Insanity

Hello reader semua!^^

Disini saya adalah author yang sangat baru hihi, semoga kalian suka ya FF nya^^

Main Cast: Oh Sehun and Kim (Oh) Jongin

Other Cast: Xi Luhan, Park Chanyeol dan member exo lainnya

Disclaimer: FF ini murni saya bikin dengan ide saya sendiri, kalau ada kemiripan dengan FF lain mungkin hanya kebetulan karna saya juga manusia biasa. Cast punya Tuhan dan keluarga, kecuali Sehun punya saya #digamparfans

Note: Typo bertebaran. Saya sangat mengharapkan review kalian ya, review kritik dan saran boleh, request juga boleh banget kok, asal jangan bash atau jd silent reader yaw^^

"Kai? Apa kau sudah minum obatnya?" tanya namja berkulit putih itu pada namja tan disamping nya.

"Belum hyung. Aku baik-baik saja, tidak perlu minum obat." jawab namja tan yang biasa dipanggil Kai itu.

Sehun, namja berkulit putih itu adalah kakak kandung Jongin atau yang biasa dipanggil Kai. Sehun menghela nafas nya panjang, ia lelah harus setiap hari membujuk adik kesayangan nya itu untuk minum obat. Kai sakit. Dan Sehun tidak mau adiknya itu bertambah sakit. Penyakit jantung yang diderita adiknya sejak kecil itu bertambah parah sejak kepergian kedua orang tua mereka. Sehun hanya memiliki Kai di dunia ini, tidak ada lagi keluarga yang mau menampung mereka yang jatuh miskin semenjak perusahaan appa nya bangkrut, apalagi orang tua mereka memutuskan untuk bunuh diri meninggalkan mereka yang saat itu masih remaja.

"Ayolah Kai, kau harus minum obat mu. Kau tau kan, hyung harus bekerja hingga malam untuk membeli obat mu." Sehun masih berusaha membujuk adiknya itu. Kai tetap menggeleng.

"Baiklah hyung." Kai pun akhirnya menurut saat melihat raut kecewa di wajah Sehun. Ia meminum obat-obat nya itu. Obat-obatan Kai memang sangat banyak, itu semua membuatnya lelah. Tidak tau kah hyung nya bahwa obat-obat itu sama sekali tidak enak, bahkan sangat menyiksa. Selalu membuat Kai ketergantungan akan obat itu saat jantung nya kambuh, sungguh tidak enak.

"Hyung? Bolehkah aku sekolah lagi?" tanya Kai pada Sehun.

Sehun menoleh menatap manik hitam adiknya itu. "Tidak, kau masih sakit." jawab Sehun dingin.

Kai menghela nafas kecewa. Ia memang berhenti sekolah sejak 2 tahun yang lalu. Sejak dokter mengatakan jantung Kai bertambah parah dan ia tidak boleh terlalu lelah. Sehun yang tidak ingin mengambil resiko berbahaya untuk adiknya itu memutuskan untuk menyuruh Kai berhenti sekolah dan beristirahat di rumah. Kai awalnya menolak keinginan hyung nya itu. Tapi, melihat Sehun yang benar-benar khawatir pada nya itu membuat ia mengalah.

"Hyung, jebal. Ini sudah 2 tahun, aku ingin sekolah seperti hyung. Punya banyak teman, tidak terus-terusan begini." Kai masih tetap bersikeras membujuk hyung nya.

"Tidak semua orang itu baik Kai, tidak semua orang akan menjaga mu seperti hyung." jawab Sehun tanpa menoleh sedikitpun pada adiknya. Matanya terus menatap lurus jendela didepannya, menonton kebisingan jalan dari apartemen nya.

"Hyung, aku janji akan selalu meminum obat ku. Ku mohon." Kai menatap sendu namja dingin disamping nya yang masih terus menatap ke luar jendela.

"Akan hyung pikirkan." jawab Sehun datar. Ia tak tau harus bagaimana. Kau tau kan? Kai adalah satu-satunya orang yang ia miliki. Tidak ada keluarga atau teman yang bisa ia datangi saat ia sedih selain Kai. Sehun sangat menyayangi Kai, bahkan jika harus mengorbankan nyawa nya sendiri demi Kai itu sungguh tak apa jika dibanding harus kehilangan Kai.

"Baiklah." Kai tersenyum senang. Walaupun Sehun belum mengizinkan nya, tapi setidaknya ia masih memiliki kesempatan untuk berharap bahwa Sehun akan mengizinkan nya.

Sehun beranjak ke kamarnya dan mengganti baju nya. Ia sedang bersiap-siap pergi bekerja sekarang. Pekerjaan nya sebagai pelayan bubble tea shop yang memiliki gaji sedikit terpaksa membuatnya bekerja menjadi pengantar koran pagi juga. Beruntung, ia memiliki kecerdasan di atas rata-rata hingga membuatnya mendapat beasiswa di salah satu universitas ternama di Seoul.

"Kai, hyung pergi bekerja dulu ne?" Sehun menghampiri adiknya dan mengusak kepala adik kesayangan nya itu dengan lembut.

"Baik hyung. Tapi, cepatlah pulang. Aku takut sendirian." Kai menatap hyung nya itu.

"Baik chagi. Hyung akan pulang cepat, jika kau takut pergilah ke apartemen Baekhyun." jawab Sehun sambil tersenyum pada adiknya. Sedih memang melihat Kai begini, ia benar-benar takut Sehun tinggalkan tapi Sehun harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dan juga obat-obatan Kai yang tentu saja tidak murah.

Kai melirik jam dinding di ruang tengah. Jam sudah menunjukan pukul 8,tapi belum ada tanda bahwa Sehun akan pulang. Kai sangat gelisah dan khawatir. Kai mengedarkan mata nya ke sekeliling ruangan yang di cat biru langit itu. Matanya menangkap sebuah foto yang terpanjang di dinding, foto nya dengan Sehun yang sedang menikmati ice cream. Keduanya terlihat tersenyum bahagia di dalam foto itu. Tanpa sadar, Kai tersenyum sendiri.

"Kenapa aku sangat bodoh, hyung? Bagaimana tanggapan mu jika adik kecil mu ini ternyata mencintai mu? Kau juga mencintai ku kan hyung? Tapi tentu saja, cinta yang kau miliki terhadapku adalah cinta yang normal sebagaimana hyung dan dongsaeng nya. Bukan seperti yang aku miliki." Kai berbicara pada dirinya sendiri. Kai tau perasaan nya itu salah, sangat salah. Ia hina, tak seharusnya ada adik yang mencintai kakaknya. Tapi, perasaan nya itu sudah terlalu dalam. Ia sama sekali tak bisa menghapusnya.

"Hyung pulang." suara Sehun membuyarkan lamunan Kai. Ia menatap hyung nya yang baru saja pulang itu.

"Lihat Kai, hyung bawakan ayam goreng kesukaan mu." kata Sehun sambil tersenyum senang. Ia memperlihatkan tangan nya yang membawa bungkusan ayam goreng kesukaan Kai.

"Astaga hyung! Benarkah? Kai lapar sekali menunggu hyung pulang." kata Kai sambil berpura-pura cemberut. Sehun terkekeh melihat adiknya itu. Oh ayolah, umur Kai dan Sehun hanya terpaut 2 tahun tapi Kai benar-benar jauh dari kata dewasa.

"Kau kan bisa masak mie instant haha." Sehun menggoda adiknya. Kai yang digoda pun hanya merengut lucu.

"Kalau aku sakit karna makan mie terus bagaimana?" tanya Kai masih sambil terus cemberut.

"Jangan pernah sakit." tiba-tiba nada bicara Sehun berubah serius. Matanya menatap lurus ke depan. Kai terkejut melihat hyung nya tiba-tiba seperti itu.

"Tidak akan." jawab Kai. Sehun memeluk adik nya itu, ia benar-benar takut terjadi sesuatu yang buruk pada Kai. Siapa yang mau ditinggalkan oleh orang yang kau sayangi? Tentu saja tidak ada.

Kai menenggelamkan wajah nya di ceruk leher Sehun. Wangi tubuh kakak nya benar-benar membuat nya nyaman. Sehun mengelus kepala adiknya itu.

"Lebih baik kau makan ayam nya lalu tidur adik manis." kata Sehun sambil memukul sayang kepala adiknya itu.

"Ahh, appo hyung! Aku itu tampan, bukan manis." Kai merengut sebal, dipukul nya lengan Sehun pelan. Sehun hanya terkekeh melihat tingkah dongsaeng nya itu.

….

Sehun mengelap keringat di dahinya. Sore ini cafe bubble tea tempatnya bekerja sangat ramai. Pengunjung bahkan sampai antri di pintu masuk. Ia masih sibuk mengantarkan pesanan bubble tea di meja para tamu. Sehun senang jika ramai begini setiap hari, bos nya akan menambah gaji nya jika cafe terus ramai. Tapi, tak dapat Sehun pungkiri juga bahwa ia sangat lelah mengingat pagi tadi ia harus naik sepeda biru nya mengantarkan koran pagi dan siang nya harus kuliah hingga sore. Ditambah lagi cafe yang sangat ramai seperti sekarang ini.

Tanpa Sehun sadari, seorang namja manis yang duduk di sudut cafe sambil meminum bubble tea taro nya itu memperhatikan nya. Memperhatikan bagaimana Sehun melayani para pelanggan dengan senyum manis nya itu, bagaimana cara Sehun mengelap keringat nya, ia benar-benar menikmati memandang Sehun walaupun dari jarak yang cukup jauh. Namja itu terus menyeruput bubble tea nya, entah sudah berapa cup yang ia habiskan, namun ia masih tetap betah duduk disana dan memandangi Sehun. Sehun berjalan di depannya sambil membawa nampan berisi beberapa cup bubble tea saat tiba-tiba ia tersandung kaki namja manis itu.

BRAK!

Bubble tea yang Sehun bawa terjatuh dan mengenai badan namja manis itu. Ia terlihat konyol sekarang dengan bubble tea yang membasahi baju nya. Sehun tercekat melihat namja didepannya itu, ia tau sudah pasti pelanggan nya itu akan marah besar. Wajah Sehun seketika pucat pasi.

"Ma..maaf tuan. Sa..saya tidak sengaja." Sehun benar-benar merasa bersalah. Ia tak berani menatap namja didepannya itu.

"Ah, tidak apa. Lagipula, ini salah ku. Kau tersandung kaki ku kan?" reaksi namja itu benar-benar membuat Sehun bingung. Ia menatap nya tidak percaya.

"Maafkan saya tuan, saya akan membantu membersihkan nya." ucap Sehun, lalu ia mengambil sapu tangan dari saku nya dan dengan teliti membersihkan baju namja manis itu walaupun baju nya tetap basah dan lengket.

"Tidak apa. Aku Xi Luhan, kau Sehun kan?" namja mungil itu akhirnya bersuara setelah Sehun selesai membersihkan bajunya.

"Iya, aku Sehun. Darimana tuan tau?" tanya Sehun bingung.

Luhan menunjuk name tag Sehun yang tertempel di celemeknya. Sehun mengangguk mengerti. Ia menatap Luhan yang terus tersenyum sedari tadi. Entah kenapa, jantung nya terasa berdetak kencang saat melihat senyum Luhan.

"Sehun? Sehun? Kenapa melamun?" Luhan menggerak-gerakkan tangannya didepan wajah Sehun membuat namja tampan itu menoleh cepat pada nya. Ia benar-benar malu pada Luhan, kenapa juga ia harus melamun didepan orang yang baru dikenal nya ini.

"Ah, maaf tuan. Sekali lagi maaf dan terima kasih sudah memaafkan saya." Sehun membungkuk sopan pada Luhan. Luhan hanya terkekeh kecil, membuat Sehun mengyerngitkan dahi nya bingung.

"Ada apa tuan?" Sehun masih bingung.

"Aniyoo.. Panggil saja Luhan, kau itu terlalu formal." jawab Luhan sambil masih terkekeh kecil melihat tingkah Sehun.

"Baiklah Luhan. Apa kau mau ku ambilkan bubble tea lagi?" tanya Sehun seraya tersenyum mendengar perkataan Luhan.

"Tidak usah, bubble tea ku masih ada." ia memperlihatkan cup bubble tea nya pada Sehun sebelum pamit pulang karena ingin segera mengganti baju nya yang basah itu. Sehun menatap punggung namja manis itu hingga ia menghilang di belokan jalan. Tak dapat Sehun pungkiri bahwa pesona Luhan memang mengagumkan, dia manis dan lembut.

"Hun? Kau tidak ingin pulang? Kai pasti menunggu mu." Chanyeol, teman kerja Sehun menepuk pundaknya. Sehun menoleh kaget dan Chanyeol hanya tertawa memperlihatkan deretan gigi nya yang rapi. Chanyeol adalah kekasih Baekhyun, namja mungil yang tinggal di sebelah apartemen Sehun dan Kai. Mungkin dunia yang terlalu kecil sehingga Sehun dapat bertemu lagi dengan nya di tempat kerja.

"Ah, iya. Apakah semua pelanggan sudah pulang?" Sehun memandang sekeliling nya.

"Kau lihat orang lain selain kita? Karyawan yang lain bahkan sudah pulang bodoh, kau terlalu sibuk mengobrol dengan namja manis tadi." Chanyeol terkekeh menggoda Sehun dan Sehun hanya bisa merengut sebal.

Sehun segera mengganti baju nya dan mengambil tas nya di ruangan staff dan pulang bersama Chanyeol. Chanyeol tinggal satu apartemen dengan Baekhyun, maka ia dan Sehun pun bisa pulang bersama. Mereka hanya pulang jalan kaki, cafe tidak begitu jauh dari apartemen walaupun kadang melelahkan harus berjalan kaki. Tapi, mereka juga harus menghemat uang walaupun hanya untuk naik bus.

"Namja yang tadi manis juga eoh." Chanyeol memecah keheningan di antara keduanya.

"Oh, nama nya Luhan. Menurut ku juga begitu." Sehun mengancingkan jaket nya, ini sudah bulan Juli, udara malam di Seoul benar-benar terasa membekukan tulang.

"Kau naksir ya?" Chanyeol menggoda Sehun. Dan Sehun tidak marah kali ini, justru ia tersenyum.

"Entahlah. Kau tau cinta pada pandangan pertama?" Sehun menoleh pada Chanyeol yang sibuk membenarkan kacamata nya.

"Aku mencintai Baekhyun pada pertemuan kedua, walaupun di pertemuan pertama pun dia begitu mempesona." jawab Chanyeol sambil memandang langit malam Seoul.

"Oh. Mungkin aku adalah tipe yang cinta pada pandangan pertama." jawab Sehun datar.

"Kau naksir dia eoh? Kau harus berdoa agar bertemu dengan nya lagi atau akan ku rebut ia dari mu haha." Chanyeol tertawa keras bagaikan anak kecil yang berhasil membuat beberapa pejalan kaki lainnya melirik ke arah nya.

Sehun hanya bisa memotar bola mata nya malas melihat yoda itu tertawa. "Kalau begitu aku akan merebut Baekhyun dari mu." jawab Sehun asal.

Chanyeol hanya memelototkan bola mata nya yang bulat itu. "Yakk! Tidak akan Sehun pabbo!" Sehun hanya terkekeh keras dan berlari menghindari pukulan Chanyeol. Dan sekarang terjadi lah aksi kejar-kejaran di antara kedua nya, mewarnai malam mereka yang dingin.

TBC or END/?

Gimana? Author tau ini masih aneh karena author masih newbie. Tapi pasti bakal diperbaikin wkwk.

Jangan lupa review ya kalo kalian mau FF ini lanjut, review kalian berharga banget buat Author.

Anyyeong~