COME MY WAY

DISCLAMER : MASASHI KISHIMOTO

STORY BY JURIG CAI

PAIR: SASUHINA

RATED : M

WARNING: AU, OOC, BANYAK TYPO, BAHASA ANCUR, PLOT BERANTAKAN, DLL.

JUST ADULT ONLY,

KIDS DON'T READ.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

Rasanya kehidupan Hinata selalu di dominasi oleh sosok lelaki itu.

Lelaki penuh semangat, yang selalu menantang dunia dengan senyum cerianya.

Lelaki yang telah sukses mencuri hati Hinata remaja.

Lelaki itu juga sukses mengajarkan Hinata tentang arti patah hati.

Dan karena lelaki itu pula lah, Hinata mengenal sosok suram itu.

.

.

.

;(*_*);

.

.

.

Hinata benar-benar kaget sekaligus ngeri menatap sosok lelaki yang kini berdiri di hadapannya. Ia sungguh tidak menyangka lelaki ini berani datang ke rumahnya.

Rumahnya!

Bagaimana jika suaminya mengetahui hal ini?!

"U..Uchiha…san?" Gumam Hinata lirih. Rasa kaget membuatnya gugup. "Na..Naruto-kun sedang tidak ada di rumah."

"Aku tahu." Jawab lelaki itu singkat, seakan tersinggung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Hinata. "Aku ingin menemuimu."

"Ma… maaf Uchiha-san. Ta…tapi aku rasa…se..sebaiknya kau pergi." Ucap Hinata dengan tubuh gemetar. Ia ingin segera menutup pintu rumahnya, membantingnya kalau perlu, dan mengunci diri di kamar. Melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan akhir-akhir ini.

Berdoa kepada tuhan agar mau mengampuni dosa yang telah ia lakukan di hari-hari sebelumnya.

"Apa kau berusaha menghindariku?" Tanya Sasuke dengan nada dingin yang membuat Hinata waspada.

"Y..ya…ku..kumohon Uchiha-san…pergilah..kau sudah janji."

"Aku hanya berjanji merahasiakan aktivitas kita diranjang dari si tolol itu." Ujarnya datar sembari mendorong paksa pintu yang sejak beberapa saat lalu menjadi tameng pertahanan Hinata, dan mencengkram lengan wanita itu kuat. Kemudian menariknya mendekat, hingga tubuh mungil Hinata menabrak keras dada bidangnya. "Tapi aku tidak ingat berjanji melepaskanmu."

"U..Uchiha-san…kumohon."

"Sasuke…panggil aku dengan nama itu, teriakkan namaku seperti saat pertama kali aku memasukimu."

"Ku…kumohon… pergilah, nanti orang-orang curiga." Ratap Hinata lagi. Mengabaikan ucapan tidak sopan yang dilontarkan lelaki itu sebelumnya.

"Aku menginap malam ini."

"A..apa?! Ti..tidak bisa.. Naruto…"

"Sedang diluar kota." Potong Sasuke dengan senyum arogannya. Dengan santai ia melanjutkan.

"Sekarang, dimana letak kamar tidurnya?"

.

.

.

;(*_*);

.

.

Alkohol tidak untuk diminum.

Itu pelajaran yang Hinata ambil saat ia terbangun di kamar asing dengan kepala nyaris pecah.

Ia bersumpah tidak akan meneguk cairan itu lagi.

Kepalanya pusing.

Dan ia kebingungan mendapati dirinya terbaring di ranjang besar, yang tampak berantakan, tanpa busana. Sebelum beberapa saat kemudian bangkit dari ranjang dengan panik.

Tubuhnya lengket oleh keringat dan…sesuatu…yang lain.

Tubuhnya pun terasa pegal di beberapa tempat. Dan itu membuatnya merasa tersiksa.

Namun yang membuat hatinya mencelos adalah noda merah yang terlihat jelas di atas kasur berwarna putih itu. Dengan perasaan bersalah, ia memalingkan wajahnya. Berharap semua ini hanya mimpi buruk.

Pikirannya teralih oleh suara percikan air dari arah kamar mandi. Dan tanpa pikir panjang. ia segera memunguti pakaiannya yang tergeletak di depan pintu.

Saat ia tengah mengancingkan kemejanya dengan tergesa, pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan sosok lelaki yang hanya mengenakan handuk.

Hinata tanpa sadar menelan ludah saat melihat pemandangan itu.

Ini pertama kalinya ia menatap langsung pria telanjang!

Walaupun sudah menikah lebih dari setahun, ia tidak pernah melihat suaminya hanya mengenakan handuk. Ia selalu berdiri di dapur saat suaminya berganti pakaian sehingga pemandangan seperti ini selalu luput dari perhatiannya yang telah menikah selama 1 tahun 6 bulan. Benar, suaminya selalu sungkan untuk menyentuhnya, mengingat Hinata tidak pernah berhasil mengikat hati lelaki itu. Karena, hati suaminya selalu menjadi milik perempuan lain.

"Mau kemana?" Tanya lelaki itu datar. Rambutnya yang lembab berwarna hitam legam membingkai wajahnya yang putih pucat. Tubuhnya yang basah oleh titik-titik air terlihat sangat mempesona.

Untuk pertama kalinya, Hinata melihat rupa lelaki itu dengan seksama.

Lelaki, yang sudah mengambil miliknya yang paling berharga.

Dan sialnya, Hinata mengenal sosok itu.

"U…Uchiha…san?

"Hn?"

"A..apa..yang kau lakukan disini?" Tanyanya gugup. Sasuke hanya mengangkat alis mendengar pertanyaan yang di ucapkan Hinata dengan terbata-bata itu. Seolah menantangnya.

"Ma… maksudku…a..apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kau lupa?"

Tanpa memedulikan tubuh Hinata yang menegang, Sasuke mendekatinya. Mengurung tubuh mungil itu dalam dekapannya.

"Aku suka pakaianmu" Ujarnya dengan nada menggoda. Jemarinya dengan perlahan menyusup membelai paha telanjang wanita itu, belaiannya terus naik sampai ke tepi celana dalam Hinata, dan tanpa ragu menurunkannya.

"Tapi aku lebih suka saat kau tidak memakainya."

Hinata tersentak dan dengan terlambat mencoba memberontak.

"U..Uchiha-san.. tolong..jangan begini." Ucapnya sedikit tersendat saat Sasuke dengan mudah mengangkat tubuh Hinata, membuat wanita itu tidak punya pilihan lain selain melingkarkan kakinya di pinggang lelaki itu.

Kesalahan besar.

Sekarang ia bisa merasakan kejantanan pria itu, dan dengan malu mengakui dirinya… terangsang.

"Ayo kembali ketempat tidur."

.

.

.

Pagi ini, Hinata merasa seperti mengalami déjà vu ketika ia terbangun dengan kepala sedikit pusing dan mendapati lelaki asing tengah memeluknya.

Lelaki asing yang merupakan sahabat baik suaminya.

'Tuhan, kumohon ambil nyawaku. aku sudah tidak memerlukannya lagi.' Batin Hinata putus asa. Ia bisa membayangkan kehidupan kelam yang menantinya setelah ini. Dan dengan berat hati mengakui, semua ini merupakan kesalahannya.

.

.

.

tbc

.

.

author notes: otak ngeres kumat lagi.

btw, lea terinspirasi menulis fic ini setelah membaca review dari salah satu reader, nivellia yumie (thx for you). mungkin gak sesuai yang yumie-chan harapkan, bahkan mungkin jauuuuhhhh bgt.

but… I hope you still like this fic. thx juga sarannya, cukup membantu lea menemukan ide baru.

fic ini rencananya gak akan lebih dari 5 chap, coz gak enak juga galau lama-lama, sekaligus menghindari resiko terserang virus lagi.

dan seperti biasa juga, walau rated nya M, gak akan ada unsur lemon disini (coz sumpah, lea udah nyoba tapi kayanya ga cukup bagus untuk di publish) dan hanya akan ada beberapa kalimat menjurus dan sedikit lime. mengingat fic ini awalnya berated T, yang setelah lea pikir-pikir, topik pernikahan dan perselingkuhan terlalu berat untuk remaja. otak kotorku susah banget di bersihkan!

jadi… kebayangkan gak jelasnya fic ini.

and last, hope you like it.

see you next.

aku tunggu respon kalian semua yaaaaa….kalau punya ide cerita lagi, reader-san bisa langsung kasih tahu lea lewat review,ok.

author miskin ide.

jaa..