Hai hai! Apa kabar? n_n
Perkenalkan, saya author baru yang aneh dan gaje. Ni fanfic pertama Kanna di YGO… mav klo banyak slah… however, please enjoy my story!
Disclaimer: YGO bkan punya aq. Gambaran Kanna nggak sejago mas Kazuki Takahashi, apalagi gambar monster!
WARNING: trans-gender, gaje, OOC, OC, lebay, alay, nd amburadul! ingat, anda berada di fanfiction, kawasan bebas berimajinasi! DON'T LIKE DON'T READ!
-Atem = A-chan?-
Chapter 1
"Kukorbankan Fox Fire dan Doom Lord! Panggil Garnecia Elephant!" seru seorang lelaki kecil berambut hitam. Sesosok gajah ungu yang berdiri dengan 2 kaki dan membawa pedang muncul di hadapannya.
Lelaki berambut hitam itu menunjuk ke depan dengan penuh gaya. "Serang Queen!" serunya sambil menatap sesosok wanita berpakaian ksatria. Si gajah ungu melaju ke arah wanita berbaju zirah sambil mengangkat pedangnya.
"Tidak semudah itu!" teriak seorang lelaki dengan rambut rancung bak duren dan memiliki 3 warna. "Reverse card open!"
Sebuah kartu yang sebelumnya tertutup di depan si kepala duren kini terbuka, menampilkan gambar pedang-pedang bercahaya yang menusuk monster. Pemandangan yang sama kini terjadi di arena, hanya saja yang tertusuk adalah si gajah ungu.
"Sial!" umpat si rambut hitam. "Aku pasang 1 reverse card! Turn end!"
2 meter di depannya, si rambut duren berseru, "Giliranku! Draw!" serunya sambil menarik kartu. Kemudian dia tersenyum.
"Kupanggil King!" sesosok ksatria gagah berjanggut muncul di samping Queen. "Karena King dan Queen berkumpul di arena, aku bisa memanggil Jack secara khusus!" sosok ksatria lain dalam sosok yang lebih muda muncul di samping King dan Queen. "Sekarang, korbankan King, Queen dan Jack!"
"Ti… tidak!" si rambut hitam terkesiap, menatap ngeri saat ketiga sosok ksatria itu menghilang dari arena. Ia beralih menatap duelist yang menjadi lawannya si rambut duren itu tersenyum sinis.
"Panggil The God of Osiris!"
CTARR! CTAARR!
Petir yang menyambar-nyambar menjadi latar belakang si rambut duren. Dan sesosok monster besar berwarna merah yang punya 2 mulut (ato rahang? whatever lah… yang penting anda ngerti mksud sy) muncul di arena.
"Osiris! Serang Garnecia Elephant!" seru si rambut duren. Osiris membuka mulutnya, menembakkan peluru cahaya ke arah si gajah ungu.
"TIDDAAAKKK!" jerit si rambut hitam saat life pointnya menjadi nol, kartunya berhamburan di sekitarnya.
"Duel selesai, " kata si rambut duren sambil mendekati lawannya yang terpuruk. "Duel barusan sangat menyenangkan, Ryuu. Kuharap kita bisa berduel lagi…"
"Yugii! Ateeem!" teriak seseorang dibalik si duren yang rupanya adalah Atem. Ia menoleh dan mendapati teman-temannya, Jounochi, Honda dan Anzu sedang berlari mendekatinya.
"Teman-temanku sudah memanggil… Sampai jumpa, Ryuu," dan Atem pergi mendekati teman-temannya.
"Ukh… Sial!" seru duelist yang bernama Ryuu itu sambil menatap punggung Atem yang menjauh. "Aku pasti akan membalasmu, Yugi! Tidak Yugi yang satu lagi, Atem!" jerit Ryuu sambil memukulkan tinjunya di tanah.
~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o~O~o
"Huaaaah….."
Atem menguap dengan mulut terbuka lebar. Ia mengangkat tangan tinggi. 'Hmmmm… Masih pagi… Aibou pasti belum bangun. Huh… Padahal aku kan pengen cepet mandi!' pikir Atem. Apa boleh buat, Yugi emang rajanya bangun siang. Padahal dia tahu kalau dirinya yang satu lagi itu hobi mandi pagi… Yah, Atem juga sih… Siapa suruh numpangin si Yugi?
Atem baru saja akan melihat keadaan aibounya saat ia menyadari ada yang ganjil.
'Lha, tangan siapa nih?' pikir Atem saat syaraf di telunjuknya menyentuh jari-jari manusia. 'Jangan-jangan si Jou nginep disini? Kok aku nggak tau? Terus kok aku bisa pegang tangannya sih? Aku kan nggak lagi pake jasadnya Aibou…' berbagai pertanyaan berseliweran di benak Atem.
'Yaah… Daripada bingung mending liat aja deh!' Atem memutuskan. Ia menolehkan kepalanya daan…. Melihat Yugi yang lagi tidur, lengkap dengan 'pulau' yang besar nan lebar di sampingnya.
'Oh… Aibou toh…' batin Atem sambil kembali menolehkan kepalanya ke atas. Sesaat kemudian, pharaoh lemot ini pun akhirnya menyadari keanehannya.
"LHO KOK? KENAPA AKU TERPISAH DARI JASADNYA AIBOU?" serunya sambil berdiri dari tempat tidur. Dia buru-buru menutup mulut saat Yugi menggumam dalam tidurnya.
Yap, nggak ada keraguan lagi, saudara-saudara. Sang roh pharaoh telah mendapatkan jasadnya sendiri!
'Asyiik, bisa mandi pagi!' pikir Atem kegirangan. Tanpa ba-bi-bu lagi, Atem segera mengambil handuk yang tergeletak sembarangan di atas kursi dan melompat melewati Yugi. Dari sudut matanya, Atem memerhatikan rambutnya yang panjang melambai bebas...
Tunggu sebentar… Rambut panjang?
Sontak Atem mengulurkan tangannya ke belakang. 'Lho kok, rambutku jadi panjang gini?' pikir Atem saat meraba rambutnya yang sepanjang punggung.
Dengan keheranan, Atem meneruskan langkahnya ke kamar mandi. Ada cermin besar di sana, jadi ia bisa melihat apa yang menempel di kepalanya dengan jelas.
Begitu masuk ke kamar mandi, Atem segera melihat cermin, dan…
"UAPAAAAAAAAA?"
Seberapa keras-kah teriakan Atem?
Tergantung. Anda mau jawaban lebay atau biasa? Kalau mau yang lebay, berarti jawabannya teriakan Atem membuat gempa di Indonesia. Mau yang biasa? Berarti gempanya cuma di Kota Domino.
Dan apakah yang membuat duelist keren ini berteriak?
Di kamar mandi, Atem melotot menatap cermin. 'Siapa ituuu?' jerit Atem dalam hati.
Di cermin, terpantulah bayangan sesosok gadis. Atem memperhatikan pinggulnya yang melebar, perutnya yang langsing, dan ada 2 'tonjolan' di dadanya. Perlahan dan ngeri, Atem mengalihkan pandangan ke wajahnya.
Matanya memang masih tampak sinis, hanya saja matanya membulat dan sinisnya berubah menjadi sinis yang imut, tipe sinis ala cewek yang bikin cowok penasaran. Kemudian rambutnya jadi sepanjang punggung, berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna merah. Kalau ada satu yang tidak berubah, itu adalah poninya. Bentuknya sih sama, dan warnanya masih emas. Sayang, hal itu tidak membuat Atem merasa terhibur sedikitpun.
Atem baru saja mengambil ancang-ancang untuk membuat gempa susulan. ketika suara berisik muncul dari luar kamar mandi.
"Gempa! Gempa! Huaah, Jii-chaan!"
Suara yang sangat, sangat familiar di telinga Atem. Siapa lagi kalau bukan suara Yugi? Atem langsung merasakan secercah harapan. 'Aibou! Dia pasti bisa membantuku!' pikir Atem.
Atem buru-buru membuka pintu kamar mandi, dan yang pertama dilihatnya adalah Yugi yang sedang menuruni tangga dengan panik.
"Aibou!" seru Atem, dan ia kaget sendiri. Suaranya juga berubah jadi suara cewek!
Yugi menoleh ke arahnya dan seketika matanya membulat, ekspresinya kaget.
"Aibou! Coba lihat! Aku…"
"A-chan! Kamu nggak apa-apa?" Yugi memotong perkataan Atem. Dan kali ini mata Atem yang membulat.
A-CHAAAANN?
"Fuuh! Kamu nggak apa, ya, A-chan? Bagus deh… Kamu di kamar mandi, ya? Ngerasain gempa barusan nggak? Aku kaget banget, lho…" Yugi langsung nyerocos, sementara Atem cengo dengan sweatdrop di kepalanya.
"Tu… tunggu sebentar, Aibou… barusan kau "
"Aibou? Sejak kapan kau panggil aku Aibou?" Yugi motong lagi, ekspresinya heran. "Plis deh, A-chan! Kamu ini adaa aja panggilan barunya! Mentang-mentang nggak mau panggil aku niichan, tiap hari kamu beri aku panggilan aneh-aneh!" eh, malah marah-marah ni anak. Nggak tau aja si Atem lagi shock berat.
"Ni… niichan?" Tanya Atem bingung, bersamaan dengan munculnya sweatdrop baru di kepalanya.
"Iya, niichan! Biarpun kita kembar, aku kan lahir 38,6 detik lebih dulu dari kamu!" sahut Yugi.
Kembaaaar?
Satu sweatdrop lagi nampang di kepala Atem.
Atem menghela napas sambil mengelus dada, persis gaya guru tk yang lagi ngadepin murid terbandel sedunia. 'Tenang, tenaang… Ayo kita tanya semuanya satu-satu…' batin Atem.
"Anu, Aibou, barusan kau panggil aku A-chan?" Tanya Atem. Yugi mengerutkan kening.
"Ck, Aibou, aibou… Hhh. Apa susahnya sih panggil Yugi-niichan? Pelit amat! Dan ya, jelas aja aku panggil kamu A-chan! Masa A-neechan?" Yugi menjawab cepat. Tiba-tiba wajahnya berubah cemas. "Jangan-jangan kepalamu terbentur di kamar mandi, ya?"
Atem pusing 700 keliling. Jangan-jangan dia jadi gila? Atau mungkin… Yugi yang gila! 'Pasti Aibou kejeduk meja waktu gempa tadi! Makannya dia jadi ngaco gini!' Atem ngambil kesimpulan seenak perutnya.
"Hei, kalian nggak apa-apa?" terdengar suara langkah di belakang Yugi. Atem menoleh daan… muncullah Sugoroku sang kakek. Atem berseru dalam hati. 'Bagus! Jii-chan pasti bisa bikin Aibou waras lagi!' sorak Atem. Di matanya, sosok Sugoroku berubah menjadi malaikat dengan sayap besar, cincin bersinar dan membawa cahaya kedamaian(?)...
Sugoroku mendekat, dan ia berkata, "Yugi, A-chan, syukurlah kalian baik-baik saja! Jii-chan kaget sekali waktu gempa tadi!"
DUAAAR! PRAANGG! PRAAAKK!
Harapan Atem hancur lebur, bagaikan kacang yang baru kena bom atom. Mata Atem membelalak. 'Masa jii-chan juga ikutan gila?' jerit Atem, tentu saja dalam hati. Makanya tanda kutipnya cuma satu.
'Kalau begitu, ini pasti mimpi! Ya, mimpi!' Atem mendapat kesimpulan baru. Ia mengepalkan tinjunya, dan mendaratkan bogem mentah ke pipinya sendiri.
"A… A-chaan?" seru Yugi dan Sugoroku bebarengan. Keduanya menyaksikan dengan kaget saat Atem terlempar ke belakang dan menabrak sofa, meja, beserta seperangkat alat sholat, dibayar tunai(?).
"A-chan, kamu ngapain?" Jii-chan buru-buru mendekati cucunya yang mendadak gila. Sementara Atem terkapar dengan sangat tidak elit di atas meja.
"A-chan! Kamu berdarah!" seru Yugi yang ikutan nimbrung. Benar, seleret cairan kental berwarna merah mengalir di dahi Atem.
Atem bangkit perlahan, tubuhnya gemetar. Ia menyentuh dahinya, menyeka darah yang mengalir.
'Sa… sakit…' batin Atem. Ia beralih menatap Yugi dan Sugoroku yang menatapnya dengan pandangan heran plus cemas. Sebuah gagasan mengerikan muncul di benaknya 'Apa… Ini berarti aku benar-benar… cewek?'
TBC…
Tenaang, anda tidak akan divonis kena TBC kok… :D
Mav bgt klo aneh, gaje, gila plus lebay! D:D:D:
Udah gitu, pas duelnya aneh pula! DXDXDX
Atem: Huh, udah tahu aneh, masih juga dipublish! Nggak tau diri banget sih!
Kanna: Atem… kamu ngambek ya, dijadiin cewek?
Atem: Huh! Ya iyalah! Orang tuh bikin makalah, bukan makadong! Elu sih! Baru nampang disini langsung jadiin gue cewek!
Kanna: Biarin! Aku kan author disini! Terserah dong, aku mau jadiin kamu apa?
Atem: Huuh! Dasar author gebleg!
Kanna: Iya, iya, terserah lah. Mendingan gebleg daripada dongo kayak kamu.
Atem: A… APAAAAA?
Kanna: *Ngadep kamera dengan senyum bisnis* Kepada para Readers yang terhormat, jangan dipeduliin ya si duren tiga warna itu… reviewnya ditunggu!
