Title : Eottokhae? (PART 1)
Cast : Xi Luhan,Oh Sehun
Other cast : All EXO's member
Genre : Friendship,sad
Rating : T
Disclaimer : Hai, ini FF HunHan (Sehun Luhan) pertama yang aku buat. Maaf jika ada kesalahan di ceritanya dan banyak typo, no COPYCAT and SILENT READERS pls! Thanks and enjoy~
"Aku menyukainya. Tapi orangtuanya tidak menyukaiku"
Anak kecil itu duduk sendirian di salah satu sudut halaman rumahnya sambil memeluk kakinya sendiri dan memandang ke rumah di sebelah.
Ia berharap temannya itu mau datang dan menemaninya bermain hari ini. Namun ia belum melihat tanda-tanda kemunculannya. Dan untuk ke 5 kalinya anak itu melempar kerikil kea rah jendela kamar temannya. Berharap temannya itu mengetahui keberadaannya.
Nol. Hasilnya nihil. Orang yang ia tunggu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Anak kecil yang kecewa itu berdiri dan berjalan gontai memasuki rumahnya. Sekali lagi ia menoleh, namun rumah di seberang halamannya itu tetap tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Luhan, nama anak kecil yang pemurung itu.
Sehun, nama seorang 'teman' yang selalu ia tunggu-tunggu setiap hari.
Orangtua Luhan tidak perduli, mereka tidak pernah memerhatikan Luhan barang secuil pun. Luhan merasa sangat kesepian, ia salah satunya anak di dalam rumah itu namun orangtuanya bahkan menganggapnya tidak ada. Mereka hanya sibuk berselisih dan bertengkar setiap harinya. Terkadang melempar barang satu sama lain. Luhan kecil yang kesepian hanya bisa duduk diam, memeluk kakinya sendiri dan menutup kedua telinganya saat orangtuanya mulai bertengkar.
Sehun, seorang anak yang terlalu diprotect oleh orangtuanya. Ia tidak boleh pulang terlambat ke rumah dari sekolah, ia bahkan mempunyai seorang babysitter yang juga sama kejamnya dengan orangtuanya. Ia juga dilarang membeli permen,coklat,atau manisan yang disukai anak kecil seumurnya. Dilarang berlari-larian,dilarang main lempar cakram atau bola,dilarang ini dilarang itu. Hidupnya seperti di neraka saja, rumahnya bak sebuah penjara dengan jeruji besi yang kuat dan tidak akan pernah berkarat.
Namun, jelas orangtua Sehun masih mempunyai hati. Sehun mereka berikan seorang teman, yaitu Lay. Lay adalah anak pendiam,pemurung dan jarang sekali bicara. Itulah anak yang diinginkan orangtua Sehun sebagai teman Sehun. Namun Sehun tidak menyukai Lay, mereka tidak bisa bermain dengan benar, keduanya memiliki ego yang sangat tinggi,tidak mau mengalah. Alhasil mereka Nampak bukanlah sepasang teman, namun musuh bebuyutan.
Mengapa orangtua Sehun mengadopsi Lay?
Jawabannya adalah, karena orang tua Sehun tidak menginginkan Sehun bermain dengan Luhan. Mereka menganggap Luhan adalah pengaruh buruk bagi Sehun karena Luhan sering mengajak Sehun bereksplorasi.
Luhan pernah mengajak Sehun bermain berburu harta karun sepulang sekolah di taman bermain. Dan harta karun itu sendiri adalah kotak yang berisi permen dan coklat, makanan favorit Luhan. Dan karena Luhan memiliki terlalu banyak, ia memberikan sebagian kepada Sehun dan bodohnya si Sehun membawa pulang seluruh manisan itu dan sepulang di rumah ia dimarahi habis-habisan.
Sejak itu, orangtua Sehun melarang Sehun bermain dengan Luhan. Luhan sangat sedih,kecewa dan patah hati. Selain ia kehilangan teman barunya yang asyik ia juga dihina sehina-hinanya oleh orang tua Sehun. Sungguh malang nasib si kecil Luhan…
KRIIING KRIIING!
Telepon rumah Luhan berbunyi nyaring, Luhan dengan cepat berlari ke tempat telepon dan mengangkatnya, berharap itu telepon dari Sehun.
"Yeoboseyo?"
"Luhaaan.. ini aku Sehun!" terdengar bisikan pelan yang khas dari seberang. Luhan melonjak-lonjak kegirangan, akhirnya Sehun mempunyai waktu untuk meneleponnya.
"Sehunaaaa~Akhirnya kita bisa bicara lagi!" Luhan bersorak senang
"Nde..nde.. maaf Lu, aku tidak bisa menepati janjiku kemarin. Orang tuaku tidak jadi pergi keluar dan aku harus menetap dirumah bersama Lay.."
"Ah, gwenchana~aku mengerti… lagipula kita bisa bermain kapan kapan kan?"
"Yap! Bagaimana kalau nanti sore? Orang tuaku nanti pergi keluar kota sementara babysitterku sedang sakit dan harus dirawat di rumah sakt.. ah aku harap ia tidak akan cepat sembuh! Semoga dokter bisa memperlambat kesembuhannya!"
"Ta..pi.. setauku dokter kan orang yang bisa menyembuhkan penyakit bukan memperlambat hun.."
"Ah iya iya terserah apa katamu lah yang penting kita bisa main"
"Benar juga, namun bagaimana dengan Lay?"
"Lay gampang, aku akan mengurusnya. Pokoknya nanti kita bertemu di taman bermain jam 4 sore ya?"
"Iya! Aku nanti juga akan membawa teddy bear kesayanganku dan beberapa permen untukmu~Maaf, coklat ku sudah habis aku makan kemarin dan aku belum minta uang untuk beli lagi"
"Tak apa, makan permen saja aku sudah senang kok. Yasudah, ini teleponnya aku tutup dulu ya?"
"Yap~sampai ketemu nantiiii" KLIK. Telepon ditutup.
Luhan melonjak-lonjak gembira sambil menaiki tangga keatas dan masuk ke kamarnya. Ia mengangkat boneka teddy nya tinggi-tinggi dan memutar mutarnya di udara.
"teddyyy~aku senang sekali! Sehun bisa main nanti.. Ah betapa indahnya hidup ini"
Luhan merebahkan dirinya di kasur lalu memejamkan matanya sejenak untuk tidur siang. Ia tidak lagi mendengar lontaran kasar orang tuanya di lantai bawah, ia sudah terlalu senang.
Luhan kecil berjalan di jalan setapak di bawah pepohonan yang rindang sambil melompat-lompat kecil dan bersenandung ria. Ia membawa sebuah tas ransel kecil berwarna merah muda di punggungnya, isinya adalah berbagai macam permen dan manisan, boneka teddy kesayangannya dan beberapa uang. Tak lama ia sampai di taman bermain, ia menoleh ke kanan dan ke kiri lalu akhirnya menemukan Sehun sedang duduk di sebuah ayunan. Luhan langsung berlari kea rah Sehun dan duduk di sebelahnya. "Sehunaaa~lihat aku bawa apa" Luhan melepas tas ranselnya dan memperlihatkan isinya kepada Sehun. "Waah, banyak sekali permen…" sehun melongo melihat isi tas Luhan yang full dengan barang-barang manis.
Luhan mengeluarkan sebagian permennya dan memberikannya kepada Sehun. "Ini untukmu, aku juga membawa beberapa biscuit hehehe"
"Kau sangat suka makan ya, tapi anehnya badanmu mungil sekali. Bahkan lebih kecil dari ku" Sehun menerima permen yang diberikan Luhan itu lalu ia menyimpannya di saku dan memasukkan beberapa ke dalam mulutnya.
Luhan hanya tertawa kecil mendengar perkataan Sehun. Lalu tiba-tiba ia melihat seorang penjual es krim lewat naik sepeda. Bunyi bel nya terdengar nyaring di telinga Luhan, sontak anak itu berdiri dari ayunan dan menarik lengan Sehun kea rah penjual es krim tersebut. "Aku akan membelikanmu es krim!"
Sehun sudah lama tidak makan es krim. Terakhir kali ia merasakan benda lembut dan dingin tersebut adalah saat ia berumur 3 tahun. Waktu itu babysitternya berbeda dengan yang sekarang, dan pada waktu orangtua Sehun keluar kota, babysitter yang baik hati itu membelikan Sehun es krim dan menaruhnya di kulkas beberapa. Alhasil orang tua Sehun sangat marah dan memecat babysitter yang baik hati itu…
"Rasa chocochip satu!" sahut Luhan kepada sang penjual es krim. "Kau mau rasa apa hun?"
Sehun tampak berpikir sejenak. "umm.. bagaimana kalau sama saja?"
"Ah, so sweet sekali! Kau juga suka chocochip ternyata! Kita berdua memiliki kesukaan yang sama" Luhan melingkarkan lengannya di pinggang Sehun lalu sang penjual es krim mengambilkan mereka dua eskrim chocochip.
Saat luhan mengalihkan pandangannya ke sebelah kanan, ia melihat ada seorang anak kecil yang berdiri sekitar 5 meter dari tempatnya. Anak kecil itu terlihat sedih, tatapan matanya tertuju pada es krim yang dipegang Luhan. Luhan yang polos itu mendekati anak kecil tsb
"Kamu kenapa? Kamu kepingin es krim?" Tanyanya. Anak kecil itu hanya mengangguk sambil membulatkan matanya. Ia terlihat sangat berharap. Luhan kecil yang baik hati itu menarik tangan anak kecil tersebut dan membawanya ke dekat penjual es krim. "ayo pilih es krim yang kamu mau, aku akan membelikanmu" ucap Luhan sambil tersenyum lembut.
Anak kecil itu bersorak girang dan ia memesan satu es krim rasa vanilla. "terimakasih yao!" sahut anak itu sambil tersenyum lebar. Luhan mengacungkan jempolnya dan mengangguk.
"Eh, kamu tinggal di blok apa? Kok aku gak pernah lihat kamu?" Tanya Sehun.
"Aku tinggal di Blok D. Memang sih aku jarang pergi ke blok A namun tadi taman bermain dekat rumahku terlalu ramai maka aku pergi kesini haha… Kenalin, namaku Chanyeol!" Anak itu tertawa dan melambai kecil pada Sehun dan Luhan.
"Namaku Luhan, dan ini Sehun" Luhan memperkenalkan dirinya dan Sehun kepada Chanyeol. Chanyeol hanya memandangi mereka sambil nyengir kuda. "Kayaknya kalian jarang keluar rumah deh, jarang bermain bebas juga"
Luhan memandang Sehun lalu ia mengangguk pada Chanyeol. "Benar... Bagaimana kau tahu?" Chanyeol hanya membalas pertanyaan Luhan dengan tertawa "Tentu saja aku tahu, anak yang suka berkeliaran tidak akan sebersih kalian, apalagi Sehun. Ia terlihat mulus seperti susu, seperti tidak tersentuh! Mustahil baginya untuk tidak mendapatkan beberapa tanda alam jika ia jarang pergi keluar. Seperti aku ini contohnya" Chanyeol menunjukkan beberapa luka di siku dan lututnya serta beberapa kotoran di sela jari nya. "Aku sangat sering bereksplorasi, aku sudah mengunjungi semua blok disini, sampai blok F! Aku juga sudah pernah pergi ke sungai di sampingnya, kalian tidak tahu kan.. Sungai disana airnya bersih,biru dan jernih sekali! Aku sering berenang-renang dan mandi-mandi disana dengan beberapa temanku, airnya selalu mengilap ditimpa cahaya matahari!" Chanyeol bercerita panjang lebar sambil sesekali menjilat es krimnya. Luhan dan Sehun hanya mendengarkan dengan seksama, kelihatannya kehidupan si Chanyeol ini asyik sekali.
"Aku bisa membawa kalian kesana jika kalian mau, kita akan naik sepeda atau skateboard! Atau jika kalian ingin sekarang juga takapa,aku akan dengan senang hati menunjukkan jalan kesana. Serta aku juga bisa menunjukkan tempat tongkronganku dengan teman-teman sehari-hari! Anggap saja sebagai balas budi es krim ini, teman-temanku juga pasti akan bisa menerima kalian dengan baik"
Luhan sangat tertarik mendengar tawaran Chanyeol. Ia ingin saja langsung mengangguk dan menyetujui ajakannya namun Sehun menghalanginya.
"Maaf, aku tidak bisa sekarang.. Bagaimana kalau besok sore jam 4? Kita bertemu di sini lagi, boleh kan?"
Chanyeol mengangguk. "Yap, terserah apa katamu. Besok aku akan kesini lagi, jangan lupa kalian bawa sepeda ya!"
Luhan dan Sehun mengangguk setuju. Satu-satunya yang memiliki sepeda adalah Luhan. Sehun dulu pernah punya sepeda namun orang tuanya menghancurkan sepeda tersebut karena sejak Sehun punya sepeda, ia jadi sering jalan-jalan memutari kampung.
"Tapi aku sungguh penasaran dengan sungai tersebut…" Luhan bergumam pelan namun telinga Chanyeol yang tajam itu dapat menangkap gumaman Luhan. "Lihat pohon itu?" Chanyeol menunjuk kearah pohon besar di sudut taman. "Jika kita memanjat sampai puncaknya sungai itu bisa terlihat jelas"
Luhan berlari kearah pohon itu dengan mata berbinar-binar. Sudah lama ia tak memanjat pohon. Sehun dan Chanyeol berlari di belakangnya dan Chanyeol langsung memanjat pohon dengan lincah. Tak sampai 3 menit ia sudah sampai di puncak. "Ayo! Tunggu apa lagi? Cepat naik!"
Luhan mulai memanjat pohon lalu ia duduk di dahan di sebelah Chanyeol. "Ayo sehun! Sini naik sama kita" Sehun hanya diam, ia tampak bimbang. Selama ini ia tidak pernah memanjat pohon…
"Aku yakin kau pasti bisa!" Luhan tersenyum menyemangati Sehun "Aku akan membantumu dari atas~"
Sehun merasa lebih percaya diri mendengar ucapan Luhan, ia mengambil langkah pertamanya dalam memanjat pohon dan perlahan-lahan akhirnya ia sampai diatas. "I did it!~"
Chanyeol ikut tersenyum senang lalu ia menunjuk ke depan. "Lihat, kau lihat biru-biru di kejauhan itu?"
Sehun dan Luhan mengangguk. "Ya, apakah itu sungai yang kau sebut-sebut?"
"Yap! Lihat betapa jernihnya air disana… Dan jika kau menyusuri tepian sungai itu akan ada hutan, di tengah hutan itu ada sebuah padang bunga yang luas dan beberapa binatang kecil tinggal disana!"
Mendengar cerita chanyeol, luhan dan sehun sudah merasa tidak sabar untuk berpetualang esok hari.
Di sore yang hangat, matahari masih duduk dengan setia diatas awan menyinari dunia. Salah satu cahaya itu menimpa rambut kecoklatan Luhan. Dan menerangi senyumannya yang lebar serta milik Sehun. Luhan berada di jok depan, mengayuh sepeda dengan santai dan Sehun duduk di belakangnya, memeluk pinggang Luhan yang mungil.
Chanyeol memimpin mereka naik sepeda berwarna biru di depannya. Kakinya dengan kuat mengayuh sepeda itu menuju ke tempat yang ia ceritakan kepada Luhan dan Sehun.
Ciiiit! Suara decitan ban sepeda milik Chanyeol. Ia berhenti. Mereka sudah sampai di depan sebuah sungai yang airnya jernih dan biru. Chanyeol turun dari sepedanya dan duduk di tepi sungai itu. Luhan dan Sehun mengikutinya sambil memandang berkeliling, mereka sudah tidak sabar untuk melepas baju dan melompat dari atas batu kedalam sungai itu.
Tapi belum sempat mereka bergerak, dari arah kanan ada segerombolan anak seumur mereka bersorak-sorak memanggil nama Chanyeol. Chanyeol dengan cepat menoleh dan bersorak sambil melambai balik kea rah mereka. Segerombolan anak itu berjalan mendekat dan menyapa Chanyeol.
Ternyata mereka ini teman-teman yang diceritakan Chanyeol. Mereka memperkenalkan diri satupersatu kepada Luhan dan Sehun. Ada yang namanya Kai,Suho,Kris,Baekhyun,Tao,Chen,Xiumin dan D.O
Mereka semua tampak baik dan ceria, mereka mengajak Luhan dan Sehun untuk bersama-sama berenang di sungai. Luhan dan Sehun hanya mengangguk setuju dan berenang bersama mereka.
Luhan bisa dibilang pengoleksi benda-benda berkilau dan indah. Begitu ia menemukan sesuatu yang bersinar ia langsung mengambilnya dan menyimpannya di dalam ransel. Di dasar sungai itu banyak sekali batu batu kecil yang berkilauan. Luhan yang baru pertama kali melihat batu berkilau itu langsung mengambilnya dan mengeringkannya lalu memasukkan di dalam ransel.
Setelah puas berenang, Luhan,Sehun, dan yang lain duduk-duduk di tepian sungai sambil bercanda. Luhan juga menemui seorang teman yang baru, memiliki hobi dan kesenangan yang sama dengannya. Yaitu Baekhyun.
Baekhyun dan Luhan sama-sama membawa banyak permen di dalam tas mereka. Mereka bagi-bagikan dengan teman yang lain.
Setelah selesai makan permen mereka memakai baju dan berjalan kea rah hutan. Persis seperti yang digambarkan Chanyeol dalam ucapannya.
Sebuah padang bunga yang luas di tengah hutan dengan banyak binatang kecil dan serangga yang imut. Kupu-kupu beragam warna terbang mengelilingi bunga. Juga ada beberapa tupai yang mengintip di selasela semak blueberry.
Luhan si pengoleksi itu pun mulai beraksi. Ia mencabut beberapa bunga yang berwarna indah dan beberapa blueberry lalu memasukkan nya kedalam ransel. Ransel yang tadinya kempes itu sekarang jadi lebih menggembung.
Sebuah ide muncul di kepalanya.
Sedikit lagi dan selesailah sebuah gelang mungil itu. Luhan memandang hasil kerjanya dan tersenyum puas. Ia membawa gelang itu ke ruang tengah, ke tempat dimana Sehun dan yang lain sedang asyik menonton film sambil makan jajan
Luhan berbisik pelan kepada sehun, memintanya pergi ke ruang sebelah karena ia ingin menunjukkan sesuatu. Sehun hanya menuruti nya dan berjalan mengikuti Luhan ke ruangan sebelah.
"Sehuna, liat apa yang kubuat~" Luhan mengacungkan gelang itu di depan mata Sehun. "aaaa~kyeoptaaaa" Sehun meraih gelang itu dan memandanginya. "Apa ini buat aku?"
"Yap~aku buat sendiri loh. Bagus tidak?"
"Bagus sekali! Terimakasih Lu~"
Sehun memakai gelang itu namun matanya menangkap suatu tulisan
"Ini tulisan apa Lu?"
"Itu… Itu adalah inisial nama kita Hun! Anggap aja ini gelang persahabatan kita"
Sehun memandang Luhan dan mengerjap-ngerjapkan matanya. "Kau sudah menganggapku sebagai sahabat?"
Luhan mengangguk mantap dan tersenyum manis. Sehun memeluknya. "Ah terimakasih Lu! Aku senang sekali mempunyai sahabat sepertimu~dunia ini berubah total sejak ada kehadiranmu! Kau bak pelangi yang muncul setelah hujan wkwkwk"
Luhan membalas pelukan Sehun dengan hangat dan tersenyum.
Mereka berjalan berdampingan menuju ruang tengah.
Kini tangan mungil mereka tidak lagi kosong.
Luhan mendengar keributan saat ia baru saja membuka matanya. Ia bangkit pelan-pelan dan mengucek-ucek matanya lalu meregangkan tubuhnya.
"Nah ini dia si biang keroknya sudah bangun juga" Sebuah suara yang tidak asing bagi Luhan. Ibu Sehun.
Sesaat kemudian Luhan baru dapat membuka matanya lebar-lebar dan memahami apa yang terjadi. Sehun sedang menangis disamping orang tuanya yang terlihat marah. Chanyeol dan kawan yang lain sudah tidak ada di sekitarnya. Rupanya ia ketiduran setelah menonton film tadi malam dan kini ia masih ada di ruang tengah rumah Sehun. Dan nampaknya orang tua Sehun pulang lebih cepat. Sungguh sial.
Ibu Sehun menampar pipi Luhan keras-keras hingga meninggalkan bekas kemerahan yang mencolok. Luhan menitikkan air matanya. Ia tidak tahu ia akan diperlakukan seperti itu oleh ibu Sehun. "dasar anak sialan! Kau hanya membawa pengaruh buruk pada Sehun kami! Kau tidak layak menginjakkan kaki disini, sebenarnya apa yang kau lakukan hah? Membawa segerombolan kawan berandalmu itu untuk merusak Sehun kita?" Ibu Sehun melotot marah dan Luhan hanya bisa menangis, ia tidak bisa berkata-kata. Bibirnya bergetar menahan kesakitan di pipinya.
Dengan cepat ia berlari keluar rumah secepat mungkin, ia berlari kerumahnya lalu masuk dan melempar ransel nya di anak tangga paling bawah. Tanpa diduga Luhan, ternyata orang tuanya sedang berada di balik tangga, melihat kepulangannya yang secara tiba-tiba itu dengan kaget.
Ternyata mereka yang selama ini Nampak careless sedang cemas menunggu kepulangan Luhan. Mereka langsung menghampirinya dan menanya apa yang terjadi. Luhan hanya bisa menangis,menggelengkan kepalanya sambil menunjuk rumah Sehun di seberang. Orang tua Luhan langsung menangkap maksudnya.
Dan adu mulut yang heboh antara keluarga Xi dan Oh itu dimulai.
Sudah 7 hari pertengkaran ini tidak kunjung pudar. Akhirnya keluarga Oh memutuskan untuk pindah ke tempat yang jauh. Luhan dan Sehun tentu mendengar kabar ini, mereka akan berpisah.
Dan hari itu, hari terakhir Sehun berada di seberang rumah Luhan. Ia akan pergi sore itu juga. Meninggalkan Luhan,pelangi mungil nya.
Sehun menyempatkan diri untuk bertemu dengan Luhan di balik semak. Mereka menangis berpelukan.
"Aku tidak ingin pergi. Aku ingin tinggal Lu.. Sial sekali si Lay itu! Sebenarnya ialah yang memulai semua ini.. ia menelepon orang tuaku dan mengabari apa yang terjadi.."
"Sudahlah Hun. Lagipula kita masih bisa menjadi sahabat pena kan? Janjilah padaku kau akan mengirimiku surat seminggu sekali, kabari aku keadaanmu!"
"Ne.. aku janji lu.. aku harap kita bisa bertemu lagi.."
Sehun mempererat pelukannya dan terus meneteskan air mata.
Dan tiba saatnya Sehun harus pergi. Ia melepas Luhan dan naik ke atas mobil hitam itu.
Setetes air dari langit jatuh ke hidung mungil Luhan. Ia melepas tatapan matanya dari mobil hitam itu dan berjalan pelan memasuki rumahnya…
TO BE CONTINUED
