A Chance ( Sebuah Kesempatan )
Warning : BoyxBoy , Yaoi , OOC
.
.
Drama , Hurt / Comfort , enjoy!
Bunga –bunga berwarna merah muda bertebaran sepanjang jalan pada kota Sapporo – Hokkaido.
membuat turis-turis yang datang silih berganti ke daerah itu berdecak kagum dengan keindahan yang disuguhkan kota itu.
" selamat pagi…"ucap seorang namja dengan surai rambut yang berwarna sama dengan kelopak bunga sakura.
"pagi chimchim… apa kau sudah lama menunggu ku? " balas seorang namja dengan wajah yang sangat rupawan membuat orang-orang di sekitarnya memandanginya secara tidak sadar.
" ani… aku baru sampai juga… kajja…"jimin merangkul lengan tangan namja bersuara husky itu, mengajaknya berjalan menjauhi kerumunan wanita-wanita yang mulai membicarakan mereka.
Jimin bejalan cepat mengarahkan mereka berdua ke sebuah taman bermain anak-anak yang terletak tidak jauh dari tempat mereka bertemu.
Taehyung , namja yang sedari tadi jimin gandeng hanya bisa tersenyum memandang tingkah laku jimin yang selalu seperti ini.
ya, jimin tidak suka ketika orang-orang memandangi nya karena wajah juga telinga nya akan langsung berwarna merah seperti tokoh-tokoh kartun yang ada di televisi dan itu akan membuat nya terlihat semakin manis.
Taehyung dan jimin duduk di salah satu bangku taman yang sepi , hanya 2 orang anak kecil yang terlihat sedang bermain ayunan tanpa ada pengawasan dari orang tuanya.
"bagaimana kuliah mu chim?"Tanya Taehyung sembari mengeluarkan sebatang cokelat dari saku mantelnya.
"baik hyung , bagaimana dengan pekerjaan mu? Apa semuanya baik-baik saja?"Tanya jimin sambil mengulurkan tangannya pertanda ingin meminta cokelat yang sedang di buka Taehyung.
"aku tidak begitu suka bekerja disana , aku sedang berfikir untuk mencari pekerjaan lain… "Taehyung membagi 2 cokelat yang dia miliki dan memberikan setengahnya kepada jimin.
Taehyung dan jimin lahir pada tahun yang sama dan mereka pun kuliah pada universitas yang sama sebelum akhirnya Taehyung memutuskan untuk berhenti di tengah jalan karena mahalnya biaya hidup di jepang.
Taehyung lebih memilih bekerja dan membagi hasilnya untuk keluarga nya yang berada di korea.
ya, Taehyung dan jimin mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di jepang namun Taehyung bukanlah berasal dari keluarga yang mapan , tidak seperti jimin.
kalian mungkin berfikir kenapa jimin membiarkan Taehyung kesulitan? Tentu saja tidak. Jimin telah membujuk Taehyung ratusan bahkan ribuan kali untuk menerima bantuan darinya namun Taehyung terlalu keras kepala untuk itu.
dia tidak akan meminta pertolongan kepada siapapun selagi dia masih bisa bernafas dan bergerak,pikirnya.
"chim , kau selalu makan cokelat seperti anak kecil…"senyum Taehyung mengembang sembari membersihkan wajah jimin yang belepotan karena cokelat yang diberikannya,
jimin hanya menutup matanya merasakan perlakuan lembut dari Taehyung.
"Tae… ada yang ingin aku bicarakan…" ucap jimin tiba-tiba.
Taehyung sangat mengenal jimin , ketika jimin memutuskan mereka harus bertemu ditengah kesibukan mereka masing-masing jimin pasti sedang memiliki masalah yang tidak bisa di urusnya sendiri.
"kali ini ada apa lagi chim? Apa orang tua mu menyuruh mu kembali ke korea lagi? "Tanya Taehyung sambil menikmati cokelatnya.
jimin hanya bisa menatap Taehyung dengan tatapan yang hanya dia sendiri yang mengerti apa maksudnya.
Taehyung menatap jimin yang telah berdiri dari duduknya dan mensejajarkan tubuhnya dihadapan Taehyung sehingga membuat Taehyung menengadah menatapnya.
"ada apa chagiya? " goda Taehyung yang berhasil membuat senyuman di bibir jimin merekah menenggelamkan matanya yang memang sdh sipit.
"Taehyung , sudah hampir 6 tahun kita bersama, dulu aku pikir ini semua hanya ilusi karena aku masih sangat muda, namun sudah 6 tahun juga aku tidak bisa membuat perasaan ini hilang."
Taehyung yang mendengarkan perkataan jimin dengan seksama tiba-tiba ikut berdiri sejajar dengan jimin membuat jimin yang kali ini harus menengadah karena perbedaan tinggi yang mereka miliki.
"Taehyungie… S-Saranghae… "jimin menunduk, mengigit bibir bawahnya sendiri dengan perasaan yang sangat gugup.
"lalu ? "pertanyaan yang di lontarkan Taehyung membuat jimin sedikit terkejut
jimin memandangi wajah Taehyung yang terlihat datar, kemudian memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya lagi, mungkin Taehyung tidak mengerti maksud dari perkataannya, pikir jimin.
"aku mencintaimu Taehyung."ucap jimin tegas kali ini, namun Taehyung tidak bergeming.
Pandangan Taehyung kali ini membuat jimin takut dan sangat ragu untuk berbicara tapi dia sudah memulainya dan dia tidak mungkin mundur lagi.
"tidak bisakah kau mencintai ku juga ?" Tanya jimin dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"mianhae … "jawaban Taehyung membuat jimin seolah merasa tersambar petir pada hari yang cerah.
"wae ? apa kau sudah memiliki kekasih? Kenapa kau tidak pernah cerita padaku? "Tanya jimin yang masih berusaha menahan air matanya.
"tidak , aku tidak memiliki siapa-siapa. "jawab Taehyung masih tetap dengan intonasi yang sama.
"lalu , tidak bisakah kau berusaha untuk mencintai ku juga taehyungie? " jimin sudah mulai terisak.
"mianhae … "
"aku akan melakukan apapun agar kau bisa mencintaiku tae…"ujar jimin sambil sesekali mengusap air matanya.
"apapun? " taehyung bertanya dengan nada yang serius.
"ya , apapun. "jawab jimin dengan mantap.
" kau yakin akan melakukan apapun? "
"iya , aku akan melakukan apapun, walaupun itu menyakitiku." Jimin sudah tidak terisak ketika menjawab pertanyaan Taehyung karena dia ingin meyakinkan nya bahwa jimin tidak sedang main-main dengan kata-katanya.
"kalau begitu , cintai lah orang yang juga mencintai mu mulai sekarang."
"siapa orang yang kau maksud Tae ? "
"dia "
Mata elang taehyung melirik kearah belakang tubuh jimin , membuat jimin berbalik dan terkejut ketika mendapati ada seseorang yang telah berdiri di belakangnya sejak tadi namun dia tidak merasakan hawa kehadirannya sama sekali.
" Suga hyung? " Tanya jimin ketika dia telah sepenuhnya berhadapan dengan Min Yoongi ,
"Nde "jawab Min Yoongi dengan senyuman yang sedikit ditunjukkannya.
"Sejak kapan kau berada disini? "Tanya jimin dengan kebingungan yang terlihat jelas di wajahnya.
"sejak kau meminta Taehyung untuk mencintaimu juga." Jawab suga dengan tenang.
jimin yang kembali tersadar dengan Confession yang baru saja di lakukannya itu pun segera menggeser posisinya berdiri , kini dia berada di samping Taehyung dan min Yoongi agar dapat memandang wajah mereka berdua.
"Taehyung, aku tidak mengerti maksud mu… kenapa kau membawa suga hyung kemari?"Tanya jimin dan Taehyung hanya bisa membuang nafasnya.
Min Yoongi , atau yang biasa di sebut jimin dan Taehyung sebagai Suga hyung itu adalah kaka tiri dari Taehyung yang telah lebih dulu berkuliah di jepang , namun dia tinggal di Akihabara - Tokyo karena dia memiliki Apartmen dan pekerjaan tetap disana.
Taehyung memandang suga seolah memberi tanda untuk mempersilahkannya berbicara terlebih dahulu.
"Jimin , aku menyukai mu sejak pertama kali aku menjemputmu dan Taehyung di bandara pada hari pertamamu menginjakkan kakimu di kota Jepang ini."
" Suga hyung kau mencintaiku? "
"nde "jawab suga tegas
" bisa ku tau alasannya ? "
"aku tidak bisa mengatakannya" jawab suga yang membuat jimin kembali bingung.
"kenapa?"
" karena aku juga tidak tahu kenapa aku bisa jatuh cinta padamu."
" tapi aku mencintai Taehyung."jawab jimin menatap manik hitam kelam milik suga.
"aku akan menunggu." Jawab suga tenang.
"hyung tau aku juga akan menunggu Taehyung kan?"
"aku tau , tapi aku tidak akan lelah menunggu cintamu jimin."
"bagaimana jika akhirnya aku tetap tidak memilihmu hyung ? "
"aku akan tetap mencintaimu." Jawab suga sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dan membukanya, menunjukkan sebuah cincin yang melingkar indah dengan sebuah batu berwarna blue mold kecil di atasnya.
"maukah kau menikah dengan ku? "
"hyung, aku tidak mengerti."
"kau akan menikahinya jimin…" ucap Taehyung di antara keheningan yang tercipta diantara mereka bertiga.
" tapi kenapa taehyung?"Air mata kembali membasahi pipi jimin.
"karena kau bilang kau mencintaiku dan akan melakukan apapun." Jawab taehyung sembari mengusap air mata jimin yang semakin deras mengalir.
"tapi aku mencintai mu Tae , bukan suga hyung." Jawab jimin terisak.
" kalau begitu buktikan, menikahlah dengannya ."
"tapi aku tidak bisa."jawab jimin tanpa memandang suga yang masih setia memegang kotak cincin di tangan nya.
"berarti kau tidak benar- benar mencintaiku."
"tap-"
"menikahlah dengannya. Jika dalam waktu 1 tahun kau tidak juga jatuh cinta padanya, kembalilah padaku."
Apakah ini adalah sebuah permainan? Kenapa aku merasa hidupku seperti tengah di permainkan?
kenapa otakku dengan tegas menolak tapi hatiku mengatakan iya.
"satu tahun tidak begitu lama, bisakah kau mencintaiku dengan cara seperti ini? "Tanya Taehyung dengan tatapan tajamnya.
"baiklah… suga hyung, persiapkan pernikahan kita minggu depan." Ucapku yang dibalas anggukan dan senyuman dari wajah min yoongi.
aku akan menjalani kehidupan ku selama satu tahun ini dengan cepat dan aku akan mendapatkan cinta taehyung sepenuhnya. Pikir jimin.
Satu minggu berlalu dengan sangat cepat...
Bel pernikahan berdentang dengan kencang membiarkan setiap insan yang hadir pada pernikahan Suga dan jimin menikmati alunan merdunya.
Nuansa putih dan pink terlihat sungguh menambah keindahan gereja yang telah dipilih Suga untuk menjadi saksi awal dari kisah cintanya bersama jimin.
Suga tersenyum memandang pengantinnya berjalan menuju ke arahnya dengan senyuman yang terlihat dibuat-buat namun tetap manis.
Jimin mengenakan tuxedo berwarna putih dengan penutup wajah yang masih bisa memperlihatkan keindahan wajah nya, berjalan menuju altar ditemani ayah nya.
"aku mohon jaga dia, buat dia bahagia seperti ketika aku dan istri ku menjaga juga membahagiakannya sejak dia masih berada di dalam pelukan kami."ucap ayah jimin ketika telah menyerahkan jimin kepada suga , yang di iringi isak tangis para wanita yang hadir disana.
Suga mengangguk lembut pertanda meng-iyakan kehendak sang calon mertua.
suga meraih tangan mungil jimin yang terasa sangat dingin, menggenggam dan menatap wajahnya yang masih tertutup kain transparan berwarna putih.
Suga begitu menikmati pemandangan yang ada di hadapannya , namun keadaan itu tidak berlangsung lama ketika sang pastur memulai kata-kata nya.
saat itu juga Suga merasakan tegang di sekujur tubuhnya.
"Para Tamu yang Terhormat, Kita berkumpul di sini hari ini di hadapan Tuhan untuk menyaksikan pemberian dan penerimaan sumpah pernikahan."
"Perkawinan adalah institusi yang ditetapkan oleh Tuhan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam kategori enteng atau dianggap bahan untuk bercanda dan pernikahan hanya bisa dilaksanakan setelah melewati banyak pertimbangan."
jimin memperhatikan kata-kata sang pastur dengan seksama mencermati setiap kalimat yang di katakan nya karena ini adalah pengalaman pertama jimin berdiri di depan altar.
"Saya berdiri di depan pasangan ini hari ini untuk menyatukan mereka dalam ikatan perkawinan. Jika ada orang yang hadir yang dapat menimbulkan alasan yang adil dan sah mengapa kedua orang ini tidak dapat secara sah menikah, biarkan dia berbicara sekarang atau selamanya pegang kedamaiannya."
jimin mengigit bibirnya pelan ketika pastur mengucapkan kalimat yang tiba-tiba membuatnya teringat dengan alasan pernikahan ini terjadi.
Mata sang pastur mengedar seolah mencari seseorang yang akan mengangkat tangan dan menyatakan keberatannya dengan pernikahan ini.
begitu pula dengan jimin yang sedari tadi memandang seseorang yang duduk pada barisan depan bangku keluarga mempelai pria dengan tuxedo berwarna hitamnya, terlihat sangat tampan.
jimin memiliki secercah harapan di dalam hati nya bahwa namja yang tengah menatapnya dengan lembut itu akan menyatakan keberatannya atas pernikahan ini.
Namun jimin harus menahan rasa sakit di hati nya karena hingga pastur memulai kembali kata-katanya, Taehyung tidak bergeming dan hanya tersenyum seolah meyakinkan jimin bahwa dia bisa melakukannya.
sang pastor sedikit memiringkan tubuhnya menghadap mempelai pria dan memulai pernikahan di pagi hari yang tenang ini.
"Apakah anda Min Yoongi , menerima pria ini Park Jimin untuk menjadi istri Anda yang sah secara hukum, mencintainya dalam keadaan sakit dan sehat, di saat susah dan senang, disaat kaya dan miskin, hingga maut memisahkan kalian?"
Jika ya, jawab "I Do."
Suga menutup matanya dan menarik nafas dalam seolah dia sedang akan menjawab pertanyaan terpenting di dalam hidupnya.
tangan mereka berdua masih saling terpaut , suga menunjukkan senyum terbaiknya dan mengatakan "I Do."
Entah kenapa tiba-tiba dada jimin terasa hangat mendengar jawaban pasti dari suga dan dia merasa dia sedang disirami rasa cinta yang begitu besar saat ini. namun jimin masih ingat bahwa sebenarnya dia enggan berada disini sekarang.
Apakah Anda Park Jimin bersedia menerima pria ini Min Yoongi untuk menjadi suami Anda yang sah secara hukum, mencintainya dalam keadaan sakit dan sehat, untuk mencintai, menghormati dan menaati nya, di saat susah dan senang, disaat kaya dan miskin, menjaga diri Anda sendiri untuknya hingga maut memisahkan kalian?
Jika ya, jawab "I Do."
untuk sesaat jimin menatap wajah tegang suga yang sedang mengeratkan genggamannya pada tangan mungil jimin seolah memastikan bahwa semua akan baik-baik saja.
"I Do." Jawab jimin pelan dan disambut riuh teriakan dan tepuk tangan bahagia dari para tamu undangan.
Jimin melirik lagi kearah bangku kosong yang sebelumnya menjadi tempat Taehyung duduk.
sebelum akhirnya tangan lembut suga mengarahkan wajah cantiknya untuk menatap matanya.
Suga dapat melihat dengan jelas kemana jimin mengarahkan mata sendunya dan memutuskan untuk mengalihkan perhatian jimin karena pernikahan mereka belum sempurna, sebelum suga memasangkan cincin pada jari jimin.
Suga mengeluarkan kotak cincin yang berada di sakunya dan mulai memasangkan cincin pada jemari mungil milik istrinya yang kemudian di teruskan oleh Jimin yang memasangkan cincin pada jemari Suga.
"Dengan otoritas yang diberikan kepada saya oleh Negara Amerika serikat ini, Saya sekarang men-sah kan kalian sebagai suami dan istri."
ya, pernikahan sakral mereka memang di adakan di Negara Amerika Serikat karena kecintaan suga terhadap jimin , dia ingin pernikahan mereka yang bahkan mungkin hanya akan bertahan 1 tahun itu benar-benar menjadi pernikahan pertama dan terakhirnya dengan menggelarnya pada Negara yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis.
Jimin POV
aku terdiam sambil memandang lurus kearah jalan yang mulai terlihat lengang setelah suga hyung memilih jalan pintas menuju villa yang telah di sewanya.
"jimin , apa kau lapar? " suara raspy milik namja yang sedang menyetir di samping ku ini membuyarkan lamunanku.
"tidak hyung… apa hyung lapar?"Tanya ku balik
"hyung tidak begitu lapar…"jawabnya masih tetap menatap jalan dengan focus.
kemudian hanya keheningan yang berada di antara kami hingga mobil kami berhenti tepat di depan gerbang tinggi sebuah villa yang terlihat kuno namun begitu indah.
"jimin, ini kunci kamar kita… aku akan mengangkat koper-koper kita dulu. Masuklah lebih dulu."ucap suga hyung sembari menyerahkan sebuah kunci yang di bungkus pita berwarna merah.
"nde…"jawab ku singkat.
tidak butuh waktu lama hingga aku menemukan kamar kami yang berada di lantai 2 villa ini , aku merebahkan tubuh ku yang lelah ke atas tempat tidur king size yang tersedia.
waktu telah menunjukkan pukul 3 sore ketika aku mulai menutup mataku perlahan karena letih yang kurasakan setelah merayakan pesta pernikahan ku.
"jimin , apa kau tidak ingin mandi dulu sebelum tidur? "Tanya suga hyung yang baru saja masuk bersama 2 koper dan 2 tas jinjingan berisi baju dan perlengkapan kami selama berada disini.
oh iya , aku juga tidak tahu sampai kapan aku akan berada disini karena aku hanya mengikuti alur cerita yang seolah dibuatkan Taehyung untukku.
"hmm… "jawabku malas tanpa membuka mataku.
aku tidak merasa terganggu dengan suga hyung yang juga memutuskan untuk merebahkan dirinya disebelah ku karena kami sudah saling mengenal, seperti yang suga hyung pernah katakan, kami pertama kali bertemu ketika aku menginjakkan kakiku di jepang.
aku tidak mengerti bahasa jepang tapi aku nekat menerima beasiswa yang di berikan padaku saat aku tahu Taehyung juga akan menerimanya.
Taehyung…
entah kenapa hanya dengan memutar namanya didalam kepalaku aku merasa begitu merindukannya.
apakah dia juga merindukan ku?
"hyung… kemana taehyung saat kita akan saling bertukar cincin tadi?"Tanya ku tiba-tiba pada suga yang hampir terlelap.
"hmm? Dia memang tidak seharusnya berada disini hari ini, seharusnya dia berada di Tokyo karena ada urusan, tapi dia memaksa untuk tetap hadir pada pernikahan kita. Mungkin itu sebabnya dia pergi sebelum pernikahan kita selesai."jelas suga hyung.
aku menganggukkan kepala ku tanda mengerti, mata kami saling bertemu dan aku dapat merasakan hangat pada tatapan suga hyung. Tapi sayang sekali hanya tatapan kosong yang dapat kuberikan padanya.
"jiminie… gomawo.." tangan kekar suga hyung menyentuh pipiku lembut membuat aku reflek memejamkan mataku.
Aku kecewa pada Taehyung namun cintaku untuknya begitu besar , aku berharap aku dapat bertahan hingga 1 tahun yang di janjikan itu datang.
"hyung, sepertinya aku akan mandi sekarang."ujarku melepaskan tangan suga hyung yang sedari tadi seolah enggan menjauh dari wajah chubby ku.
"nde, aku sudah menyiapkan air panas untukmu."jawab suga hyung membuat senyum mengembang di wajahku.
"terima kasih hyung , kau benar-benar hyung yang baik."ucap ku sambil berjalan masuk menuju kamar mandi yang terletak didalam kamar ini juga.
Jimin meninggalkan suga yang masih terdiam menatap langit langit kamar dengan pandangan nanar.
"aku akan berusaha membuat mu menatap ku sebagai suamimu , bukan sebagai hyung."suga mengusap wajahnya dengan kedua tangan mencoba menghilangkan kesedihan dari wajahnya.
"aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan Taehyung untukku."
.
TBC
.
hope you enjoy this story , review dari kalian akan menjadi penyebab utama berjalan cepatnya ff ini.
maaf atas typo yang berkeliaran.
cause i'm only human.
silahkan beri pendapat & saran kalian untuk cerita selanjutnya, pertanyaan juga akan di jawab sebisa mungkin. Gomawo *bow
