'TANGLED'

MAIN CAST :

BYUN BAEKHYUN (GS)

PARK CHANYEOL

OTHER CAST (Find it by yourself)

.

.

.

.

One day in 1996 ..

Sore hari di sebuah taman, seorang gadis cantik berambut ikal tengah duduk di sebuah bangku yang berada di taman tersebut. Gadis itu tengah menunggu seseorang.

"Seokjin!" panggil seorang laki-laki

Seokjin tersenyum ketika laki-laki yang di tunggunya itu berlari kecil menghampirinya. Ketika laki-laki itu berada di hadapannya, ia memeluknya sebentar.

Lelaki itu tersenyum lalu menarik Seokjin untuk duduk kembali dan bertanya "Apa kau sudah menunggu lama?"

Seokjin menggelengkan kepalanya seraya tersenyum "Tidak, aku baru sampai beberapa menit yang lalu." Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku di sini?" ekspresi lelaki itu seketika berubah menjadi lebih cerah dan lebih bahagia dari sebelumnya. Lelaki itu tersenyum lalu menggenggam tangan Seokjin.

"Heechul menerima lamaranku."

Lelaki itu berucap dengan semangat.

Senyum Seokjin seketika luntur mendengar apa yang di ucapkan oleh lelaki yang di cintainya tersebut.

Yunho, Byun Yunho. Lelaki itu adalah Byun Yunho, anak sulung dari pasangan suami-istri Byun Yoonjae dan Byun Minah. Pewaris tunggal dari Byun Corporation.

Byun Yunho, lelaki yang sangat di cintai Seokjin sejak Sekolah Menengah Atas. Seokjin bersahabat dengan Yunho karena ia selalu ingin berada di dekat Yunho. Ia tak ingin jauh dengan Yunho walaupun hanya berjarak satu meter, ia tak mau.

Lalu, Sekarang Lelaki yang di cintainya itu akan segera menikah dengan orang lain?

Ini sudah yang kedua kalinya Yunho menyakiti hatinya. Pertama, Saat Yunho mengatakan kalau ia mencintai wanita lain dan menjalin hubungan dengan wanita itu. Sekarang, Ia memberitahu kalau ia telah melamar wanita yang selama ini menjadi kekasihnya itu.

Seokjin tahu kalau ini bukan salah Yunho kalau berita bahagia tersebut sangatlah menyedihkan untuknya. Tapi, tetap saja Ia tidak rela jika lelaki yang amat di cintainya itu menikah dengan orang lain. Bahkan sempat Seokjin menghalalkan segala cara untuk membuat hubungan Yunho dengan Heechul berakhir, tapi tetap saja tidak ada hasilnya.

Terkadang ia ingin sekali memberitahu Yunho kalau ia sangat mencintai dirinya, Tapi pikiran itu ia hempaskan jauh-jauh setelahnya. Menurut Seokjin, Bukan wanita yang harus menyatakan perasaannya terlebih dahulu, tapi seharusnya seorang pria-lah yang harus paham dan mengerti apa yang di rasakan oleh seorang wanita. Karena itu ia lebih memilih untuk memendam perasaan ini untuknya.

Sedangkan Heechul sendiri, Ia adalah seorang Putri dari pengusaha yang memiliki perusahaan Kim Inc. bernama Kim Jungsoo dan Istrinya, Kim Hani.

Tak salah jika Yunho mencintainya, gadis itu memang cantik. Dan yang paling di sukai oleh Yunho adalah kesederhanaannya. Karena kesederhanaannya itulah yang membuatnya jatuh hati. Tapi, Seokjin juga tak kalah cantik dan baiknya seperti Heechul. Lalu, Kenapa Yunho tak mencintainya?

Entahlah ...

Sudah bermenit-menit Seokjin terdiam setelah mendengar pernyataan dari Yunho tersebut. Lidahnya terasa kaku untuk berbicara sekarang.

"Kau baik?" Yunho menyadarkan Seokjin dari lamunannya.

Seokjin sedikit terkesiap "Y-Ya, Aku baik."

Yunho tersenyum "Syukurlah kalau begitu." lalu Yunho bangkit dari tempat duduknya.

Seokjin menengadah "Kau mau kemana?"

"Aku harus pergi, Aku punya banyak urusan. Tapi, Jangan khawatir, Aku akan segera memberitahumu tentang tanggal pernikahanku dan Heenim. Kau harus datang ya?" Seokjin tersenyum kaku .

Yunho tersenyum lalu mengusap kepalanya lembut lantas pergi meninggal taman beserta Seokjin yang masih sakit hati karena berita pernikahannya.

.

.

.

.

Kamar Seokjin kini seperti kapal hancur, lebih parah dari kapal pecah. Semua barang kini tergeletak tak elit di lantai.

Bahkan sebagian barang pecah, hancur berkeping-keping seolah mencerminkan hatinya kini yang sudah hancur tak terbentuk.

Ya, Setelah kembali dari taman, sesampainya di rumah, Seokjin mengunci diri di kamar. Menghancurkan semua barang yang ada dalam kamarnya sambil menangis sejadi-jadinya.

Ia benar-benar sakit hati sekarang.

Sedih, kecewa, kesal, marah, semua perasaannya kini telah tercampur aduk.

"Aku membencimu, Yunho!" ucap Seokjin di sela-sela tangisannya.

Kepala yang tadinya tertunduk, kini terangkat. Terlihat mata Seokjin membengkak akibat terlalu lama menangis, bahkan rambutnya kini sudah berantakkan karena di acak-acak oleh dirinya sendiri. Sungguh mengenaskan keadaannya kini.

Seokjin menatap lurus ke depan. Matanya menyala seolah ingin memberitahu kalau rasa kebenciannya kini telah berkobar seperti api besar yang siap menjadikan segalanya menjadi abu.

"Aku membenci kalian. Tidak akan ku biarkan kalian bahagia di atas penderitaanku. Tidak akan!!" Seokjin meremas kuat sprei tempat tidurnya.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Yunho.

Karena apa?

Karena hari ini, Ia sudah sah menjadi Suami dari Kim Heechul.

Ah, mungkin sekarang menjadi Byun Heechul namanya.

Suasana bahagia memenuhi ballroom hotel bintang lima yang sengaja di sewa oleh Yoonjae untuk pernikahan Yunho dan juga Heechul.

Yunho benar-benar bahagia dapat bersanding wanita yang sekarang menjadi istrinya tersebut. Terlihat sedari tadi Yunho tersenyum tanpa henti sejak Janji Pernikahan telah selesai di ucapkannya dengan lancar tadi.

Yunho menggenggam tangan istrinya lalu menciumnya lembut.

"Terima kasih karena sudah mau menjadi istriku." Heechul hanya mengangguk seraya tersenyum.

Seokjin meremas kuat dress hitam yang di pakainya ketika melihat sepasang kekasih yang beberapa menit yang lalu menjadi sepasang suami-istri itu tersenyum bahagia.

Ia benar-benar tidak menyukai kebahagiaan yang terjadi hari ini.

Seokjin datang ke pernikahan mereka saat ini hanya karena saat itu Yunho yang memintanya. Jika tidak, mana mungkin ia sudi untuk datang.

Seokjin menatap nanar kedua orang tersebut "Bisa-bisanya kalian tersenyum saat tahu kalau aku di sini tersakiti." Gumamnya dalam hati. "Aku bersumpah, kalian tidak akan tersenyum lagi setelah ini." tambahnya lalu pergi.

.

.

.

.

06 May 1997

Yunho begitu bahagia saat sembilan bulan yang lalu ia di beritahu kalau istrinya tengah hamil.

Dan sekarang ia lebih bahagia karena Heechul hari ini sudah melahirkan Putrinya dengan selamat.

Kini Yunho, Kedua orang tua Yunho dan juga Kedua orang tua Heechul sedang menunggu Heechul sadar pasca melahirkan tadi. Sedangkan bayi perempuannya sudah di masukkan ke incubator terlebih dahulu.

Setelah Dokter memberitahu kalau keadaan Heechul sudah stabil dan bisa di jenguk, Yunho beserta kedua orang tua dan mertuanya memasuki kamar inap Heechul. Heechul tersenyum saat melihat rona bahagia terpatri di wajah suaminya.

Yunho mendekat, duduk di sisi ranjang lalu menggenggam tangan istrinya.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik. Dimana anak kita?"

"Perawat akan datang sebentar lagi membawa Putri kita." Heechul tersenyum.

"Sudah tidak sabar bertemu Putrimu ya?" Minah bergurau

Heechul terkekeh pelan lalu menganggukkan kepalanya.

Hani mengusap surai putrinya lembut seraya tersenyum.

"Sekarang kau sudah menjadi seorang Ibu. Aku tidak menyangka putriku akan menjadi seorang Ibu secepat ini."

Heechul mengusap air mata sang Ibu dengan ibu jarinya. "Jangan menangis di hari bahagiaku,Ma." Hani hanya terkekeh pelan.

Seorang perawat datang sambil membawa bayi perempuan dan memberikannya kepada Heechul.

"Ini putrimu, Nyonya." Heechul tersenyum "Terima kasih." perawat itu tersenyum lalu keluar dari kamar inapnya.

Heechul mengusap lembut pipi bayi yang ada dalam gendongannya tersebut.

"Dia cantik bukan?"

"Ya, sangat cantik. Seperti Ibunya." Heechul tersenyum bahagia.

"Kau sudah memiliki nama untuknya?" Yoonjae bertanya pada Yunho

"Ya, Ayah."

"Siapa?"

"Byun Baekhyun."

Heechul tersenyum menatap putrinya "Nama yang bagus."

"Aku punya sesuatu untuk putri kita." Heechul menoleh ke arah suaminya "Apa?" lalu Yunho mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Kalung?"

"Ya, Kalung. Aku membelinya beberapa minggu sebelum kelahirannya. Cantik tidak?"

"Ini sangat indah."

"Aku akan memakaikannya." Heechul mengangguk setuju.

Semua orang tersenyum saat melihat kalung emas putih berliontinkan huruf 'B' melingkar di leher sang bayi.

Tanpa di sadari ada yang tersenyum sinis di balik pintu kamar Heechul.

Dengan langkah tenang, Seokjin memasuki rumah sakit dimana Heechul melahirkan.

Langkahnya boleh saja tenang, tapi Siapapun takkan bisa menebak apa yang ada di hati dan pikiran Seokjin saat ini.

Seokjin berdiri di depan pintu ruang rawat Heechul. Matanya menatap tajam ke arah bayi yang tengah berada dalam gendongan Ibunya tersebut.

Seokjin mengutuk anak tersebut, ia membenci anak itu karena telah membuat kebahagiaan lainnya ada dalam hidup mereka.

Saat Seokjin tahu kalau Heechul tengah mengandung anak dari Yunho, ia pernah berkata pada dirinya sendiri kalau ia takkan membiarkan anak itu lahir ke dunia.

Ia sudah melakukan segala cara untuk membuat Heechul keguguran. Tapi, ternyata bayi yang ada dalam kandungannya tak kunjung meninggal. Justru sekarang bayi itu telah lahir ke dunia.

Seokjin sedikit mendengar percakapan dari dalam kamar tersebut, ia juga mendengar siapa nama bayi itu.

"Sebentar lagi kebahagiaan kalian akan hilang, Byun." Seokjin tersenyum miring lalu pergi.

.

.

.

A few months later ...

Heechul tersenyum bahagia ketika melihat bayi perempuannya tertidur pulas di ranjang tidurnya.

Ia mengusap mengusap pipi Baekhyun yang gembil dengan lembut seraya tersenyum.

"Terima kasih sudah hadir dalam hidup Mama, Sayang. Mama bahagia sekali karena memilikimu sebagai putri Mama." Heechul mencium dahi putrinya.

Heechul masih saja menatap putrinya yang tengah tertidur itu seolah tidak ada hari lain untuk menatapnya seperti ini.

Lalu, Seorang pelayan rumah Byum masuk ke kamar membuat Heechul menoleh ke arahnya.

"Nyonya, Sudah waktunya makan siang."

"Aku tidak ingin meninggalkan kamar putriku." ucap Heechul menatap putrinya kembali.

"Tapi, Nyonya harus makan atau Tuan akan memarahi kami nanti."

"Kalau begitu bawa makan siangku kesini."

"Tapi, itu akan menganggu Nona kecil, Nyonya." Heechul menghela nafasnya pelan.

"Baiklah, aku akan turun. Minta salah seorang pelayan untuk berjaga di depan kamar putriku."

Sang pelayan hanya mengangguk.

Heechul mengecup dahi putrinya cukup lama lalu menatapnya, seolah memberitahu putrinya kalau ia tak rela jika harus meninggalkan kamarnya.

Pelayan itu menatap majikannha aneh. Tak biasanya, majikannya itu sebegitu khawatir pada putrinya yang tengah tertidur itu.

"Kau baik, Nyonya?" Heechul mengangguk.

"Hanya saja, aku sedikit khawatir tentangnya."

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Nyonya. Nona Baekhyun akan baik-baik saja."

Heechul mengangguk setuju lalu berlalu meninggalkan kamar Baekhyun beserta si pelayan yang mengekorinya dari belakang.

.

.

.

Entah dari mana, kapan dan bagaimana, kini Seokjin sudah berada di rumah keluarga Byun dengan memakai pakaian pelayan.

Dan hebatnya, pelayan di rumah Byun tidak ada yang mengenalinya.

Seharusnya pelayan di sini setidaknya menghafal wajah teman seper pelayannya.

Oh, Kini Seokjin mengutuk dirinya sendiri karena telah menampakkan wajahnya saat pernikahan Yunho dan Heechul dulu. 'Bagaimana kalau dia mengenaliku nanti?' pikirnya.

Seokjin berperilaku normal layaknya pelayan lainnya agar tidak ada yang curiga terhadapnya. Ia menaiki lantai dua di mana kamar Baekhyun berada.

Oh.. Sebenarnya apa yang ingin di lakukan oleh Seokjin?

Seokjin menghela nafasnya pelan lalu memberanikan diri berjalan ke arah kamar Baekhyun yang mana di depan kamarnya ada seorang penjaga.

Sampai di depan kamar tersebut, Seokjin hendak membukanya tapi di tahan oleh si penjaga.

"Siapa kau?"

'Sial!' rutuk Seokjin, ternyata penjaga ini menyadari keberadaannya.

Tubuh Seokjin menegang , nafasnya tercekat. Ia tengah memikirkan apa yang akan di lakukannya sekarang.

Seokjin melihat sebuah kotak yang terbuat dari kayu lalu mengambilnya lantas memukul kepala si penjaga dengan benda itu. Setelahnya si penjaga tak sadarkan diri, ia meraih knop pintu lalu memasuki kamar tersebut.

Seokjin berjalan perlahan ke arah ranjang bayi tersebut lalu tersenyum jahat.

"Kau akan menjadi milikku, Byun Baekhyun."

Seokjin mengangkat tubuh bayi itu, menggendongnya secara perlahan lantas membawanya pergi dari rumah itu secepatnya sebelum ada yang datang dan memergokinya.

.

.

.

Heechul benar-benar tidak bisa makan dengan tenang. Ia seperti punya firasat buruk yang akan menimpa putrinya. Tapi, ia tepis jauh-jauh firasat tersebut.

'Baekhyun-ku baik-baik saja' Heechul terus merapalkan kaliamat tersebut dalam hatinya.

Tapi, bagaimanapun juga dia seorang Ibu. Firasat seorang Ibu tak pernah salah bukan?

Ia melempar sendok ke atas piringnya dengan kasar lalu dengan langkah yang terburu-buru, ia menaiki tangga yang menghubungkan jalan ke kamar putrinya itu.

"Astaga!"

Heechul begitu terkejut melihat salah seorang pelayannya tak sadarkan diri di depan kamar putrinya. Ia semakin di buat panik ketika melihat pintu kamar putrinya terbuka lebar. Segera ia berlari lalu memasuki kamar putrinya itu.

Ketakutan yang sedari tadi hinggap dalam hatinya kini terjadi. Putrinya tidak ada dalam ranjang tidurnya, Baekhyun tidak ada dalam kamarnya. 'Bagaimana ini bisa terjadi?' pikirnya.

"Baekhyun! Baekhyun!"

Heechul berteriak histeris memanggil nama putrinya. Air matanya sudah membanjiri kedua pipinya sekarang.

Beberapa pelayan datang panik karena mendengar teriakan sang majikan. Dan mereka lebih di buat panik sekaligus takut ketika tak mendapati Majikan Kecilnya tidak ada dalam ranjang tidurnya.

"Cepat kalian telepon Tuan Yunho dan hubungi polisi sekarang." perintah Ketua pelayan pada kedua anak buahnya.

"Baik." kedua pelayan itu pun pergi mengerjakan perintah sang ketua.

Sementara Ketua pelayan itu menengkan sang majikan yang masih shock akan kejadian ini.

.

.

.

Yunho tergesa-gesa memasuki tempat tinggalnya. Kepanikan kini terpatri di wajahnya tersebut ketika mendengar kabar kalau putrinya hilang, di culik.

Yunho bahkan tak peduli dengan meeting bernilai milyaran won yang kini ia tinggalkan. Ia hanya peduli pada anaknya dan kondisi istrinya sekarang. 'Pasti ia sangat shock.' pikirnya.

Yunho melihat istrinya tengah meringkuk di lantai sambil menangis tersedu-sedu. Yunho pun menghampirinya dan memeluknya erat.

"Baekhyun.. putri kita.. dia.."

Heechul bahkan tak sempat melanjutkan ucapannya karena sang suami memeluknya lebih erat.

"Putri kita baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

Lalu, Kedua orang tuanya dan kedua mertuanya datang dengan wajah sama paniknya.

Hani lebih dulu mendekat pada putrinya , membuat Yunho melepaskan pelukannya dan membiarkan Ibu mertuanya memeluk istrinya.

"Apa yang terjadi, Yunho? Bagaimana bisa cucuku hilang?" Yoonjae begitu panik hingga suaranya terdengar seperti berteriak.

Yunho tertunduk lalu menggeleng "Aku bahkan tidak tahu kejadiannya seperti apa."

"Kau sudah menghubungi polisi?" sang Ayah mertua bertanya.

"Mereka sedang menuju kemari."

Minah mendekati putranya lalu mengelus lengannya, menenangkan putra itu. Ia tahu walaupun putranya ini terlihat kuat, tapi di dalam hatinya ia merasa sedih seperti Ayah lainnya pada umumnya jika kehilangan anaknya.

Si penjaga yang sedari tadi tak sadarkan diri, kini terbangun seraya memegangi kepalanya.

Lalu, tak lama setelah itu, beberapa polisi masuk ke dalam rumahnya.

"Selamat Siang, Tuan."

"Selamat Siang."

"Jadi, Bagaimana kronologis kejadiannya?" Yunho hanya menggeleng, seolah ia sulit untuk mengucapkan satu kata patah pun.

"Siapa yang terakhir kali bersama putrimu?"

"Nona kecil sedang tertidur di kamarnya. Ada seorang penjaga yang berjaga di kamar ini." jawab si ketua pelayan.

Polisi itu memanggil sang penjaga untuk mendekat. "Ceritakan kejadiannya!"

"Aku mengenal semua pelayan yang ada di rumah Tuan Byun. Tapi, saat aku berjaga di depan kamar Nona kecil, ada seorang wanita yang menyamar sebagai pelayan dan hendak memasuki kamar Nona. Aku sudah mencegahnya, tapi dia memukulku dan setelah itu aku tak ingat apa-apa." jelas si penjaga.

"Kau mengingat wajahnya?"

"Maafkan saya, saya tidak dapat mengingatnya."

"Baiklah, kami akan menyelidiki siapa pelakunya. Kami permisi." para Polisi itu pun pergi.

"Putri kalian pasti bisa di temukan." Yunho hanya mengangguk lemah.

Yunho tak habis pikir, perempuan mana yang tega menjauhkan anak dari Ibunya? perempuan itu pasti iblis!.

.

.

.

.

.

TBC

...

Author's Note :

Annyeonghaseyo, Okta imnida.*tebar confetti*

Aku 99 Line yaaa , salam kenal...

Kalian pernah nonton 'Tangled' kan? nahh jadi cerita ini aku buat karena terinspirasi dari film itu dan aku bikin cerita ini dengan judul yg sama karena aku bingung mau ngasih judul apa-_- but seriously, this story is purely dari otak aku :v Dan ini mungkin ga akan sampe berpuluh-puluh chapter.

Berhubung Chanbaek bias OTP aku jadi main castnya di sini mereka. Tadinya aku mau buat cerita ini dalam satu chapt terus tamat tapi kayaknya kepanjangan hehehe ...

Chapt pertama aku buat tentang asal-usulnya dulu yaa, soalnya aku ga begitu pintar kalo buat cerita flasback :v

Btw, ini fanfic pertama aku. Jadi, yaa maklumin aja kalo begitu bagus hehehe .. but seriously, sebenernya ini bingung mau di publish apa engga, soalnya takut ada yg ga suka gitu -_- *pesimis ya aku:v*

Maafkan klo cerita narasinya berbeli-belit , ngebosenin, atau apalah.. itu ngetiknya gemeteran sumpah:v maklum lah yaa namanya juga masih amatir hehe ..

Kalo banyak yg suka , mungkin bakal aku lanjut hihiw...

Reviewfavfollow juseyooo ...

See you next time gaesss ..