Disclaimer: Hak cipta Haikyuu sepenuhnya adalah milik Furudate Harucchi sensei. Adapun saya tidak ada mengambil keuntungan materiil dalam peminjaman tokoh yang dipergunakan di dalam fanfiksi ini. Baiknya kita belilah komik Haikyuu yang sudah secara legal diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jika komiknya sudah tersedia di kotamu.

A/N: Fanfiksi berchapter banyak yang tidak saling sambung menyambung. Dan perchapternya pendek-pendek, btw.

.

JIKA AKAASHI MENJADI POLISI

.

Malam ini Bokuto bersungut-sungut pada polisi jaga yang baru ditugaskan di lingkungan rumahnya, Akaashi Keiji. Alis tajam pria kantoran itu menikuk ke pangkal hidungnya, mata emasnya melotot, dan mulutnya terus menerus menekuk ke bawah. Akaashi menatap warga sipil itu dengan heran.

Memangnya kapan Bokuto tidak membuatnya heran?

Akaashi sudah dibuat kesal dan penasaran kenapa orang ini tahu kapan jadwal jaganya. Belum lagi Bokuto yang selalu mengganggunya saban ia patroli—karena rumah dan tempat kerja Bokuto berada di wilayah pengawasan si hitam ini, mau tak mau Akaashi akan terus bertemu dengannya kapanpun orang itu istirahat dari pekerjaannya. Dan jika Akaashi mendapat jadwal jaga hari libur, si perak jabrik ini seolah-olah tidak memiliki kegiatan lain selain terus mengoceh dan menempel padanya di pos jaga.

Tatap tidak senang Bokuto malam ini membuat Akaashi keheranan, karena tidak biasanya yang wajahnya selalu ceria—dan berisik—itu kini memperlihatkan rengut tak senang padanya.

"Bokuto-san, ada apa?"

Bibir si perak masih manyun. Katanya dengan kesal, "Hei, Pak Polisi. Kau kalau bekerja itu yang benar, dong. Sejak kau berjaga di sini, aku kena kasus pencurian. Kau tahu itu? Patrolimu seperti apa sih?"

Kali ini hijau cemerlang Akaashi menatap Bokuto dengan waspada dan serius. "Rumahmu dirampok? Kapan? Apa yang hilang?"

Kini senyuman konyol menyungging di wajah orang itu, "Yang telah dicuri adalah hatiku. Dan aku juga sudah tahu siapa pelakunya, yaitu kamu, Pak Pencuri yang menyamar jadi polisi."

Tatap hijau itu kini memandang kesal si perak. "Bokuto-san, kau bisa ditangkap karena telah mengganggu pekerjaan petugas keamanan dengan pasal sekian dan hukuman sekian, kau tahu?"

"Aku bersedia dipenjarakan di dalam hatimu."

Sejak saat itu, Bokuto tak terlihat lagi di wilayah itu karena sudah dilemparkan Akaashi ke penjara tanpa disidang terlebih dahulu karena sudah membuat kesal primadona nomor satu kepolisian Jepang.

:)