Pemuda bersurai pasir itu menatap lekat wajah seseorang yang ada di depannya. Memperhatikan setiak gerak-gerik gadis yang tengah makan dengan lahap di hadapannya saat ini. Pemuda itu nampak mengeryitkan alisnya, ketika melihat sang gadis yang baru saja di tolong-pungut-nya itu, menambah porsi makanan baru. Porsi makan gadis asing di hadapannya itu memang luar biasa. Jika di perhatikan dengan lekat, tubuh gadis itu nampak kurus, dengan perawakan mungil, memiliki manik biru yang cerah seperti warna air laut dan juga surai Vermilion yang nampak aneh bagi dirinya. Sepengetahuannya, tak ada Rakyat di wilayah Kerajaannya, Kerajaan Edo, yang memiliki warna rambut unik seperti gadis di depannya saat ini.

"Oy, bocah, Siapa namamu?" tanya pemuda itu.

ooOoo

Mermaid Princess from Amanto Land

Disclaimer : Gintama By Sorachi Hideaki a.k.a Gorilla-Sensei. Story By Me

Warning : OOC, Rated T, AU, Typo.

ooOoo

Matahari baru saja akan keluar dari persembunyiaan, langit pun masih berwarna orange dengan semburat biru tipis. Seorang pemuda nampak menyisiri pinggiran pantai yang terletak persis di samping kerajaan Edo dengan menunggangi kuda. Dilihat dari gerak-gerik pemuda tersebut, sepertinya dia tengah latihan berkuda sambil menikmati hembusan angin pantai di pagi hari. Pemuda itu nampak menikmati semilir angin pantai sampai akhirnya, laju kudanya terhenti ketika dia melihat siluet menyerupai manusia yang terdampar tepat beberapa meter di depannya saat ini. Awalnya, pemuda itu lebih memilih untuk melanjutkan acara berkudanya tanpa memperdulikan siluet asing tersebut, namun rasa penasarannya yang tinggi mengalahkan keinginanya.

Pemuda tersebut turun dari kudanya dan berjalan mendekatin objek asing itu. ketika sudah dekat, nampak mata pemuda itu sedikit terbelalak kaget. Objek yang dilihatnya itu adalah seorang perempuan yang tengah pingsan. Diamatinya setiap lekuk tubuh perempuan di depannya itu, surai vermilion panjang yang menutupi tubuhnya, kulit putih porselin bak boneka manekin, pinggang yang ramping dengan bentuk tubuh propersional. Satu kata yang hinggap di benaknya saat ini 'Cantik', namun satu hal yang sedari tadi membuat wajah pemuda bersurai pasir itu sedikit memerah. Objek di depannya itu tak mengenakan sehelai benang pun.

Pemuda itu nampak tak mengerti dengan gerak tubuh dan pikirannya saat ini. Dimulai saat dia hendak meninggalkan orang asing tersebut tetapi, malah mendekatinya dan ketika dia sudah memastikan bahwa orang asing tersebut masih bernyawa dan hendak meninggalkannya, dirinya malah membawa perempuan asing itu pulang bersamanya. Ntah kenapa, pemuda itu merasa bahwa ada sesuatu hal yang aneh dari perempuan yang tengah ada di dekapannya saat ini. Beruntung dia mengenakan coat-nya sehingga bisa dijadikan penutup tubuh gadis itu hingga mereka nanti tiba di kediamannya.

...

Pemuda bersurai pasir itu menatap lekat wajah seseorang yang ada di depannya. Memperhatikan setiak gerak-gerik gadis yang tengah makan dengan lahap di hadapannya saat ini. Pemuda itu nampak mengeryitkan alisnya, ketika melihat sang gadis yang baru saja di tolong-pungut-nya itu, menambah porsi makanan baru. Porsi makan gadis asing di hadapannya itu memang luar biasa. Jika di perhatikan dengan lekat, tubuh gadis itu nampak kurus dengan perawakan mungil, memiliki manik biru yang cerah seperti warna air laut dan juga surai Vermilion di sanggul dua yang nampak aneh bagi dirinya, namun perlu ia akui, lekuk tubuh gadis itu tetap proposional. Sepengetahuannya, tak ada Rakyat di wilayah Kerajaannya, Kerajaan Edo, yang memiliki warna rambut unik seperti gadis di depannya saat ini. Pemuda yang tak lain adalah Raja di kerajaan tersebut mengambil kesimpulan, gadis di depannya ini bukan rakyat Edo.

"Oy, bocah, Siapa namamu?" tanya pemuda itu.

Gadis itu menghentikan gerak makannya kemudian menatap lekat ke arah pemuda di depannya. Dia meletakan garpunya kemudian menyodorkan tangan kirinya, seakan mengajak pemuda tersebut bersalaman. Pemuda tersebut menatap aneh, tetapi dia tetap membalas dengan menyodorkan tangan kanannya.

"Namaku Kagura, kamu sendiri?" pemuda itu nampak terkejut saat sebuah suara masuk ke dalam benaknya. Eksprsi kaget tercetak jelas di wajahnya. Gadis di hadapannya itu sedari tadi hanya tersenyum, namun dia dapat mendengar sebuah suara yang ntah berasal dari mana.

"Omae ... Suaramu?" pemuda itu nampak bingung.

"ah ... kamu pasti kaget. Untuk sebuah alasan, aku tidak bisa menggunakan suaraku. Aku hanya bisa berkomunikasi dengan cara menyentuh lawan bicaraku. Oh ya, siapa namamu? Kamu belum memberitahu namamu." Lagi suara itu masuk kedalam benaknya. Tapi kali ini dia sudah nampak memahami situasinya.

"Sougo, Okita Sougo. Itu namaku." Jawab pemuda bersurai pasir itu.

"So-u-go O-ki-ta-san." Kagura-gadis tadi- tersenyum cerah,"Arigatou karena telah menolongku, Okita-San." Lanjutnya. Senyum manis gadis itu nampak melebar, membuat Sougo terpaku sejenak di tempat.

Sougo menganggukan kepalanya kikuk. Untuk pertama kalinya, dia merasa sedikit gugup setelah melihat senyum Kagura. Sougo merasa pernah melihat senyuman yang sama seperti gadis itu, tapi dia lupa kapan dan dimana pernah melihatnya.

Suasana kembali hening ketika Kagura melanjutkan prosesi makannya yang tertunda. Setelah menghabiskan sekitar tujuh porsi makanan, barulah gadis itu berhenti. Sougo memandang takjub kekuatan makan dari gadis itu. sedikit speechless juga sebenarnya. Dalam benaknya, bagaimana bisa gadis itu tetap bertubuh mungil nan proposional dengan nafsu makan melebihi gajah itu.

Selesai makan, Sougo mengajak Kagura ke Taman Belakang kediamannya. Taman belakang Kerajaan Okita sangat luas. Di tepi taman tersebut, terdapat sebuah gazebo mini dengan kolam di depannya serta air mancur di tengah kolam tersebut. Beberapa jenis bunga, seperti Mawar, Anggek, Lavender, Matahari, dan bermacam – macam bunga beraneka warna lainnya ada disana. Kagura nampak takjub melihat pemandangan di depannya. Dia berlari kecil mengitari taman tersebut, diikuti Sougo di belakangnya yang berjalan dengan santai.

Mereka kini tengah duduk santai di gazebo mini yang ada di sana. Lebih tepatnya, hanya Sougo yang duduk santai, sementara Kagura nampak asyik mengamati setiap sudut taman tersebut. Tatapan matanya berbinar senang. Untuk pertama kalinya, Kagura dapat menikmati pemandang di daratan.

Sougo mengamati setiap tingkah gadis yang baru beberapa jam dia temukan itu. Tatapan penuh selidik dia layangkan ketika mengamati gerak-gerik Kagura yang dianggapnya aneh. Gadis itu nampak seperti orang yang baru saja mendapatkan mainan baru. Tatapannya seolah-olah semua yang dia lihat sekarang adalah pemandangan yang pertama kali dilihat semasa hidupnya.

Saat di perjalanan menuju kemari tadi, Sougo sempat menanyakan asal usul gadis itu. Dari jawaban yang diberikan, nampaknya dia memang bukan warga asli Edo. Sougo sendiri tidak tau dari mana asal gadis itu sebab jawaban yang di berikan oleh gadis itu tidak jelas. Untuk saat ini Sougo hanya perlu waspada dan mengamati setiap gerak-gerik Kagura. Siapa tau dia adalah mata-mata kerajaan tetangga atau tetua Istana yang ingin menjatuhkannya.

...

Kagura sedikit mencuri pandang mengamati Sougo yang sedari tadi menatapnya aneh. Dia nampak khawatir jika, Sougo curiga padanya. Kagura menghela napas berat seraya mengamati wajahnya yang terpantul di air kolam. Air, ntah kenapa melihatnya membuat Kagura merindukan keluarganya, lebih tepatnya kakaknya yang terkadang sis-con dan Maminya. Benaknya bertanya-tanya sedang apa keluarganya sekarang? Apakah Maminya baik-baik saja? Mengingat kondisi kesehatan maminya saat ini sedang tidak baik dan ditambah hukuman dari papinya untuk dirinya, membuat dia sedikit frustasi.

Flashback

Kagura sedang menatap pemandangan diluar kamar yang selama 10 tahun ini menjadi penjara untuknya. Dirinya terkurung selama 10 tahun disini dan tak diizinkan keluar oleh papinya karena, dia melanggar salah satu hukum kerajaan Rakuyou-Sebuah kerajaan bawah laut yang penghuninya disebut mermaid- yaitu menolong manusia.

Kagura merupakan putri bungsu kerajaan Rakuyou sedangkan, kakaknya, Kamui, merupakan putra mahkota yang sebentar lagi dinobatkan untuk menggantikan posisi papinya. Kagura sangat senang dengan segala hal yang berbau daratan. Sehingga hampir tiap hari dia akan berenang menuju permukaan walaupun, dia hanya dapat melihat sinar matahari dan pemandangan pinggir pantai, hal itu sudah membuat gadis itu bahagia.

Ingatan Kagura terlempar tepat ke sepuluh tahun yang lalu. Saat itu Kagura tengah berenang menuju daratan ketika dia melihat sebuah kapal pesiar yang besar. Kagura nampak takjub melihat kapal yang besar itu, karena terlalu asyiknya dia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada seorang anak lelaki yang tengah memperhatikannya.

Kagura baru menyadari keberadaan anak lelaki tersebut ketika anak itu menyapanya. 'Panik' itu yang Kagura rasakan, namun setelah berbincang dengan anak tersebut Kagura menjadi senang. Dia mendapatkan teman baru dari dunia yang berbeda. Kesenangan Kagura tak berlangsung lama ketika sebuah ledakan tiba-tiba terdengar dari dalam kapal itu. tak sampai hitungan detik kapal tersebut oleng dan menyebabkan anak itu terjatuh ke laut. Dengan sigap Kagura segera berenang menolongnya, membawanya ke tepi pantai terdekat. Kagura mencoba membangunkan anak tersebut, namun responnya nihil, denyut nadinya nampak melemah. Nekad, Kagura menggunakan kekuatannya untuk mencoba menyembuhkan anak laki-laki itu.

Kerajaan Rakuyou, merupakan kerajaan bawah laut yang dihuni dengan mermaid ras Yato. Setiap Anggota keluarga asli kerajaan memiliki kemampuan khusus untuk menyembuhkan berbagai penyakit dengan sebuah nyanyian kuno warisan leluhur mereka. Dalam aturan kerajaan, kekuatan mereka dilarang digunakan untuk menolong manusia sebab manusia merupakan salah satu ras yang berbahaya menurut mereka. Peraturan tersebut adalah mutlak dan bagi siapapun yang melanggar akan menerima hukuman berat, tapi saat itu Kagura melanggarnya dengan menolong anak laki-laki itu.

Lamunan Kagura terhenti ketika dia mendengar suara pintu terbuka. Atensi matanya sekarang fokus ke arah sosok pria tua dengan rambut hitam tipis disisi kiri dan kanan. Pria tersebut membawa trisula dengan sebuah Crown melekat di kepalanya.

"Papi?" Kagura kaget ketika melihat pria tersebut.

"Ikut aku Kagura." Titahnya

Kagura menurut dan mengikuti papinya menuju ruang singgasana sang Raja lautan. Di sana Kagura melihat mami dan kakaknya tengah berdiri di samping singgasana sang Raja.

"Mami ... Onii-Chan ..." Kagura berlari menghambur ke arah mereka berdua. mereka berdua memeluk erat Kagura dengan seyum terkembang.

"Kagura," Suara berat sang Papi mengalihkan atensi Kagura. Dia kini menatap sang Papi yang sudah duduk di singgasananya.

"Aku akan memberikan hukuman terakhir untukmu." lanjutnya. Kagura nampak tak mengerti, namun dia putuskan untuk mendengarkan titah sang Papi.

"Apa hukumannya Papi?" tanya Kagura

Menghela napas sejenak, Kankou-Papi Kagura, sekaligus Raja kerajaan Rakuyou- memerintah "Pergilah kedaratan dan bunuh manusia yang kamu tolong Sepuluh tahun yang lalu." titahnya.

Kagura nampak syok mendengar perintah sang papi dan begitupun Kamui yang langsung menentang tegas hukuman sang Ayah.

"Chichi-Ue, tugas ini terlalu berat untuk Kagura. Biar aku yang menggantikannya!" Seru Kamui. Pemuda yang memiliki perawakan yang hampir sama dengan Kagura tersebut memandang tajam sang Ayah.

"Kankou, Ku rasa ini berlebihan." Sambung Kouka-Mami Kagura dan Kamui-.

Kankou nampak memijat pelipisnya, sejujurnya dia juga tak ingin putrinya mendapatkan hukuman ini akan tetapi, nyawa Kagura dalam bahaya jika tidak gadis itu lakukan sendiri.

"Aku juga tak ingin Kagura melakukan hal ini," balasnya, "Tetapi, jika tidak Kagura lakukan maka nyawa Kagura tak akan berlangsung lama," lanjutnya.

Kamui, Kouka, dan Kagura kaget mendengarnya.

"Kalian ingat pesan leluhur kita dulu. Siapa pun mermaid yang menolong manusia maka nyawa mereka tidak akan bertahan lama kecuali mermaid yang menolong tersebut membunuh orang yang di tolongnya." Jelas Kankou

"Jadi, Kagura, Aku titahkan kamu untuk membunuh anak lelaki yang kamu tolong sepuluh tahun yang lalu. Aku akan menyuruh Otae, penyihir kerajaan Rakuyou, untuk mengubahmu menjadi manusia. Menyegel suaramu sebagai gantinya dan ku berikan waktu 10 hari untuk melaksanakannya." Titah Kankou tegas.

Kagura terdiam membatu. Bagaimana bisa dia membunuh anak laki-laki itu, sedangkan anak tersebut merupakan orang yang penting bagi Kagura. Ya, Kagura telah jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat senyum anak tersebut.

"Ini gila!" teriak Kamui tak terima. Baginya hukuman ini terlalu berat untuk Kagura. Lagipula, adiknya sudah dikurung selama sepuluh tahun. Apakah hukuman itu masih kurang. Kamui sungguh tak bisa menerimanya.

Kouka nampak memeluk putrinya. Rasa enggan melepaskan putri kecilnya melekat kuat. Akan tetapi, apa yang dikatakan suaminya juga ada benarnya. Semua demi keselamatan Kagura sendiri maka dia sebagai seorang ibu harus memberi semangat kepada putrinya itu.

"Pergilah sayang. Lakukan hukumanmu dengan baik. Mami akan selalu meolongmu jika kau merasa kesulitan. Ambil ini," Kouka menyematkan sebuah cincin ke jari manis Kagura, "Cincin ini dapat membuatmu tetap berkomunikasi walaupun, kau tak dapat berbicara. Dan juga, kau dapat memanggil Mami dengan merendam cincin ini di air laut." Terangnya.

Melihat Ibunya yang turut setuju membuat Kamui mau tak mau ikut menyetujui hukuman yang di berikan kepada Kagura. Kamui menatap sendu adiknya, lalu menepuk pelan pucuk kepala Kagura.

"Kau harus kembali, Kagura. Kami menantimu." Ucapnya.

Dan akhirnya, Kagura dikirim kedaratan oleh Sang Papi untuk mencari serta membunuh anak lelaki yang ditolongnya dulu.

End Flashback

Kagura menghela napas berat sekali lagi ketika mengingat hukuman akan dirinya. Terlalu lama hanyut dalam pemikirannya sendiri, membuat Kagura tak menyadari bahwa sedari tadi Sougo sudah duduk di sampingnya.

"Apa yang sedang kau lamunkan, China?" tanya Sougo dengan suara seduktif tepat di samping telinganya.

Suara Sougo membuat Kagura tersentak kaget dan menarik tubuhnya kembali dari dalam ingatannya sendiri. Dengan panik gadis itu menggelengkan kepalanya, lalu meraih tangan pemuda bersurai pasir itu.

"tidak ada. Aku hanya terlalu menikmati pemadangan di Taman ini." Dustanya.

Sougo tak menyahut, namun atensinya kini menatap semakin curiga gadis di depannya. Sougo semakin yakin ada yang aneh dengan gadis itu.

t.b.c

Apaaa ini...

haahhaha.. ini hanya fics pelepas penat Author..

Fics ini terinspirasi dari game mermaid gothic karya quinrose dengan sedikit inspirasi dari movie anime tetangga sebelah dan game ar-tonelico..

saa.. minna.. Mind to leave your reviews here?

kritik dan saran yang membangun dari kalian sangat Author nantikan ^^

Arigatou...