My first story in this fandom, so... Thank you very much wan't to ReadnReviews!
.
.
.
Ku tatap bulan itu dengan tatapan kosong. Ku pikirkan kalau dia tak akan pulang kembali. Ku anggap dia telah janji akan bersama denganku. Ku yakin kalau dia memang akan pulang dengan selamat. Ku impikan kami tetap bersama dan tak terpisahkan lagi. Ku mohon pada dewa berikan dia kekuatan.
Sophitia Alexandra
Aku sangat tidak meyakinkan selamanya dia pergi meninggalkan ku. Dia bilang, dia bilang kalau dia ingin memusnahkan Soul Edge untuk semua orang, dan mendapatkan kekuatan untuk melindungi orang yang sangat di sayanginya. Aku tahu, aku tahu kalau dia sebenarnya sengaja melakukannya demi kami semua. Anak-anaknya, dan diriku.
Aku? Siapa aku? Cassandra Alexandra. Itulah namaku. Gadis yang masih dalam tahap belajar. Malam ini terasa sunyi, tidak ada seseorang yang dapat menemaniku, hanya aku sendiri. Hanya aku sendiri. Bersama patung dewa yang sangat ku yakini melindungi kakak.
Aku menatap kembali ke bulan di atas. Bulan ini, bulan sempurna, tepatnya bulan purnama. Bagiku tanpa kakak aku baik-baik saja, tapi... Tidak sebaik-baik mungkin. Coba aku bisa kuat, coba aku bisa lebih dari yang kubayangkan. Dengan begitu, aku tidak perlu menyusahkan kakak.
Aku terbaring di lantai yang dingin, dimana aku mendengarkan air yang mengalir dekat. Aku memejamkan mata, dan tidur untuk hari esoknya.
.
CUIT, CUIT, CUIT...
"Ehm... Emmm"
Ku buka mataku pelan pelan. Ternyata sudah pagi. Tapi, Sophitia belum kunjung pulang, kurasa dia tidak akan pulang lagi... Tidak, jangan, hentikan! Pokoknya aku tidak boleh berprangkasa buruk sebelum aku membunktikannya! Hhh... Aku berdiri dan berjalan ke hadapan patung sang dewa.
"Dewa, lindungi Sophitia. Dalam keadaan apapun..."
Semoga doaku terkabul, semoga sang dewa benar-benar menjaga Sophitia. Agar aku tidak khawatir akan keadaannya. Tiba-tiba ku dengar langkah sepatu. Dan akupun menoleh ke belakang. Tanpa sadar senyuman kebahagian terulas di wajahku.
"Cassandra"
Kudengar suara lembut bagai dewi yang turun dari khayangan, memanggilku. Baju putihnya membuatku percaya kalau dia adalah dewi. Ya, dewei yang hanya berarti bagiku.
"Sophitia! Akhirnya kau pulang!" aku berlari kearahnya dan memeluknya. "Berjanjilah padaku untuk tidak pergi meninggalkan diriku lagi..."
"Ehem..."
Sophitia, jika kau sudah janji, itu artinya kau tidak akan mengingkari janji kita... Tiba-tiba dia melepaskan pelukanku dan menoleh ke patung sang dewa.
"Dewa jagalah kami..."
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa"
.
.
.
Reviews guys? thanks!
