Disc : Masashi Kishimoto
Chapter 1 : Saw His Lily
Happy Reading
28 Oktober 2013, Berlin
Dimalam yang begitu damai...
Disaat semua insan lelap dalam tidurnya...
Tak semua orang benar-benar beristirahat dengan baik, Sasuke membuka matanya. pelipisnya penuh dengan keringat.
Sial, Ia bermimpi lagi. Sudah cukup baginya, ini sudah hari ketiga dia tak bisa tidur dimalam hari.
Dia mengusap wajahnya, dirinya sedikit menggertak diatas ranjangnya, lalu duduk ditepi ranjang. Lelaki bersurai hitam itu mencubit batang hidungnya sejenak. Ranjang klasik ini tidak membuatnya nyenyak tertidur.
Kematian Tuan Utatane Koharu membuatnya tak tenang, tidak tau mengapa saat ini dia hampa karna rasa khawatir yang berlebihan. padahal, dia mengoperasinya sudah dengan prosedur dan standar kedokteran, dia juga sudah berkerja keras tapi takdir memang berkata lain.
Setelah terdiam sejenak Sasuke menyalakan lampu tidurnya, Dia bergegas kekamar mandi untuk menyeka wajahnya dengan air. Sepertinya dia akan terjaga lagi malam ini.
.
Setelah pagi datang, Sasuke melakukan ritual paginya untuk sarapan, dia hanya sendirian dimeja makan berukuran delapan puluh sentimeter kali tujuh puluh lima senti meter.
Aroma khas pagi hari tercium, tapi itu tak membuatnya terlihat segar. Bahkan, cicitan burung dipagi hari tak membuatnya semangat.
Dia lelah ...
Tak lama seorang wanita bersurai merah muda keluar dari ruang tidurnya dengan keadaan sudah rapih dan siap untuk pergi, Dia sedikit mengelus perutnya yang sangat buncit.
Sakura sedikit memperhatikan Sasuke,
"Kau tidak tidur?"
Sasuke mengiyakan pertanyaan Sakura.
Sasuke telah menghabiskan makanan dan minumannya, sementara Sakura, dia membuatkan tiga gelas kopi untuknya, Sasuke dan Naruto suaminya yang belum keluar dari kamar karna sedang sibuk bersiap kerumah sakit.
"Cutimu kapan selesai?" Tanya Sakura ditengah-tengah kesibukannya membuatkan kopi.
Sasuke mendatangi wastafel cuci piring yang berada didekat Sakura. Dia meletakkan piring dan gelas yang dia pakai.
"Dua hari lagi."
Sasuke berdiri didekat Sakura yang sedang mengaduk kopi miliknya, dia menunggu disana.
"Mau tambah cuti lagi? Kau sepertinya tidak sehat."
Sakura khawatir akan keadaan sahabatnya yang sudah seatap dengannya sejak empat belas tahun yang lalu. Dia tau, apa yang telah terjadi pada Sasuke. Hal yang terjadi tiga hari yang lalu itu pasti benar-benar membuatnya berawai.
Masalahnya, bukan karna Sasuke tidak bisa menyelamatkan Tuan Utatane Koharu, tetapi orang-orang yang menuduhnya melakukan malpraktiklah yang membuatnya sedikit frustasi. Sasuke tidak terlalu frustasi, karna baginya itu bukan kesalahannya dan rumah sakitpun sudah membuktikan hal itu.
"Tidak. Dua hari cukup lama."
Setelah kopi miliknya jadi, Sasuke segera menyeruputnya sambil berjalan kearah meja makan dimana dia sarapan barusan. Sakura membututinya sambil membawakan dua gelas kopi dikedua tangannya, Setelah berada dimeja makan Dia meletakkan kedua kopinya.
"Ini sudah bulannya, ya?" Mata Sasuke merujuk kearah perut Sakura, Dia masih menyerupu Kopinya.
"Sekitar dua bulan lagi."
Ditengah pembicaraan mereka, Naruto datang ikut bergabung dengan keduanya, Dia datang dengan membenarkan dasi berawarna birunya.
"Hei, Baka. Visamu harus segera diurus." Naruto memperingatinya,
Visa Sasuke akan habis masa berlakunya satu bulan lagi, Naruto khawatir,sahabatnya ini melupakan hal penting ini. Karna, jika Visa masa berlakunya tersisa dua bulan maka Sasuke harus berurusan dengan petugas imigrasi.
Hanya saja, Sasuke sangat acuh akan hal itu. Padahal Visanya akan segera habis.
"Besok aku akan akan kekedutaan besar."
Ucapnya agar Naruto tidak mengingatkannya lagi.
"Aku ingin tidur. Hubungi aku jam dua siang, aku ada pertemuan."
Sakura mengiyakan Sasuke,
Sasuke bangun dari duduknya dan bergegas masuk kekamar.
.
Dedaunan kuning yang berjatuhan membuat pemandangan berlin disore hari terlihat begitu indah dan tenang.
Sasuke membawa mobilnya dengan santai, dia berhenti didepan pintu hotel dan meminta petugas yang berada diluar untuk memindahkan mobilnya.
Dia memasuki hotel, dan mendatangi retsoran dimana Dia membuat janji dengan seseorang.
Mahiru Sakon, menunggunya dimeja yang sudah dijanjikan.
Mahiru Sakon adalah putri Tuan Utatane Koharu yang satu-satunya percaya dengan Sasuke. Putrinya sangat mengenal Sasuke dirumah sakit. Maka dari itu, dia akan selalu membantu Sasuke karna baginya Sasuke adalah dokter yang sudah berusaha keras untuk menyembuhkan ayahnya.
"Selamat sore."
Mahiru berdiri dan saling berjabat tangan dengan Sasuke.
"Kau sehat?" Tanya Sasuke
Bagaimanapun, Mahiru masih dalam kadaan berduka. Jadi, dia berharap semoga kesedihannya tak mmbuat Mahiru menjadi sakit.
"Aku sehat."
Mereka saling melepas tangan dan Mahiru mempersilahkan Sasuke untuk duduk.
Ketika membenarkan kursi yang ingin didudukinya, tanpa sengaja matanya terarah pada satu objek hidup.
Dia adalah sebuah insan, sama dengannya. Surainya bewarna biru, matanya beriris lavender dan kulitnya putih porselen.
Wanita itu semakin berubah, dia terlihat maskulin dan senyumnya semakin menawan. Sasuke Nampak tak percaya dngan apa yang dia lihat.
Dahulu, dia tidak semaskulin itu. Bahkan, komunikasinya sangat buruk pada seseorang. Tapi, mengapa apa yang dilihatnya sangat berbeda. Dia tampil dewasa dengan memakai sebuah setelan kantor berawarna hitam dan dia terlihat nyaman berbicara dengan dua orang lelaki paruh baya.
"Kau baik-baik saja." Mahiru yang sedari tadi melihatnya sedikit aneh mencoba menyadarkannya. Sasuke sedikit tersenyum.
"Tidak apa-apa, Aku hanya meliht seseorang yang mirip teman sekolahku."
Mahiru meng-ohkan Sasuke dan mencari-cari kearah dinding kaca dimana mata Sasuke sedari tadi melihatnya.
"Siapa yang kau lihat?"
"Pria berjas abu-abu."
Sasuke menunjuk kearah lelaki berjas abu-abu yang berada tidak jauh dari meja dimana wanita yang membuatnya kaget setengah mati itu duduk. Sasuke tidak menunjuk pada wanita yang dilihatnya, karna itu adalah hal pribadi yang tak bisa dia bagi dengan orang lain.
Sasuke terus mengawasi wanita itu, hingga akhirnya Ia sadar saat ini dirinya sedang bersama Mahiru jadi dia mencoba mengganti arah pandangnya. Sesekali, Sasuke juga mencoba melihat pada siwanita bersurai Biru itu.
"Lily." Ucapnya dalam hati.
.
.
TBC
Hai, minna san. Sebelumnya terima kasih udah mau baca. Aku masih baru jadi silahkan kasih kritik dan saran atas kekurangan-kekurangan diatas.
