Hakakakakakak XD

Ya udah deh silahkan baca… *gaje*

Sasu : Weis, men! Wait, wait!

Neji : sok inggris lo! *nampol sasu*

Kuru : apa? *sok polos—sebelah tangan lagi sibuk fb-an pake hape*

Sasu : Ano… kau harus minta ijin karena dikau mau memakai daku dalam fic ini. Ayo, cium kakiku, wahai rakyat-rakyatku!

Neji : bused…

Kuru : halah, biasanya juga kagak pake. Langsung terima aja kan?

Sasu : tapi yang ini beda, masalahnya itu lo bakal ngebashing gue ama neji abis-abisan di sini. *ngerangkul neji sambil senyum-senyum*

Neji : napa lo? Bangga jadi tukang cimol?

Kuru : hakakakakak XD

Sasu : ya elah, kan kita sohib abadi…

Neji : perasaan lo aja kali.

Kuru : udah lah, tampang lo emang pantes jadi rukang cimol. Dan lo, neji, lo juga pantes jadi tukang cireng. Jadi sesama pedagang cakep, jangan saling menghina. *santai pisan author ini*

Nejisasu : *nyiapin minyak goreng*

Kuru : *asik ngetik komen di pic nejigaara-nya mendi* Waw! So HOT!! Tapi, ji. Uke-mu serem banget. Trus agresif lagi. Betewe, ni gambar pas kalian lagi ngapain?

Neji : oh, itu… kalo nggak salah, pertama2nya sih mau kerokan bareng. Eh, tapi malah kebablasan. *blushing*

(tiba2 muncul) Gaara : Ehem.

(ngekor di belakang gaara) Naru : halo, Sasu! *nyium bibir Sasu sekilas*

Kuru : *menatap iri* aku juga mauuuuuu~~~

Gaara : aku mau neji sengsara di fic ini.

Naru : aku mau Sasu bahagia di fic ini! *senyum super duper manis*

Kuru : okeh! Aku akan membuat Neji menderita di sini, dan aku juga akan membuat Sasu bahagia sebagai tukang cimol!

GaaNaru : *senyum kemenangan*

NejiSasu : *fainted*

Kuru : eh, betewe gak ada yang nanya apa itu CIMOL dan CIRENG ya? *pundung ngorek2 marmer*

Naru : emang itu apa?

Kuru : *nyengir, naruh hape di meja, batuk2 penuh wibawa* Jadi anak-anak, CIMOL(aci dikemol) adalah jajanan khas sunda yang berbentuk bulat2 kecil yang terbuat dari tepung aci(banyak orang yang bilang sama dengan kanji, tapi beda kok). Kalau sudah diolah dan digoreng, tinggal dikasih bumbu2 sesuai selera. Ada yang rasa keju, bawang, BBQ, asin, manis, pedas, dan masih banyak lagi.

Gaara : kalo CIRENG?

Kuru : *meluruskan dasi yang entah muncul dari mana* sama seperti cimol, CIRENG(aci digoreng). Tapi biasanya CIRENG itu bentuknya sembarang atau sesuai selera, dan juga ada isinya, contoh: isi daging, isi sosis, oncom, spageti, keju, baso, dll.

NejiSasu : oh… jadi itu yang harus kami jual?

Kuru : Yap! *lanjut maen fb*

Sasu : tapi kita kan nggak punya propertinya...

Kuru : Nih! *ndorong2 gerobak cireng en cimol* barusan tak pinjem dari SD UjungBerung.

Sasu : sep dah! Ayo, Ji!

Neji & Kuru : Bused, jadi tukang cimol aja girang… *geleng2*

GaaNaru : Selamat menikmati!

Disclaimer Masashi Kishimoto

Genre Humor/Parody

Pairing males… *ditendang* oh, iya, ampun! DX SasuNaru, NejiGaara, GaaraNaru(?), NejiSasu (??)

Rated hm… gak tau. XD

A/N WARNING! OOC, character bashing, AU, Shounen-Ai, garing, sangat dianjurkan untuk tidak membaca.

Aci Maksiat

Presented by : Kurukaemo

-

-

-

Pagi itu di depan SMA Konoha, sudah mulai banyak pedagang yang berkumpul. Beberapa di antaranya ada yang sudah siap menjajakan dagangannya, ada juga yang masih memasang beberapa properti penjualan. Tenda-tenda kecil serta bangku dan meja panjang ditata rapih di trotoar supaya tidak mengganggu para siswa maupun pejalan kaki yang lewat. Well, memasang tenda seperti itu memang sudah mengganggu dari dulu. Pedagangnya saja yang tidak peduli

Itu semua dikarenakan kepala sekolah SMA Konoha baik hati dan tidak sombong, ia dengan sukarela tanpa biaya membiarkan trotoar di depan gerbang sekolahnya disinggahi oleh para pedagang besar maupun kecil. Sebagai gantinya, setiap masing-masing pedagang harus mengirimkan seporsi jajanan ke ruang kepala sekolah tepat saat jam makan siang. Itu sih, sebenernya sama aja ya? -_-a Makanya Tsunade selalu bergelimang makanan setiap ada orang yang masuk ke ruangannya. Bahkan, tukang gulali pun tidak luput dari cengkraman kepsek baik hati ini.

Di antara sekian banyak pedagang yang mengadu nasib di sini, hanya dua orang lah yang sekiranya mampu merebut posisi 'Pedagang Jajanan Paling Cuakep dan Laku' di SMA Konoha. Mereka adalah Uchiha Sasuke dan Hyuuga Neji. Dua pedagang yang berkecimpung dalam dunia perdagangan 'per-aci-an'.

Sasuke adalah pedagang cimol yang terkenal seantero Konoha karena cimol buatannya yang tidak ada duanya. Adakah yang bisa menolak jajanan khas Konoha-?- ini? Perpaduan antara aci, penyedap rasa, serta air keringat dari pria yang guuaaanteeengnya tak terkalahkan. Para pedagang saingannya pun mampu menyimpulkan bahwa Manohara akan rela mengganti makan siangnya yang biasanya daging beruang seharga jutaan rupiah perkilogram, dengan cimol seharga seribuan per porsi buatan Sasuke.

Hanya satu oranglah yang mampu mensejajari kejayaan Sasuke saat ini. Pedagang cireng yang juga eksis di kalangan artis ini bahkan pernah merasakan dicium oleh Paris Hilton. Apa lagi kalau bukan karena cireng buatannya yang tahun lalu dijadikan menu utama di pesta ulang tahun artis sexy nan bohai tersebut. Ya, Hyuuga Neji. Pemuda 21 tahun berambut panjang yang dengan segala kecerdasan yang ia miliki, lebih memilih menjadi pedagang cireng daripada menjadi artis erotis sepanjang masa. Sungguh ironis…

Kembali ke situasi SMA Konoha.

Dua gerobak dagang norak nangkring manis di sebelah timur gerbang hitam besar berhiaskan papan besi besar SMA KONOHA. Tidak salah lagi, pemilik dua gerobak nista itu tak lain dan tak bukan adalah Hyuuga Neji dan Uchiha Sasuke. Mari kita deskripisikan se'norak' apa gerobak milik mereka itu.

Gerobak pertama, milik Neji. Susunan kayu beroda itu dihiasi oleh kain-kain ungu bercorak kupu-kupu. Di pinggir kain janda sutra itu tertempel dengan rapi renda-renda putih cantik. Kaca tembus pandang kinclong di bagian depan pun tak luput dari perhatian sang pemilik. Sticker-sticker huruf dan angka hinggap manis dipermukaan kaca tersebut. Tak lupa beberapa sticker yang berbentuk(lagi-lagi) kupu-kupu berwarna-warni. Di antara kupu-kupu yang hinggap melingkar di sana, sebuah tulisan besar dengan style old English mungkin cukup membuat orang-orang yang lewat ingin buang air di tempat. 'CIRENG KONOHA AA' NEJI'. Sedikit melirik ke bawah, beberapa kalimat kecil berwarna biru muda menyambut mata 'Banting harga! Rp. 50.000,-/buah!'. Ganteng-ganteng guobloknya nggak ketulungan, apalagi yang beli?

Sekarang gerobak cimol Sasuke. Di antara banyak gerobak—termasuk gerobak cute milik Neji—gerobak Sasuke lah yang terkesan paling mencolok. Bukan karena gerobak Sasuke yang warna-warninya lebih parah, malah justru gerobak Sasuke ini hanya didominasi oleh satu warna. Hitam. Tidak ada yang tahu apa maksud di balik warna hitam ini. Neji dulu pernah menanyakan hal ini pada sang sohib, Sasuke hanya menjawab "Yang gaoeeelll dong, aku bermaksud bikin dagangan laku dengan style emo+gothic-nya. Kamu gak liat wajahku udah cocok ama yang beginian?". Dan hal tersebut dibalas oleh Neji dengan, "Yang ada mirip kuburan band, Sas.". Tetapi Sasuke malah tidak terlalu menanggapi dan melanjutkan style-nya tersebut hingga sekarang. Terbukti, cimol dagangannya pun bisa dengan mudah laku. Bukan karena gerobaknya, tapi. Itu semua karena wajah guanteenggnya yang setara dengan Neji.

Tapi tak disangka, dua gerobak nista itu ternyata menyimpan suatu rahasia di baliknya…

Dua orang pemuda yang berjongkok berhadapan di balik gerobak dengan tampang bernafsu…

"Ugh… keras banget ya, Ji. Kencengan dikit dong nekennya… uh~h…"

"I-ini juga udah kenceng, Sas! Kamu aja yang nggak menikmati, hh~…" desah Neji.

"Ta-tapi aku udah ngeginiin punya kamu daritadi, dan kamu juga ngeginiin punya aku daritadi, nggak ada hasilnya sama sekali…"

"Tahan aja Sas, ntar kalo keluar, pasti keluar sendiri kok…"

"Tapi aku udah pegel nih, keras banget punya kamu…" keluh Sasuke.

"Kamu belum sarapan ya? Masa daritadi nggak keluar-keluar?!"

"Punya kamu juga, diteken-teken nggak keluar-keluar. Apa kita panggil Kiba aja ya?"

"Kamu gila? Malu lah kita!"

"Tapi udah nggak ada jalan lain, Ji. Cuma itu satu-satunya cara supaya punya aku dan punya kamu bisa keluar… mana aku udah ngebet lagi…"

"Y-ya udah deh, terserah kamu aja, Sas. Buruan aku udah nggak tahan!"

"Sip dah!", Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah Kiba, " Woi, Kib! Bantuin aku dong bukain nih botol saus sambel. Dari tadi aku sama Neji nggak berhasil terus."

"Hah?" Kiba, sang pedagang roti bakar hanya cengok.

"Iya bukain nih, udah nggak ada tenaga kita…" Neji dengan tampang pucet menyodorkan dua botol saus sambel Cap Kyuubi ke hadapan Kiba yang sedang sibuk melayani beberapa pesanan.

"Entaran deh, lagi penuh nih! Kalian berdua tau kan kalo pagi-pagi gini banyak yang beli roti bakar buat sarapan?" ujar Kiba di sela-sela kegiatannya.

"Huh… dasar nggak setia," desah Neji dan Sasuke bersamaan.

"Tidak ada jalan lain…" celetuk Neji dramatis, "--kita terpaksa berjualan tanpa saus sambel."

"Jiah… biasa aja kali, lagipula masih banyak yang mau beli dagangan kita walaupun tanpa saus sambel." Kata Sasuke sambil tertawa kecil.

"Iya juga."

Dengan begitu mereka pun berdiri dan kembali menata dagangannya. Khususnya Sasuke, ia sudah mulai memasukkan adonan cimol ke dalam penggorengan. Sedangkan Neji, ia menunggu pelanggan datang sambil sesekali bersiul dengan melodi lagu Tak Gendong, karena cireng baru akan digoreng kalau ada yang memesan. Kata sesepuh cireng, kekenyalan dan kualitas cireng akan berkurang apabila terlalu lama didiamkan setelah digoreng.

"Eh, Ji. Ngomong-ngomong kamu tau kan cowok manis yang rambutnya pirang itu? Yang kemana-mana selalu bareng sama yang rambut merah?" ujar Sasuke memecah keheningan.

"Hmm… Oh! Aku tahu! Yang pirang ada cakaran kucing di pipi, yang merah ada tattoo 'tresna' di jidat?" tanya Neji memastikan.

"Ya elah, jangan pake bahasa Jawa. Setahuku itu artinya 'cinta'…"

"Iya betul, artinya cinta…" Neji diam sejenak dan beberapa saat kemudian senyum mesum terukir di bibirnya. Kepalanya mendongak ke atas, pandangannya menerawang jauh. Mendadak lagu Almost Easy-nya Avenged Sevenfold mengalun. Salah lagu, woy! Ini tuh orang lagi jatuh cinta!

Lagu berganti, menjadi…

Du-di-du-di-du-dam… du-di-du-di-du-dam…

Oh tuhan aku cinta diaaaaaaaa~~

"Kenapa kamu?" Sasuke yang bingung akan tingkah laku Neji segera menjambak rambut sohibnya.

"Eh, bujug dah! Rambut akuhh!" seru Neji bagai bencong simpang keciduk kamtib.

Sasuke tidak mempedulikan dan kembali bertanya, "Kenapa?"

Neji memanyunkan bibirnya sejenak, tetapi kemudian ia tersenyum sambil menyisir rambut coklat indahnya dengan jari-jari lentiknya. Pandangannya menerawang, "Kayaknyaaa……"

"Kayaknya?"

"Kayaknyaaa…." ulang Neji.

"Kayaknyaa??" tuntut Sasuke.

"Kayaknyaaa… ada yang beli cimol kamu deh," kata Neji akhirnya sambil melirik ke belakang tubuh Sasuke.

Sasuke membalik badannya, segera saja matanya disuguhi pandangan yang tidak menyenangkan. Seorang pria berambut perak berseragam guru SMA Konoha warna biru donker. Mata kanannya yang tidak tertutup tampak sayu dan tidak ada semangat hidup. Dan parahnya lagi di tangan kirinya terdapat buku dengan cover warna oranye terang, sekali membaca judulnya saja Sasuke bisa menebak kalau buku tersebut buku yang 'iya-iya'.

"Bang, cimolnya duaribu-an," si rambut perak menatap Sasuke sekilas kemudian kembali membaca bukunya.

"Oh, iya. Tunggu sebentar ya, Om!"

CLING!

Sekilas Sasuke dapat merasakan ada mata elang yang mengawasinya detik itu juga. Dan benar saja, mata Si Om berkilau sedetik sebelum ia menolehkan wajahnya ke pembeli pertamanya satu itu.

"Jangan pernah panggil saya 'OM'," ucap si rambut perak sedingin kulkas.

"Ah, oh, maap, maap. Jadi saya harus manggil apa?" tanya Sasuke ngeri.

"Panggil saya 'KAKAK'." Jawabnya langsung dan melanjutkan membaca buku bokepnya.

"Ka-KAKAK?" Sasuke cengok sedetik kemudian mulai membungkus pesanan si KAKAK.

Bisa dilihat, -walaupun tidak bisa dilihat karena ini fanfiction, jadi dibaca aja deh- yang menjadi backround wajah mempesona Sasuke saat membungkus dagangannya adalah Neji yang sedang muntah di selokan terdekat.

Untuk alasan mengapa Neji tiba-tiba muntah, author serahkan pada imajinasi reader saja. Tetapi ada beberapa pilihan yang sangat memungkinkan saat ini, yaitu :

Karena permintaan Si Pembeli Rambut Perak yang ingin dipanggil 'KAKAK', padahal dari jauh saja keliatan wajahnya udah bangkotan.

Karena wajah Sasuke yang sok keren untuk standart membungkus cimol.

Karena author memang sedang mood membuat Neji sengsara dengan memberi penyakit masuk angin. Sesuai permintaan Gaara tadi.

Neji HAMIL anak Sasuke.

Sasuke senyum najong. Gigi berkilau, mata ngecling, "Ini pesanannya, Kak. Bumbunya silahkan dipilih sendiri,"

Si Kakak melirik sebentar, kemudian mengambil cimol yang sudah dibungkus plastik bening di tangan Sasuke, "Sori, saya gak tertarik."

"Hah?"

"Saya hanya tertarik sama lumba-lumba, jadi jangan menggoda saya." Ucap Si Kakak dingin. Tangan kirinya asik membumbui cimol pesanannya.

"Itu… ano… maksud saya silahkan ambil bumbunya sendiri," Sasuke memaksakan tersenyum, padahal dalam hatinya berteriak 'NAJESS!!'. Di belakang Sasuke tampak Neji sedang senyum-senyum nista.

"Bukan, senyummu itu lho. Mirip gigolo. Thanks. Jaaa!" Si Kakak buru-buru ngibrit melihat deathglare Sasuke, beserta aura-aura hitam yang mengelilinginya.

"Wakakakak…" Neji tertawa gak elit. Sebelah tangannya menepuk pundak Sasuke pelan, "Sabar, sabar. Orang sabar disayang Jashin-sama…"

"SHUT THE HELL UP YOU METRO-FUCKING-SEXUAL BOY!" teriak Sasuke tega. Pandangannya mengarah tepat ke Neji, itu artinya kata-katanya barusan memang ditujukan ke Neji.

"A-a-a…" Neji mangap. Matanya berkaca-kaca, pandangannya penuh derita, mimik wajah bak gembel puasa.

"Sa-Sasuke…" Neji menghentak pundak Sasuke keras, "Makasih… kamu satu-satunya orang yang menyadari itu setelah sekian lama… oh…"

"You're welcome." Sasuke kembali mengaduk-aduk gorengannya dengan wajah merah padam karena amarah, menghiraukan Neji yang masih saja membangga-banggakan ke-metro-seksualan-nya. Dalam hatinya ia menyumpahi Si Kakak tadi mati tertabrak odong-odong dan sejenisnya.

"Lain kali aku akan mengganti bumbu itu dengan Rinso, khusus buat Si Kakek bangkotan itu…" Sasuke menggumam sendiri. Sudut matanya berkilau, yang menyebabkan Neji mundur 5 meter ke belakang karena ngeri.

***

SMA Konoha, jam 09.34 pagi.

"Narutooooo!!" suara berat nan dramatis membuat semua anak-anak SMA Konoha yang sedang asik jajan menengok serentak ke arah suara. Dari kejauhan tampak seorang pemuda pirang yang berlari-lari dramatis sembari mengangkat ujung pangkal celana hitamnya. Sedangkan di belakangnya seorang pemuda berambut merah berusaha mengejar si pirang, pemuda itu mengacung-acungkan harisen coklat di tangan kirinya. Mereka kejar-kejaran hingga si pirang melewati gerbang depan sekolahnya dan menengok ke belakang.

"Gaara!" Si pirang berhenti berlari dan mencegat si merah dengan membentangkan kedua tangannya, "sudah kubilang 'kan kalau pas adegan ini—eh? Gaara! Berhen--" BRUKK!!

Gaara yang tidak sempat mengerem dengan sukses menubruk sobatnya itu dengan mesra, mereka jatuh dan guling-gulingan di tanah. Setelah berputar-putar selama hampir 5 kali, mereka berhenti di posisi Gaara menindih tubuh Naruto. Dan parahnya lagi, kini bibir Gaara menempel di pipi bagian kiri Naruto. Naruto membatu, sementara Gaara mencoba bangun.

"Go-gomen, Naruto." Gaara bergegas bangkit dari tubuh orang yang ditindihnya dan menarik tangan Naruto supaya berdiri.

"Uwangg~ pipiku udah gak perawan… hiks…" Naruto mengusap pipinya yang memerah dan menatap mata Gaara dengan pandangan kesal.

"Yah, masih mending lah daripada di bibir," Gaara berucap santai dan hendak melangkah pergi, tetapi Naruto segera menarik tangannya.

"Gaara! Tunggu! Harusnya kamu jadi Romeo yang lagi ngejar-ngejar Juliet, tapi kenapa malah kayak ngejar maling gitu? Mana bawa-bawa harisen segala!"

"Ah, gomen. Refleks. Habis… tadi nih harisen kutemukan di gudang sewaktu disuruh Iruka-sensei ngambil globe. Jadi kubawa aja." Gaara menjawab polos.

Naruto mendengus, "Serius, Gaara! Pelajaran terakhir seni drama, nih! Kita harus menunjukkan ke orang-orang bakat terpendam kita." Naruto terus ngoceh sambil berjalan pelan. Gaara mengikuti di belakangnya.

"Tapi ngomong-ngomong, kita tampilnya mulai dari adegan mana sampe mana?" kali ini Gaara menengok ke arah Naruto dan pasang wajah serius, udah nggak polos kaya tadi.

"Unn…" Naruto berpikir sebentar, "Dari adegan lari-larian dari istana… sampe… adegan… adegan…" kali ini muka Naruto memerah.

Gaara memiringkan kepalanya bingung.

"Itu… ta-tapi kalau nggak mau juga gak apa-apa kok! Lagian segitu aja udah cukup bagus!" Naruto buru-buru melanjutkan kata-katanya melihat Gaara yang hampir membuka mulut karena ingin protes.

Gaara menghela nafas, kemudian menghentikan langkahnya, "Maksud kamu adegan kisu kan?"

Naruto segera membatu dan menghentikan langkahnya. To the point banget! Pas kena sasaran!

"Nggak… lupakan…" jawab Naruto seadanya.

"Nggak apa-apa kok, toh nggak serius kan?" Gaara berucap enteng.

"Terserah deh!" Naruto berjalan cepat meninggalkan Gaara hanya untuk kembali disusul pemuda berambut merah bata itu.

"Uwaaangg~ laperr~" Naruto mengerang pasrah sambil mengelus perutnya, "tadi aku belum sempet sarapan…"

Gaara melihat sekitar, matanya berhenti di satu titik di mana ada dua gerobak unik yang letaknya bersebelahan, "Jajan itu yuk,"

"Apaan tuh?"

Gaara segera menggandeng tangan Naruto dan menyeret pemuda itu tanpa banyak komentar, "Ya nggak tahu, kita coba aja. Seingatku kita belum pernah nyobain jajan itu," Wah, Gaara dan Naruto diam-diam titisan Pak Bondan. Hobi wisata kuliner. Pokok'e MAKNYOSS!

"Uaaiiyyyoooo!!!" kali ini Naruto yang gantian menarik tangan Gaara. Langkahnya dipercepat melihat gerobak dagangan itu makin ramai.

"Wah, penuh." Komentar Gaara pendek.

"Pantang menyerah!" Naruto tanpa aba-aba langsung menyerobot masuk dan ikut tumpek blek di kerumunan manusia itu. Hatinya mencelos melihat seorang nenek yang terhimpit tubuh-tubuh anak sekolahan.

Wah, nenek itu ayan! Tebaknya. Karena keluar busa-busa putih dari mulut nenek itu.

"Nek! Nenek! Nenek nggak apa-apa kan? Nenek nggak mati kan?!" dengan segenap kekuatannya Naruto menarik tubuh itu keluar dari kerumunan setelah ia membebaskan dirinya sendiri.

"Ne-nenek… nggak apa-apa nak~ Cuma-- ayan nenek suka kambuh kalo liat cowok cakep~" si nenek menjawab.

Di belakang Naruto terlihat Gaara yang sedang asik ngucek-ngucek matanya yang belekan, "Ada apa sih?" Dikira bangun tidur apa yah?

"Cowok cakep?" Naruto mengangkat sebelah alisnya, menghiraukan pertanyaan sobatnya barusan.

"Iya, nak. Dua cowok cakep yang jualan cimol dan cireng paling popular di seluuuuruh dunia." Ucap si nenek dengan barbarnya.

Gaara mengernyitkan dahi melihat si nenek. Heran, betah aja tuh nenek ngomong sambil berceceran busa.

"Ah, masa sih, ada yang bisa menandingi kepopuleranku?" gumam Naruto narsis.

"Ya udah, coba saja liat sendiri kalau nggak percaya. Ngomong-ngomong, terima kasih ya sudah menyelamatkan nenek." Ujar si nenek sembari menunjukkan bungkusan berwarna putih yang sepertinya berisi cimol pada Naruto. Kemudian berlalu meninggalkan Gaara dan Naruto yang terbengong-bengong.

-

TBC…

-

Auh~… garing… -_-

Kalo pengen dilanjut, tolong bilang lewat review.

Riview please? :D