CRAZY OVER YOU

CAST : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Xi Luhan, Kris Wu, EXO 12!

Summary : Byun Baekhyun adalah seorang penyanyi muda yang memiliki kelainan psikologis aneh bernama Hybristophiliac. Sebuah pertemuan tak terduga dengan seorang mafia bernama Park Chanyeol membuat Baekhyun kecanduan akan sentuhan pria itu. GS. M. MATURE. NC. Chanyeol. Baekhyun. Chanbaek. Baekyeol. Luhan. . EXO. Genderswitch.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T COPY

PLEASE REVIEW

.

.

Hybristophiliac adalah penyakit psikologis aneh dimana penderitanya akan merasa tertarik, terobsesi, dan bahkan terangsang pada seorang penjahat atau pembunuh berbahaya.

.

.

Siang yang cerah di awal musim panas tahun ini harus berjalan dengan sibuk seperti hari-hari biasa. Seorang wanita muda menjejalkan ankleboots dengan kasar ke kaki jenjangnya. Gadis ini memiliki tinggi badan 178 cm, cukup tinggi untuk ukuran wanita seusianya. Bentuk badannya tercetak sempurna dalam balutan crop tee dan mini pants khas musim panas. Rambut coklat gelapnya dibiarkan terurai hingga menutupi batas pinggangnya yang sempit

Dia adalah Byun Baekhyun, seorang penyanyi solo yang akhir-akhir ini naik daun dan sedang melakukan comeback musim panasnya.

"Kau sudah selesai dengan sepatu itu?" tanya sang manager saat Baekhyun masih saja berusaha mengancingkan ankleboots-nya.

Baekhyun mendesah ringan, kemudian berhenti berusaha mengancingkan sepatunya dan menyodorkan kedua kakinya kehadapan sang manager.

"Sudah kubilang, Luhan, aku benci ornament rumit," protesnya.

Luhan hanya tersenyum ringan, lalu berjongkok untuk membenarkan kaitan sepatu Baekhyun yang belum terpasang.

"Apa kau harus terus menerus menggantungkan hidupmu padaku?" Luhan terkekeh ringan.

Baekhyun mengangguk-angguk lucu memandangi sepatu yang sudah terpasang sempurna dikakinya.

"Jadi apa aku ada jadwal menemui Kyungsoo malam ini?" Baekhyun mencoba membaca perubahan wajah Luhan yang tiba-tiba menjadi tegas saat mendengar nama Kyungsoo.

"Selama kau masih menemui bajingan itu, maka jawabannya adalah ya," jawab Luhan tegas, Luhan membalikkan badan dan keluar ruangan, tidak ingin memulai pembicaraan yang menurutnya tidak penting.

Baekhyun diam. Dia sama sekali tidak bisa memprotes atau menawar permintaan Luhan jika sudah menyangkut tentang Kyungsoo, psikolog pribadi Baekhyun. Ini semua kesalahan Baekhyun yang ceroboh saat mengunjungi Kris Wu –bandar narkoba yang dipuja Baekhyun, kini sedang dalam masa tahanan di China.

Baekhyun masih sangat memuja lelaki itu, meskipun dia hanya bisa melihat Kris dari balik jeruji besi. Baekhyun tidak peduli.

Apa karena Baekhyun mencintainya?

Tidak. Baekhyun sama sekali tidak mencintai Kris.

Hanya saja kelainan psikologis yang dideritanya membuatnya tidak bisa lepas dari seorang Kris Wu –yang menurut Baekhyun pesonanya mematikan.

"Berhentilah melamun. Kau akan tampil delapan menit lagi," ucap Luhan singkat, diiringi dengan tepukan pelan di kepala Baekhyun yang membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

Baekhyun mendengus sebal sebelum dia melangkah keluar ruangan. Setelah berada diluar, Baekhyun harus terlihat ceria. Gadis itu harus tersenyum kepada siapa saja yang dia temui. Dia dikenal sebagai gadis periang dan terpaksa harus mati-matian menjaga image-nya itu.

Ingatkan Baekhyun kalau semua public figure punya dua topeng atau lebih.

.

.

22.00 – Goyang, Seoul.

Baekhyun nyaris tertidur dalam mobil yang Luhan kemudikan menuju rumah Kyungsoo, sahabat mereka sekaligus psikolog Baekhyun. Setelah comeback stage yang lama dan melelahkan, Luhan bersikeras bahwa mereka harus bertemu Kyungsoo meskipun seberapa besar Baekhyun menolak.

Saat mobil hitam mereka memasuki kawasan rumah Kyungsoo, psikolog muda itu sudah menyambut mereka dengan senyuman dan kedua tangan yang terbuka lebar.

"Kita akan mengadakan pesta?" tanya Kyungsoo dengan tawa jahilnya, kemudian memeluk Baekhyun dan Luhan bergantian.

Baekhyun mendengus.

"Aku sangat ingin ladies party karena ini comeback-ku, tapi Luhan ingin aku diperiksa," rengek Baekhyun yang sudah menarik-narik tangan Kyungsoo.

"Lihatlah, dia semakin parah," bisik Luhan dan dihadiahi sebuah pukulan ringan dibahunya oleh Kyungsoo.

Kyungsoo membimbing Baekhyun untuk masuk ke ruang perawatan di lantai dua. Sebuah ruangan yang didesain khusus untuk membuat pasien yang masuk di dalamnya merasa nyaman. Kyungsoo menidurkan Baekhyun di sebuah tempat tidur santai dan memutar lagu balada favorit Baekhyun.

Ini penting bagi Baekhyun untuk tenang sebelum memulai terapinya.

Lebih tepatnya, Kyungsoo akan menginterogasinya

Kyungsoo berdeham sedikit saat Baekhyun mulai memejamkan mata dan menggumamkan lagu itu.

"Jadi Byun Baekhyun. Apa kau kemarin menemui Kris Wu?"

Baekhyun menangguk ringan, bibirnya mulai berhenti bergumam.

"Untuk apa?" tanya Kyungsoo lembut.

"Aku merindukannya,"

Kyungsoo menahan diri untuk tidak mendesah.

"Kau menyentuhnya?"

Baekhyun menggeleng.

"Kau masih menginginkannya?"

"Sangat," jawab Baekhyun singkat.

Kyungsoo menuliskan sesuatu di halaman belakang buku catatan dengan nama Baekhyun sebagai judul buku itu.

"Jadi apa kau berniat membantu Kris Wu keluar dari penjara?"

Baekhyun diam.

Kyungsoo kembali mencoret catatannya dengan tanda silang beberapa kali.

"Kau ingin membantu Kris Wu saat dia keluar dari penjara?" Kyungsoo mengubah pertanyaannya.

Baekhyun mulai gelisah, tapi tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Lagi-lagi Kyungsoo menyilang catatannya.

"Kau ingin membantu Kris Wu melakukan pekerjaannya?"

Baekhyun tidak menjawab, gadis itu mulai mengerutkan keningnya.

"Atau kau ingin membantunya hidup lebih baik?"

Baekhyun awalnya diam, tapi sedetik kemudian dia mengangguk sangat pelan dan ragu-ragu.

Kyungsoo menutup catatannya, merasa cukup untuk hari ini.

"Istirahatlah beberapa menit, aku akan menemui Luhan. Kau bisa keluar jika sudah siap," Kyungsoo menepuk lengan Baekhyun beberapa kali dan dibalas Baekhyun dengan anggukan ringan.

Saat Kyungsoo meninggalkan ruangannya, Luhan sudah menunggunya tepat di depan pintu. Menanyakan keadaan Baekhyun tanpa suara dan dijawab gelengan frustasi oleh Kyungsoo.

"Apakah semakin parah?" tanya Luhan khawatir. Gadis itu sungguh takut dengan keadaan Baekhyun yang selalu dekat dengan bahaya.

Kyungsoo mengangguk.

"Setidaknnya dia masih pasif beberapa minggu yang lalu. Aku tidak tau kalau ini bisa berubah menjadi agresif begitu cepat,"

Luhan mendesah ringan, menghempaskan tubuh mungilnya di sofa panjang Kyungsoo di ruang santai. Dia begitu lelah dengan semua jadwal Baekhyun yang padat, ditambah lagi dengan keadaan Baekhyun yang ternyata semakin parah.

"Kita harus mengambil tindakan lain sebelum keagresifannya bertambah," Kyungsoo menjelaskan sementara Luhan masih terpejam.

Luhan harus bisa memikirkan cara lain untuk menyelamatkan sahabatnya.

"Aku sudah melarangnya menemui Kris, Kyung, tapi dia selalu bisa melarikan diri,"

Kyungsoo mendesah ringan.

"Sepertinya aku harus sering mengunjunginya untuk melakukan terapi. Aku akan bicara dengannya sebagai teman, bukan psikolognya," Kyungsoo akhirnya mengambil keputusan meskipun dia sendiri belum begitu yakin dengan keadaan Baekhyun.

Luhan hanya menyetujui dengan anggukan.

.

.

Sudah hampir satu jam sejak Luhan dan Baekhyun meninggalkan rumah Kyungsoo. Kedua gadis itu sedang dalam perjalanan menuju apartemen Baekhyun di tengah kota. Baik Baekhyun maupun Luhan tidak memulai pembicaraan yang berarti kecuali jadwal Baekhyun yang padat besok.

Luhan menepikan mobilnya di depan gedung apartemen Baekhyun yang menjulang tinggi.

"Kau tak ingin kutemani masuk? Ini sudah tengah malam," tanya Luhan saat Baekhyun mulai memunguti barangnya di kursi penumpang.

Baekhyun menggeleng.

"Kau juga harus pulang, suamimu pasti merindukanmu, kan?" Baekhyun tersenyum sekilas sebelum mengecup pipi Luhan dan keluar.

"Sampai ketemu besok sore," Luhan setengah berteriak.

Baekhyun hanya menjawab dengan anggukan tanpa menoleh lagi ke arah Luhan.

Baekhyun berjalan gontai memasuki gedung apartemennya yang mulai sepi di malam hari. Setelah sampai di lantainya, lantai delapan belas, Baekhyun menekan tombol-tombol angka di pintu masuk kamarnya.

Baekhyun mendengar suara langkah kaki berisik dari pintu darurat, tapi dia memilih untuk tidak menghiraukan hal itu. Saat Baekhyun memutar kenop pintu kamarnya, seorang pria asing mendorong tubuhnya masuk dan mengunci kamar Baekhyun dari dalam, bersama dirinya.

Butuh sepersekian detik untuk menyadari bahwa Baekhyun sedang dalam bahaya. Lalu setelah kesadarannya perlahan terkumpul, Baekhyun memusatkan seluruh tenaganya untuk berteriak.

Dan saat teriakan Baekhyun akan keluar, pria tadi sudah mendekap mulutnya dan menempelkan sebuah benda dingin ke lehernya.

"Diamlah karena aku tak ingin membuat kulitmu sobek," nada suara pria itu datar, nyaris dingin dan berat.

Baekhyun menelan ludah kasar, jantungnya berpacu dengan cepat.

Dia sedang dalam bahaya.

Baekhyun tak tau apa yang dirasakannya saat tiba-tiba saja tubuhnya menjadi panas dan bergetar hebat. Bibirnya mengerang, minta dilepaskan, tapi tubuhnya menikmati semua ini. Baekhyun tidak bisa membedakankan antara rasa takut dan gairah.

Keduanya menyatu dan menguasai tubuhnya saat ini.

Baekhyun sedang ketakutan dan sangat bergairah.

Ya Tuhan, Baekhyun menginginkan pria ini.

Pria asing tadi menyadari pergerakan aneh dari tubuh Baekhyun, perlahan memajukan badannya untuk menatap gadis yang tengah gemetar dihadapannya. Dia pikir Baekhyun menangis, tapi gadis itu malah memejamkan matanya seolah-olah mennikmati apa yang sedang dilakukannya.

Penjahat itu menyadari ada yang salah.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya, melepaskan pegangannya pada Baekhyun.

Baekhyun membuka matanya dan dia nyaris terkejut melihat sosok tampan dihadapannya. Penjahat yang mungkin akan membunuhnya begitu tampan. Lagi-lagi Baekhyun merasa gairahnya semakin besar. Dia sungguh menginginkan pria ini, bagaimanapun caranya.

Baekhyun mengangguk.

"Kau bisa kan tidak berteriak. Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu," ucap pria itu.

Saat suara pria itu menyapu pendengarannya, Baekhyun memejamkan mata. Dia sangat menikmati suara khas pria itu. Baekhyun tidak butuh tau namanya, dia hanya menginginkan tubuh pria ini, sekarang juga, disini.

Baekhyun mengangguk lagi.

Dengan keberanian dan desakan gairah dalam tubuhnya yang semakin menjadi-jadi, Baekhyun menyetuh otot-otot di lengan pria itu. Jarinya menelusuri tangan pria itu dan melepaskan pisau lipat dari genggaman pria itu. Penjahat itu tidak menghalangi Baekhyun, dia menurut.

Baekhyun mendekatkan tubuhnya untuk mengendus tubuh pria itu. Aroma maskulin khas seorang pria memenuhi penciumannya, membuat Baekhyun tidak bisa lagi mengendalikan dirinya.

Kemudian dengan begitu saja, Baekhyun menempelkan bibirnya yang mungil ke leher pria di hadapannya. Bibirnya bergerak sangat pelan menelusuri rahang pria itu, mengecup, menghisap dan menjilat. Pria asing itu hanya melenguh saat Baekhyun bibir Baekhyun menyentuhnya.

"T-tunggu dulu," ucapnya terbata, berusaha menghindari ciuman Baekhyun yang semakin terburu-buru.

Baekhyun mendesah ringan saat Chanyeol menyentuh lengannya.

"Ya Tuhan, kau benar-benar membuatku bergairah," bisik Baekhyun.

Pria tadi menatap Baekhyun heran. "Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Baekhyun menggeleng, jari-jarinya menelusuri kaus hitam pria itu. "Sebenarnya tidak. Jadi siapa kau? Apa yang harus kuucapkan saat menjeritkan namamu?"

Pria itu kaget mendengar pertanyaan Baekhyun yang gamblang, tapi tidak menolak Baekhyun. "Chanyeol," ucapnya.

"Aku Baekhyun," balas Baekhyun acuh.

Pria bernama Chanyeol itu mengernyitkan keningnya. "Kurasa aku sering mendengar nama itu,"

Baekhyun tidak peduli.

"Persetan dengan itu. Aku menginginkanmu," erang Baekhyun.

Logika Baekhyun terbakar habis, dengan berani gadis itu meraup bibir Chanyeol dan menciumnya dengan kasar. Baekhyun menghisap bibir Chanyeol dengan tergesa-gesa seolah-olah dia tidak punya banyak waktu.

Chanyeol harusnya menolak saat Baekhyun menciumnya. Ini tidak benar. Chanyeol sadar ini salah, tapi nalurinya sama sekali tidak menolak, dia juga tidak bisa mengelak. Jadi ketika Baekhyun mendorong tubuhnya untuk tidur terlentang di atas ranjang empuknya, Chanyeol mengikuti kemauan gadis itu.

Chanyeol membiarkan tubuhnya diambil alih oleh gadis asing yang barusan mengaku bernama Baekhyun itu. Pria itu hanya bisa menurut, menikmati segala sentuhan Baekhyun ditubuhnya yang mulai basah oleh keringat.

Chanyeol bukan pria yang munafik.

Jemari mungil Baekhyun menari-nari di sepanjang kaus Chanyeol yang basah, sementara bibir gadis itu sibuk menyesapi leher Chanyeol. Baekhyun menarik ujung kaus Chanyeol dan menyentaknya dengan satu gerakan cepat melewati kepala Chanyeol, kemudian membuangnya begitu saja.

Setelah menyingkirkan kausnya, bibir Baekhyun beralih menciumi dada Chanyeol hingga perut dan pinggulnya. Chanyeol mengerang tertahan saat Baekhyun menyesasi pinggulnya dengan lembut.

Sial, gadis ini bisa membuat Chanyeol seperti seorang amatiran.

Chanyeol melenguh ringan saat Baekhyun kembali mengigiti perpotongan lehernya, gadis itu terkekeh sebelum akhirnya kembali menghisap bibir Chanyeol dengan rakus.

Baekhyun mengerang dan menghentikan kegiatannya saat Chanyeol meremas pantatnya kuat-kuat. Dia benar-benar yakin tentang hal ini, bahwa Chanyeol tidak menolak. Begitupula dengan dirinya yang sudah sangat siap.

Dengan sebuah seringaian yang sulit diartikan, Chanyeol membanting tubuh Baekhyun ke bawah tubuh jakungnya, membuat Baekhyun memekik karena kaget.

Chanyeol mendekatkan bibirnya untuk mengecupi setiap inci leher Baekhyun. Aroma Baekhyun yang menyenangkan memenuhi penciumannya, membuat pengendalian diri yang susah payah dibangunnya perlahan pudar. Ciuman Chanyeol sama terbur-burunya dengan Baekhyun sekarang.

Gairah menguasai keduanya.

Baekhyun tak tau gerakan mana yang Chanyeol lakukan untuk membuka seluruh pakaiannya karena dirinya sudah tidak menggunakan sehelai benang pun sekarang.

"Kau seharusnya tidak membangunkan iblis," bisik Chanyeol, suaranya terdengar berat menahan hasrat.

Baekhyun memejamkan mata, menikmati segala sentuhan Chanyeol ditubuhnya. Bahkan saat mendngar suara Baekhyun, dirinya semakin menginginkan Chanyeol lebih dari ini.

"Aku ingin tidur bersama iblis," ucap Baekhyun acuh.

Chanyeol menyeringai, kemudian mengigit perpotongan leher Baekhyun.

"Kau sedang beruntung karena iblis itu akan mengabulkan permintaanmu,"

Chanyeol mengangkat tubuhnya dari Baekhyun dan dengan cepat melepas semua pakaiannya, sementara Baekhyun merasa dirinya sudah benar-benar siap untuk Chanyeol.

Ya Tuhan, bahkan Baekhyun yang memulai ini semua.

"Jadi, siapa nama iblis itu?" tanya Baekhyun saat Chanyeol kembali menyentuhnya.

Chanyeol menyeringai lagi.

"Park Chanyeol,"

Dengan terucapnya kata-kata itu, Chanyeol mulai mendorong tubuhnya maju memasuki Baekhyun. Chanyeol menghujam Baekhyun kuat-kuat, membuat Baekhyun menjeritkan nama Chanyeol dengan keras.

Baekhyun terkesiap saat penyatuan mereka sempurna. Ini luar biasa.

Chanyeol gila. Iblis itu benar-benar sudah gila. Dia berhasil membuat Baekhyun kehilangan seluruh dunianya. Bahkan Baekhyun tidak bisa mengingat namanya sendiri, karena hanya ada satu nama yang ada di pikirannya sekarang..

Chanyeol.

Park Chanyeol.

Iblis gila yang sedang menyetubuhinya sekarang.

Iblis gila kelewat tampan yang sedang bercinta dengannya.

Baekhyun sudah kalah, dirinya benar-benar meledak dalam gairah yang melimpah ruah. Dengan tenaganya yang terkuras habis, dia menjeritkan nama iblisnya. Sedangkan Chanyeol masih terus menggerakkan badannya tanpa aturan di dalam Baekhyun. Chanyeol tidak peduli erangan protes gadis di bawahnya itu.

Gadis di bawahnya memang patut dinikmati, jadi Chanyeol tidak berhenti. Lalu saat puncak gairahnya terlepas, Chanyeol mencengkeram pundak gadis itu, diiringi rintihan kesakitan Baekhyun.

Sang iblis menang.

Keduanya terengah-engah berebut udara, setelah pelepasan tubuh mereka. Chanyeol maupun Baekhyun sama-sama terdiam sejak untuk menetralkan napas, lalu tawa renyah Baekhyun terdengar.

"Wow, yang tadi itu luar biasa,"

"Kau pikir begitu?" Chanyeol memiringkan tubuhnya menghadap baekhyun.

Baekhyun mengangguk ringan.

"Bisa kau lakukan lagi?"

Chanyeol membulatkan matanya tak percaya. Gadis ini luar biasa.

"Kau sudah menginginkannya lagi? Secepat itu?"

Baekhyun mengangguk.

"Aku sulit untuk merasa cukup," Baekhyun membalikkan tubuhnya untuk menatap Chanyeol.

"Aku penasaran, apa kau seorang vampire?" tanya Chanyeol diiring tawanya yang khas.

Lagi-lagi Baekhyun menggeleng.

"Bukan. Aku seorang Hybristophiliac,"

.

TBC

Catatan:

Hybristophiliac pasif, gangguan yang dialami penderitanya sebatas mencari informasi tentang penjahat yang gilainya, tidak membantu dalam melakukan kejahatan, dan cenderung ingin membantu penjahat itu menjadi lebih baik.

Sedangkan Hybristophilia agresif itu satu tingkat diatas Hybristophilia pasif, yaitu penderitanya ikut membantu melakukan kejahatan, melakukan pembunuhan bersama, dan lain sebagainya.

.

.

Silahkan review.

Terima kasih sudah membaca fanfiction ini. Ide cerita ini murni dari Author sendiri. Untuk kelanjutannya author menunggu review dan juga saran cerita. Author menerima segala kritik dan saran, jadi silahkan review.

Gimana nih, lanjut atau enggak? Author sih nurut aja /hehe/

Untuk pembaca fanfic Author yang lain sabar aja ya, masih nunggu ide cerita yang lewat /hehe/.

Sekian dulu, kalo ada kesalahan dalam bentuk apapun Author mohon maaf. Terima kasih dan sampai ketemu di chapter depan. Bye~