Tittle : Light Shadow

Author : CussonsBaekBy

Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Do Kyungsoo

and players will grow over time

Disclaimer : This fic is mine and the idea came from ma brain. I'm not plagiarism and I hate plagiarism..

Summary : Baekhyun ingin mengakhiri hidupnya, namun Chanyeol datang untuk mencegahnya. Chanyeol adalah matahari, sedangkan Baekhyun hanyalah Bayangan yang tak berarti apa – apa.

a/n : sorry I wrote a new fanfic again but have not completed a long fic, it was because there was an idea that came - suddenly appeared in my brain and holidays as well. so I made this fic in the middle of the holidays this week


.

Even though i know what's wrong
how could I be so sure
if you never say what you feel

Meskipun aku tahu apa yang salah,
bagaimana aku bisa begitu yakin
jika kau tidak pernah mengatakan apa yang kau rasakan

I must have held you hand so tight
you didn't have the will to fight
I guess you needed more time to heal

Aku harus menggenggam tanganmu dengan sangat erat,
kau tidak memiliki kemauan untuk melawan
Aku mengira Kau membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyembuhkan lukamu

It's probably what's best for you
I only want the best for you
and if I'm not the best
then you're stuck

Mungkin ini adalah apa yang terbaik untukmu
Aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu,
dan jika aku bukan yang terbaik,
maka kau sudah terjebak

I want to stay by your side so I can't get any closer, so I can't even look at you
Because I'm a shadow

Aku ingin berada di sisimu, jadi aku tidak bisa lebih dekat, aku bahkan tidak dapat melihatmu,
Karena aku hanyalah bayangan…


Ditengah keterpurukannya, Baekhyun menemukan seseorang. Seseorang yang menolongnya saat ia merasa hidup di dunia tak ada tujuan dan gunanya. Saat dimana ia merasa tak lagi harus bersusah payah menjalani hidup ini yang bahkan tak semudah menggores ujung pena pada permukaan kertas.

Awalnya Baekhyun hanya acuh, merasa tak beruntung karena ia gagal untuk mati. Tetapi orang itu memberinya sedikit pengertian padanya tentang sebenarnya arti sebuah kehidupan, dan hukuman yang akan diberikan Tuhan untuk seseorang yang mengakhiri hidupnya dengan membunuh dirinya sendiri.

Saat Baekhyun mengatakan bahwa, "Tidak ada lagi alasanku untuk hidup."

Sosok itu menjawab, "Carilah sesuatu yang pantas untuk menjadi alasanmu untuk hidup."

Dan semenjak saat itu, Baekhyun merasa orang yang menolongnya itu selalu ada di setiap waktunya. Membuat Baekhyun merasa ada yang aneh dalam dirinya.

Ia tidak tahu bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Lebih tepatnya tidak mau tahu. Semua yang menyangkut dirinya sendiri, Baekhyun tidak mau tahu. Semua ia biarkan berjalan sebagaimana Tuhan menggariskan takdir kehidupannya.


Dan seharusnya Baekhyun menolak saat Chanyeol – seseorang yang menolongnya – mengatakan padanya pada suatu saat,

"Aku menyukaimu…"

Detik dimana mereka sedang berjalan beriringan, ketika itu Chanyeol bersikukuh untuk mengantar Baekhyun ke rumahnya. Dan walaupun Baekhyun menolak, Chanyeol pun tetap mengantar Baekhyun yang sebenarnya tak merasa takut sedikitpun ketika ia diharuskan untuk berjalan seorang diri.

Baekhyun tak heran saat ia merasakan jantungnya bereaksi dua kali lebih cepat dari detakan biasanya. Karena ia menyadari bahwa ia menyukai Chanyeol. Tetapi Baekhyun berusaha agar menahan perasaannya itu. Hanya diam. Karena Baekhyun akui bahwa ia takut jatuh di satu lubang namun di tempat yang berbeda.

Memang Baekhyun tidak mengatakan, "Aku juga menyukaimu,"

Tapi saat Chanyeol mengelus rahang Baekhyun yang jaraknya sudah terlampau dekat dengannya, Baekhyun tak menolak. Malah ia memejamkan kedua matanya refleks. Tak ia pungkiri bahwa Baekhyun menginginkan kasih sayang. Sangat menginginkannya.

Dan saat ujung hidungnya bersentuhan dengan ujung hidung Chanyeol, jantung Baekhyun serasa ingin meledak. Walaupun diotaknya sudah tertanam bahwa ia tak akan mengulang kesalahan yang sama, namun tubuh dan hatinya berkata lain. Bibir mereka bersentuhan, sedikit memberi getaran halus diantara keduanya.

Even though i know what's wrong
how could I be so sure
if you never say what you feel

Meskipun aku tahu apa yang salah,
bagaimana aku bisa begitu yakin,
jika kau tidak pernah mengatakan apa yang kau rasakan

Ini memang tak ada yang aneh, tapi yang salah adalah; berciuman dengan seseorang yang sudah punya kekasih.


Jika hidup adalah sebuah pengandaian, Baekhyun akan mengandaikan Chanyeol adalah matahari. Dan Baekhyun sendiri adalah bayangan yang selalu mengikuti matahari, yang tak akan muncul bila tak ada sosok matahari di kehidupannya. Namun ia berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada Chanyeol. Ia sudah menanamkan persepsi bahwa ia bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain, termasuk Chanyeol.

.

.

Tidak dikenal banyak orang, cuek, pendiam, seseorang tanpa ekspresi. Setiap orang yang baru melihat Baekhyun akan langsung menarik kesimpulan seperti itu. Bagaikan senyum di wajah Baekhyun itu adalah kemustahilan. Ia berada dalam kecerdasan rata – rata. Jadi tak terlalu mencolok di mata guru maupun teman –temannya. Dan Baekhyun sama sekali tak perduli dengan semua itu, masa bodoh dengan semua yang ada di pikiran orang – orang tentang dirinya. Ia tak mempermasalahkan hal seperti itu. Sekalipun ada seseorang yang ingin membunuhnya pun ia tak memperdulikannya.

.

Baekhyun melihatnya, Chanyeol berjalan dengan seseorang yang ia ketahui sebagai kekasih Chanyeol yang asli, garis bawahi… Asli. Ah, memang siapa kekasih Chanyeol yang lain? Kali ini Baekhyun terlalu percaya diri. Dan memang seseorang yang sedang ada disamping Chanyeol itu memang kekasihnya. Disini Baekhyun hanya menjadi penonton yang tak menjadi pengaruh saat mereka bercanda dengan mesranya, dan jemari yang saling mengait. Tetap pada ekspresi wajahnya seperti yang sudah berlalu, ia melanjutkan perjalanannya menuju perpustakaan. Sama sekali tak melirikkan matanya ke kanan ataupun ke kiri.

Chanyeol menghentikan tawanya sejenak saat ekor matanya menangkap bayangan Baekhyun yang baru saja berlalu di hadapannya. Ia tatap wajah Baekhyun dengan seksama, namun tetap saja ekspresi wajah dingin yang ia lihat dari wajah Baekhyun. Membuat ia menghembuskan nafasnya kasar lalu berlalu kembali.

.

Baekhyun sama sekali tak menoleh sedikitpun saat ia rasa ada seseorang yang duduk di sampingnya, lebih tepatnya disamping tempatnya duduk. Mata sipitnya masih terfokus pada rentetan huruf yang tersusun rapi dalam lembar – lembaran itu. Berusaha mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya. Termasuk tak menghiraukan sesorang yang sedang menatapnya lembut di sampingnya.

"Baekhyun…"

Mendengar sebuah suara memanggilnya, Baekhyun tetap menyibukkan diri dengan aktivitas sebelumnya. Sama sekali tak terganggu hanya dengan sebuah suara yang malah membuat suasana hatinya menjadi buruk. Entah kenapa suasana hatinya yang selalu buruk menjadi tambah buruk.

Sekali lagi orang itu memanggil nama Baekhyun, namun Baekhyun tetap tidak bergeming, membuat seseorang disebelahnya itu berdecak. Lalu ia menarik bahu Baekhyun agar lelaki itu bisa menatapnya dengan jelas.

Chanyeol menatap tajam mata Baekhyun, mencoba mengekspresikan kekesalannya pada orang yang berada di hadapannya kini. Ia marah pada Baekhyun yang sama sekali tak memberikan respon. Pandangan Baekhyun datar, mata kecil yang terbungkus kelopak mata indahnya itu bagai tak mempunyai ekspresi lain selain memasang wajah datar.

Tak tahan dengan keadaan Baekhyun yang seperti ini, Chanyeol segera merengkuh tubuh Baekhyun yang kecil. Sedikit menghirup aroma tubuh Baekhyun yang menguar dari tubuhnya. Chanyeol sangat menyukai aroma tubuh Baekhyun. Chanyeol rasa Baekhyun tak pernah menggunakan parfum atau yang lainnya. Mengingat Baekhyun tak pernah memikirkan kehidupannya, ia menganggap hidupnya itu tak ada artinya sama sekali.

I must have held you hand so tight
you didn't have the will to fight
I guess you needed more time to heal

Aku harus menggenggam tanganmu dengan sangat erat,
kau tidak memiliki kemauan untuk melawan,
Aku mengira Kau membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyembuhkan lukamu

Baekhyun tak pernah menolak apa yang Chanyeol lakukan pada Baekhyun. Ia hanya diam, seperti saat Chanyeol mengatakan bahwa ia menyukai Baekhyun, saat Chanyeol menciumnya, saat Chanyeol memeluknya, ataupun yang lain. Baekhyun tak pernah menolak ataupun memberontak. Baekhyun rasa ini adalah bentuk rasa terima kasihnya pada Chanyeol, yang dulu pernah menolongnya.

"Kau marah padaku?"

Masih dengan keadaan yang memeluk Baekhyun erat, Chanyeol berucap pada permukaan leher Baekhyun, membuat Baekhyun sedikit bergetar karena geli. Tapi ia tetap diam. Memandang lurus apapun yang ada di hadapannya.

Sekali lagi Chanyeol bertanya masih dengan kesabarannya, siapa yang tak marah saat seseorang yang kau ajak bicara malah tak merespon apa yang kau katakan?

Namun Baekhyun masih saja membisu, tak berniat membalas apa yang Chanyeol katakan karena menurutnya itu sangatlah tak penting. Untuk apa menjawab jika itu akan terulang? Untuk apa ia menjawab jika itu tak akan merubah keadaan?

"Jawab aku… baek!"

"Tidak,"

"Kau marah karena kau melihat aku bersama Kyungsoo?"

"Tidak,"

Dan pada saat Chanyeol memintanya untuk menjawab, Baekhyun akan menjawab apa yang Chanyeol tanyakan, walaupun hanya dengan sepatah kata yang sama sekali tidak memberi makna pada pertanyaan yang ditanyakan.

"Kenapa?"

Chanyeol melepaskan pelukannya lalu menatap langsung pada kedua mata sipit Baekhyun. Miris, Chanyeol selalu tak tega jika melihat tatapan mata Baekhyun yang seolah kosong dan hampa.

"Untuk apa aku marah?"

Masih dengan nada yang sama, Baekhyun menjawab pertanyaan Chanyeol. Bukannya memberi jawaban , Baekhyun malah berbalik melempar pertanyaan pada Chanyeol. Chanyeol mendesah pasrah, menarik Baekhyun berdiri lalu membawa Baekhyun pergi. Tidak mungkin ia berbicara serius dengan Baekhyun di perpustakaan. Bisa saja ia akan dimarahi penjaga perpustakaan jika ia berteriak pada Baekhyun. Tentu hanya Chanyeol yang berteriak marah, karena Baekhyun tak pernah menggunakan nada tinggi pada bicaranya, bahkan saat ia bicara yang mampu mendengar suaranya hanya orang yang berada di sampingnya.

.

.

It's probably what's best for you
I only want the best for you
and if I'm not the best
then you're stuck

Mungkin ini adalah apa yang terbaik untukmu,
Aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu,
dan jika aku bukan yang terbaik
maka kau sudah terjebak

Chanyeol menendang pintunya kasar. Ia marah pada Baekhyun, marah karena Baekhyun seolah – olah tak pernah menganggapnnya ada, marah karena Baekhyun selalu sok tak perduli pada perasaannya. Chanyeol tahu bahwa Baekhyun itu mencintainya, Baekhyun membutuhkannya. Baekhyun yang mengatakan itu saat ia mabuk beberapa minggu yang lalu, dan saat itu juga Baekhyun menyerahkkan semua yang ada padanya untuk Chanyeol. Lebih tepatnya Chanyeol yang melakukannya karena Baekhyun hanya diam dan pasrah pada segala apa yang Chanyeol lakukan padanya.

Nafas Chanyeol terengah karena sedang berusaha menahan amarahnya. Ia yakin suaranya akan meledak jika ia berbicara sekarang.

"Kau tak marah melihatku bersama Kyungsoo? Lalu kau anggap aku apa, Baek?"

Baekhyun yang tadinya menunduk seketika mendongak, menatap kedua mata Chanyeol yang dipenuhi amarah masih dengan tatapan datarnya. Ia sama sekali tak takut, sekalipun Chanyeol memukul atau menamparnya. Baekhyun tak takut pada Chanyeol.

"Seharusnya aku yang bertanya, kau menganggapku apa?"

Nada bicara Baekhyun masih sama, sangat lirih. Namun cukup membuat hati Chanyeol berdenyut. Ia tak perlu marah sebenarnya, karena ia lah yang memancing Baekhyun untuk berkata seperti itu. Baekhyun bertanya mengenai hal itu adalah suatu kewajaran.

"Kau matahariku, kau dahulu datang saat aku hampir saja mengakhiri hidupku."

Kedua mata Chanyeol masih setia memberikan tatapan tajam pada mata Baekhyun yang sama sekali tak mengubah ekspresi wajahnya.

"Dan aku bukan siapa – siapa,"

"Sudah kubilang aku mencintaimu, Baek…"

"Ya, itu kata – kata yang keluar dari bibirmu…"

"ITU KENYATAAN!"

Nafas Chanyeol semakin terengah, kedua telapak tangannya meremas bahu Baekhyun keras, namun Baekhyun tak meringis atau berteriak sakit barang sedikirpun. Baekhyun mengangkat satu sudut bibirnya ke atas, tersenyum mengejek.

"Kau bilang mencintaiku tapi saat bersama Kyungsoo – "

"Aku akan meninggalkannya!"

Senyum pahit Baekhyun semakin kentara, memberi tatapan menantang kepada Chanyeol.

"Tak perlu, aku hanya bayangan. Dan selamanya biarlah seperti itu,"

Chanyeol tak kuat lagi menahan amarahnya, ia mendorong bahu Baekhyun keras ke dinding. Sesaat ia lihat wajah Baekhyun yang berkerut karena meringis sakit, tapi tak ia hiraukan. Ia kurung tubuh Baekhyun dengan kedua tangannya. Memberi tatapan tajam yang seolah bisa meracuni setiap apa yang ia lihat. Namun Baekhyun masih dengan tatapan andalannya. Seolah menantang Chanyeol.

Detik selanjutnya Chanyeol mempertemukan bibir mereka. Melumatnya kasar sesekali memberi gigitan pada bibir Baekhyun. Seperti yang dikatakan tadi, Baekhyun tak pernah menolak apa yang Chanyeol lakukan padanya. Ia hanya diam. Berontak pun tak bisa.

Dan malam ini, berakhir dengan Baekhyun yang hanya diam saat Chanyeol mempersatukan tubuh mereka untuk kedua kalinya.

I want to stay by your side so I can't get any closer, so I can't even look at you
Because I'm a shadow

Aku ingin berada di sisimu, jadi aku tidak bisa lebih dekat, aku bahkan tidak dapat melihatmu
Karena aku hanyalah bayangan…

.

.

.


I do not know this fic will continue or not

Tergantung review sih, kecewa pas ngecek viewers aja udah 1000 lebih tapi review nya ngga ada sepuluh persennya…

Review Please…