*Unedited. Beware of typos!
.
.
.
#1. Mengabjad kenangan
Mundurlah, wahai waktu. Ada ucapan "selamat ulang tahun" yang tertahan untuk kuucapkan. Dan rasa cinta yang selalu membara. Untuk dia yang terjaga, menemaniku.
.
.
.
27 November 20xx
From : baekhyunee . sendmail . com
To : pcy92 . sendmail . com
Subject : Happy B'day
Dear Chanyeolie.
27 November. Aku nyaris lupa. Tapi tidak, yang sebenarnya tidak (akan) pernah terlupa. Happy b'day Chanyeolie tersayang. Mungkin di sana, kau tidak lagi bertanya-tanya dengan penelepon misterius yang membangunkanmu dini hari hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Sangat tahu, bahwa kau tidak lagi penasaran dan mencoba menelepon balik hanya untuk memastikan nama seseorang yang berada di ujung sana.
Bagaimana kabarmu, Chanyeolie? Aku merindukanmu. Apa kau merasakannya? Telepatiku sampai tidak? Hari-hariku terasa asing. Hari ulang tahunmu kubiarkan berlalu dan aku tidak menghubungimu. Tidak ada dering telepon untuk sekedar mendengar suaramu. Ataupun pesan pendek, meski itu sekedar tanda titik dua dan tanda kurung di depannya. Aku sengaja tidak melakukan semua itu padamu. Yah, aku sedang mencoba menguji telepati rasaku padamu. Semoga saja masih berfungsi.
Kau ingat dengan hari itu, dear?
Pagi itu kita berbincang, bercengkrama begitu akrab. Bersama secangkir teh yang masih mengepul dan sensasi percikan hujan dari balik kaca. Kita bersama menikmati pagi. Kau bertanya dan aku menjawab. Begitupun sebaliknya. Entah apa temanya saat itu aku tidak mengingatnya, tapi yang jelas kita sangat menikmati percakapan itu.
Kau bilang, "kamu sangat menarik, Baekhyunie". Dan aku tersipu malu menanggapinya. Wajahku merona dan kau masih saja menggodaku.
Darling...
Aku bisa melihat bayang kita dulu. Kita berdiri di bawah lampu jalan. Bayang-bayang cahayanya menembus wajah kuyumu. Kau menawarkan jemarimu untuk menggenggamku. Kita menari bertelanjang kaki di atas bebatuan, berebut tawa di bawah hujan. Berbaring memandang bintang-bintang, lalu menceritakan segalanya. Aku tak pernah merasa senyaman itu bersamamu.
Apa kau ingat dengan perasaan itu?
Perasaan hangat saat kau mengecupku lembut. Begitu lembut.
Perlahan-lahan waktu merangkak maju, bergandengan tangan bersama langkah kita. Tapi di hari itu, di sore itu sang waktu menepis tautan tangan kita dan menyimpan kisah kita di dalam kotak Pandora. Aku masih mendengar bunyi kereta itu melaju, lambat dan terbata-bata—seperti mengeja kata yang tak sanggup kita ucapkan. Bahkan gerbong terakhirnya sempat melirikku iba. Di dalamnya kau berada, terpekur—membawa sebagian hatiku yang retak.
Setelah kereta itu melampaui pandanganku, pernahkah kau tanyakan bagaimana aku kembali pulang setelah gagal mencoba mengejarmu? Dan bagaimana caranya aku menerobos rinai hujan yang mengiringi momen itu? Di bawah hujan sore itu, aku menyembunyikan tangisku. Dalam diam aku menyimpan sesaknya salam perpisahan. Kau tidak pernah menanyakannya, kan?
My dearest boy, Park Chanyeol.
Rinai hujan kembali jatuh siang ini, berderai membasahi bumi. Aku di sini menatap hampa pada persinggahan kita dulu yang kini tak berpenghuni. Tanah basah. Daun-daun bergoyang. Dan kau lihat, ayunan itu kesepian.
Ah, aku rindu malam-malam saat kita menari-nari di tengah hujan lebat. Duduk di ayunan kayu di halaman belakang, hari dimana kita membuat kesepakatan bahwa aku dan kau akan selalu bersama. Aku masih ingat saat kau membuatku menangis malam itu. Matamu berkedip-kedip di bawah lampu jalan. Kemudian kau memelukku erat, begitu hangat. Berbisik pelan di telingaku, mengucapkan selamat tinggal. Di udara malam yang lembab itu, kau meninggalkan aku berdiri di sana dan pergi dengan sepotong jiwa yang kosong. Itu terakhir kali aku melihatmu, lalu semuanya berlalu setelah itu.
Terkadang aku masih tak percaya dengan kenyataan itu. Aku bahkan tak percaya, aku masih saja merindukanmu. Padahal tahun-tahun telah beranjak meninggalkan kisah itu. Tapi di sini aku sekarang, berusaha untuk menemukan kenangan bersamamu, hanya berusaha mencari kebaikan dalam perpisahan.
Ah, kenapa seperti ini? Ini hari ulangtahunmu dan aku justru bicara terlalu banyak. Maafkan aku, Chanyeolie. Tapi ini semua tentangmu. Ya, ini memang tentangmu. Entah kenapa, selalu kamu yang menjadi tokoh utama dalam semua cerita yang kubagi pada hujan. Selalu tentangmu.
Kau tahu, Sayangku?
Menemukanmu, tak semudah permainan "Hide & Seek". Aku tidak bisa membuka mataku, menghitung mundur, dan berharap kau ada saat aku membuka mata. Menemukanmu, tidak semudah itu. Aku harus membuka mata, meraba dan berjalan terus hingga sampai ke tempatmu berada. Itu benar, kan?
Tetapi aku tidak pernah berhasil menemukanmu, berapa kalipun aku mencobanya.
Aku merindukanmu, Chanyeolie. Aku rindu pada kulitmu, senyum lebarmu, kebaikanmu—semua hal tentangmu, sungguh. Aku merindukanmu dalam tangis, dalam tawa, bahkan dalam setiap doa. Tentangmu akan selalu menjadi bagian terindah dari ceritaku. Kenangan yang terasa pahit untuk kutelan namun terasa manis ketika mengingat bagaimana kau terus menjadi tokoh utama dalam ceritaku. Sebab hanya namamu yang mengisi kekosongan di hatiku. Hanya bayang tentangmu yang selalu setia menemani hari-hari rapuhku. Karena hanya kamu yang bersedia tinggal di dalam ruang sepiku.
Aku merindukanmu, Chanyeol-ku tersayang. Dan lagi-lagi, hanya kata itu yang bisa kuungkapkan padamu. Berharap telepati itu kembali berfungsi padamu. Kita mengawali semuanya di bawah hujan dan mengakhirinya juga di sana. Meski milyaran jarak sudah menjauhkan kau dan aku, meski udara yang sama tidak lagi berpendar di sekeliling kita. Tetapi aku ingin kau ingat hal ini, tidak ada jarak di hatiku untukmu. Selamanya, kau akan kusimpan di sini, di sisi lain detak jantungku, kubiarkan mengalir bersama nadiku. Tidak ada yang berubah meski tahun-tahun telah melewati kita. Kau akan selalu menjadi tokoh utama dalam cerita-ceritaku.
Happy b'day my Chanyeol.
I miss you. I love you.
And always been you in my heart.
Love, Byun Baekhyun.
PS: hujan masih saja turun dan aku minum wine Riserva 04 sendirian. Jika suatu saat kita bisa bertemu kembali, kita harus minum wine Riserva 04 ini bersama okay, Chanyeolie? Always remember you...
tbc
