Hyakku Monogatari Kaikan - Ao Andon

One Hundred Scary Story - Blue Lantern

Seratus Cerita Menyeramkan - Lentera Biru

Sebagai awalan...

Character

Aku Phantomhive (?) (VIII - I)

Protagonis cerita ini.

Ciel Phantomhive (VIII - I)

Kembaran protagonis.

Rachel Phantomhive (Ibu rumah tangga.)

Ibu protagonis.

Vincent Phantomhive (Pemilik perusahaan )

Ayah protagonis.

Elizabeth Ethel Cordelia Midford (VIII - III)

Sahabat baik Ciel, sepupu protagonis.

Angelina Dalles / Madam Red (Ibu rumah tangga.)

Bibi protagonis dan Elizabeth

Sebastian Michaelis (XII - I)

Sahabat dekat protagonis, kakak kelas protagonis.

Grell Sutcliff (XII - II)

Kakak kelas protagonis.

Finnian (IX - IV)

Teman dekat protagonis.

Joanne Harcourt (VIII - I)

Teman Protagonis.

McMillan (VIII - III)

Teman protagonis.

Sieglinde Sullivan (VII - I)

Teman protagonis.

Lawrence Bluer (XII - I)

Kakak kelas protagonis. Ciel sering minta ajarin Fisika dengannya.

Edgar Redmond (XII - II)

Kakak kelas protagonis. Protagonis sering minta ajarin tentang sastra.

Gregory Violet (X - III)

Kakak kelas protagonis. Protagonis sangat takjub pada lukisannya.

Herman Greenhill (X - IV)

Kakak kelas protagonis. Ciel sering meminta bantuannya untuk membuat protagonis berolahraga

Jim McCain / Alois Trancy (VIII - IV)

Teman Ciel. Rival Protagonis.

Agni

Penjaga kantin. Terima pesan antar kawinan.

.

.

.

Cover bukan milik saya. Cuma dapet dari InstaOns*plesetan.

.

.

.

.

.

By Hananami Hanajima

.

.

.

.

.

Kuroshitsuji © Yana Toboso

.

.

.

"Huaaah!" aku menguap sambil merenggangkan otot ototku.

Kulirik sebelahku, lalu aku tersenyum kecil. Kembaranku sedang tertidur pulas.

Yah, benar. Kami anak kembar identik. Sama sama memiliki rambut navy blue, sama sama memiliki mata sapphier, sama sama *ehem*pendek*ehem* dan tinggal di rumah yang sama.

Hhh... sejak kapan aku banyak omong kayak gini? Pasti ketularan dia.

Aku membangkitkan tubuhku menuju kamar mandi. Setelah selesai, aku memakai celana panjang hitam, kemeja putih dan dasi biru muda, seragam sekolahku.

Aku menghampiri kembaranku lalu menggoyang goyangkannya pelan.

"Ciel, Ciel. Bangun. Sudah siang." ketusku.

"Uhm... sudah siang, ya? Kurasa masih pagi." katanya mulet.

"Cepetan bangun, kalau enggak kutinggal. Sungguh." kataku berkacak pinggang.

"Oke." sahutnya malas mengesot ke kamar mandi.

.

.

.

"Ini dia! Menu spesial awal bulan ala keluarga Phantomhive! Sudah siap empat porsi untuk empat orang!" kata Ibu ceria dengan suara melengking khasnya. Rachel Phantomhive namanya.

"Yo! Pagi." sambut Ayah melambaikan tangannya pada kami berdua. Vincent Phantomhive yang memiliki perusahaan mainan adalah Ayahku.

"Menu spesial awal bulan? Jangan jangan...!" teriak Ciel dengan mata berbinar.

Ia melesat ke arah meja bundar tempat keluarga Phantomhive makan bersama.

"Sudah kuduga! RISOTTO! GATEAU CHOCOLATE! YEEAAAAHH!" hebohnya melihat menu makanan.

Oke. Kuakui memang aku SANGAT suka Gateau Chocolate, tapi, tak seheboh dia tuh.

"Nah! Makan yang banyak!" seru Ibu.

Kami sekeluarga makan bareng. Kami ini termasuk keluarga harmonis. Semoga ini bisa berlanjut.

"Aku pergi!" seru Ciel ceria setelah menyikat makanan hingga bersih tak tersisa.

"Tu... tunggu!" seruku takut ditinggal sambil mengikat tali sepatuku.

"CIEL~" teriak seseorang berlari ke arah Ciel dengan kecepatan tinggi lalu memeluknya.

"Lizzy! Mau berangkat bareng?" katanya bahagia.

"Elizabeth?" gumamku. Dia sepupuku.

"Ara... ara... boleh aku mampir 'kan, Kakak." masuk juga wanita berambut merah dengan setelan baju merah semua.

"Ann!" Ibu langsung memeluk Bibi Ann. Ayah berdiri menghampiri kakak beradik itu.

Aku langsung menghampiri Ciel dan Elizabeth lalu berjalan di belakang mereka.

Tiba tiba aku berpikir, "Sebastian sekarang 'kan piket. Dia pasti datang lebih awal. Mungkin dia bakal kesiksa kali ya... Grell 'kan juga piket sekarang."

.

.

.

Kelas XII - I...

"Sebas chan... benar tak mau mebantuku?" kata Grell pura pura manja.

"Jijik!" komen Sebastian dalam hati. "Kembali ke kelasmu, Grell. Bukannya sekarang kau piket? Bersihkan saja kelasmu." ucap Sebastian dingin.

"Satu satunya yang ingin kubersihkan adalah dirimu..." kata Grell.

"Siapapun tolong aku..." teriak Sebastian dalam hati.

.

.

.

"Kasian. Ckckckckck." kataku dalam hati sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Ada apa?" tanya Ciel melihatku bingung.

"Tidak." ketusku membuang muka.

"Jangan cemberut gitu dong! Sambut pagimu dengan senyuman!" sahut Elizabeth menggenggam kedua tanganku.

"Elizabeth." gumamku.

"Lizzy sudah cukup." katanya tersenyum.

"Yosh! Lanjut lagi perjalanan kita!" kata Ciel mengomando sambil mengepalkan tangan ke langit.

"Ayo!" sahut Elizabeth mengikuti gerakannya.

Aku hanya tersenyum kecil melihatnya.

.

.

.

KRIIIIING

"Untung sampai lebih dulu dari bel itu." gumam Ciel lega.

Aku meng-SMS semua temanku dari berbagai kelas.

"Finnian, Sebastian Michaelis, Elizabeth Ethel Cordelia Midford, Ciel Phantomhive, Sieglinde Sullivan, Joanne Harcourt, McMillan, Lawrence Bluer, Edgar Redmon, Gregory Violet, Herman Greenhill, Soma Asman Kadar, Jim McCain." gumamku sambil menuliskan nama nama teman temanku... kecuali yang terakhir.

Aku mengajak mereka ke rumahku yang kedua. Rumah itu hanya di tempati saat musim dingin karena dindingnya tebal dan banyak perapian. Sebenarnya, dulu rumah nenekku. Tidak terlalu jauh dari sekolah. Kumpul dulu di kantin.

"Ada apa?" tanya Jim dingin.

"Ayolah Alois, bisa lebih lembut tidak kepadanya?" tanggap Ciel.

"Beritau saudara kembarmu itu, aku tidak akan lembut kepadanya." katanya.

"Siapa juga yang minta?" sengitku. "Aku memanggilmu... tidak. Memanggil kalian semua untuk mengajak kalian bermain." lanjutku.

"Ha! Yang benar saja! Kau mengumpulkan kami semua untuk bermain? Jangan membuatku tertawa! Masa kecilmu kurang bahagia, ya?" cerocos Jim merendahkan.

"Alois!" marah Ciel membelaku. Aku bersyukur memiliki saudara sebaik dirinya.

"Memangnya kau ingin mengajak kami main apa?" tanya Joanne lembut.

"Ah, ya! Hyakku Monogatari Kaikan." kataku.

"Hyakku..." gumam Finni.

"Ah, ya! Bukankah itu permainan seram?!" teriak McMillan.

"Tepat sekali." kataku menyeringai licik. "Sepertinya Jim marah diawal dan dia tak mau ikut. Rupanya nyalinya kecil sekali, ya." kataku melirik sinis ke arah Jim.

Jim langsung buang muka mendecih. "Aku ikut!" katanya mengalah.

"Izin orang tuamu akan pulang telat. Atau bahkan tidak pulang sama sekali." kataku menyeringai sambil menutup mata, mengangkat kedua tangan sebahu dengan telapak tangan terbuka.

"Jangan sombong. Bagaimana kalau kau yang tak pulang?" senyum sumringah menyebalkan dari Sebastian.

"Jangan. Lebih baik jangan. Jika itu sungguhan, bagaimana?" nasehat Lawrence yang akhirnya bicara juga.

"Ah, ayolah Bluer, bukankah itu tidak nyata? Kau si pemegang pelajaran ilmu nyata percaya begituan?" kata Edgar menyikut Lawrence pelan.

"Itu hanya kemungkinan." katanya dingin sambil membenarkan kaca matanya.

"Ng... ya, sudah. Yang tak berkenan keluar saja." usul Sebastian.

"Ng... boleh juga." jawabku.

"Kami keluar." kata Edgar merangkul Lawrence. "Bluer sepertinya tak mau ikut, jadi, aku juga tak ikut."

"Baiklah. Kami permisi." kata Bluer beranjak pergi.

"Eh, aku juga. Tapi sepertinya Violet mau ikut." kata Herman mengikuti dua temannya.

"Redmond, Bluer, Greenhill... semua payah." kesal Violet.

"Kenapa aku jadi takut?" komen Elizabeth.

"Tenangkan dirimu, Lizzy." kata Sieglinde menenangkan Elizabeth.

"Sulli chan..."

"Apa aku boleh mengajak Agni?" tanya Soma.

"Bukankah dia sibuk?" kataku heran.

"Ng... benar juga sih... dia terima pesan antar ke kawinan."

"Yosh! Ayo kita mulai!" kataku mengomando.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

Maaf jika ada kesamaan ide-_-"

Judul ni chapter "Hyakku Monogatari Kaikan." ntar chap dua "Ao Andon." jadu judul keseluruhan "Hyakku Monogatari Kaikan - Ao Andon." yah... Gitu deh...*mulaigaje.

Hohoho...

Di sini Alois make nama asli yaitu Jim McCain dan si adeknya, Luca McCain masih idup. Si Hannah jadi guru, Si Claude jadi penjaga perpus.*inikenapajadingelantur?*

Oh, ya!

Maaf bagi yang belom tau...

Di sini si protag itu orang yang "ngakunya" Ciel. Kalo di cerita asli yang bikin kontrak ma si akuma sebas. Ciel di sini periang, kembaran si protag.

Kalo gak salah saya pernah baca suatu blog yang ngebahas kalo si Ciel itu punya kembaran dan yang mati ditusuk sebagai tumbal pemanggilan iblis itu Ciel Phantomhive. Makanya ada makamnya. Trus yang ngebuat kontrak ke akuma itu *titik-titik* Phantomhive, ngakunya sih Ciel. Ya gitu deh. Blognya ketemu pas saya pake kata kunci "Fakta Asli Ciel" kalo gak salah.

Ng... *bingungmaungomongapalagi*

Ya udah deh

Sekian...

Review jika minat-_-"