20

.

.

.

Hari ini Seungcheol sebenarnya sedang malas ke kelas, dosennya botak, killer dan pelit nilai, ingin rasanya dia menerjunkan dosen tersebut, namun otaknya masih waras dan, tentu saja, dia tak ingin kehilangan gelar mahasiswa terbaik di kampusnya. Maka dari itu Seungcheol mencoba kabur ke kantin dekat fakultas pendidikan.

Bruk!

"ah…!" terdengar suara seseorang lembut yang sedang memngaduh kesakitan, Seungcheol yang melihat orang tersebut jatuh segera membantunya berdiri dan meminta maaf

"ah…mian, aku tidak…eh…" ujar Seungcheol saat melihat pria yang di tabraknya tadi

Kecil, wajah oriental walaupun masih terlihat tidak asli, campuran? Itu yang ada di fikiran Seungcheol

"ah, um..im..im sorry, are you okay?" tanya Seungcheol kikuk

"umm, gwaenchanayo" ucap pria tersebut dan mengulurkan tangannya

"Hong Jisoo, aku salah satu mahasiswa pertukaran pelajar, senang berkenalan denganmu" ucap pria tersebut dan mengulurkan tangannya. Sedangkan Seungcheol masih sibuk di alam fikirannya

"hello…can you hear me? Hello…"ucap pria bernama Jisoo tadi berusaha menyadarkan Seungcheol

"ah, yeah..ya..what? ah.." sial, aku pasti terlihat aneh fikir Seungcheol.

"kau tidak mendengarku? Huft, aku mahasiswa pertukaran pelajar di sini, mohon bantuannya dan permisi" ucap Jisoo sedikit kesal dan meninggalkan Seungcheol

"mahasiswa..pertukaran pelajar? Oh…eh…hei tunggu!" ujar Seungcheol saat tersadar sepenuhnya

"hmm? Ada apa?" tanya Jisoo lagi

"ah, aku Seungchol, Choi Seungcheol, aku dari fakultas manajemen, kau?" tanya Seungcheol

"aku Jisoo, Hong Jisoo, aku juga dari fakultas manajemen, ah kalau begitu, apa kau mau ke kelas? Aku, masih kurang mengerti dengan hangul" ucap Jisoo lagi

"lho, bahasa korea mu lancar, tapi kau tidak tau hangul? Bagaimana nanti kau belajar di sini? Ayo ku antar, kebetulan aku juga mau ke kelas"

.

.

.

"Jisoo ah, jadi, kau dari Amerika? Kenapa kau memlih Korea?" tanya Seungcheol saat di kelas, kebetulan, dosen killer musuh Seungcheol tidak dapat hadir, jadi ia memanfaatkan waktunya untuk mengobrol dengan pria yang membuatnya tertarik.

"heum…ini pilihan daddy, lagipula ini kali pertamanya aku ke Korea, jadi aku rasa tidak ada salahnya juga" jelas Jisoo

"hooo, pantas saja wajahmu masih terlihat sedikit oriental, hahahaha lalu kau tinggal di mana di sini? Bersama keluargamu?"

"tidak, aku punya apartemen di sini, daddy membelikannya ketika aku terpilih menjadi mahasiswa pertukaran yang di tempatkan di Korea"

"MWO?! Hanya karna kau di sini ayahmu membelikanmu apartemen?! Apa kau berencana tinggal selamanya di sini?" tanya Seungcheol

Siapa yang tidak akan histeris mendengar penjelasan Jisoo, tak terbayangkan bagaimana royalnya orang tua Jisoo, apa Jisoo anak konglomerat di dunia? Berbagai pernyataan pun melayang layang di fikiran Seungcheol

"daddy memang menyuruhku untuk mandiri, masa pertukaran ku di sini 6 bulan, dan daddy bilang akan lebih bahagia kalau aku selamanya di Korea, sehingga aku tidak hanya bergantung pada orang tua ku"

"bagaimana dengan adik atau kakamu? Apa mereka juga di beri fasilitas berlebihan seperti ini?"

"ahahaha, kau lucu sekali, aku anak tunggal, dan oh ayolha ini hanya salah satu cara daddy membuat aku betah di Korea"

.

.

.

Saat pulang, Seungcheol sengaja mengantar Jisoo ke apartemennya dengan alasan kau tidak bisa membaca hangul dengan benar, dan kau tidak tahu daerah sini, jadi aku sebagai sahabat terbaikmu akan mengantarkanmu pulang dengan selamat walau sebenarnya dia hanya penasaran dan, ia sangat sadar ia sangat tertarik pada pemuda Amerika ini.

"maaf ya aku hanya mengantarmu dengan motor matic, nanti kalau aku punya pesawat jet, aku pasti akan mengantar jemputmu hahahha" ujar Seungcheol

Dan berawal dari modus sahabat terbaik ini lah Seungcheol dan Jisoo mulai dekat satu sama lain, tak jarang Seungcheol menginap di apartemen besar Jisoo di saat ada pelajaran kelompok, Seungcheol dengan iklas mengerjakan dan membantu Jisoo mengerjakan semuanya, ingat itu semua hanya modus.

"Jisoo ah" ucap Seungcheol setelah makan malam di apartemen Jisoo

"heum?"

"kau sudah 4 bulan di Korea, apa kau tak berniat tinggal di sini?" tanya Seungcheol

"entahlah, aku belum ada alasan khusus mengapa aku harus di sini, aku masih mencintai Amerika kekeke" ujarnya, dan tanpa Jisoo sadari, jawaban itu adalah jawaban paling menakutkan bagi Seungcheol.

"memangnya tidak ada orang yang kau sukai di sini?" tanya Seungcheoo berusaha tidak terlihat menuntut

"heum? Ahahaha aku tidak memikirkan itu Cheol ah"

"oh, kau sudah punya di sana?"

"pfffttt, kau tau Seungcheol aku tidak pernah merasakan pacaran seumur hidupku"

Ingatkan Seungcheol untuk bersujud syukur saat tiba di rumah

"oh ayolah, aku memang tidak pernah ke Amerika, tapi aku tau di sana penuh dengan kebebasan"

"aku tidak menyukai hal yang seperti itu Cheol, kau tau kan kalau jadwalku itu…"

"ya ya beribadah, lalu mengikuti kegiatan sosial, membaca buku aku sudah hapal Soo" ujar Seungcheol memotong pembicaraan Jisoo

.

.

Malam ini Seungcheol kembali menginap di apartemen Jisoo, bukan untuk mengerjakan tugas, namun karna waktu Jisoo di Korea yang semakin menipis, minggu depan Jisoo akan kembali ke Amerika, maka dari itu Seungcheol menginap di sini.

Malam semakin larut, ide ide gila Seungcheol membuat mereka tidak bisa tidur, dan entah kenapa rasa kantuk itu tidak datang datang walau jam 2 pagi seperti ini.

"hei Soo, sebentar lagi kau kembali ke Amerika, ayo kita lakukan hal yang tidak pernah kita lakukan" ucap Seungcheol

"apa?"

"kau…pernah minum minuman beralkohol?"

"kau gila, itu haram! Dan tidak baik untuk kesehatan"

"hei, aku penasaran, begini, kita beli satu botol kecil saja, lalu kita bermain tebak tebakan, yang kalah harus meminum segelas kecil alcohol, bagaimana?"

Jisoo nampak berfikir sejenak, lagipula ia bukanlah murid bodoh, ayolah Jisoo itu juga salah satu mahasiswa andalan di kampusnya, dia bahkan menjadi asisten doses di sana, maka dari itu ia pun menyetujuinya dan berjanji tidak akan pernah meminum minuman itu selain mala mini, kalau dia gagal menjawab.

Dan, akhirnya, setelah bersusah payah mendapatkan alcohol, mereka kembali lagi ke apatrtemen Jisoo, namun, Seungcheol tidak berhenti sampai di situ, ia kembali mengeluarkan ide gilanya

"apa?! Tidak! Itu dosa Cheol!" ujar Jisoo saat mengetahui ide gila Seungcheol

"ayolah lagi pula ini kan film yaoi, memangnya kau yaoi juga?" tanya Seungcheol

"tidak! Aku normal! Kau gila!"

"yeah, aku gila dan aku yaoi" ucap Seungcheol

"WHAT?! YOU MUST BE KIDDING ME DUDE" ujar Jisoo kaget, namun Seungcheol meyakinkan Jisoo kalau ia adalah seorang gay

"…apa kau merasa jijik dengan ku?" tanya Seungcheol

"….bu-bukan begitu, aku…"

"kalau beigtu, ayo kita menonton hahaha ah aku sudah lama tidka melihatnya" ujar Seungcheol, Jisoo hanya bisa menatap Seungcheol bingung, apa enaknya menjadi gay, kalian punya sesuatu yang sama, dan bagaimana menggunakannya? Sumpah Jisoo tidak habis fikri dengan itu semua

"oh ya, ayo sambil bermain tebak tebakan, ingat yang kalah harus minum" ucap Seungcheol

Dan seperti itulah, mala mini Jisoo kalah telak, baru minum 3 gelas kecil, wajah Jisoo sudah memerah, mulai ngelantur dna lainnya, berbeda dengan Seungcheol yang maish bisa menormalkan fikirannya

"hiks…oh lihatlha mereka hiks..a-apa itu Cheol?" tanya Jisoo saat melihat adegan panas di layar monitor laptopnya

"hei…tonton saja..kenapa berisik"

Tanpa sadar mereka malah meminum alcohol itu tanpa ada pertanyaan pertanyaan yang harus di jawab

"kau..kau ma-buk hahaha" ujar Seungchol

"eumm…no-no-no hiks..aku tidak ma-hiks-buk" ujar Jisoo dan berusaha berdiri, namun badannya yang tidak bisa berdiri tegak itu sempoyongan ke kanan dan ke kiri

"aku mau ti-dur hiks" belum sempat berjalan Jisoo malah terjatuh dan tertawa merasa dirinya kini lucu

"bodoh hiks…ayo-ku…bantu" ujar Seungcheol

Seungcheol pun memapah Jisoo ke kamarnya, menidurkannya di atas kasur nyaman Jisoo

"hiks…aku mencintaimu Ji-hiks-soo ah"

"heum..bo-doh" ujar Jisoo

"Jisoo ah..saranghaee…" ujar Seungcheol dan membuat love sign, yang dib alas senyuman dari Jisoo

"aku mengantuk hiks,,ayo tidur" ajak Jisoo, dan Seungcheol pun untuk pertama kalinya, tidur di kamar Jisoo, seranjang

"hiks..aku-benar…benar mencintaimu hiks" ujar Seungcheol lalu mencium bibir Jisoo yang telah tertidur lelap, dan Seungcheol pun menyusul Jisoo ke dalam mimpinya.

FIN / TBC

Hehehhe sebenernya ini hadiah gaje untuk scoups yang kemarin ulang tahun makin tua leader kita, walau dia ga ngerti dan ga nemu ff ini lol…

Ceritanya udah di tulis hanya malas untuk menguploadnya huhuhu lagi asik berduaan ama Jisoo authornya lho…

Ok lha..please reviewnya ya…mau lanjut atau…stop kekekeke thanks!

Sekali lagi happy tua Scoups…! hahahhahha