Disclaimer : demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura

Warning : OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan.

Genre : romantis-drama

Pair : SasuSaku, SakuSai, SasuHina, NaruHina, SaiIno


Don't Like Don't Read

.

.

.

Suasana pagi yang sedikit memberatkan badannya untuk bangun, terlihat di dalam kamar yang hanya mendapatkan cahaya dari celah-celah gorden yang sedikit bergeser menampakan matahari yang mulai tinggi, seorang gadis berambut softpink dengan malas bangun dari tempat tidurnya.

"Hoaam..~ apa ini sudah pagi? Mataku masih terasa berat" ucapnya sambil mengucak-ngucak matanya. Perlahan Sakura, nama gadis itu berjalan gontai menuju kamar mandi dan bergegas mempersiapkan keperluan sekolahnya.

Tahun ini, adalah tahun terakhir Sakura sekolah di konoha gakuen. Tinggal beberapa bulan lagi dia akan lulus dan masuk ke perguruan tinggi di kota Konoha.

"Sakura..., cepatlah, nnti kau terlambat" teriak ibu Sakura dari arah ruang makan di lantai satu, kamar Sakura ada di lantai dua. Dengan sedikit terburu-buru Sakura berlari ke arah meja makan dan bergegas melahap sarapannya, sampai-sampai tersedak.

"Uhuk!"

"Sakura, pelan-pelan makannya" tegur ibu Sakura.

"Maaf bu, aku terburu-buru,"

"Lain kali jangan malas bangun,"

"Iya bu," ucap Sakura dan tetap sarapan dengan cepat.

Tidak begitu lama, Sakura menyelesaikan sarapannya dan segera berlari ke tempat pemberhentian bus. Setelah busnya datang, Sakura bergegas naik dan segera mencari sosok gadis pirang yang selalu duduk di paling belakang.

Tidak biasanya Sakura lupa atau memang sengaja tidak mengucapkan 'Selamat pagi' ke sahabatnya itu. Sakura hanya duduk di samping gadis pirang itu atau panggil saja Ino dari keluarga Yamanaka, dan menghela napas panjang.

"Ada apa Sakura? wajahmu lesu begitu?," Tanya Ino sedikit khawatir sama sahabat kecilnya itu.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja..." Sakura tidak melanjutkan kalimatnya dan hanya menatap keluar jendela bus.

"Hanya saja... apa?" Ino sedikit bingung.

"Eh, tidak apa-apa kok, hahaha, aku hanya memikirkan kita akan berjauhan setelah lulus nanti," ucap Sakura yang sebenarnya bukan hal itu yang dia sedang pikirkan.

"Kalau kau ingin berbohong, sebaiknya tinggikan lagi level kebohonganmu, aku tidak akan tertipu dengan kalimat bodohmu itu," ucap Ino yang selalu sadar jika lain di ucap Sakura dan lain yang ada dipikirannya

"Ino! Kau membaca pikiranku lagi...!"

"Bodoh, mana bisa aku membaca pikiranmu, lihat rawut wajahmu saja aku sudah tahu,"

Sakura hanya nyengir dan terdiam lagi.

"Aah...~ kau masih saja tidak menyerah dengan si rambut pantat ayam itu,"

"Ino..! dia bukan ayam,"

"Iya, iya, bukan ayam, tapi rambut pantat ayam,"

"I..NOOOO...!"

"Hahahah, Sakura...Sakura..., berapa lama pun, dia tidak akan melirikmu balik, gadis yang menyukainya terlalu banyak sampai-sampai kau tenggelam di dalam gadis-gadis itu,"

"Aku tidak seperti mereka,"

"Aku tidak menyamai sahabatku yang cantik ini dengan gadis-gadis yang gampangan seperti mereka," canda Ino, sambil mencubit pipi Sakura.

"Ino.. sakit,"

"Sudah hampir lulus pun, apa yang kau harapkan dari dia? Dia seperti tidak peka oleh gadis manapun, yang aku dengar dia bahkan tidak pernah mempacari satu gadis pun, jangan-jangan..."

"Jangan-jangan... apa?"

"Jangan-jangan dia homo, hahahaha" ucap Ino sambil tertawa menatap muka cemberut Sakura.


Di koridor lantai 4 konoha gakuen selalu sepi, karena lantai 4 hanya akan ramai pada hari sabtu dimana lantai 4 itu ruangan untuk klub ekskul. Tidak jauh dari arah ruangan ekskul musik terlihat seorang gadis yang sedang menatap malu ke arah seorang laki-laki yang ada di hadapnya, badannya yang tinggi dan kulitnya yang putih bersih namun tidak sesuai dengan tatapannya yang selalu menatap hampa siapapun.

"Ada apa?" ucap Sasuke menatap malas gadis dihadapannya.

"Aku..."

"Aku menolak,"

Gadis itu hanya tersentak kaget, kalimat yang belum selesai di ucapkannya sudah di balas mentah-mentah oleh Sasuke.

"Tapi, aku belum selesai"

"Aku sudah tahu apa yang akan kau ucapkan, jadi minggirlah dan jangan buang-buang waktuku"

Gadis itu terdiam, dan membiarkan Sasuke pergi begitu saja. Pernyataan cintanya sudah jelas di tolak oleh Sasuke.

"Kenapa? Padahal aku sangat mencintaimu Sasuke, hiks" ucap gadis itu gadis sambil menutup wajahnya yang malu dan air matanya yang mulai mengalir.

Sasuke yang sudah berjalan jauh tidak mendengarkan apa-apa lagi dari gadis yang entah sudah urutan keberapa yang menembaknya.

Yaah, begitulah Sasuke, sosok wajahnya yang begitu tampan sampai hampir seluruh murid di konoha gakuen jatuh hati kepadanya tapi tidak ada satu pun yang ingin di anggap spesial oleh Sasuke.


"Ingat Sakura, jangan terlalu baik kepadanya," ucap Ino

"Iya, iya,"

"Hay..~ gadis-gadis, apa yang kalian bicarakan?" tanya Naruto, salah satu teman Sakura dan satu-satunya laki-laki yang akrab dengan Sasuke.

"Ini bukan urusanmu, Naruto," ucap Sakura.

"Sakura-chan, kau pelit sekali,"

"Aku sudah bilang bukan urusanmu," ucap sakura dengan nada sedikit naik.

"Kalian jangan bertengkar di kelas, ini masih pagi,"

"Maaf, Ino," kata Sakura dan hanya duduk malas di kursinya.

"Eh, Naruto, apa Sasuke sudah punya pacar?" tanya Ino, yang membuat Sakura langsung mendengar serius pertanyaan Ino.

"Pacar? Sasuke? hmm..., hahahah, mana mungkin dia punya pacar, hahaha," ucap Naruto dengan girang. Ino dan Sakura hanya menatap kesal dengan ucapan Naruto.

"Yang serius," Ucap Ino.

"Kalau tidak percaya, tanyakan saja langsung, dia itu malas akan hal orang spesial,"

Sakura terdiam dan hanya sibuk dengan pikirannya, Ino pun hanya menatap malas ke arah Naruto yang sibuk nyengir-nyengir tidak jelas.

"Hoo, aku paham," ucap Naruto melirik ke arah Sakura.

"Apa?" Sakura jadi gugup saat di tatap Naruto.

"Kau paham apa?" Ucap Ino menghalangi tatapan Naruto ke Sakura.

"Tidak jadi, hahaha," ucap Naruto dan berjalan keluar kelas tanpa ada penjelasan dari kalimatnya tadi.

Ino semakin kesal menatap Naruto yang mengucapkan kalimat yang membuatnya penasaran. Sakura hanya menghelas napas dan sedikit paham dengan maksud tatapan Naruto tadi. Naruto semakin tahu kalau Sakura itu menyukai Sasuke, tapi Sakura tidak pernah memberi respon ke Sasuke dan hanya terdiam, terdiam menatap sosok yang sangat di cintainya.


Jam pelajaran telah usai Sakura mulai menyimpan buku-bukunya dan Ino yang duduk didepan Sakura hanya membaringkan kepalanya di meja, kepala Ino sedikit pening dengan pelajaran yang semakin rumit dan sedikit berat baginya.

"Jangan putus asa begitu," ucap Sakura melihat sahabatnya itu yang mulai bosan dengan jam pelajaran terakhir tadi.

"Biarkan aku sendiri Sakura, kepalaku benar-benar berat dengan semua pelajaran tadi," ucap Ino dengan tetap pada posisinya.

"Bersemangtlah, ini sudah tahun terakhir kita,"

Jauh dari tempat duduk Sakura dan Ino, seseorang dengan mata onyxnya masih menatap ke arah Sakura. entah apa yang sedang dipikirakannya, dia hanya menatap Sakura tanpa mengalihkan pendangannya, sedangkan yang di tatap tidak sadar diri dan terus mengoceh riang dengan sahabatnya.

"Apa ada yang mengganggumu?" kata Naruto melihat Sasuke yang terus menatap Sakura.

"Tidak ada," ucap Sasuke dan masih menatap Sakura, namun rawut wajah topengnya itu susah di baca oleh Naruto, wajahnya begitu tenang, wajah berseri-seri pun tak tampak meskipun Sasuke masih menatap Sakura.

"Apa Sakura..."

"Tidak ada, dan tidak usah bertanya aneh-aneh lagi, aku mau pulang," ucap Sasuke memotong kalimat Naruto.

"Woii... Teme aku belum selesai ngomong!" ucap kesal Naruto yang tidak digubris Sasuke.

Ino dan Sakura yang sedang asik berbincang-bincang mengalihkan pandangan mereka ke deretan kursi di seberang yang sedikit berisik oleh teriakan Naruto ke arah Sasuke. Sakura hanya menoleh dan melihat Sasuke yang berjalan keluar kelas.

"Dasar pasangan yang suka bertengkar," ucap Ino.

"Ino.. kalimatmu itu menggangguku," cubitan keras mendarat di pipi Ino.

"Hahaha, aku hanya bercanda Sakura,"


Sakura POV

Keesokan harinya...

Kalimat-kalimat Ino sedikit menyadarkanku. Aku memang seharusnya tidak mengharapkan apa-apa dari dia, aku hanya sepintas saja menyukainya, mungkin karena dia memang tampan, iya sangat tampan, apa wajahnya yang membuatku suka padanya? Atau..., tidak, bukan itu, itu bukan hal yang pertama yang aku perhatikan dari dia saat pertama kali bertemu, matanya, iya.., aku menatap matanya, meskipun kelam, terasa sangat hangat saat menatap matanya, dan hal berikutnya, dia sangat baik dan tidak pernah mengeluh apapun, meskipun pasti masih banyak hal yang belum aku ketahui darinya. Tapi... sama saja, tidak ada gunanya memperhatikan orang yang tidak memperhatikan kita. Hanya membuang-buang waktu saja, tapi masih ada sedikit hal kecil di hatiku yang tidak ingin melepaskannya. Apa? Apa dia merasakan hal yang sama ? atau dia memang seperti kata Ino dan Naruto, Sama sekali tidak akan peka oleh gadis manapun, dan tidak pernah mengganggap siapapun spesial. Tapi... pasti ada, pasti ada celah sedikit dari sosok Sasuke yang akan peka meskipun hanya sedikit.

Terlalu banyak melamun, akhirnya kakiku tersandung oleh kakiku yang satunya dan membuat keseimbanganku sedikit terganggu, aku hanya menutup mataku dan membiarkan lantai yang menadah badanku, eh? Tunggu dulu, terasa ada yang menahanku. Perlahan ku buka mataku dan menatap tangan seseorang yang tidak asing menahanku agar tidak jatuh dengan memegang bahuku kuat-kuat, siapa? Aku mencoba berdiri baik-baik dan membalikan badan. Apa ini mimpi ? sungguh aku tidak ingin bangun jika ini adalah mimpi, aku bisa menghitungnya, ini untuk kedua kalinya aku menatapnya lagi, menatap matanya, bukan wajahnya, dan dia juga sadar, kalau aku hanya menatap matanya. Bingung? Aku harus bagaimana saat ini, gugup bercampur malu.

"Terima kasih" ucapku dan langsung menghilang dari hadapannya tanpa menunggu balasan kalimatnya atau apapun, yang ada dipikiranku hanya harus lari sejauh-jauhnya dan tidak menoleh sedikitpun ke arahnya.

End Sakura POV


Normal POV

Sasuke hanya menatap Sakura yang berjalan terburu-buru setelah mengucapkan "terima kasih", Sasuke bingung dengan sikap gadis yang satu ini, semakin hari semakin menjauh darinya, Sasuke semakin penasaran dan Sasuke sadar jika Sakura tidak pernah menatap wajahnya, hanya menatap matanya. Mereka jarang berbicara di sekolah meskipun satu kelas, Sakura juga tidak pernah menyapanya atau memanggilnya, sama sekali tidak pernah, bahkan sampai mereka akan lulus pun Sakura tidak pernah menyebut namanya. Sasuke memang tidak peka terhadap gadis manapun, tapi Sakura sedikit menarik perhatiannya, Sakura berbeda, tidak seperti beberapa gadis yang sudah menyatakan cinta kepadanya. Sasuke berpikir Sakura membencinya, itulah sebabnya Sakura tidak ingin mengobrol atau memanggilnya, padahal saat mereka bertemu di gerbang sekolah untuk pertama kalinya, penerimaan murid baru di konoha gakuen mereka hanya saling menatap dan bertanya satu sama lain 'apa kau murid konoha juga?' hanya itu, mereka hanya mengucapkan hal itu dan tidak pernah lagi ada obrolan setelah mereka masuk kelas.

Lama memikirkan masa lalu, Sasuke berjalan menuju kelasnya sambil memikirkan gadis yang membuatnya penasaran.

"Ada apa? Hari ini wajahmu berseri-seri?" tanya Ino, saat mereka berdua berada di bus menuju arah pulang sekolah.

"Tidak ada apa-apa," ucap Sakura dan menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah, tatapan kedua kalinya dengan Sasuke selalu melintas dipikiran Sakura jika mengingat kejadian tadi siang.

Ino yang sudah paham dengan sikap sahabatnya itu, hanya terdiam dan tersenyum menatap Sakura. Ino mulai berpikir bagaimana akhirnya mereka berdua, Sasuke dan Sakura, apa mereka benar-benar akan bersama, atau Sakura akan terus memendam perasaannya. Ino berharap ada sedikit keajaiban dari mereka berdua itu, meskipun Ino sendiri masih berharap Sakura mendapatkan seseorang yang lebih baik dari pada Sasuke, yang entah bagaimana sikap asli si uchiha itu terhadap Sakura nantinya.

Beberapa menit kemudian Sakura turun duluan dan mereka berpisah, jarak rumah Ino masih jauh dari jarak rumah Sakura.

Sesampainya di rumah, Sakura segera masuk ke kamarnya dan beristirahat, tiba-tiba ponsel sakura berdering.

Naruto calling...

"Halo? Ada apa Naruto?" ucap Sakura.

"Sakura chan, minggu ini apa kau ada waktu kosong?"

"Minggu ini, uhmm... tidak ada?"

"Bagus, aku ingin mengajakmu ke pantai dan jangan lupa mengajak Ino juga ya,"

"Baiklah," kata Sakura, meng-iya-kan ajakan Naruto.


Suasana pantai di minggu pagi yang cukup ramai, terlihat mereka berempat masih saling menyapa karena naruto sedikit terlambat, berempat? Sosok yang ada di samping Naruto sedikit membuat Sakura terkejut, Sasuke, Sasuke datang bersama Naruto dan Sakura sama sekali tidak diberitahukan oleh Naruto. Sakura terdiam dan tidak memperhatikan Naruto atau pun Sasuke, hanya Ino yang menyapa mereka dan mereka bergegas mencari tempat yang kosong untuk menggelar tikar dan menancapkan payung pantai di pasir.

"Ada apa Sakura?" tanya Ino, melihat Sakura hanya terdiam.

"Aku tidak apa-apa?" ucap Sakura pelan, dan tetap pada posisinya tidak ingin melihat siapapun saat ini.

"Apa kau tidak suka jika aku ikut?" suara bariton uchiha terdengar di telinga gadis berambut softpink itu, dan kini mata Sakura menatap lagi mata Sasuke. " Apa kau tidak suka jika aku ikut?" Sasuke mengulang kalimatnya lagi setelah Sakura menatapnya.

"Jangan salah paham, aku tidak ada bermaksud seperti itu" ucap Sakura gugup,

"Lalu?" tanya Sasuke lagi.

Ino yang dari tadi berada di samping Sakura tiba-tiba menghilang begitu juga Naruto mereka berdua memberikan waktu untuk Sasuke dan Sakura untuk saling mengobrol, meskipun obrolan mereka adalah salah paham Sasuke yang selalu berpikir dia dibenci oleh Sakura.

"Tidak usah pikirkan, aku tidak memikirkan hal seperti itu," ucap Sakura dan berusaha menenangkan dirinya yang rasanya ingin meledak karena berbicara dengan Sasuke, sosok yang sangat di cintainya itu.

"Hn," Sasuke Masih menatap Sakura. dan seperti biasa Sakura akan menatap mata Sasuke 'lagi'

"Naruto tidak memberitahuku jika kau ikut," ucap Sakura tiba-tiba.

"Aku yang memaksanya mengajakku," kata Sasuke,

Sakura terdiam dan sibuk mencari sosok Ino dan Naruto yang sejak tadi menghilang, membiarkan dirinya terbiasa berada di dekat Sasuke, meskipun detak jantungnya sekarang tidak karuan, wajah Sakura sedikit memerah.

"Ada apa? Apa kau sakit? Wajahmu memerah?" ucap Sasuke dan tangannya bergerak perlahan mendekati kening Sakura dan tiba-tiba Sakura menundukkan wajahnya,

"Aku baik-baik saja" ucapkan Sakura, dan tidak peduli jika Sasuke batal memegang keningnya.

"Ino dan Naruto dimana? Aku akan pergi mencari mereka," kata Sakura dan bergegas mencari dua sosok yang sekarang membuatnya kesal. Tega sekali mereka kabur.

Sasuke tidak merespon dan menatap Sakura pergi begitu saja. Sedikit ada rasa senang di wajah Sasuke, akhirnya mereka bisa mengobrol setelah sekian lamanya, dan Sasuke sadar, Sakura tidak pernah membencinya, hanya saja Sasuke masih penasaran dengan alasan Sakura selalu menjahuinya.

Di tempat lain...

"Apa tidak apa-apa meninggalkan mereka berdua?" tanya Naruto.

"Tidak apa-apa, biarkan mereka puas mengobrol," ucap Ino

Mereka berdua masih asik makan ice cream di salah satu warung yang ada di pinggir pantai.

"Oh, jadi ini rencana kalian," ucap seseorang dari arah belakang Ino dan Naruto.

Ino dan Naruto bergegas berbalik dan menatap wajah Sakura yang begitu kesal. Akhirnya yang mendapat pukulan maut hanya Naruto sedangkan Ino, sibuk di ceramahi oleh Sakura. Setelah acara sidang hukuman dadakan Dari Sakura, mereka segera kembali ke arah tempat mereka tadi, terlihat Sasuke yang terbaring di tikar dan tertidur lelap. Naruto yang timbul ide jahilnya, ingin mengganggu tidur Sasuke, namun hal itu di tegur oleh Sakura, dan akirnya Naruto batal menjahili Sasuke, kemudian mereka bertiga berlari ke arah laut dan berenang.

Tidak lama, Sakura berhenti berenang, sedangkan Ino dari Naruto sibuk balapan renang. Sakura berjalan menghampir tikar yang ada di samping Sasuke, duduk dan menatap ke arah laut.

Sasuke yang sudah terbangun, tidak membuat suara-suara apapun dan terdiam seakan-akan masih tidur.

"Apa Sasuke masih tidur?" ucap Sakura dan menoleh ke samping, posisi Sasuke yang membelakanginya tidak menampakan jika dia sudah bangun. "biarkan sajalah, pasti dia sangat ngantuk,"ucap Sakura lagi dan tidak membangunkan Sasuke.

"Sudah hampir lulus dan aku masih tidak berani berbicara dengannya," kata Sakura, Sasuke jadi penasaran dengan siapa orang yang dibicarakan Sakura.

"Dan aku sedikit jahat, tidak pernah memanggil namanya," lanjut Sakura yang membuat Sasuke semakin penasaran lagi.

"Apa Sasuke sadar jika aku terlalu cuek padanya, padahal aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya sedikit, eh, bukan, aku betul-betul malu jika berhadapan langsung dengannya,"

Akhirnya rasa penasaran Sasuke terjawab semuanya, kenapa sampai sekarang Sakura seperti mengabaikannya. Ternyata hanya malu dan membuat Sasuke tersenyum.

"Apa yang sudah ku ucapkan, semoga Sasuke tidak terbangun dengan kalimat-kalimatku tadi, bodoh," ucap Sakura lagi menghentikan obrolan bersama dirinya sendiri,

Sakura akhirnya terdiam, dan tidak berapa lama Sasuke benar-benar terbangun, dan membuat posisinya terduduk.

"Apa sudah sore?" tanya Sasuke.

"Ah? B-belum," Sakura tiba-tiba kaget melihat Sasuke terbangun dan bertanya kepadanya. Sakura mencoba mengalihkan pandangnya ke arah Sasuke dan Sasuke tidak menatapnya hanya menatap ke arah laut dan mendapati Ino dan Naruto yang masih sibuk berenang.

"Kau tidak ikut mereka?" tanya Sasuke dan menatap Sakura.

"Tidak," ucap Sakura dan mereka saling bertatapan lagi. Sakura merasa detak jantung semakin cepat, apa yang ada dipikirannya adalah lari sejauh mungkin, tapi jika Sakura melalukan hal itu, hanya akan membuatnya malu.

"Sakura," panggil Sasuke, dan yang di panggil masih tetap terdiam dalam pikirannya sendiri.

"Sa..ku..ra.." panggil Sasuke lagi dengak sedikit menekan nama Sakura.

"Ma-maaf..," ucap Sakura, menyadarkan dirinya yang melamun dari tadi.

"Kau kenapa ?" Tanya Sasuke,

"Ti-tidak, aku tidak apa-apa, hehehe" Jawab Sakura, pura-pura tenang.

"Sering-seringlah mengobrol, jika kau cuek seperti itu, terasa seperti menyebalkan," ucap Sasuke tiba-tiba dan yang di ajak bicara hanya menatap lebar-lebar. Sasuke tersenyum melihat reaksi Sakura namun Sakura yang tidak sadar masih sibuk mencerna kalimat-kalimat Sasuke tadi.


Acara piknik dadakan telah usai masing-masing kembali ke rumahnya begitu juga Ino dan Sakura yang masih berada dalam bus menunggu sampai, selama di perjalanan Sakura hanya senyum-senyum yang membuat Ino sedikit penasaran.

"Hei, apa yang kalian berdua bicarakan?" tanya Ino penasaran.

"Bukan apa-apa kok, tidak ada yang istimewa," ucap Sakura dan senyumnya semakin lebar.

"Jangan-jangan kalian jadian ya?" kata Ino, semangat.

"Mana mungkin! Aku dan Sasuke tidak jadian sama sekali kok," ucap Sakura dan memasang wajah cemberut.

"ahh..~ sudah aku duga, bukan hal yang istimewa,"

"Ino... itu kalimatku tadi," kata Sakura, memasang muka datar di depan Ino.

"Hahaha, maaf, tapi, setidaknya kalian menjadi akrab,kan?"

"uhm, semoga, aku ingin terus bersamanya,"

"berjuanglah, pasti kalian akan di satukan," ucap Ino, memberi semangat kepada Sakura.


Jadwal piket hari ini sedikit menahan Sakura pulang, Ino yang sedang ada janji dengan keluarganya pulang lebih awal tanpa menunggu Sakura. kali ini yang piket adalah Sai dan Sakura.

"Kalau capek, pulanglah duluan," ucap Sai.

"Aku tidak mau berutang budi lagi, kau selalu saja menyuruhku pulang duluan, padahal tugas piketnya belum kelar,"

"Hahaha, kau ini, aku tidak akan memintamu untuk membalasnya," ucap Sai sambil tersenyum manis kepada Sakura.

Sai adalah salah satu teman Sakura dan Ino, mereka Sangat akrab sejak masih kelas 1 di konoha gakuan, Sai sangat baik kepada Sakura dan selalu saja ada saat Sakura berharap ada pertolongannya, namun Sai dan Naruto tidak akrab, Naruto sangat membenci Sai, apalagi jika Sai tersenyum kepadanya, Naruto menganggap Sai hanya tersenyum palsu kepadanya.

"Sebaiknya aku mengganti air pelnya dulu ya," kata Sakura bergegas menuju ke toilet untuk mengambil air.

Jarak kelas Sakura dan toilet cukup jauh melewati beberapa kelas, dan saat Sakura melewati kelas, terdengar suara orang yang sedang berbicara, karena penasaran akhirnya Sakura berbelok dan mendapati satu ruang kelas yang pintunya sedikit terbuka, di intipnya perlahan, dan Sakura hanya membulatkan mata dan menutup mulutnya yang menganga, yang ada di hadapannya adalah Sasuke bersama seorang gadis dari kelas lain, gadis itu berkaca mata dan berambut merah, dengan posisi gadis berambut merah itu berhadapan merangkul Sasuke, sedangkan Sasuke hanya terdiam menatap karin, gadis yang bersama Sasuke sekarang ini, tidak ingin mengintip lama-lama, Sakura bergegas berjalan mundur perlahan agar tidak membuat suara dari sepatunya, merasa cukup agak jauh dari pintu kelas itu, Sakura bergegas berlari ke ruangan kelasnya.

"Maaf Sai, apa aku bisa pulang duluan?" ucap Sakura dengan matanya yang berkaca-kaca,

"Apa mau aku temani pulang?" tanya Sai merasa ada yang aneh dari Sakura. tanpa berpikir panjang Sakura mengangguk memberi tanda kepada Sai untuk pulang bersama.

Saat mereka berjalan keluar kelas menuju pintu keluar,jauh dari arah belakang Sai dan Sakura, Sasuke berdiri dan terdiam memandang ke arah mereka berdua.

Sepanjang perjalanan pulang, Sakura hanya terdiam dan tidak menyadari Sai terus memperhatikannya dengan wajah khawatir.

"Sakura, ada apa?" tanya Sai,

"Semuanya baik-baik saja kok, memangnya ada yang aneh?" ucap Sakura menyembunyikan perasaan kacaunya.

"Tidak ada, hanya saja, kau lebih terdiam hari ini, atau cuma perasaan aku saja," ucap Sai.

"Tidak usah khawatir," ucap Sakura dan memasang wajah yang menandakan dia baik-baik saja, namun pikiran Sakura masih kacau dengan pemandangan saat di kelas tadi.

"Iya,"


Keesokan harinya.

Saat ini Ino sedang sibuk memperhatikan Sakura yang sejak awal jam istirahat masih terlihat tenang, bangku di seberang yang biasanya Sakura lirik, sama sekali tidak pedulikan lagi oleh Sakura, Sakura sibuk dengan buku bacaannya dan tidak juga mengganggu Ino atau menggubris Naruto.

"Hey, Sakura..., apa kau ini benar-benar Sakura," ucap Ino memasang wajah curiga di hadapan Sakura.

"Memangnya aku siapa? Alien?" canda Sakura.

"Kalau kau memang alien, bagaimana?" Ino membuat wajah histeris.

"Hahaha, Ino, kau ada-ada saja,"

"Aku tidak bercanda, hari ini kau terlihat sangat tenang,"

"Sepertinya kau butuh makan siang, sebaiknya kau keluar mencari makan siang biar pikiranmu tenang," kata Sakura.

"Aku tidak lapar, uhmm.., kau menyembunyikan sesuatu yaa? Ayo cepat ceritakan padaku,"

Sakura terdiam cukup lama dan melanjutkan bacaannya, tidak peduli lagi kalau sekarang Ino mulai marah-marah dan mengoceh, Sakura hanya butuh waktu untuk berpikir tenang, kejadian di kelas kemaren masih terbayang-bayang dalam pikirannya, sosok yang sangat di sukainya berada di dalam kelas bersama gadis yang tidak dikenalnya dengan posisi yang siapa saja melihatnya pasti akan berpikiran lain.

"Sakura" Panggil seseorang.

Suaranya yang begitu khas sangat di hapal oleh Sakura, Sakura tidak melihat siapa yang memanggilnya, Sakura hanya sibuk dengan buku yang ada di hadapannya.

Sosok yang memanggil Sakura merasa tidak di respon dan memanggilnya lagi, dan tetap tidak ada respon, membuat si mata onyx ini menjadi sedikit kesal. Ino yang sejak tadi menatap Sasuke, sedikit bingung dengan sikap Sakura, biasanya dia akan langsung merespon panggilan Sasuke dengan wajah memerah, tapi ini tidak, tidak ada sama sekali respon dari Sakura.

Sasuke mulai sedikit kesal dan merampas buku Sakura, Sakura yang kaget dengan tingkah Sasuke, masih tetap terdiam dan menundukkan wajahnya, tidak ingin menatap Sasuke, menatap mata Sasuke yang membuatnya luluh.

"Ada apa, Sasuke?" ucap Sakura yang akhirnya angkat bicara.

"Kenapa mengacuhkan panggilanku?" ucap Sasuke sambil memasang wajah dinginnya, Sasuke merasa Sakura mulai menjauhinya lagi, padahal mereka sudah berbicara terang-terangan dan tidak ada lagi yang namanya menjauhi karena hal sepeleh.

"Maaf, sudah mengacuhkanmu," ucap Sakura datar dan langsung berjalan meninggalkan kelas.

"Sakura, tunggu!" kata Ino dan menyusul Sakura,

Sedangkan Sasuke masih terdiam di tempatnya tanpa sepatah kata pun,

"Ada apa? Kalian seperti sedang bertengkar," kata Naruto yang berjalan dari arah belakang Sasuke.

"uhmm..., Naruto,"

"iya?"

"Cari tahu Sakura kenapa,"

"Haa? Aku? Sakura Chan malas berbicara serius denganku,"

"Aku serahkan kepadamu," ucap Sasuke dan berjalan keluar kelas,

"Eh, tunggu dulu! Mana mungkin aku berbicara langsung dengan Sakura, Sasuke...! temee...!" Teriak Naruto namun tidak ada respon sama sekali dari Sasuke, Naruto hanya memasang wajah kesalnya.


"Oh.. ternyata itu masalahnya," ucap Ino.

Setelah Sakura menjelaskan semuanya membuat Ino menjadi paham sikap Sakura yang tiba-tiba berubah terhadap Sasuke.

"Ino, jangan tanyakan ke siapa-siapa yaa, janji?"

"Janji, tapi apa kau tidak menanyakannya langsung ke Sasuke, apa benar mereka seperti itu, atau tanpa sengaja gadis itu yang menjebak Sasuke, bisa saja seperti itu,"

"Menjebak?" Sakura mulai berpikir, kalau saja gadis itu memang menjebak Sasuke dan keadaannya tidak seperti yang di pikirannya.

"Kau sendiri tahu, penggemar Sasuke itu terlalu banyak di sekolah ini, semua gadis ingin menjadi orang spesial buat Sasuke, gadis itu mungkin sudah merencanakan hal yang jelek buat Sasuke,"

"Mungkin saja," ucap Sakura perlahan dan mulai berpikir kalau semua yang di lihatnya itu hanya jebakan dan bukan hal yang sebenarnya, seperti yang di katakan Naruto 'Sasuke malas akan hal orang spesial',

"Sebaiknya kau minta maaf, Sasuke tidak benar-benar salah, gadis yang bersamanya itu harus di salahkan," ucap Ino.

Sakura bergegas pergi meninggalkan Ino dan mencari Sasuke. tepat saat Sakura berbelok di koridor, Sakura menemukan Sasuke sedang berdiri dan berbicara dengan..., langkah Sakura terhenti matanya kini membulat dan menatap seseorang yang sedang berbicara dengan Sasuke, Gadis berambut merah yang kemaren, tanpa sadar Sakura sudah dekat dengan mereka, Sasuke yang sadar akan kehadiran Sakura langsung menatap ke arah Sakura dan gadis yang sejak tadi berbicara dengannya tidak pedulikan lagi,

"Siapa kau?" tanya Karin, gadis berambut merah itu.

"Eh, aku.. aku.." Sakura menjadi gugup dan kaget saat di tanya oleh Karin.

"Dia orang spesial buatku," ucap Sasuke tiba-tiba, menggenggam tangan Sakura dan menariknya pergi dari Karin yang hanya terdiam menatap mereka. Saat Sasuke dan Sakura jauh, Karin memandang kesal ke arah Sakura.

Meskipun sudah jauh dari Karin, Sasuke tetap tidak melepas genggamannya, sampai mereka berbelok dan Sasuke baru melepas genggamannya, wajah Sakura saat ini sangat memerah, tidak percaya dengan apa yang di katakan Sasuke tadi dan menggenggam tangannya untuk pertama kalinya.

"Akhirnya aku bebas," Ucap Sasuke.

"Apa?" ucap Sakura bingung.

"Sedikit berbohong terhadap Karin akan membuatnya kapok untuk tidak mengerjarku lagi," kata Sasuke.

Seketika Sakura kaget, dan hanya terdiam,

apa? Bohong? Jadi yang di katanya tadi bukan hal yang sebenarnya, aku bukan orang spesial Sasuke, aku hanya di manfaatkan.

Sasuke hanya memasang wajah datar saat memandang Sakura, sedangkan Sakura masih tertunduk dan tidak ingin mengucapkan apa-apa lagi, perlahan Sakura berbalik dan berjalan menjauh dari arah Sasuke. Sasuke tidak sama sekali mecegatnya pergi atau meneriaki nama Sakura, Sasuke membiarkan Sakura pergi begitu saja.

"Apa hanya seperti itu?" ucap Sasuke perlahan menatap Sakura yang semakin jauh. "Bertahanlah dan aku akan mendatangimu lagi" sambung Sasuke dan berjalan ke arah sebaliknya dari Sakura.


Saat pulang sekolah, Sakura tidak pulang bersama Ino, Sakura memilih pulang sendirian, berjalan sendirian di taman kota yang lumayan ramai saat sore hari, beberapa orang yang sedang berjalan santai, ada juga ibu-ibu yang sedang berbincang-bincang, dan anak-anak kecil yang main kejar-kejaran, Sakura berhenti berjalan dan menduduki sebuah kursi panjang yang ada di taman kota itu, tempatnya sejuk dan pepohonan yang tumbuh subur serta bunga-bunga yang indah tertata rapi di daerah situ.

"Haa...~ ternyata sikap asli Sasuke seperti itu, kata Naruto memang benar, sebaiknya aku tidak usah memperdulikannya lagi, Sasuke tidak akan pernah menyukaiku," ucap Sakura yang merasa hatinya sekarang sedang rapuh,

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya seseorang yang berdiri di hadapan Sakura.

Sakura langsung menoleh dan mendapati orang yang baru saja dia bicarakan tadi.

"Sasuke?"

Sasuke tetap pada posisinya dan menatap Sakura.

"Aku hanya berjalan-jalan," ucap Sakura dan menundukan wajahnya.

"Pulanglah, jangan melakukan hal yang tidak ada gunanya,"

"Bukan urusanmu, dan kau tidak perlu mengaturku," ucap Sakura.

"Aku mau mengaturmu," ucap Sasuke tiba-tiba.

Sakura yang sejak tadi menunduk saat berbicara dengan Sasuke, kini menatap Sasuke dengan wajah yang begitu kaget.

"Apa maksudmu?"

"Pulanglah, aku tidak suka melihatmu berkeliaran tidak jelas seperti ini," kata Sasuke dan berjalan pergi dari Sakura.

"Tunggu...!" Teriak Sakura dan membuat Sasuke berhenti berjalan namun tidak membalikkan badannya.

"Sebenarnya apa maumu? Tiba-tiba membohongiku, tiba-tiba menjadi baik, tiba-tiba mengucapkan hal yang membuatku tidak bisa percaya, kenapa? Kenapa seperti itu? Apa kau ingin mempermainkanku?" ucap Sakura sedikit menahan amarahnya.

"Aku hanya ingin kau paham satu hal," Ucap Sasuke dan berbalik, berhadapan dengan Sakura, "Cobalah bertahan, dan kau akan mendapatkan jawabannya," sambung Sasuke dan kembali berjalan meninggalkan Sakura.

Sakura masih terdiam menatap Sasuke yang pergi.

Apa itu ? apa itu sebuah tanda? Ataukah itu cuma sebuah jebakan yang sengaja di buatnya, aku sangat bingung, apa sebenarnya yang kau inginkan Sasuke, apa kau sedang mengujiku?

Sakura berjalan gontai menuju rumahnya dan masih memikirkan kalimat-kalimat Sasuke.

Dia menyuruhku bertahan dan akan menemukan jawabannya, sepertnya Sasuke ingin aku tetap menyukainya, APA...! jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku menyukainya dan dia ingin mengujiku, apa benar seperti itu.

Sakura masih sibuk dengan pikiran dan tetap berjalan menuju rumahnya.

"Yosh..! aku sudah paham, baiklah... kalau ini sebuah ujian, aku akan menghadapinya, lihat saja Sasuke aku akan tetap menunggumu" ucap Sakura dengan semangat.


Pagi hari yang cerah di dalam bus terlihat dua orang gadis yang sedang duduk di kursi paling belakang tanpa ada yang berbicara sama sekali. Sakura hanya tertunduk lesu, sedangkan Ino menatap bingung ke arah Sakura.

"Ini sudah berminggu-minggu tapi kenapa sikapnya biasa saja?" ucap Sakura dan masih tertunduk lesu.

"Kau ini aneh, mana mungkin dia akan langsung menyukaimu begitu saja, pasti itu adalah kalimat jebakan,"

"Tapi matanya tidak berbohong,"

"Matanya sulit di tebak, dia itu sangat menyebalkan,"

Sakura semakin tertunduk lesu, "Apa yang harus aku lakukan Ino?"

"Segeralah menjauh darinya dan tidak usah mengharapkannya lagi,"

"Tapi..."

"Sakura, karena kau sahabat baikku, aku tidak akan mendukungmu dengannya, mengerti?"

"Kasih aku waktu untuk berpikir,"

"Baiklah, aku jamin dia hanya menjebakmu," ucap Ino yang percaya 100% akan pendapatnya sendiri.


Suasana kelas yang tenang karena jam masih menunjukkan pukul 06:30, Sakura dan Ino yang tidak ingin terlambat selalu datang pagi hari, begitu juga Sasuke, selalu datang lebih awal, kecuali Naruto, dia akan selalu terlambat, dan Sai biasanya datang tepat waktu, sebelum guru masuk ke kelas.

Sakura dan Ino yang kembali sibuk masing-masing di kursinya, Sakura membaca buku dan Ino yang sibuk dengan ponselnya.

"Sakura,"

"Sasuke, ada apa?"

"Ikut aku," Kata Sasuke dan langsung berjalan keluar kelas.

"Tu-tunggu dulu, mau kemana?"

Namun Sasuke tidak berbalik dan tetap berjalan keluar kelas.

"Sudah, pergi sana, diakan memanggilmu," kata Ino tanpa berpaling dari layar ponselnya.

Sakura hanya mengangguk pelan dan segera keluar mengikuti Sasuke berjalan di sampingnya.

"Kita mau kemana ?"

"Ke tempat yang tidak ada orangnya," ucap Sasuke dan memasang wajah yang sedikit membuat Sakura takut.

"Aku tidak jadi ikut!" teriak Sakura dan ingin segera berbalik pergi namun tangannya sudah di genggam kuat-kuat oleh Sasuke.

"Terlambat, kau harus tetap mengikutiku," ucap Sasuke dan tiba-tiba tersenyum yang membuat Sakura semakin ketakutan.

Sesampainya di atap sekolah, Sasuke tetap berjalan dengan santai dan tidak melepaskan genggamannya.

"Duduklah" ucap Sasuke.

"Eh? Duduk?"

"Sudah jangan banyak tanya, duduk saja,"

Sakura mengikuti perintah Sasuke dan duduk bersandar di tembok.

"Luruskan kakimu,"

"Aku tidak mau!"

"Kau ini susah di atur ya?"

"Aku tidak mau di atur-atur olehmu!" ucap Sakura sedikit kesal.

Tiba-tiba Sasuke duduk di paha Sakura dan membuat jarak mereka sangat dekat.

"Lakukan perintahku atau kau akan..."

"Apa?"

Sasuke tidak lagi berbicara dan semakin memperpendek jarak wajahnya dengan wajah Sakura, Sakura langsung menutup matanya rapat-rapat dan tiba-tiba terasa ada kepala yang berbaring di atas paha Sakura. Sakura langsung membuka matanya dan mendapati Sasuke tertidur di atas pangkuannya.

"Jangan harap aku akan menciummu" ucap Sasuke.

"A-Aku tidak mengharapkan hal seperti itu,"

"Aku bisa membaca pikiranmu,"

Satu tepukan tangan mendarat di jidat Sasuke, Sasuke langsung terbangun dan memegang jidatnya.

"Apa yang kau lakukan! Itu Sakit tahu!"

"Apa Mau lagi aku tambah tangan yang satunya, ha?"

"Kau ini seorang gadis tapi kekuatanmu seperti monster,"

"APA! Sini, biar lengkap tangan yang kiri juga harus menepuk jidatmu keras-keras,"

Dan akhirnya Sakura mencoba menepuk jidat Sasuke lagi namun di halang-halangi oleh tangan Sasuke, semakin Sakura ingin menepuk, semakin Sasuke keras menahan tangan Sakura. yang terpapang di wajah Sakura hanyalah wajah terseyum ingin menjahili lagi Sasuke, begitu juga Sasuke hanya tertawa sambil menahan tangan Sakura.

"Sudah cukup, kau hanya membuatku tertawa," kata Sasuke.

"Kau ini sungguh menyebalkan," Kata Sakura dan ingin sekali menepuk jidat Sasuke dan akhirnya kedua tangan Sakura di genggam Sasuke.

"Apa kau senang hari ini?" Tanya Sasuke dan menatap Sakura.

"Senang?"

"Iya, apa kau senang? Dari kemarin kau selalu memasang wajah jelek,"

"Apa maksudmu dengan wajah jelek?"

"Seperti tertunduk lesu, tidak bersemangat, hanya terdiam menatap buku,"

"Itu bukan urusanmu," kata Sakura dan memandang ke arah lain,

"Itu sudah menjadi urusanku sekarang, nona berwajah bebek,"

"Kau ini betul-betul menyebalkan yaa, kau harus merasakan tangan kiriku,"

Tingg... tongg... tingg... tongg...

Bunyi bel jam pertama membuat Sasuke dan Sakura berhenti bercanda dan segera berlari ke kelas mereka.


Jam pelajaran telah usai, Sakura dan Ino sedang sibuk membereskan buku-buku pelajaran mereka, begitu juga murid-murid yang lain. Saat Sasuke berjalan keluar kelas, Sakura memandang ke arah Sasuke dan Sasuke membuat gerakan isyarat dari tangannya memanggil Sakura, kemudian Sasuke berjalan perlahan keluar kelas. Sakura yang paham dengan isyarat Sasuke tadi, langsung memandang ke arah Ino.

"Iya.. iya, aku paham kok," ucap Ino dan memberi isyarat juga untuk Sakura segera pergi.

"Terima Kasih, Ino" ucap Sakura, senang, memeluk Ino dan bergegas menyusul Sasuke.

"Mana Sakura?" Tanya Sai.

"Dia sudah pulang duluan," jawab Ino.

"Pulang duluan? Tidak biasanya kalian pulang bersamaan,"

"Yaah, seperti itulah kalau dua pasangan sedang mesra-mesranya,"

"Sakura? dengan siapa?"

"Siapa lagi, kalau bukan si wajah dingin itu,"

"Sasuke?"

"tentu,"

"Sejak kapan mereka pacaran?"

"Pacaran? Sepertinya mereka belum menyatakan perasaan masing-masing,"

"Oh, apa Sakura hanya di permainkan?"

"Entalah, si Uchiha itu sulit untuk di tebak,"

"Aku akan menghajarnya jika dia berani mempermainkan Sakura," Ucap Sai dengan wajah seriusnya.

Ino yang paham dengan suasana hati Sai, hanya menatap malas ke arahnya, Ino merasa akan terjadi perang besar untuk memperebutkan Sakura.

"Aku ucapkan, semoga berhasil saja, karena Sakura itu sangat-sangat-sangat mencintai Sasuke," kata Ino dan berjalan keluar kelas.

Sai hanya terdiam dan mengepalkan tangannya dan memasang wajah yang sedikit marah, beda dari biasanya, Sai akan bersabar dan tidak akan marah seperti sekarang ini.


Sepanjang perjalanan keluar gerbang Sekolah, beberapa murid cewek sibuk bergosip sambil memandang ke arah Sakura yang mengekor Sasuke dari belakang. Mereka berbisik dan memasang wajah kesal ke arah Sakura.

'siapa dia?'

'Katanya mainan baru Sasuke'

'Tunggu saja, Sasuke akan bosan dan membuangnya'

'Hahah, benar-benar gadis tidak tahu malu'

'benar-benar, dia sama sekali tidak ada apa-apanya'

'hahaha'

'hahaha'

Meskipun berbisik, suara mereka sedikit terdengar jelas di telinga Sakura, membuat Sakura semakin tertunduk dan tidak sadar kalau Sasuke menghentikan langkahnya, Sakura langsung menabrak punggung Sasuke.

"Aduh, maaf" ucap Sakura dan melangkah mundur.

"Jangan berjalan sambil tertunduk seperti itu,"

"Maaf, aku tidak sengaja,"

"Tidak usah dengar kata-kata mereka,"

Kalimat Sasuke hanya membuat Sakura membuka matanya lebar-lebar, Sasuke tidak memandang ke arah Sakura dan kembali berjalan.

"Hey, jangan diam saja, apa mau aku tinggal?"

"Eh, I- iya" ucap Sakura dan kembali berjalan mengikuti Sasuke.

"Jalanlah lebih cepat sedikit, dan jangan berjalan di belakangku, jidatmu yang lebar sangat sakit mendarat di punggung tadi,"

"A-Apa..., Uhk, Dasar ayam," Ucap Sakura dan memaki-maki Sasuke dengan kesal namun Sasuke hanya cuek dan tidak mendengar semua kata-kata mutiara Sakura.


Bukannya pulang ke rumah masing-masing, Sasuke sibuk mengajak Sakura ke cafe dan mereka menghabiskan waktu bedua sambil memesan ice cream, kue-kue yang enak, dan Sasuke terus-terusan memesan jus tomat.

"Sasuke, ada yang ingin aku bicara,"ucap Sakura dan berhenti memakan ice creamnya.

"Apa?" Kata Sasuke dan berhenti meminum jus tomatnya.

"Apa hubungan kita akan seperti ini?"

"Kau masih perlu di uji lagi,"

"Sampai kapan?"

"Tidak tahu," ucap Sasuke tenang.

Sakura kembali terdiam dan memain-mainkan ice creamnya dengan sedok.

"Apa kita..."

"Jangan banyak bertanya dan tetaplah bertahan," Sasuke langsung memotong ucapan Sakura tanpa peduli dengan wajah Sakura yang sedikit kaget, " Aku memberimu kebebasan, kau bisa pergi sesuka hatimu, dan kembali semaumu," sambung Sasuke dan lagi-lagi hanya menambah wajah kaget Sakura.

"uhm, Maaf, aku ada urusan mendadak, aku akan pulang duluan," ucap Sakura dan pergi begitu saja, dan lagi-lagi, Sasuke tidak mencegatnya pergi. Sasuke hanya terdiam dan melanjutkan meminum jus tomatnya.


Sakura berjalan gontai menuju tempat pemberhentian bus, tanpa sadar seseorang datang dan berjalan di sampingnya.

"Ada apa?" tanya orang itu dan membuat Sakura berhenti berjalan dan menatap orang yang berdiri di sampingnya.

"Sai, Kau, kau kenapa ada di sini?"

"Aku hanya kebetulan sedang mampir di sekitar sini, apa mau pulang?"

"Iya, aku mau pulang,"

"Kalau begitu kita pulang bersama,"

"Iya, lagi pula, jalan rumah kita sama,kan, hanya saja rumah aku duluan," ucap Sakura dan tersenyum di depan Sai.

"Oh iya, tadi kenapa? Wajahmu agak murung?"

"Ahk, tidak ada apa-apa, wajahku memang suka seperti ini, hahahah" Kata Sakura mencoba menyembunyikan perasaan sedihnya.

"Katakan saja jika ada yang mengganggumu," ucap Sai dan menatap serius ke arah Sakura.

"Terima kasih, Sai, kau memang teman terbaikku,"

"Aku akan mencoba menjadi pelindungmu, dan menjadi orang yang selalu membuatmu tersenyum," ucap Sai

Sakura hanya terdiam dan menatap Sai, menatap mata Sai yang begitu tulus kepadanya, namun lagi-lagi wajah Sasuke yang terbayang, Sakura benar-benar sulit untuk melupakan wajah Sasuke yang sepertinya sudah tertanam di pikirannya dan terasa sulit di lupakan.

Saat malam hari, Sakura merasa sulit tidur, dia hanya berbaring di kasurnya sambil memeluk bantalnya.

"Ahh..~ kau benar-benar sulit ditebak yaa... Sasuke-kun, Aku sampai merasa putus asa dengan sikapmu, Sai juga, tiba-tiba menjadi lebih baik lagi, ada apa dengannya yaa? aku semakin bingung dengan sikap baiknya yang berlebihan, apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Sakura sibuk memikirkan dua cowok yang selalu berada di sampingnya, tiba-tiba ponsel Sakura berdering, satu kotak pesan masuk.

From : Sasuke

Jangan memikirkan hal aneh-aneh dan segeralah tidur.

Tidak lama Sasuke mengirim pesan ke ponsel Sakura, Sakura langsung memasang wajah kesal dan segera membalas pesan Sasuke.

From : Sakura 'jidat'

Aku tidak mau di atur olehmu!

From : Sasuke

Aku tidak mengaturmu, hanya memberimu saran.

From : Sakura 'jidat'

Aku tidak butuh!

From : Sasuke

Jangan memasang wajah jelekmu lagi, itu sangat menyebalkan.

From : Sakura 'jidat'

Jangan menggangguku lagi, aku malas dengan kata-katamu.

-
From : Sasuke

Oh, akhirnya kau menyerah juga, kau sama saja dengan gadis yang lain.

From : Sakura 'jidat'

Apa maksudmu? Aku hanya ingin meluruskan semua masalah ini, kau memang tidak pernah menyukaiku.

From : Sasuke

Aku tidak ingin bertengkar, pergilah jika kau ingin, aku tidak akan mencegatmu.

-
From : Sakura 'jidat'

AKU SUDAH MUAK DENGANMU...!

Sasuke hanya membaca pesan terakhir Sakura dan tidak membalasnya. Di tutupnya layar ponselnya dan Sasuke berbaring di kasur, menutup matanya dan mengucapkan nama Sakura, Sasuke ingin selalu berada di dekat Sakura, namun hatinya terasa membeku dan tidak mencair sama sekali, namun saat di dekat Sakura, membuat hatinya sedikit senang dan bercanda dengan Sakura selalu ingin membuatnya tertawa, namun terasa masih ada penghalang di antara mereka berdua yang membuat si uchiha ini semakin meninggikan keegoisannya.

Sakura yang sejak tadi menunggu balasan Sasuke tak kunjung di balas, Sakura benar-benar lelah dengan sikap Sasuke, Sakura langsung menyimpan ponselnya di bawah bantal dan berharap matanya segera tertutup. Mencoba menstabilkan pikirannya dan berharap semua perasaan kacaunya malam ini akan menghilang saat pagi mendatang.


Pagi harinya, Sakura datang sedikit lebih lambat dari Ino, Sakura bertemu dengan Sai di pemberhentian bus dan mereka berjalan bersama menuju kelas.

Saat berjalan di koridor, dari arah depan Sakura dan Sai, Sasuke berjalan menuju ke arah mereka. Sakura langsung menundukkan wajahnya dan Sai menyadari hal itu. Jarak antara mereka semakin dekat, dan Sakura masih tertunduk tanpa menatap Sasuke. Semakin dekat, dan semakin dekat, Sasuke hanya berjalan melewati mereka tanpa menegur Sakura atau pun Sai, Sasuke berjalan begitu saja dan merasa seperti Sakura dan Sai itu tidak ada.

"Hiks..." terdengar isak tangis dari Sakura. Sai yang mendengar itu, langsung menatap wajah Sakura dan mendapati wajah Sakura yang sudah di banjiri air mata.

"Lupakan orang seperti dia," ucap Sai dan menghapus air mata Sakura.

Sakura tidak mengucapkan apapun dan masih tetap menangis, semakin Sakura menahan rasa sakitnya semakin dia ingin menangis, Sakura semakin terpuruk dan putus atas. Sai yang bingung dengan keadaan Sakura, langsung membawa Sakura ke hadapan Ino, dan Ino langsung memeluk Sakura, mencoba menenangkan Sahabatnya itu.

"Apa aku harus membalas orang itu?" ucap Ino, sangat kesal dengan tingkah Sasuke.

"Tidak Ino, hiks.., jangan lakukan itu, aku sudah tidak ingin berhubungan apapun lagi dengannya, hiks" ucap Sakura disela isak tangisnya.

"Biar aku yang membalasnya," ucap Sai dan Sakura langsung memegang kuat lengan Sai.

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa, tolong jangan membuat masalah ini semakin rumit, cukup masalahnya dengan aku saja," ucap Sakura mulai menenangkan dirinya.

Said dan Ino pun hanya terdiam tidak tetap berada di samping Sakura tanpa melakuakn apapun, wajah Sai kini terlihat lebih kesal.


TBC

Helloo….~

Sudah lama tidak membuat ffn lagi, sekarang baru membuat ffn yang baru. Fandom dan pair masih seperti dulu, entah mengapa susah banget move on dari SasuSaku….., *lebay*

akhir kata, mohon reviewnya…, *berharap*