SECRET ADMIRER

.

.

.

.

Cast : Park Chanyeol, Oh Sehun (ChanHun), Kim Jongin (little bit KaiHun), and other cast

Rated : M

Genre : Romance, School life, yaoi

Chapter 1 (First Clue : Pepero)

.

.

.

.

"Sehun! Kemari cepat kemari!"

Sehun baru saja tiba di tiba di kelasnya saat tiba-tiba suara memekik Baekhyun memanggilnya.

"Ada apa Baekhyun? Kau tak lihat aku baru saja sampai?"

"Lihatlah! Ada sekotak pepero dan sepucuk surat diatas mejamu"

Baekhyun yang memang teman sebangkunya Sehun kaget ketika melihat benda itu ada di atas meja teman sebangkunya.

"Dari siapa Baek?"

"Aku juga tak tahu, Sehun. Saat aku datang benda itu sudah ada diatas mejamu"

Sehun membaca sepucuk surat yang terletak diatas kotak pepero itu.

Selamat pagi Oh Sehun, jangan terlalu lelah ya, aku tak mau kau jatuh sakit. I've already give you a box of pepero, your favorite snack, dihabiskan ya.

-pengagum rahasiamu-

"Kira-kira siapa ya yang mengirimu seperti itu?" Tanya Baekhyun penasaran.

"Entahlah, aku tak mau ambil pusing"

"Wah, ada makanan menganggur, buatku saja ya"

Jongdae yang baru datang langsung menyambar sekotak pepero milik Sehun.

"Jongdae! Kembalikan, itu milik Sehun!" Teriak Baekhyun.

"Sudah lah Baek, tak apa. Buatmu saja Jong" Sehun mencoba menengahi.

"Benarkah Sehun? Wah, terimakasih banyak ya Sehun-ku"

"Jijik sekali, Jong. Sini, bagi peperonya juga padaku!" Pinta Baekhyun.

"Tadi memarahiku, tapi kau minta juga" Jongdae memutar bola matanya malas.

"Pagi-pagi sudah ribut saja, diluar sana" ucap Kai dengan ketus saat ia baru saja datang.

"Mind your own bussiness, dude" sahut Sehun tak kalah ketus.

"Sudah, sudah, jangan memulai" lerai Baekhyun.

"Bro , duduk disebelahku" sahut Jongdae pada Kai

"Oke. Omong-omong apa itu? Pepero?" Tanya Kai sambil menunjuk sekotak pepero yang ada ditangan Jongdae.

"Yup, kau mau?" Tawar Jongdae.

Kai langsung menyambar pepero yang ada ditangan Jongdae.

"Kalau urusan makanan saja, cepat sekali" sindir Sehun.

"Bilang apa kau tadi?" Tanya Kai

"Tidak ada" jawab Sehun cuek

"Berkelahi terus jadian saja sana" sahut Baekhyun.

"HELL NO BAEK!" Sahut keduanya

"Jangan begitu, siapa saja dari benci bisa jadi cinta" sahut Jongdae, setelahnya Jongdae dan Baekhyun ber-high five karena bisa meledeki Sehun dan Kai.

"Shut up!" Desis Sehun.

"Sialan kalian" umpat Kai.

"Pagi anak-anak"

Suara Lee seonsaengnim menginterupsi kegiatan para murid untuk diam dan kembali duduk rapi.

.

.

.

"Sehun, aku pulang duluan ya! Jangan sampai kelelahan karena terlalu keras bekerja!"

Baekhyun melambaikan tangannya pada Sehun.

"Baiklah. Jongdae jaga temanmu itu, jangan sampai dia membuat dirinya memalukan lagi di dalam bus!"

"Siap Sehun, akan ku tutup mulutnya dengan plester!"

"Sialan kalian berdua"

Sehun dan Jongdae hanya tertawa terbahak melihat ekspresi Baekhyun setelah diledeki.

"Hei bodoh, mau bareng tidak?" Sahut Kai disampingnya dengan motornya sesaat setelah Baekhyun dan Jongdae pergi.

"Bilang apa kau tadi? Kau mengataiku bodoh? Jelas-jelas kau yang bodoh!" Sahut Sehun.

"Iya, iya, Sehun sang juara kelas"

"Sialan, mau cari mati kau, huh?"

"Sudahlah aku tak mau cari ribut denganmu, lelah rasanya 5 tahun mengenalmu isinya berselisih denganmu terus"

Ya, Sehun dan Kai sudah saling kenal saat kelas 5 di sekolah dasar. Namun mereka jarang sekali akrab, ada saja yang diributkan.

"Kau sendiri yang suka memulainya duluan"

"Sudahlah, mau bareng tidak? Ku antar kau ke tempat kerjamu, lumayan kan menghemat tenaga dan ongkosmu. Naiklah" perintah Kai.

Kai itu walaupun kesannya terlihat jahat kepada Sehun namun kadang dia juga menunjukkan sisi baiknya. Seperti sekarang ini.

"Tidak meminta imbalan kan? Aku tak percaya dengan wajah licikmu"

"Terserah kau saja" Kai memutar bola matanya malas.

"Baiklah, aku ikut denganmu" ucap Sehun sambil menaiki motor Kai.

"Pegangan, nanti kau jatuh, kau tahu kan tubuhmu itu seperti dedaunan kering"

"Sialan, sudah cepat jalan!" Teriak Sehun.

"Turun, sudah sampai"

Kai menghentikan motornya tepat di depan minimarket tempat Sehun bekerja. Sehun turun dari motor Kai.

"Terimakasih atas tumpangannya"

"Sama-sama. Jangan terlalu lelah ya, nanti kau bisa sakit, aku tak mau kau jatuh sakit, kalau sakit aku yang repot"

Sehun terdiam. Kalimat itu...

"Sehun!" Panggil Kai.

"Hah? Apa? Sejak kapan aku merepotkanmu saat sakit?" Desis Sehun.

"Kalau kau sakit aku tidak punya bahan lagi untuk mengejek seseorang selain kau"

"Matilah kau Kai!" Teriak Sehun saat Kai langsung menancapkan gas dan pergi meninggalkan Sehun.

'Mungkin hanya kebetulan saja kalimatnya sama'

Sehun memasuki minimarket tempat ia bekerja, lalu memasuki ruang ganti untuk mengganti seragam sekolah nya dengan seragam kerjanya. Sehun bekerja sebagai penjaga kasir di minimarket ini. Dia mengambil shift sore setelah pulang sekolah sampai jam 11 malam atau sampai minimarket tutup.

Sehun menghampiri meja kasir yang ditempati oleh seorang wanita.

"Sudah siap, Sehun-ah ?" Tanya Jieun, rekan kerjanya yang juga menjaga kasir, bedanya ia mengambil shift pagi sampai sore.

"Sudah, kau mau langsung pulang?" Tanya Sehun balik.

"Iya, kebetulan aku ada acara dirumah. Kalau begitu, selamat bekerja Sehun"

"Ya, terimakasih Jieun-ah "

Setelah berbincang Jieun keluar meninggalkan Sehun. Sehun mulai melayani beberapa pelanggan. Kebetulan hari ini minimarket tidak sedang ramai-ramainya sehingga ia bisa istirahat sebentar.

"How much is it?" Tanya seorang lelaki yang menyerahkan keranjang belanjaannya pada Sehun.

Sehun mengambil satu-persatu barang belanjaan milik lelaki itu kedalam plastik, lalu menghitung total belanjaannya.

"Total semuanya 10000 won, Anda ingin membayar cash atau dengan card?" Tanya Sehun sambil menyerahkan barang belanjaannya.

Lelaki itu menyerahkan card nya pada Sehun. Sehun menggesekkan card nya lalu memberikannya lagi pada lelaki itu. Mereka tak sengaja bertatap mata dan wajah saat Sehun memberikan card nya.

"Terimakasih telah berbelanja ditempat kami, semoga Anda menikmati pelayanan kami"

Sehun mengucapkan kata-kata yang biasanya ia ucapkan saat selesai melayani pembeli sambil tersenyum. Lelaki itu pergi begitu saja tanpa menghiraukan ucapan Sehun.

.

.

.

Sehun baru selesai dan pulang bekerja tepat pukul 11 malam. Ia dalam perjalanan pulang sambil menenteng jajangmyun ditangan kanannya.

Tinggal 100 meter lagi ia sampai ke apartemen sederhananya. Kompleks apartemen tempat ia tinggal memang terbilang sangat gelap dan sepi, dan juga sering terjadi kejahatan malam. Tapi Sehun tidak pernah takut, dia selalu meyakini dirinya bahwa 'lelaki tidak boleh jadi penakut'.

Tiba-tiba dari samping sudut gang, keluarlah segerombol preman, yang kalau Sehun tidak salah hitung ada 4 orang. Preman-preman itu mendekati Sehun.

"Hei, baru pulang kerja?" Tanya seorang dari mereka, namun dihiraukan saja oleh Sehun.

"Dilihat-lihat, dia manis juga ya" sahut seseorang yang lain.

'What? Sial sekali, wajah tampan begini mereka bilang manis? Minta ku tusuk mata kalian?' Batin Sehun.

"Minggir, aku mau pulang, aku lelah" Sehun berusaha menyingkir dari mereka.

"Eits, jangan terburu-buru begitu, kau tidak ingin bermain-main dulu dengan kami?" Ucap suara seseorang sambil mencolek dagunya yang Sehun yakini dia adalah ketua dari geng preman berandalan itu.

"Jangan main-main denganku, ku bilang aku lelah, aku ingin pulang!" Suara Sehun naik satu oktaf.

"Berani membantah ya!" Bentak ketua geng preman itu lalu kedua anak buahnya mencekal dua lengan Sehun.

"Lepaskan dia!"

Sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka. Lantas Sehun dan segerombolan preman itu menoleh kearah sumber suara.

"Siapa kau, beraninya ikut campur urusan kami!"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, siapa kau beraninya menghalangi jalan orang lain?!" Bela lelaki itu.

"Kurang ajar! Hajar dia!"

Segerombolan preman itu menghajar lelaki itu dan meninggalkan Sehun di pojokan. Namun lelaki itu sangat ahli dalam bela diri sehingga semua gerombolan preman itu pergi.

"Kau tak apa?" Ucap Sehun panik kepada lelaki itu saat Sehun menghampirinya.

"Aku tak apa. Bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja kan?" Tanya lelaki itu pada Sehun.

"Aku baik-baik saja, terimakasih banyak telah menolongku. Sini, biar ku obati luka-lukamu"

"Tidak perlu, aku bisa mengobatinya sendiri"

"Tolong jangan menolak, anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih ku"

Sehun dan lelaki itu duduk di bangku yang terletak di depan sebuah toko. Untung saja Sehun selalu membawa plester penutup luka, kapas, dan juga obat merah.

"Kau lelaki yang berkunjung ke minimarket tempatku bekerja bukan?" Tanya Sehun saat melihat wajah lelaki itu.

"Oh kau penjaga kasir yang di minimarket yang tadi?"

"Iya, kenalkan namaku Oh Sehun"

"Aku Park Chanyeol"

"Senang berkenalan denganmu. Mendekatlah sedikit, aku ingin mengobati lukamu"

Sehun menekan-nekan pelan luka Chanyeol dengan kapas yang sudah ditetesi obat merah, lalu menempelkan plester penutup luka pada hidung Chanyeol yang terluka. Chanyeol hanya bisa melihat wajah Sehun yang sedang mengobati lukanya sementara Sehun sibuk dengan luka di wajah Chanyeol.

'How cute are you'

"Sudah selesai"

Sehun menjauhkan wajahnya dari wajah Chanyeol, namun Chanyeol masih terdiam sambil memandangi wajahnya. Sehun mengerutkan keningnya, lalu mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Chanyeol.

"Hei, Chanyeol-ssi " panggil Sehun.

"A-ah iya, terimakasih Sehun-ssi "

"Kalau begitu, aku pulang duluan ya, sudah larut malam. Sebaiknya kau juga pulang"

"Biar kuantar kau sampai rumahmu"

"Tidak usah, aku tak mau merepotkanmu"

"Ayo, kuantar"

Sehun dan Chanyeol berjalan bersama menuju apartemen Sehun.

"Rumahmu dimana?" Tanya Sehun.

"Rumahku masih jauh dari sini"

"Lantas mengapa sudah selarut ini kau masih ada di daerah sini?"

"Tadi aku habis makan di kedai ramen di ujung kompleks, dan saat ingin pulang tak sengaja melihatmu dihadang oleh preman-preman itu"

"Kau kesini naik apa?"

"Motor"

"Lalu dimana motormu?"

"Kutinggal di depan kedai ramen tadi saat akan menolongmu"

"Maafkan aku ya, aku sangat merepotkanmu"

"Bukan masalah"

Setelah Sehun dan Chanyeol saling berbincang di tengah perjalanan menuju apartemen Sehun, akhirnya mereka sampai juga di apartemen Sehun.

"Sudah sampai, ini apartemenku. Mau mampir dulu tidak?" Tawar Sehun.

"Tidak usah, aku langsung pulang saja, lagipula kau pasti lelah dan ingin langsung beristirahat"

"Kalau begitu terimakasih banyak ya Chanyeol-ssi, hati-hati dijalan"

"Kau juga, lain kali lebih berhati-hati"

"Baiklah"

Perlahan punggung Chanyeol mengecil dan menghilang di kejauhan. Sehun lalu masuk ke dalam apartemennya setelah dipastikan Chanyeol sudah tak terlihat lagi.

Sehun langsung merebahkan dirinya keatas ranjang. Sangat lelah sekali sehingga dirinya sudah tak kuat walau hanya sekedar mengganti seragam kerjanya dengan kaus oblongnya.

Ddrrttt

Sehun mengambil ponsel yang tergeletak di atas ranjang.

No number

Kau pasti baru pulang dari kerjamu ya? Tidur yang nyenyak nya, Selamat malam Sehun-ku

-pengagum rahasiamu-

"Sialan, siapa yang mengirimiku pesan seperti ini? Sudah lah, aku lelah"

Sehun langsung terlelap di ranjangnya.

.

.

.

"Darimana saja kau jam segini baru pulang?!" Bentak ibunya.

"Memang apa peduli ibu bertanya seperti itu padaku?"

"Jaga bicaramu, Chanyeol!"

Chanyeol tak mendengar perkataan ibunya dan langsung masuk kedalam kamarnya.

.

.

.

.

.

Cuap-cuap sedikit yaaa

Haaii readers~

Kenalin, aku author yang masih amatiran dan baru pertama kali nge publish ff wkwk:"v

Kalian bisa panggil aku gulugulu, jangan panggil author oke? Biar kita semakin dekat dihati/ga

Aku pake pairing ChanHun karena ingin melestarikan/? ff Chanhun yang masih langka/? ditemui, padahal aku sangat apreciate bgt kalo ada yang buat ff ChanHun mueheheehe:3

Maaf kalo alurnya ngulur, gaje dan juga kependekan/yha

.

.

.

So, mind to review?