Don't Know
Desclaimer : Masashi Kishimoto
Rating/Setting : K+ / AU
Pair : always SasuHina
Story by Farindpussy
Warning : Segala macam warning tumplek blek disini, jadi harap maklum. Hohohoho
Pleasse R&R.
THANK YOU for reading. :)
.
.#.
.#.
.#.
.#.
.
ZRAAAAASSSHHH...!
Hujan deras tampak mengguyur Konoha, salah satu kota pesat di Jepang. Langit tampak dipenuhi dengan mendung putih, sebagai pertanda bahwa hujan akan turun lama. Lalu lintas tampak sepi. Beberapa mobil ada yang menembus hujan sementara yang lainnya lebih memilih berteduh, terutama bagi pejalan kaki. Sebuah cafe bernuansa klasik tampak ramai dikunjungi para pengunjung yang lapar dijam makan siang atau hanya untuk berteduh sambil menikmati coklat panas. Di sudut cafe dekat dengan jendela besar yang mengarah ke jalan raya, tampak tiga orang pria berjas rapi yang tengah menikmati makan siangnya. Tiba-tiba saja teriakan cethar membahana terdengar beberapa saat setelah seorang pria berambut raven mengeluarkan kotak bekal dari dalam tas kerjanya dan memakan isinya.
"UAPAAAAAAAAA?!"
Pria berambut gelap itu tengah mengusap wajah tampan nan putihnya dengan kesal. Pasalnya sang pria blonde didepannya baru saja menyemburkan beberapa butir nasi goreng ke wajahnya. Dan teriakan si blonde berkulit tan tersebut mampu mengundang berpasang-pasang mata pengunjung cafe untuk menatap mereka bertiga. Uzumaki Naruto, nama pria yang dengan sukses menyemburkan nasi ke wajah Uchiha Sasuke itu lalu menoleh ke arah sahabat yang satunya,
"Shikamaru, jangan bilang kau sudah tau!" teriak Naruto pada pria berkuncir nanas bermarga Nara disampingnya, sebelah tangannya menunding ke wajah Sasuke.
"Ya," Bersamaan dengan jawaban itu terdengar pula teriakan Naruto sambil memegangi jari telunjuknya yang memerah.
"Apa-apaan kau Sasuke teme," teriak Naruto tepat berada didepan muka Sasuke, beberapa kuah anyir kembali mampir di muka Sasuke. Sebuah deathglare dari Onyx Sasuke membuat Naruto diam, "Kau menggigit jariku Sasuke," Mata Naruto tampak berair disudut-sudutnya, "Kau akan menjelaskannya kan?" lanjutnya.
Shikamaru beranjak dari kursinya, "Aku ke toilet," pamitnya, tak lupa kata 'andalan' nya pun juga keluar, "Mendokusai baka Naruto," ucapnya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan segera meninggalkan kedua sahabat yang juga rekan bisnisnya itu.
"K-kapan teme? Kau bahkan tidak mengundangku? Kau benar-benar keterlaluan," Gerutu Naruto pada sahabat didepannya.
"Tiga bulan lalu," singkat, padat dan jelas.
"What?! Kau..."
Sasuke kembali menghadiahi sebuah deathglare ketika Naruto akan berteriak kembali, "Siapa suruh kau berbulan madu sampai setahun."
"Itu kemauan Shion chan teme, kau harus tahu betapa manjanya dia," keluh Naruto.
"Siapa suruh punya istri manja," kata Sasuke sambil menutup kotak bekalnya yang telah kosong.
"Dengan siapa? Karin chan? Sakura chan? Ino chan? Ah tidak, aaaarrrrggghhh aku tidak tahu," Naruto berusaha meredam teriakannya.
"Aku tidak mungkin menikahi orang yang sudah lama bersuami."
Naruto hanya melongo menatap sahabatnya yang sangat acuh itu tengah memasukkan kembali kotak bekalnya kedalam tas kerja miliknya.
Sasuke mengeluarkan handphone nya yang bergetar dari saku celana miliknya, sebuah pesan dari Shikamaru masuk, yang mengatakan dia pulang duluan karena Temari sudah menunggunya. Sasuke mendengus. Dia pun segera beranjak dari kursinya.
"Kau mau kemana? Kau belum menjawab pertanyaanku teme," cegah Naruto. Tangan kirinya menarik ujung jas hitam Sasuke.
"Gadis yang menyukaimu setulus hati selama tiga tahun, Hyuuga Hinata." Baru saja Sasuke melangkahkan kakinya dia berhenti dan menoleh pada Naruto, "Dan sekarang menjadi Uchiha Hinata yang sangat mencintaiku." Sasuke menyeringai dan meninggalkan Naruto yang masih tampak belum mencerna kalimat Sasuke. bahkan otak lola nya itu tidak mampu menangkap kalimat sederhana yang dilontarkan Sasuke. Beberapa saat kemudian Naruto terlonjak kaget,
BRUUKKK
"Ittaii," Naruto memegangi pantatnya yang berhasil mencium lantai. Kemudian pikirannya melayang pada tujuh tahun lalu, masa-masa SMAnya, dimana seorang gadis Hyuuga yang tak pernah absen sekalipun untuk menyayanginya. Namun Naruto benar-benar terlalu bodoh untuk menyadarinya dulu.
.
.
.
Sasuke menatap awan yang belum bosan menurunkan airnya. Wajah tampannya menampakkan sebuah senyuman tulus, yang membuat beberapa gadis yang lewat hampir pingsan. Pikiran Sasuke membayangkan sambutan hangat dari sang istri, ketika dia sampai di rumah nanti, dengan senyuman yang selalu menghiasi bibir mungilnya dan sebuah rona merah dikedua pipi chubbynya.
"Hinata, tunggu aku." Sasuke melangkahkan kakinya untuk menerobos hujan menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri semula.
.
.
.
END?
Nb : maaf untuk judul yang tidak nyambung dan cerita yang sangat aneh.
I hope all of you like my story.
Itu pun jika ada yang baca. Hohohohohoho #Garuk"Kepala. *
