Lelah

blackpapillon


Apa, Sasuke? Lalu sekarang, baru kau ingin bertanya padaku?

Tidak, aku menggelengkan kepalaku, sudah terlambat, Sasuke. Tak ada lagi yang bisa kukatakan padamu. Bahkan tidak, sudah tidak ada lagi Sasuke-kun untukmu.

Kau ingin bertanya apa, lagipula? Kau tak pernah bertanya padaku dahulu. Selalu saja aku yang bicara. Selalu aku yang berusaha.

Lalu sekarang, kau ingin memohon padaku? Tidak, Sasuke.

Aku berbeda, katamu? Memangnya kau bisa melihat itu? Tidak, Sasuke.

Aku masih sama. Aku masih seorang perempuan. Yang masih sering ragu-ragu. Yang berpikir banyak.

Yang mencintaimu banyak.

Aku masih mencintaimu. Masih memikirkan kamu meskipun mungkin kamu sudah pergi jauh ke tempat tak ada yang tahu. Masih mencintaimu. Sedalam itu.

Tapi kamu tak pernah sedikit pun menoleh.

Aku, Sasuke, aku masih juga seorang perempuan, kau tahu itu?

Perempuan. Yang berpikir banyak.

Mungkin kau kira aku masih senaif dulukah? Aku yang bisa berkata akan mengikutimu sampai mati. Atau kalau tak ikut kamu mungkin aku akan mati. Aku yang mengalirkan air mata. Aku yang sibuk mencemaskanmu setengah mati -

(ya memang itu adalah waktu keadaanmu di antara hidup dan mati).

Aku? Aku belum berubah, Sasuke. Kenapa wajahmu seperti itu?

Kaulah yang sudah berubah begitu banyak. Tidak bersinar lagi. Sampai aku tak mengenalimu, kemana anak lelaki yang bersinar dulu itu?

Berdiri tegap. Tahan banting. Menuju impiannya. bersama sahabat-sahabatmu.

...Ah, tapi, sejak awal kau memang bilang, impianmu adalah kegelapan.

Biarpun harus menjual tubuh kepada setan sekalipun.

Ha, kau kini melakukannya!

...

Lihat, Sasuke? Aku masih belum berubah. Aku yang kau bilang naif dan terlalu polos, tak mengerti apa-apa. Aku yang melihatmu banyak, menyayangimu banyak, memperhatikanmu banyak.

Mencintaimu segini banyak. Dan itu masih belum berubah, kau tahu?

Lalu, sinar matamu itu... bertanya mengapa aku melakukan semua ini? Begitukah?

Lihat, begini naifnya aku.

Kau adalah setan.

Dan aku datang untuk membunuh setan, kau tahu?

Karena itu, aku tak akan menangis. Aku tak akan menangis lagi biarpun kau bersimbah darah seperti sekarang. Dan juga tak akan menangis biarpun aku tahu yang membuatmu jadi seperti ini adalah aku.

Tidak, aku tak akan lagi mengatakan aku mencintaimu.

Aku, Sasuke, aku masih juga seorang perempuan, kau tahu itu?

Perempuan. Yang berpikir banyak.

Yang juga bisa berbalik arah.

Aku sudah lelah, Sasuke.

Aku sudah lelah menunggumu.


Fin


AN Maafkan kerandoman yang ditulis secara random ini. Tadinya saya nggak akan publish ini kerandoman nan asal, tapi karena penasaran sama archive yang terus-menerus ngga diupdate, saya publish juga deh. Ini bisa diinterpretasikan apa saja, bebas-bebas saja. Karena ini sebetulnya hanya melepaskan emosi saja (maafin sayaaa huhu nyepam FNI)

Multichapter fics? I'm working. Really. Juga another M-rated fics yang saya pending karena pengen membangun ceritanya sampai tamat.

Terima kasih sudah membaca.

blackpapillon