Disclaimer: Hunter x Hunter and Yu Yu Hakusho is Yoshihiro Togashi's
Summary: Yu Yu Hakusho gang menerima misi dari Koenma untuk mencari sebuah bola ajaib di dunia Hunter x Hunter dan mereka harus bersama-sama dengan HxH Gang untuk menyelesaikan misi ini. Timeline: Yorkshin City arc waktu Kurapika demam
Author Note: Yo, Minna-San, Ini Fic pertama saya. Saya memang penggemarnya Yoshihiro Toogashi tapi, saya nggak ngikuti Level E –" Well, saya skarang ngikuti HxH 2011 & Yu Yu Hakusho yang skrng saya udah sampai Three Kings Saga (95). Yak, itu tidak perlu di bahas. Saya mungkin sedikit memusatkan Kurapika, Kurama, dan Killua di sini. Tapi saya usahakan supaya semua karakter mencangkup di sini. Oke, Go to story~
"Apa semuanya sudah di sini?" Koenma memulai percakapan.
Pertanyaan Koenma dijawab oleh keheningan yang menandakan mereka, Yusuke, Kuwabara, Kurama, dan Hiei sudah berada di kantor Koenma.
"Baiklah, misi kalian kali ini adalah untuk mencari Bola Ajaib." Koenma melanjutkan
"He? Hanya sebuah bola? Kupikir kita akan melawan para Yokai di Makai." Yusuke menjawabnya dengan nada agak kecewa.
"Bukan 'hanya sebuah bola'! Bola ini sangat penting untuk menjaga hubungan antara Reikai dan Makai."
"Jadi, di antara Makai dan Reikai ada yang menjaga hubungannya? Lalu para ogre ini?" Kali ini Kuwabara yang menyahut.
"Bola itu untuk mencegah Yokai kelas B, A, dan S. Bukan para Ogre yang tidak berkelas ini." Koenma menjawab mulai jengkel.
"Apa bola ini yang disebut Sapphire Crystal?" Kurama menanyakan.
Dari namanya, bola ini pasti berwarna biru tua (Sapphire) dan bening seperti cristal. Mungkin readers bisa bayagkan betapa bagusnya bola bening yang berwarna biru Sapphire.
"Ya! Itu dia! Tolong, kalian harus segera mencarinya.."
"Tapi, bisakah kau beritahu di mana lokasinya? Agar misi ini dapat langsung selesai." Yusuke mengatakannya sambil mengistirahatkan kepalanya di tangannya yang di belakang kepalanya.
"Hmm.. Kalian akan mencarinya.. Di dunia yang kalian tahu..."
RING! RING! RING!
"Halo?" Seorang anak kecil yang berambut jabrik yang tidak lain adalah Gon, mengangkat handphonenya yang berdering.
[Oh, Gon!]
"Netero-San! Bagaimana kabarmu?"
[Ohohoho~ Kau masih mengenaliku ternyata. Aku baik baik saja.]
Killua mendengar suara Gon yang menyapa orang di handphonenya. Ia langsung mendatangi Gon dan mendengarkan percakapannya yang ternyata tidak dapat didengarnya. Killua hanya bisa menunggu temannya itu selesai telephone dan menceritakan semmuanya.
"Ada apa meneleponku?"
[Ah, aku ingin membicarakan ini di depan kalian berempat. Panggillah Killua, Kurapika, dan Leorio dulu. Aku akan menutup teleponnya. Kalau sudah lengkap, telepon aku lagi, ya. Ohoho~]
"Baiklah."
Setelah percakapan mereka selesai, Killua langsung memulai pembicaraannya, "Ada apa, Gon? Dari Netero?"
"Iya, dia ingin membicarakan sesuatu pada kita, juga Leorio dan Kurapika." Gon menjawabnya bersemangat seperti biasanya.
"Hng.. Kita beritahu Leorio saja sekarang. Kalau Netero sampai menelepon kita langsung, ini berarti kita akan mendapat suatu tugas yang besar!"
"Tapi, Killua bukan Hunter 'kan? Kenapa Netero-San juga memintamu untuk mendengarkan teleponnya?" Gon bertanya.
"Hmm.. Benar juga.."
"AAH! Ayo kita segera beritahu Leorio!" Gon langsung menarik tangan Killua yang nampak masih berpikir. Mereka ke kamar Kurapika.
Di kamar itu, Kurapika masih terbaring dengan Leorio yang duduk di sebelah tempat tidurnya. Leorio baru saja akan meletakkan kain baru ke dahi Kurapika, Gon dan Killua langsung masuk dan langsung berkata,
"LEORIOO! Kita mendapankan tugas!" Terdengar suara Gon yang memulainya. Leorio masih memegang kain tersebut "Ini misi yang diberikan langsung oleh Netero-San kepada kita."
"Tugas? Tugas macam apa ini?" Leorio masih memegang kain yang seharusnya sekarang sudah ada di dahi Kurapika.
"Yo, Ossan, kainnya?" Killua mengingatkannya dengan panggilan yang selalu membuat Leorio kesal.
"WAAACK! AKU LUPAA!" Leorio langsung mencelupkan kain itu ke dalam air dingin sambil memegang dahi Kurapika yang seharusnya masih panas. "Hng? Demamnya turun!" Leorio senang bagaikan ibu yang peduli dengan anaknya.
"Kalau bagitu, kita tunggu sampai dia pulih saja." Killua membalasnya. Leorio meletakkan kain yang dingin kembali ke dahi Kurapika.
"Pertanyaanku sama, Tugas macam apa ini? Apakah.." Leorio mengeluarkan wajah 'jahil'nya "..Tugas yang menghasilkan banyak uang?"
"Dasar Ossan Mata Duitan! Sudah, ayo kita tunggu sampai Kurapika bangun."
Author Note: Sampai sini dulu, ya. R&R Pleaseee~
