jangan bilang gosip tentang shion anak kelas 2 yang katanya akan menjadi kandidat princess KHS setelah aku lulus." Hinata memutar matanya bosan saat mengingat berita hangat itu, bahkan mereka sudah mempunyai calon saat dia lulus.
"Tentu saja tidak. Kita tidak perlu membicarakan berita basi itu lagipula tak ada yang bisa menggantikan kecantikan dan kesexy'an seorang Hinata Hyuuga" Ino tertawa.
"Dasar kau ini. Jadi apa?" Hinata menopang dagu nya dengan kedua tangan.
Ino dan Sakura menyeringai.
"Tentu saja tentang hari valentine." Ucap mereka kompak.
.
.
.
.
.
Hinata menatap mobil ungu muda di hadapan nya. Dia menggigit bibirnya dan mengenggam erat kunci mobil di tangan nya.
"Apa yang kau tunggu? Cepatlah nee-san" Hanabi mendorong tubuh kakaknya itu ke arah mobil.
"Tapi Hanabi.. Etoo.. Aku takut." Hinata menggaruk pipi nya.
"Apa yang takutkan Nee-san? Ayolah kau hanya harus membeli bahan nya dan pulang dengan selamat." Ucap Hanabi greget.
"Tapi...tapi aku tak pernah melakukan ini sebelumnya. Membeli bahan untuk membuat cokelat dan mem..member..memberikan nya pada seorang laki-laki." Hinata membuang napas nya gugup.
"Sudahlah nee-san. Cepat atau tidak ku bantu untuk menyelesaikan cokelat mu." Hanabi melipat tangan nya kesal.
"Ha'I ha'I. Gomenasai.." Hinata segera memasuki mobil nya dan menancap gas ke supermarket terdekat.
"Hihihihi.. Nee-san saat jatuh cinta benar-benar manis." Hanabi menggelengkan kepalanya saat kakak nya itu dulu sangat cuek dengan yang namanya laki-laki.
Keranjang kecil telah berada di tangan nya, tinggal memilih bahan nya saja lagi.
"Hufftt.." Hinata menghembuskan nafasnya, membeli bahan saja susah nya seperti ini apalagi membuatnya ataupun memberikan nya/?
Berterima kasihlah pada Hanabi yang katanya akan membantu sedikit-sedikit atau jika tidak cokelat itu tidak akan terbentuk karena kegugupan nya.
'Ayolah Hinata, ini hanya sebuah cokelat kan? Benar hanya cokelat. Semangat!' Batin Hinata. Dia tersenyum tipis dan berjalan ke rak-rak bahan-bahan masakan.
Beberapa menit kemudian, dia sudah berbaris di kasir untuk membayar.
"Jumlah nya 25 yen."
Gadis itu keluar dari supermarket dengan menenteng 2 kantong plastik. Hinata tersenyum. dia memasukkan kantong plastik itu ke dalam mobil nya dan menancap gas pergi dari sana.
.
.
.
.
"Wah Hinata-chan! Ini imut sekali." Ucap sakura dan Ino
Cupcake coklat terbungkus plastik transparan yang di ikat dengan sebuah pita bewarna biru. Cupcake itu juga di taburi dengan beberapa kacang almond dan lelehan caramel.
"Tapi kenapa Cupcake? Bukankah kau mau membuat coklat?" tanya ino bingung.
"Etoo..aku rasa Naruto-kun tidak akan menyukai yang manis-manis." Jawab Hinata asal.
"Terserahlah. Yg penting kau membuatnya dengan hatimu" goda Sakura
"Arigatou" hinata tersenyum.
"Aku yakin rasanya enak sekali."
"Bagaimana kalau kau mencoba nya.." Hinata menyodorkan 2 cupcake yang ada di dalam tas nya.
"Kau membuat lebih?"
"Ya, aku juga ingin memberikan nya pada kalian. Anggap saja cupcake persahabatan." Hinata tersenyum manis.
"Wah, Princess kita memang yang terbaik" Ino mencubit pelan pipi Hinata.
"Wah ada cupcake? Terlihat enak." Lee dan Kiba tiba-tiba ikut nibrung di samping 3 gadis itu.
"Cupcake? Wah siapa membuat cupcake ini?" Tenten juga ikut.
"Aku ingin kalian merasakan juga" Hinata memberikan beberapa cupcake kepada teman-temannya, Lee, kiba, Tenten, Sakura, ino, dan juga Sasuke.
Mereka dengan senang hati menerima cupcake itu terlebih Kiba dan Sasuke yang memang menaruh hati pada Hinata.
"Ini.." Ino terdiam. Dia menoleh ke arah Sakura yang berhenti mengunyah cupcake itu.
"Hinata-chan! Sekarang jujur padaku, kau menggunakan apa dalam Cupcake ini."
"Oh itu. Mungkin cokelat, tepung, susu, air, caramel, kacang almond." Ucap Hinata.
"Tapi kenapa rasanya..."
"Oh ya aku lupa, setoples bahan masakan terjatuh dalam adonan karena hanabi tak sengaja menyenggol nya. Aku pikir itu tak masalah karena toples itu berisi gula. Apa cupcake nya kemanisan?"Tanya Hinata Khawatir.
Mereka semua berpandangan. Sasuke mengalihkan pandangan nya ke arah lain sambil terus menguyah cupcake itu dengan setetes air mata yang jatuh.
"Kau yakin itu gula?" Ucap Sakura memastikan.
"Er..sebenarnya tidak. Karena pagi tadi, toples berisi gula masih utuh dan toples berisi garam berkurang se..setengah." Ucap hinata ragu.
"ITU DIA!" Lee dan Kiba berteriak nyaring.
"Maaf hinata tapi cupcake ini sangat asin."Ucap tenten dengan mata nya yang memerah menahan asin.
Hinata mencoba cupcake nya. Seketika Wajahnya memerah, mata nya berair. Mungkin jika di dalam anime, kepala hinata sudah mengeluarkan asap untuk mengambarkan berapa asin nya cupcake itu.
"ASIN!" Hinata menyambar air minum nya dan segera meneguk habis. Teman-teman yang lain juga ikut menyambar minuman apapun di dekat mereka sekarang.
"Aku gagal" Hinata meletakkan minuman nya pasrah. Gagal sudah rencana nya ingin memberikan cupcake ini pada Naruto. Berhubung soal Naruto, sepertinya laki-laki itu belum datang.
'Syukurlah' batin Hinata. Jadi laki-laki itu tidak mengetahui soal cupcake memalukan nya.
Sekolah sudah dimulai dan seharian itu, Princess of KHS terus murung memikirkan hari valentine nya berakhir seperti ini. Dia menopang dagunya dan melirik Naruto yang masih tenang memperhatikan sensei. Sejenak sepasang amethyst dan Blue Sapphire itu bertemu. Hinata terkejut melihat Blue Sapphire indahnya tanpa kacamata. Sepertinya Naruto melepas kacamatanya.
Ini kedua kalinya hinata hanya bisa terpaku menatap sepasang samudra biru . Walau Naruto terlihat selalu bersikap dingin pada semua orang, hinata tau bahwa sebenarnya ada kelembutan dari diri seorang Uzumaki Naruto dan itu nampak jelas dari kedua matanya.
Mulut Naruto membentuk suatu kata yang artinya
'ada apa memandangi ku?'
Hinata segera tersadar. Wajahnya memanas. Dia segera mengalihkan pandangan nya asalkan jangan menatap sepasang mata biru memabukkan itu. Tanpa si gadis sadari sebuah senyuman tipis terbentuk di bibir laki-laki pirang itu.
"Jadi bagaimana, Hinata? Em..tentang cupcake." Ucap Ino hati-hati. Mereka sekarang berbicara di kafe sekolah sambil melahap pesanan masing-masing.
Hinata hanya mengaduk minuman nya dengan malas. Mata nya terlihat redup seperti tak ada kecerahan dalam sana.
"Aku tak tau. Cupcake itu masih ada di bawah meja. Aku tak sanggup melihat nya" Lirih Hinata.
"Hinata.." Sakura mengelus pelan kepala gadis itu berniat memberi ketabahan.
"Bagaimana jika kau membeli cupcake baru." Usul Ino bersemangat.
"Ah itu benar. Nanti baru pulang sekolah, kau beri padanya sekaligus menyatakan perasaan mu." Sakura ikut mendukung.
"Tapi bukankah cupcake buatan sendiri itu..-"
"Tak apa hinata! Yang penting kan perasaan mu tersalurkan."
Hinata terlihat berpikir tapi akhirnya gadis itu mengangguk ragu.
Teng teng teng
Bel pulang sekolah berbunyi. Anak-anak segera berhamburan keluar. Hinata menatap cupcake yang baru saja di beli nya. Dia memantapkan hatinya untuk berpikir bahwa ini baik-baik saja. Yang terpenting toh hatinya dan perasaan nya pada laki-laki uzumaki itu.
"Hinata semangat ya! Kalau begitu, kami pulang dulu. Jaa" ucap Ino.
"Semangat" Sakura tersenyum dan segera menyusul gadis pirang pucat itu keluar.
"Hufft" Hinata melirik Naruto yang bersiap keluar dari kelas. Menurut perhitungan nya, Naruto hari ini akan pulang agak telat karena ada tugas dari kakashi-sensei. Jadi dia bisa menyatakan perasaan nya saat itu tanpa terganggu dengan anak lain. Benar-benar waktu yang pas dan tak bisa di ganggu-gugat lagi.
"Baiklah, aku akan membuang Cupcake asin itu." Hinata mengulurkan tangan nya untuk meraih cupcake yang tersimpan manis di bawah meja.
'Kosong'
Hinata sekali lagi memeriksa kolong meja nya dan benar, tak ada apapun di sana! Tak mungkin kan cupcake nya mengecil atau berjalan sendiri ke tong sampah.
"Naruto maaf ya membuatmu pulang terlambat. Ini tugasnya, mohon bantuan nya. Jaa"
Hinata segera menyambar tas nya untuk mengikuti Naruto. Masalah Cupcake itu mungkin bisa di pikirkan besok.
^jewon^
Di sinilah hinata sekarang, kafe sekolah, sendirian seperti orang bodoh di sana. Memang kafe sekolah cukup dekat dengan tempat Naruto mengerjakan tugas nya. Hinata segera bangun dan mengeluarkan cupcake nya saat melihat tanda-tanda laki-laki itu sudah selesai mengerjakan tugas nya dan ingin pulang.
"Naruto-kun" panggil Hinata teriak. Untung saja sekolah sudah sepi jadi image nya sebagai Princess KHS tak akan ternodai saat mereka tau bahwa hime mereka berlarian dan berteriak sekarang. Walau kita tau Hinata tidak memperdulikan nya.
"Hyuuga-san." Naruto berhenti berjalan dan menoleh ke arah gadis yang mengatur nafas nya.
Hinata menetralkan detak jantung nya yang abnormal sekarang. Dia memantapkan hatinya.
"Ini untukmu" Hinata menggigit bibir nya. Akhirnya dia bisa memberikan cupcake itu walau bukan hasil jerih payahnya.
"Apa ini? Hyuuga-san?" Naruto menatap cupcake di depan nya bingung.
"Ka..kau bertanya ini apa? Te..tentu saja, Cupcake." Ucap Hinata gugup.
"Tapi untuk apa? Kenapa kau memberikan nya padaku"
Hinata semakin ingin sekali menguburkan kepalanya sekarang bahkan seluruh badanya melihat kepolosan Naruto.
"Aku menyukai mu. Ah tidak, aku mencintaimu, Naruto!" ucap Hinata lantang. Suara nya menggema di koridor sepi itu.
Naruto terkejut tapi dia segera mengembalikan raut wajah datar nya.
"Aku tak menyukai nya"ucap nya datar
Glek!
Hinata merasa jantung nya di tusuk oleh benda tak kasat mata. Gadis itu berusaha mati-matian untuk tidak menangis sekarang. Ya jangan di hadapan laki-laki ini. Jadi seperti ini akhirnya, di tolak oleh orang yang kau sukai. Sakit juga. Cupcake mu di tolak dan itu pasti perasaan mu ditolak kan?
Hinata menarik kembali cupcake nya dan tersenyum miris. Hinata mengatur nafas nya yang serasa sesak tadi.
"Maaf." Hinata berbalik. Bibir nya bergetar menahan tangis yang menyerebes ingin keluar.
Perasaan nya hancur sudah, sekarang seorang Princess KHS di tolak oleh laki-laki miskin yang masuk ke KHS menggunakan beasiswa. Mungkin ini karma karena telah mempermainkan beberapa hati di sekolah nya.
"Maaf Hyuuga-san." Suara Naruto terdengar. Hinata hanya melambaikan tangan nya dan tetap berjalan.
"Aku tak menyukai cupcake itu." Ucap Naruto lagi.
"Aku tau, Naruto hiks.. Aku tau." Hinata menggigit bibir nya. Gadis itu yakin, matanya memerah sekarang.
"Aku cuma menyukai cupcake 'asin' ini."
"E-eh?"
Hinata berhenti berjalan saat mendengar kata familiar di telinganya. Dengan wajah entah bagaimana bentuknya sekarang, Hinata menoleh ke arah Naruto. Matanya terbelalak kaget saat melihat benda 'tak' asing di tangan Naruto, cupcake coklat kacang almond caramel nya. Itu..itu Cupcake asin nya Cupcake olahan nya yang gagal total.
"Aku menyukai nya, terima kasih. Walau rasanya agak asin." Naruto nyengir.
Hinata terdiam, dia jongkok di lantai, air mata nya tumpah semua. Hinata menangis menumpahkan semua kesal, takut, terluka dan bahagia nya.
"Aku hanya menyukai cupcake yang tulus di buat untukku. A Cupcake love." Naruto ikut jongkok dan menarik Hinata kedalam pelukannya.
"Baka! Naruto no baka! Baka ba..-" Hinata memukul dada Naruto dan kembali menangis.
"Maaf kan aku, Hinata-chan" Naruto mengecup rambut indigo hinata dan kembali membawanya ke dalam dekapan.
.
.
.
.
Hinata masih sesegukan setelah benar-benar 'menumpakan' semuanya. Dia menangis di pelukan Naruto.
"Kau puas." Naruto mengelus pelan rambut gadis yang bersandar di pundak nya. Dia tersenyum menatap Hinata yang sudah mulai tenang.
"Jangan menatapku dengan mata mu yang tertutup kacamata sialan ini. Aku ingin melihat nya, dua blue sapphire itu, selalu.." Hinata tersenyum sambil menekankan kata Selalu. Walau rona merah tak pernah hilang dari pipi imut nya.
"Ha'I ha'I Hime-sama. Aku tak akan menggunakan kacamata ini lagipula ini hanya kacamata hias."
"Kau boleh menatap mataku sampai puas sekarang" Naruto nyengir.
Perlahan Naruto memajukan wajahnya ke arah Hinata, seolah tau apa yang terjadi hinata segera menutup kedua matanya. Gadis itu agak geli saat merasakan hembusan nafas Naruto mengenai wajah nya.
Chuu~
Naruto mencium bibir yang paling di kehendaki oleh semua laki-laki KHS. Bukankah itu termasuk keberuntungan/?. Sebuah ciuman yang tak lama tapi juga tak singkat. Naruto mengakhiri ciuman nya dan tersenyum manis ke arah gadis yang bak kepiting rebus itu.
"Jangan menatapku terlalu lama, baka! Kau ingin membuatku pingsan, hah?" Hinata mendorong wajah Naruto.
"Ha'I, gomenasai, hime-sama" Naruto kembali menarik Hinata ke dalam dekapan nya dan menghirup bau lavender yang menguar dari tubuh gadis itu.
"Arigatou, Naruto-kun"
Owari
.
.
.
Omake
"Jadi bagaimana, Hinata? Em..tentang cupcake." Ucap Ino hati-hati.
"Aku tak tau. Cupcake itu masih ada di bawah meja. Aku tak sanggup melihat nya" Lirih Hinata.
"Hinata.." Sakura mengelus pelan kepala gadis itu berniat memberi ketabahan.
"Bagaimana jika kau membeli cupcake baru." Usul Ino bersemangat.
"Ah itu benar. Nanti baru pulang sekolah, kau beri padanya sekaligus menyatakan perasaan mu." Sakura ikut mendukung.
"Tapi bukankah cupcake buatan sendiri itu..-"
"Tak apa hinata! Yang penting kan perasaan mu tersalurkan."
Naruto berhenti mengadus jus jeruk nya. Dia menoleh ke arah 3 gadis yang berbicara tentang sebuah cupcake yg asin/? Dan juga sepertinya ketiga gadis itu tak menyadari keberadaannya.
"Tapi bagaimana jika Naruto-kun menolakku karena aku membohongi nya soal cupcake itu."
"Kalau begitu jangan bilang kalau kau yang membuatnya. Dia tak mungkin menanyakan soal pembuatkan?"
"Baiklah. Semoga saja."
Tanpa sadar senyum tipis di terbentuk di bibir laki-laki pirang itu. 'Cupcake asin ya? Sepertinya tak masalah'
The end
Kyaaaaa akhirnya bisa membuat fanfic oneshot :D
Yatta yatta ^o^ ^o^
Review minna^^
