Cast : All Member BTS

Genre : Romance, Fantasy, Drama

Rated : T

Pair : Hopekook :3

Slight : Yoonmin (Yoongi seme ^.^)

Love And Peace :3

Happy Reading

.

.

.

Jauh, dari galaksi Bimasakti. Terdapat sebuah cahaya yang begitu terang diantara cahaya yang lain…

Semakin dekat dengan cahaya tersebut, semakin kita tahu… bahwa cahaya terang itu bukanlah sebuah bintang… melainkan sebuah planet yang dihuni oleh ribuan peri didalamnya.

Sama seperti bumi… planet tersebut mempunyai sejarah yang begitu kelam. Sejarah yang mampu membuat cahaya di planet tersebut tampak redup.

Sejarah yang membuat… planet Numelle hancur pada masa itu…

.

.

.

"Apa yang kau mau?" tanya seseorang yang muncul dari bawah lantai tepat ditengah symbol segi enam yang dibuat oleh sang raja dari darah yang keluar lewat pergelangan tangannya.

"Kumohon, hidupkanlah anakku lagi! Kumohon!" jawab raja itu sambil bersimpuh memeluk anaknya yang sudah terluka parah, bahkan kedua sayap anaknya sudah rusak dan tidak berbentuk.

Mendengar perkataan itu, orang tersebut tersenyum senang, sayapnya yang panjang dan berwarna hitam pekat itu mengembang hingga beberapa bulu yang seperti bulu angsa tetapi berwarna hitam itu jatuh dari sayapnya.

"Kalau kubantu, apa yang akan kau berikan kepadaku?" tanya si orang itu dengan kedua matanya yang berwarna merah darah. Baju dan celananya yang berwarna hitam itu menambah aura yang begitu mengerikan dari tubuh si orang itu.

"Apapun… apapun yang kau mau…" sahut sang raja sambil meletakan jasad anaknya dilantai.

"Hmmm… aku tidak bisa menghidupkan seseorang, tapi aku bisa…" omongan sang iblis terhenti dengan gerakannya sendiri.

Dia mengeluarkan sihir yang seperti asap berwarna hitam dari kedua tangannya dan diarahkan ke anak yang sudah tertidur abadi itu.

"Tapi, aku bisa berbagi sedikit nyawaku ke anak ini…" lanjutnya sambil tersenyum meremehkan.

Setelah beberapa lama, dia hentikan aksi 'membagi nyawa' dari kedua tangannya dan tersenyum akan hasilnya.

Seorang anak yang terbaring tidak berdaya itu perlahan-lahan membuka matanya, sayapnya yang seperti kupu-kupu itu berubah menjadi sayap yang persis dengan orang yang memberinya nyawa, akan tetapi berwarna merah gelap.

"Mulai sekarang, anak ini setengah diriku dan setengah peri…" kata orang tersebut sambil memperhatikan kedua mata anak itu yang berbeda warna. Sebelah kanan berwarna biru muda dan sebelah kiri berwarna merah darah.

"Nah, sekarang aku meminta bayaranku. Aku mau… menggantikan tahta mu dan menjadi raja di kerajaan ini." Lanjutnya dengan nada yang sangat arogan.

"Kau tidak bisa merebut tahta ku! Kau bukan seorang peri! Kau gak akan bisa memimpin dunia peri. Minta yang lain saja." Jawab sang raja sambil memeluk anaknya dan tersenyum senang melihat anaknya yang sudah hidup kembali.

"Hmmm… baiklah, kalau begitu…" orang tersebut menghentikan omongannya dan mulai tersenyum aneh. Dia mengeluarkan asap terbal dari tangan kanannya yang perlahan-lahan berubah menjadi pedang berwarna hitam mengkilat.

SREETT!

Sekali tebasan, kepala dan tubuh sang raja sudah terbelah dua. Membuat darah peri bermuncratan dimana-mana.

Sang anak yang melihat hal itu langsung terkejut karena melihat ayahnya sendiri mati mengenaskan dalam pelukannya.

"A… APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak sang anak histeris. Seluruh tubuhnya sudah bermandikan darah ayahnya yang berwarna sama dengan mata kirinya.

"Shtt… tenanglah… aku gak suka jika ada yang menolak permintaanku... jadi..." sahut orang tersebut dengan sedikit berbisik sambil mengarahkan ujung pedangnya tepat ditengah-tengah leher sang anak.

"Permintaanku adalah… memiliki tubuhmu suatu saat nanti… untuk saat ini kau masih kecil dan tampak lemah, kau gak akan bisa menanggung semua kehebatanku dalam tubuh serapuh itu…" lanjutnya sambil tersenyum mengerikan. Kedua matanya yang berwarna merah darah itu melotot seakan mata tersebut sangat haus akan darah.

Anak tersebut hanya bisa menelan ludahnya berkali-kali saat merasakan tetesan darah yang mengalir dari pedang hitam itu di lehernya. Mulut anak tersebut bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan ditenggorokan. Mata anak itu juga ikut-ikutan melotot saat melihat raut wajah orang itu yang sangat mengerikan.

"Kau mengerti?" tanya orang itu sambil menggerakkan pedangnya sedikit, tapi hal itu sudah membuat anak kecil itu ketakutan dan langsung mengangguk dengan cepat.

"Kalau begitu, aku akan kembali lain waktu… oke? Ah, bilang kepada ayahmu... terima kasih karen telah membebaskanku."lanjutnya sambil tersenyum dan menarik pedangnya yang berubah menjadi asap kembali. Dengan sedikit mantra yang ia ucapkan, iblis tersebut menghilang dan hanya menyisakan satu bulu angsa berwarna hitam yang jatuh dari sayapnya.

Layaknya yang baru terbangun dari mimpi buruk, sang anak langsung teriak histeris di tengah malam yang sunyi itu. Kedua mata anak tersebut semakin melotot, napasnya terputus-putus, anak itu hanya terus melihat mahkota yang sudah terlepas dari kepala ayahnya, entah apa yang sedang anak itu pikirkan.

Tidak lama kemudian, datanglah puluhan tentara dan seorang jenderal kedalam kamar sang raja.

"A… apa yang sudah terjadi?!" teriak si jenderal histeris saat melihat raja mereka telah mati dengan mengenaskan.

"A… aku…" jawab sang anak dengan terbata-bata dan mencoba untuk berdiri walaupun tubuhnya bergetar hebat.

"Sepertinya sang raja memanggil iblis." Jawab salah satu tentara yang sudah berjongkok disamping symbol segi enam tersebut.

"Aku..." sahut anak tersebut sekali lagi sambil memunguti mahkota ayahnya yang sudah dipenuhi dengan darah.

Dengan perlahan anak tersebut memakaikan mahkota tersebut di kepalanya dan membiarkan tetesan darah ayahnya sendiri mengalir diwajahnya yang tampan itu.

"Mulai sekarang… akulah raja kalian." Kata anak tersebut dengan tegas dan langsung dijawab dengan tundukan dari puluhan tentara termaksud sang jenderal.

Anak tersebut mengambil pedang yang terletak disamping tubuh ayahnya itu, dengan perlahan dia mengeluarkan pedang pajang tersebut dari sarungnya. Pedang yang sudah diturunkan secaran turun temurun dari awal kerajaan Vatra terbentuk itu sekarang ada ditangan mungilnya yang sudah berlumuran darah.

"Dan siapapun yang berani melawanku… aku akan membunuh kalian tanpa belas kasih!" teriak anak tersebut dengan tegas dan penuh penekanan.

Sayapnya yang berbeda dan begitu besar itu mulai mengembang dan mengeluarkan api yang membara. Sang anak mulai menghunuskan pedangnya yang sudah dilapisi api hitam karena kekuatan anak tersebut yang masih belum bisa dikontrol.

"Kalian mengerti?!" bentak sang anak dan langsung dijawab serentak oleh tentara dan jenderal yang sekarang sudah menjadi anak buahnya itu.

"Kami mengerti!" jawab mereka serentak.

"Bagus…" gumam anak itu sambil menjatuhkan pedang yang ia pegang. Sayapnya yang awalnya mengeluarkan api berwarna merah sekarang berubah menjadi api hitam.

Hanya ada satu hal yang dipikirkan anak tersebut, yaitu menjadi kuat dan membunuh iblis kejam tersebut. Mungkin akan menjadi lebih mudah, karena kekuatannya bertambah semenjak iblis tersebut membagi nyawanya.

"Dan kalian… bantu aku… membalaskan dendam ini…" lanjut anak itu sambil tersenyum tipis dengan matanya yang sendu.

Tanpa tersadar setetes lliquid jatuh dari mata kirinya yang berwarna merah darah itu. Air mata yang memulai perasaan dendam di hati anak tersebut…

Air mata yang membuat sejarah baru di kerajaan peri api, kerajaan Vatra.

Untuk kedua kalinya, kearajaan Vatra dipimpin oleh anak kecil...
dan untuk kedua kalinya juga, kerajaan Vatra menuju kehancuran...
.

.

.

TBC

Seperti biasa, ini hanya prolog… dan aku melihat dulu respon kalian semua, jika bagus akan kuteruskan.. jika gak yah, aku hapus

Ini pertama kalinya aku membuat cerita bertemakan romance fantasy, karena biasanya aku buat cerita yang hanya fantasy saja. Cukup menguras otak dalam jalan ceritanya, dan aku bahkan sempat galau sambil nungguin sahur gara-gara cerita the rain of darkness ini -,-

Yep, cerita ini aku buat pada bulan puasa. Karena aku terbiasa begadang, jadi cerita ini aku buat sambil nungguin jam sahur datang. Begitu juga dengan ff 'A Doll', yang aku buat dimalam hari. Biasanya aku jadi parno sendiri setelah buat ff 'A Doll' sekarang aku juga jadi parno juga… takut tiba2 ada seseorang muncul dibelakangku lalu membunuhku.. yah walau itu gak mungkin juga -,-

So… review nya jangan lupa untuk ff ku yang kedua ini ^.^

Love and Peace :3