Mereka berkata kepribadiannya masih sedikit lebih mendingan bila dibandingkan dengan tuan besar Kuran itu, yang kini sudah tidak berjantung dan berada dalam peti mati beku. Zero menahan refleks untuk mulai menudingkan Bloody Rose pada mereka, atas komentar seenak perut orang-orang yang dikenalnya ini. Mereka hampir terasa seperti teman, berkumpul dalam satu ruangan dan duduk, bercerita tentang petualangan mereka selama setahun penuh kejadian itu.

Lewat cara yang supel bagaimana kumpulan yang disatukan oleh kejadian-kejadian yang sama bekerja, apalagi bila sebagian besar terdiri dari vampir, semua orang―diprovokasi oleh Takuma, mendorong dan memberikan petunjuk bagaimana Kiryuu sebaiknya segera mengambil langkah untuk mengamankan tempat yang permanen di sisi Kuran Yuuki. Namun toh mereka tidak bisa melakukannya terus menerus, karena Zero adalah pekerja yang sibuk dan bekerja membantunya melupakan kehausannya untuk sementara. Hingga ia bila tidak tahan, melemparkan dirinya di salah satu jalur Yuuki atau Yuuki yang menemukannya, dan mereka mengikat diri dalam hubungan yang mutual―saling memberikan darah satu sama lain hingga salah satu pihak cukup puas, dalam hal ini Zero. Jiwanya yang kering disiram lagi, dan ia mengumpulkan cukup tenaga untuk menatap Yuuki dan terus menunggunya, menariknya, walaupun dari kejauhan. Terima ajakanku, Zero meminta lewat bisikan maupun tatapan yang lekat. Tahun-tahun ini miliku, mohon Zero, walaupun ia tahu ia tidak layak. Tangannya menggenggam Yuuki tidak ingin lepas, namun wanita itu memiliki separuh hatinya ditawan oleh orang itu sehingga ia terus lepas, dan lepas dari genggaman Zero seperti angin.

Zero tahu tidak ada tempat yang pas untuk keseluruhan dirinya di sisi Yuuki. Maka ia mengambil apa yang ada, dengan rendah hati dan dengan iming-iming darah yang manis, yang cukup mengenyangkannya, dan mampu membuatnya pelan-pelan menghapus rasa sesal itu tiap malam kala ia berharap tidak pernah memalingkan punggungnya dari Yuuki. Ia nyaris putus asa, segala lurus jalan-jalan Kuran ke depan tak menyisakan harapan baginya.

Tapi tahun-tahun bekerja.

Zero membuka rumah yang dibelinya itu untuk Yuuki dan dirinya, bagi saat-saat dimana terlalu sulit bagi Yuuki untuk lupa bila hanya ada dirinya dan anaknya itu di dalam mansion Kuran dan kemegahannya. Zero memastikan semuanya ada, dan Yuuki, dengan tidak plin-plan, mengambil apa yang ada dan membiasakan dirinya berada di rumah itu karena selain ia merasa nyaman, ia tidak begitu kesepian mengasuh anak perempuan pintar itu sendiri. Zero bukan pria paling hangat tapi ia memandang anak itu sebagai kesayangan dari wanita yang disayanginya satu-satunya. Ia menyediakan mereka pelayanan dan makanan di sela-sela perburuannya, sementara asosiasi vampir dan hunter masih menggeliat bangkit dan ia sendiri tidak memperdulikan citranya dan Yuuki untuk mereka tinggal bersama.

Menonton anak itu tumbuh besar dan mengadaptasi, memperluas pikirannya menjadi kesenangan tersendiri. Yuuki, yang waktu luangnya sempat tersita untuk mengasuhnya, bisa duduk manis lebih sering dan menikmati momen dimana ia dan Zero tinggal berdua di rumah itu dan tidak melakukan apa-apa kecuali bernapas di tengah kerat-kerit kayu di perapian. Zero tidak pernah meminta lebih kecuali Yuuki memang selalu mengenali kehausannya, dan mereka mulai dari gigitan dan tidak berhenti di ciuman. Setelah Sayori Wakaba tiada, momentum itulah yang membuat Yuuki kembali menyusun perspektifnya hingga ia mulai belajar untuk tidak melupakan tapi sekaligus membuka kembali tempat secara bersamaan. Zero tidak menghiraukan kesempatan, namun menerima apa yang dianggap Yuuki layak untuk diterimanya.

Di tahun-tahun ke depan―ia tahu setelah detak jantung kedua, kedua kali di dalam tubuh Yuuki, masih akan ada waktu-waktu dengan kebahagiaan yang tak terbayangkan, dan Zero akan memastikan tidak ada suatu hal pun yang akan menghentikannya dari mendapatkan ini.

Tahun-tahun kedepan itu akan menjadi yang terbaik dalam hidupnya.