FROZEN LOVE
.
.
.
Fandom : ROTG x FROZEN
Dan Lainnya
.
.
Pairing : Jack Frost x Elsa Arendelle
.
.
Rate : M (For Save)
.
.
Disclaimer : ROTG © DreamWork. FROZEN © Disney
Dan Lain-lainnya
.
.
Warning: AU, Gaje, Abal, sedikit Lime(?)
.
Flame? Terserah dan saya tidak akan pernah peduli
.
.
.
Don't Like Don't Read
.
.
Happy Reading
.
.
.
Drap…Drap…Drap…
Derap langkah kaki bergema disepanjang kampus Universitas Oslo. Mereka yang sebagian besar adalah para wanita berlari dengan semangat ke depan gerbang. Entah apa yang mereka lakukan, namun satu hal yang aneh. Hell yeah! Lihat pakaian mereka itu. Busana pakaian yang kehabisan bahan hingga hanya bisa menutupi hingga dua jengkal diatas lutut. Dan lihat wajah mereka yang terlihat sangat menor dengan segala macam make-up yang mereka kenakan. Memang terlihat sedikit cantik tapi para wanita itu lebih mirip dengan ibu-ibu yang sedang berunjuk rasa. Oke ini mulai nyleweng.
Well, sebenarnya hal ini sudah pernah terjadi—ah ralat sering kali terjadi, setiap hari malah. Bukan tanpa alasan para wanita itu berbaris didepan gerbang kampus dengan berteriak seperti orang gila dan berpakaian layaknya perempuan penggoda. Yeah, mereka sedang menanti para Pangeran mereka. Para Pria tampan maksudnya. Sudah hal yang wajar bila para kaum hawa ini berderet hingga berdesakan hanya untuk menyambut para Pangeran UniOslo. Hampir semua makhluk bernama perempuan di kampus ini tergila-gila pada para Pangeran tampan yang tengah ditunggu-tungga. Tapi itu hanya hampir. Kutekankan sekali lagi—Hampir. Karena buktinya masih ada beberapa gadis waras yang tidak menyukai para Pangeran UniOslo—yeah itu kata anak-anak kampus sih. Suasana kampus masih terkendali hingga—
"KYAAAAA…Mereka datang! Mereka datang…!" teriak salah satu dari para wanita menor itu.
"AAAAAAA…Oh Tuhaaa…Itu mereka…AAAA" teriak gadis lain menyusul.
"KYAAAAAAAAAAAA…" dan itu teriakan yang lain lagi namun diakhiri dengan pingsannya sang pemilik suara.
—teriakan dengan suara melingking yang saling sambung menyambung bergema ke seluruh pelosok kampus. Dari arah pintu gerbang, lima Motor Ninja memasuki parkiran UniOslo beserta si pengendara. Masing-masing dari mereka mengenakan Motor yang sama namun berbeda warna beserta helm yang juga membedakan. Disaat kelimanya telah sempurna memakirkan motor, dengan gerakan slow motion mereka membuka helm mereka. Dan kau tahu apa yang terjadi?. Seketika terjadi pendarahan missal yang berasal dari para wanita yang sedari menunggu kedatangan para Pangeran. Dan kutekankan sekali ini sangat sering terjadi di Universitas terkenal ini.
Para Pangeran tampan dari UniOslo adalah sekumpulan pria tampan yang kerap kali mencuri hati para kaum cantik hanya dengan pesona ataupun dengan senyum menawan mereka. Sekumpulan laki-laki yang paling diminati dimana pun mereka berada. Mereka adalah;
pertama adalah seorang laki-laki tampan bersurai coklat gelap dengan perawakan tubuh tegap yang bernama Hans Southerm Isles. Seorang Mahasiswa jurusan Bisnis . Terkenal diantara kaum hawa karena senyum manis nan menawan miliknya.
Kedua; seorang pria bernama Eugene Fitzherbert. Seorang yang juga pria tampan bersurai coklat pudar. Mahasiswa jurusan Arsitektu. Pria berpredikat playboy nomor satu seantero UniOslo.
Ketiga; Kristoff Sven. Seorang pria yang lagi-lagi tampan bersurai pirang pucat. Seorang pria ramah dari jurusan kedokteran. Seorang pria yang mempunyai hidung agak besar dari yang lain.
Keempat: seorang pria yang juga dalam kategori tampan yang bernama Hiccup The Vast. Seorang Pria bersurai coklat tua dari jurusan Psikiolog. Seorang Pria tampan yang mempunyai kebiasaan menggerakan tangannya berlebih ketika berbicara. Oh ya, katanya keluarga Hiccup adalah salah satu keturunan Viking di jaman dulu.
Dan Kelima: seorang pria yang paling digilai oleh para gadis yang bernama Jack Frost karena dirinya yang seperti salju. Seorang pria tampan bersurai putih keabuan dari jurusan Musik dengan sejuta pesonanya. Pemuda yang mempunyai sifat jahil diantara keempat temannya. Paling bisa membuat sesuatu menjadi menyenangkan dan paling ahli dalam mencuri hati seseorang.
Yeah, dan lagi mereka termasuk dalam keturunan yang berperan penting di negera yang mereka tinggali ini. Tak mengherankan bila mereka sangat terkenal dan selalu menjadi pusat perhatian bila terlepas dari fisik memukai mereka. Kelima pria tampan itu melenggang santai. Membelah lautan wanita yang menghalangi dengan sesekali melepas seringai menggoda ataupun hanya membalas sapaan para gadis.
Sedangkan di taman UniOslo. Lima orang gadis cantik menghela nafas bosan. Kelimanya menatap jenuh pada sekumpulan pria membosankan—itu menurut mereka—yang sedang dirubung oleh para wanita tidak waras nan aneh. Dan oh sungguh tidak sopan tak mengenal para gadis cantik ini. Mereka adalah;
Gadis pertama adalah Astrid. Seorang gadis cantik bersurai pirang lembut. Seorang gadis tomboy yang sangat menyukai kemenangan dan tentu sangat membenci kekalahan. Ciri khas dari gadis adalah hiasaan tengkorak yang menggantung di ikat rambutnya ataupun di resleting tasnya. Namun walau sifatnya yang urakan, Astrid merupakan salah satu gadis popular di UniOslo karena keterampilannya dalam beladiri dan dengan wajah cantiknya, Astrid menjadi incara para laki-laki tahan banting.
Gadis kedua adalah Rapunzel. Seorang gadis cantik dengan surai pirang emas yang sangat panjang dengan iris hijau lumut. Panjang ramputnya bisa sampai mencapai sepuluh meter lebih. Karena itu Rapunzel selalu datang ke kampus dengan kepangan tebal pada rambut cantiknya. Dan sekaligus menjadi ciri khasnya di UniOslo. Gadis cantik ini memiliki sifat yang sangat hiperaktif dan ceroboh. Suka menebar senyum ceria yang tentu saja meluluhkan semua kaum adam. Namun harus berhati-hati dengan Rapunzel, karena gadis ini akan sangat mudah menampar wajah lelaki kurang ajar dengan penggorengan yang entah didapat dari mana. Dan Oh ya, Rapunzel adalah putri tunggal bangsawan ditempat ia dilahirkan.
Gadis ketiga adalah Toothania. Seorang gadis bersurai pirang beiris mata violet. Gadis manis yang sangat sering melempar senyum kepada semua orang. Dan Tooth—nama panggilannya—adalah orang nomor satu yang sangat peduli pada kesehatan gigi. Yah, mungkin terbawa oleh pengaruh nama mungkin. Dan mungkin juga karena cita-citanya yang ingin menjadi dokter gigi.
Gadis keempat adalah Anna Arendelle. Putri bungsu dari seorang bangsawan di tempat tinggalnya ini. Gadis cantik bersurai coklat susu dengan iris mata hijau gelap. Sifatnya yang ramah dan baik pada semua orang—kecuali pada orang tertentu—membuatnya menjadi salah satu gadis popular selain temannya di kampus UniOslo.
Dan Terakhir adalah Elsa Arendelle. Seorang gadis cantik bersurai putih platina yang merupakan putri sulung keluarga Arendelle. Kakak Anna ini mempunyai sifat kalem dan tenang namun sangat menakutkan bila marah. Dan kabar baiknya Elsa adalah salah satu orang yang tidak mudah terpancing emosinya. Ia dapat dengan mudah memasang raut dewasa khas putrid raja yang tentu saja membuatnya dihormati oleh orang lain.
Well, kelima gadis itu adalah sekumpulan gadis popular yang belum bisa disaingin sampai sekarang. Dengan formasi mereka yang selalu bersama membuat kelimanya terlihat menawab dan indah. Oke, kita lihat apa yang mereka bicarakan sekarang.
"Hahhh…heran! Kenapa mereka suka sekali berteriak seperti orang gila! Telingaku sakit mendengarnya!" tukas Astrid sambil mengaduk-aduk minuman yang dibelinya dengan bosan.
"Hihihi…Yang sabar ya Astrid! Tapi aku juga bosan mendengar mereka berteriak sih!" Rapunzel menyahuti.
"Sudahlah ambil sisi positifnya saja!" ujar sang calon dokter gigi—Tooth.
"Yeah, dengan adanya para gadis gila itu, membuat kita menjadi berbeda! Menjadi lebih special!" Anna menyambung kalimat Tooth dengan mata berbinar.
"Dan dengan berbeda, kau berharap si hidung besar itu melirikmu bukan!" ujar Astrid dengan seringai jahil diwajahnya. Dan bertambah lebar tatkala melihat wajah Anna memerah dan terlihat panic, "T-Tidak! S-Siapa bilang? Dan hidungnya tidak besar tapi seksi! Ingat itu Astrid!" Anna memandang tajam si gadis tomboy yang sedang terkekeh geli.
"Tidak usah mengelak Anna, sayang! Kau suka pada Kristoff bukan? Sangat terlihat dari wajahmu dan lagi, kau sangat payah dalam berbohong!" ujar Astrid sekali lagi yang masih belum menghilangkan seringai jahilnya.
"M-Memang kenapa? "Oke, seseorang harus memegangi Anna karena gadis itu seperti mau pingsan karena malu.
"Hei, sudahlah! Jangan bertengkar ! Dan lagi pula Astrid, kau sama dengan Anna! Bukannya kau juga menyukai si Hiccup itu? Jadi kalian berdua sama saja!" Astri dengan cekatan membungkam mulut gadis bersurai emas itu dengan panic. Namun terlamabat, "Prfff…Hahaha…Hiccup? Si lugu itu? Kau bahkan lebih parah dari pada aku, Astrid…Hahhahaa!" segera saja tawa Anna menggelar keras karena ceplosan sahabat berambut panjangnya.
"Sttttt…Sudah kubilang jangan bilang-bilang, Mrs. Fitzherbert!" Astrid memelankan volume suaranya namun tetap saja terbilang keras untuk sebuah bisikan.
"APAAA? Mrs. Fitzherbert? Kau menyukai si playboy itu, Rapunzel?" Kali ini Tooth yang berseru kaget dan tentu saja kali ini Rapunzel yang memelototi Astrid yang belum melepas bekapannya.
"Hehehe…" Rapunzel hanya nyengir sembari mengangkat tangan membentuk piece sebagai tanda benar. Dan Tooth hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Tidak usah kaget, Tooth! Kau juga sama saja karena kau menyukai Hans 'kan?" dan semua mata kini beralih pada gadis bersurai putih platina yang sedari tadi diam sambil membaca buku. Elsa mengalihkan pandangannya dari buku dan menatap keempat sahabatnya heran, "Apa?" tanya Elsa yang risih dipandangi.
"ARGGGG…Elsa, kenapa kau ikutan nyeletuk sih?" Tooth berujar frustasi sambil mengguncang tubuh Elsa gemas.
"Ohhhh…jadi kau menyukai si pintar itu, Tooth? Wah kukira kau menyukai si biang kerok—Jack!" Sahut Anna terkejut.
"Hahh…aku dengan Jack? Oh tidak. Laki-laki jahil seperti dia bukan tipeku! Lagi pula Jack itu dengan Elsa!" seru Tooth tidak terima sembari menyenggol Elsa yang duduk disamping kirinya.
"Huwoooooo…Jack dan Elsa?" tanya Astrid dengan seringai jahilnya lagi.
"si Jahil dan si kalem?" Anna menimpali dengan maksud menggoda sang kakak.
"Sang pangeran Musim dingin dengan sang Ratu Musim dingin?" Tooth tentu saja ikut menyahuti—menyenangkan rasanya bisa menggoda temannya yang satu ini.
"Sepertinya kalian cocok!" celetuk Rapunzel dengan senyum lebar diwajah cantiknya itu.
"Hei, bicara apa kalian? J-Jangan bicara sembarangan!" ujar Elsa dengan suara gusar namun berusaha mempertahankan intonasinya. Dan Oh lihat, keempat gadis cantik tertawa geli karena semburat rona mesah menghiasi pipi pucat Elsa.
"Dari kami semua, sepertinya kau yang paling parah dan cocok dengannya, Miss Elsa!" Astrid masih terus menggoda Elsa yang sangat jarang bisa gelabakan seperti ini.
"Berarti Jack akan menjadi kakak iparku? Not bad! Lagi pula Jack juga lumayan tampan, jadi boleh 'lah!" Elsa memandang tajam sang adik yang ikut menggodanya. Demi Tuhan, Elsa sangat malu sekarang ini.
"Kubilang jangan bicara sem—"
"Siapa yang jadi kakak ipar siapa?" suara baritone memotong kalimat Elsa. Kelima gadis berparas cantik itu menoleh dan mendapati lima pemuda tampan yang baru saja digunakan sebagai bahan obrolan, ada didepan mereka.
"Hai Lady's! Merindukan kami!" sapa Eugene dengan seringai menggoda sembari tangannya menoel dagu mungil Rapunzel. Dan—
BANG
"Awwww…Hei, berhentilah memukul wajah tampanku dengan penggorenganmu itu, nona!" ujar Eugene sambil mengelus wajahnya yang baru saja tampar dengan wajan ajaib milik sang gadis emas. Sedang yang lainnya menahan tawa atas kemalangan sang pangeran playboy, Rapunzel dengan wajah angkuh berkacak pinggang dan berkata, "Huhh…itu pantas untukmu yang suka kurang ajar!".
"Hahahaha…malang sekali nasipmu kawan!" Kristoff menepuk-nepuk punggung sahabatnya, seolah menabahkan. Padahal dia yang paling keras menertawakan Eugene.
Di saat yang lain sedang menertawakan sang Playboy kelas kakap. Pangeran Musim dingin—Jack—menghampiri Elsa yang tengah berusaha menahan tawa geli. Dengan santai Jack duduk di atas meja, persis didepan Elsa—yang tentu saja mengagetkan gadis cantik itu. Iris biru kedua saling bertemu dan bertatapan lama. Jack menundukkan kepalanya agar sejajar dengan wajah Elsa.
"Hai Elsa! Kulihat kau bertambah cantik saja!" ujar Jack sembari meraih dagu Elsa dengan tangan kirinya. Semua orang menghentikan aktifitas mereka tatkala sang pangeran Musim dingin itu tengah berada sangat dekat dengan Elsa—sang Ratu Musim dingin. Para wanita menjerit iri melihat posisi Jack dan Elsa yang terbilang intim. Dan Oh, lihat betapa serasinya mereka saat sedang saling menatap seperti itu. Mereka berdua terlihat sangatlah sempurna tanpa cela.
Iris biru Elsa dapat menangkap dengan jelas wajah tampan pemuda didepannya. Iris mata biru yang sama dengannya seolah dapat tanpa henti memenjarakan Elsa. Wajah pucat yang juga sama dirinya begitu kontras dengan deru nafas hangat yang menampar wajah Elsa pelan. Seringai menggoda dan nakal juga terukir diwajah tampan Jack. Membuatnya menjadi sangat keren dimata Elsa. Dan oh jangan lupa dengan wangi maskulin yang dapat dicium jelas oleh Elsa. Dan tanpa sadar wajah Elsa menjadi merah padam.
"Aku memang tahu kalau aku tampan. Tapi jangan karena ketampananku kau jatuh pingsan setelah ini, My Queen !" bisikan Jack bernada seduktif ditelinga Elsa hingga membuat sang gadis musim semi kembali tersadar ke dunia nyata. Dengan cepat kedua tangan mungil Elsa mendorong dada bidang Jack yang terbalut oleh Hoodie biru gelap. Mengerti gerakan Elsa, Jack dengan cepat pula menahan kedua tangan Elsa dengan tangan kanannya dan tangan yang lain meraih pinggang Elsa. Dan sekarang pangeran musim dingin itu berhasil memenjarakan sang Ratu Musim Dingin dalam dekapannya.
"Lepaskan aku Jack!" Ujar Elsa sembari meronta dalam pelukan pemuda tampan itu. Tapi bukan melepaskan, Jack malah mengeratkan kalungan lengan kanannya pada pinggang Elsa. Dan kini kedua kaki Jack ikut mengapit tubuh Elsa. Semua itu sukses membuat para fans gilanya yang berjenis wanita ataupun pria pingsan seketika dan sukses pula membuat keempat sahabat Elsa menahan nafas.
"Tidak sebelum aku puas memandang wajahmu, My Queen!" bisa dilihat oleh semua orang kalau wajah Elsa sekarang sangatlah merah dan si pelaku malah terkekeh geli melihat ekspresi malu Elsa yang nampak menggemaskan dimatanya. Beberapa menit berlalu dan Elsa masih berusaha lepas dari dekapan Jack walau itu sia-sia. Sedang Jack masih tidak mau melepas pelukannya. Terus ia pandangi wajah cantik putri sulung keluarga Arendelle hingga tanpa sadar wajah Jack mendekat dan—
CUP
—Elsa berhenti meronta. Keempat teman Elsa maupun Jack kini melotot memandang sepasang muda mudi pucat itu. Dan yang paling parah adalah teriakan histeris dari para fans kedua sejoli yang tengah berciuman—ah lebih tepatnya Jack yang mencium Elsa. Tepat di bibir gadis Musim dingin itu.
Elsa membelalakan matanya. Iris birunya dapat jelas melihat kelopak Jack yang tertutup menikmati kegiatan mencium bibirnya. Dan sungguh, seluruh darah dalam tubuh Elsa seakan mengalir deras ke wajahnya dan berkumpul dikepala Elsa. Katika dirasa kedua tangannya bebas dari genggaman tangan Jack, Elsa segera mendorong tubuh tegap Jack hingga terpungkur ke tanah.
"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK!?" mari beri tepuk tangan pada Jack Frost yang sudah berhasil membuat sang Putri bangsawan Arendelle mengumpat dengan keras. Kini wajah Elsa merah padam karena malu, marah, kesal dan jengkel. Sedang Jack bukannya takut, malah tertawa girang dan segera berancang-ancang lari dari amukan Elsa.
"Hahha…bibirmu itu sangat manis, My Queen! Boleh aku merasakannya lagi sewaktu-waktu?" cukup, belum juga setengah hari Elsa menikmati hari cerah ini namun pemuda jahil dan gila—menurut Elsa—itu sudah membuatnya kehabisan kesabaran. Gadis bersurai putih platina itu mengedarkan pandangannya untuk menemukan sesuatu untuk dilempar. Segera Elsa mengambil batu seukuran telapak tangan tak jauh darinya dan bersiap melempar pada Jack. Jack yang tahu hidupnya terancam segera berlari menjauh namun tetap tidak menghilangkan seringai senangnya.
"HEI, DIAM DISANA, JACK FROST!" melihat mangsanya lari, Elsa pun ikut berlari mengejar Jack. Meninggalkan para penonton setia yang masih menantikan kelanjutan aksi mereka.
"HAHAHAHA…AYO KEJAR…!"
"KUBILANG BERHENTI, JACK!" Seru Elsa keras.
"TIDAK MAU…WEEEKKK!" Oh sungguh, kedua sejoli ini selain serasi menjadi sepasang kekasih, mereka juga cocok menjadi sepasang Tom dan Jerry.
Karena lelah mengejar, Elsa memilih berhenti. Ia bidik Jack dengan jaraknya yang lumayan dekat. Antara kena atau tidak, Elsa melempar batu digenggamannya ke arah Jack dan—
DUAK
"AWWWW….ARRGGHH…"
"Oh Ya Tuhan…!" Elsa reflek membekap mulutnya dengan kedua tangannya tatkala lemparannya mengenai Jack. Tepat di kepala pangeran tampan itu. Segera Elsa berlari menghampiri Jack yang kini terjatuh sambil memegangi kepalanya yang kini benjol. Menghiraukan para gadis yang berteriak histeris karena pengeran mereka terluka, Elsa dengan cekatan membantu Jack berdiri dan segera membawa pemuda itu ke ruang kesehatan. Sedikit dengan menggerutu tentunya. Meninggalkan teman-teman mereka yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Yah, maklum lah, namanya orang kaget.
Elsa merutuki Jack yang berbalik saat ia melempar batu tadi. Niatan awal Elsa adalah mengenai punggung pemuda yang tengah rangkul ini namun siapa sangka kalau Jack akan berbalik dan BANG…batu tadi sukses mengenai kepala pemuda tampan ini. Dalam hati Elsa berharap-harap cemas sambil berdoa kepada Tuhan supaya pria kurang ajar ini tidak mengalami geger otak atau apapun yang berbahaya pada Otak Jack. Karena sesungguhnya, sejengkel apapun Elsa pada Jack, gadis bersurai platina itu tidak akan pernah tega pria itu terluka. Selain merasa bersalah juga tentunya.
"Kau diam disini dan jangan kemana-mana!" perintah Elsa setelah memastikan Jack berbaring dikasur UKS UniOslo. Putri sulung Arendelle itu sibuk mencari kotak P3K tanpa tahu kalau kini sang korban lemparannya tengah menyeringai lebar.
Iris biru Jack setia memandangi Elsa yang tampak sibuk sendiri. Dan seringai tampan Jack kembali lagi karena mengagumi betapa cantiknya gadis yang tengah bersamanya ini. Tidak mengherankan bila gadis secantik Elsa bisa mencuri hati seorang Jack Frost. Yeah, hal bukan rahasia lagi bagi penghuni kampus kalau Jack menyukai Elsa. Namun kebanyakan dari mereka hanya menganggap Jack suka mempermaikan Elsa—bukan suka dalam artian lain.
Jack mencintai gadis ini. Sangat malahan. Sejak pertama kali bertemu, seorang pemuda jahil macam Jack sudah menyukai gadis yang disebut Ratu Musim Dingin itu. Namun dengan gelarnya sebagai pemuda jahil dan sedikit playboy, membuat Jack sulit mendekati Elsa yang kurang menyukai pemuda berisik macam dirinya. Namun bukan Jack Frost namanya kalau menyerah dengan mudah. Setiap ada kesempatan, Jack pasti akan menggunakannya untuk menjahili Elsa atau memaksa gadis itu untuk ditemani. Yah, itu dulu sebelum sekarang. Karena kini Jack menyakini kalau Elsa juga menyukainya dan karena itu pula Jack memiliki keberanian untuk mencium gadis pujaannya ini tadi.
Dan untuk lemparan batu tadi, Jack memang sengaja. Ia sengaja berbalik agar batu lemparan Elsa mengenai kepalanya—agak beresiko memang, namun rencana mendadak yang ia buat berhasil membuatnya bisa berduaan dengan Elsa di ruang kesehatan ini. Yah, walau kepala ini masih pening tapi ketika memandang wajah Elsa, entah kemana rasa pusing itu pergi.
Seperti saat ini. Dengan Elsa yang sibuk mengobati kepalanya, Jack dapat dengan mudah menatap wajah gadis pujaannya sepuas hati. Iris biru Jack menelusuri kembali wajah Elsa. Mata biru seperti miliknya beserta kelompak lentik itu membuat Jack sangat suka tatkala dirinya terpantul dalam iris mata indah itu. Hidung mungil mancung serta pipi sedikit chubby membuat Jack sangat gemas ingin mencubitnya. Dan terakhir adalah bibir merah menggoda gadis dihadapannya. Bibir yang beberapa menit lalu ia kecup. Dan Jack suka rasa manis dari bibir ranum itu. Dan demi Man in The Moon yang entah ada atau tidak, Jack sangat ingin merasakan bibir itu lagi. Namun bukan hanya mengecup tapi Jack sungguh ingin melumat bibir itu dan menandai gadis ini miliknya.
Maka dari itu, ketika Elsa harus sedikit mendongak untuk mengecek bagian kepala pemuda musim dingin itu, tangan kiri Jack kembali meraih pinggang Elsa dan membawa tubuh gadisnya lebih dengannya.
"Jangan mulai lagi Jack, please!" ujar Elsa lirih karena tak kuasa menahan debaran jantung yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Tangan Jack yang lain meraih tangan Elsa dan mengecup punggung tangan itu pelan.
"Jack, please! Lepas—"
"Tidak. Aku tidak akan pernah melepasmu, My Queen!" ujar Jack yang juga bernada lirih. Elsa merasa tubuhnya menegang karena genggaman Jack pada pinggang dan tangannya mengerat. Sungguh, rasanya Elsa ingin segera keluar dari kurungan hangat Jack namun tenaganya entah hilang kemana.
"Jack…please…lepaskan aku…!" Elsa menatap iris biru Jack yang juga tengah menatapnya sampai pemuda itu menenggelamkan wajahnya dalam tengkuk Elsa. Bisa dirasakan oleh Jack, tubuh gadis dalam dekapannya menegang tatkala ia mengecup pelan permukaan leher Elsa.
"Oh Jack…stop it…arhh…!" kini Elsa tidak lagi bisa berkata lancar karena Jack bertambah berani dengan menjilat dan kadang menggigit pelan leher Elsa, membuat Elsa mendesah karena rasa geli dan sakit disaat bersamaan. Jack terus melancarkan aksinya tatkala mendengar Elsa mendesah menikmati apa yang sedang ia lakukan. Sedang Elsa yang antara menikmati dan ingin berhenti, memilih meraih kepala Jack dan menariknya menjauh dari lehernya.
"I love you, Elsa!" Jack menatap dalam mata Elsa dengan nafas yang sedikit memburu.
"Jack, jangan bercanda –"
"Aku tidak bercanda Elsa. Aku mencintaimu. Dari dulu—sejak aku pertama kali bertemu denganmu!" aku Jack dengan penuh kesungguhan. Elsa menatap Jack dalam. Seolah mencari kebohongan yang disembunyikan pemuda yang sedang memeluknya ini namun tak Elsa temukan. Tanpa sadar, Elsa mencengkram erat bahu Jack.
"Kau serius?" tanya Elsa memastikan.
"Menurutmu yang selama ini kuperbuat padamu itu tidak tanpa alasan? Aku menjahilimu karena aku suka melihatmu marah dan memperlihatkan ekspresi cantikmu padaku seorang!" jelas Jack yang kini tangan kirinya beralih mengelus surai putih platina Elsa.
"Aku mencintaimu, Elsa! Maukah kau menjadi kekasihku?" Ungkap Jack sekali lagi yang itu berhasil membuat wajah Elsa memerah maksimal. Tangan pucat Jack beralih lagi pada wajah Elsa dan mengelus pipi halus yang kini berwarna merah.
"Please…Elsa…aku ingin kau jadi milikku!" sekali lagi Jack berujar lirih sambil mengambil alih kegiatan tangannya. Tanpa adanya perlawanan dari Elsa, Jack mengecupi setiap jengkal wajah gadis itu.
"Please…!" dan kali ini Jack berujar tepat di depan bibir Elsa. Sungguh, Jack sangat ingin melumat bibir merah menggoda yang hanya berada satu senti dari bibirnya ini. Namun Jack memilih menunggu jawaban dari gadis pujaannya. Dan YEAH. Anggukan kepala Elsa mampu membuat seorang Jack Frost terbang ke langit ketujuh.
Tanpa ragu lagi, Jack melumat penuh-penuh bibir Elsa dengan sedikit tergesa-gesa. Terus ia lumat bibir manis itu hingga dirasanya pergerakan bibir Elsa pada bibirnya. Oh ya Tuhan, Jack tersenyum senang disela-sela kegiatannya tatkala gadis yang kini resmi menjadi kekasihnya ini membalas ciuman pertama mereka. Tangan Jack meraih tengkuk Elsa dan menariknya lebih dekat dengannya—memperdalam ciuman mereka. Sedang Elsa yang terbuai dengan ciuman kekasihnya, kini ikut mengalungkan kedua lengan mungilnya pada leher Jack dan menarik pemuda itu lebih dekat hingga tidak ada jarak lagi diantara keduanya.
Ciuman Jack mulai menjadi tidak sabaran. Bosan Cuma melumat, pemuda tampan itu menggigit bibir bawah Elsa hingga sang kekasih musim dinginnya itu memekik kaget. Tidak menyiakan kesempatan, Jack lantas memasukkan lidahnya. Mengobrak-abrik gua hangat Elsa.
"Emmhhh…Jac—mmpphh…" Elsa melenguh tak terkendali karena lidah Jack yang menyapu langit-langit mulutnya serta mengabsen satu persatu giginya. Tak mau kalah, Elsa mendorong kakasih tampannya hingga ia berhasil menindihnya dikasur UKS UniOslo. Elsa yang berada diatas Jack mencoba melawan balik dengan mendorong mundur lidah Jack dan kini giliran Elsa yang menjelajahi gua hangat Jack hingga pemuda itu melenguh.
Jack bisa merasakan senyum kemenangan diukir Elsa disela-sela ciuman panas mereka. Merasa tertantang, kedua tangan jahil Jack mulai mengelus pelan punggung mungil kakasihnya yang terbalut sweeter biru muda dan—
GREP
Lagi-lagi Jack menarik punggung mungil kekasihnya hingga jatuh dalam menindihnya. Ia peluk erat tubuh gadisnya ini tanpa melepas ciuman panas mereka. Bisa dirasakan oleh Jack, dada Elsa yang terasa kenyal didada bidangnya. Dan Jack berani bersumpah, kalau dia tidak dihentikan sekarang, Jack tidak yakin bisa berhenti menyentuh setiap jengkal tubuh kekasihnya ini nanti. Dengan amat terpaksa, Jack menyudahi ciuman mereka walau bibirnya terus mengecupi bibir Elsa sebelum kedua benar-benar terlepas.
"Hahh..hahh..hahhh…!" deru nafas kedua sejoli ini tak beraturan setelah menyadari mereka berciuman selama lima belas menit tanpa jeda. Wow, beri tepuk tangan untuk Elsa yang mampu bertahan berciuman dengan Jack selama lima belas menit tanpa harus berakhir pingsan. Tipe gadis tangguh dan Jack suka itu.
"Sebaiknya kau segera bangun dan ayo keluar dari sini, sebelum aku memakanmu hingga tak bersisa, My Queen!" Elsa segera bangkit dari posisinya setelah Jack berbisik seduktif ditelinganya.
"Lukamu tidak apa-apa?" tanya Elsa—yang nafasnya sudah kembali berhembus normal—sambil menyentuh pelan bagian kepala kekasihnya yang terluka.
"Awww…shhttt…" Jack meringis pelan tatkala rasa pusing dikepalanya kembali menyerang.
"Oh, kau tidak apa? apa masih sakit?" tanya Elsa khawatir. Sedang Jack terkekeh geli menatap gadis yang selama ini cuek dengannya kini berubah begitu perhatian padanya.
"Yeah, sedikit! Terima kasih sudah mengkhawatirku, My Queen!" jawab Jack lembut
"B-Bisakah kau berhenti memanggilku begitu?" Elsa sedikit melayangkan protes atas panggilan Jack padanya, walau tidak dipungkiri kalau dirinya sangat senang dipanggil seperti itu. Elsa merasa lebih istimewa bagi pemuda yang dicintainya ini.
"Tidak bisa. Kau adalah Ratuku. Selamanya akan selalu menjadi Ratu dihatiku! Jadi kau harus tahu posisimu sekarang ini, My Queen! Aku tidak menerima apapun keluhanmu atas semua larangan yang akan kubuat untukmu karena itu resiko untukmu yang sudah lancang mencuri hati seorang Jack Frost!" kini giliran Elsa yang terkekeh geli mendengar penuturan posesif kekasih barunya ini. Dan tentu saja Elsa menyanggupinya. Karena ia tahu resiko yang harus ia terima bila bersama dengan pemuda berisik yang dicintainya diam-diam ini.
"Ayo kita kembali sebelum aku benar-benar 'memakanmu' !" Jack meraup telapak tangan Elsa dengan tangannya yang jauh lebih besar. Ia gandeng gadis yang telah resmi menjadi miliknya itu untuk kembali ketempat mereka meninggalkan teman-teman mereka tadi. Dan sepertinya Jack ataupun Elsa harus tabah menjawab segala macam rasa penasaran para sahabat perihal hubungan yang mereka bangun mulai dari sekarang. Yeah, kita tunggu saja bagaimana hubungan mereka nanti ke depannya.
.
.
.
.
.
.
TBC or DELETE?
*Pojok Author*
H-Hallo M-Minnaa-san.
Lama tidak berjumpa. Hehehe…saya minta maaf karena bukannya melanjutkan 'CB' tapi malah update cerita abal plus gaje laen lagi. Tapi tenang, saya akan tetap berusaha menyelesaikan chapter selanjutnya untuk 'CB' secepatnya. Dan Oh, tentang Fic ini, saya greget pengen sekali buat fic dengan Pair 'Jack Frost dan Elsa'. Sudah tahu'kan, tokoh fic ini dari mana saja. Selama empat hari ini saya jadi sangat menyukai pair 'JELSA' setelah saya nemu video romantisnya di youtube dan saya tidak menyangka bisa nemu fic bertokoh 'JELSA'. Tapi saya juga kecewa karena hanya bisa nemu sedikit dan itupun words-nya Cuma 400 atau 500. Oh demi TUHAAANNN…itu pendek sekali dan benar-benar membuat saya gigit jari dan gemas pengen buat fic 'JELSA' yang lebih panjang. Dan Oh, saya juga meminjam beberapa tokoh lain diluar movie namun masih satu kepemilikan 'kok. Dan saya meminta pendapat anda tentang fic 'movie' pertama saya ini. Saya tahu Fic saya satu ini jelek dan gaje jadi tolong beri saran dan pendapat anda yang sekiranya dapat membangun saya agar lebih mahir menulis lagi. Saya ucapkan ARIGATOU bagi para readers yang sudah baca dan suka fic ini dan gomeennnnn bila Miss Typo(s) kembali bertebaran di fic saya lagi. Sekian Terima Kasih.
Salam Hangat
Ellena Nomihara
