Summary: Sasuke melihat seorang gadis yang mirip dengan Hinata, tunangannya yang sudah meninggal dalam kecelakaan 3 tahun yang lalu. Mayatnya tak ditemukan dan dikabarkan tewas kemudian datanglah tiga orang dalam kehidupan Sasuke. Setelah 3 tahun berlalu munculah seorang gadis mirip dengan Hinata yang sifatnya berbeda 360 derajat. Apakah itu benar Hinata tunangannya? Dan apakah sebenarnya tujuan ketiga orang itu dalam kehidupan Sasuke?

Sasuke Uchiha – Hinata Hyuuga

Slight: Sai-Ino Shika-Tema Naru-Saku *maybe...?

Rate : T semi M *maybe?

Genre : Romance/suspense/adventure (maybe? I dont no..)

Declaimer : asli punya Kishimoto-sensei. Blue Cuma pinjem chara buat blue obrak-abrik *plakkk

Warning : OOC, GAJE BGT, Typo (s) *emang artinya pa'an? AU? AT? Blue kgak tau artinya. Lebih baik gak usah baca krna akan merusak otak anda krn anda sangat amat bingung dengan fic yg saya buat. Maybe *plakkk kebanyakan maybe.

A/N : blue mau tanya nih ya artinya Typo (s), Typo, AU, AT truz arti yg dtulis dlm 'warning' tempatnya author sekalian pa'an ya? Soalnya blue kgk ngarti. Ok dech. Blue gk mau byk bacot. Silahkan baca za...

Uchiha Sasuke- Namikaze Naruto- Haruno Sakura- Yamanaka Ino- Hanao Erika – Sabaku no Temari : 20 tahun

Nara Shikamaru- Ne Sai Zhi : 20 tahun

Hyuuga Neji : 23 tahun

Segini dulu aja pemainnya nanti kalau nambah tambahin aja lagi.

.

.

.

Erika or Hinata?

.

.

.

Hah! Pagi yang cerah memang pas untuk menikmati suasana pagi dengan damai di daerah yang tenang. Tepat di sini di kota Konoha. Meskipun terkenal metropolitan tapi suasana kehijauan dan tenang masih bisa didapatkan di kota ini. Sungguh menyenangkan. Tapi tidak dengan salah seorang pemuda yang berusia 20 tahun, tampan, kaya raya, dan memiliki fans girl yang banyak meskipun bukanlah aktor. Meskipun hampir nyaris sempurna tapi pada kenyataannya Sang pemuda bersurai raven tersebut tak merasa sempurna sedikit pun. Seperti pagi hari biasanya sebelum ia turun ke ruang makan ia menuju meja belajar mengambil tasnya dan mencium seorang gadis yang tersenyum lembut dalam sebuah foto.

"Selamat pagi, Hime." Ucap pemuda bernama Sasuke pada foto tersebut.

"Pagi Sasuke." sapa sang ibu -Mikoto-.

"Pagi Okaa-san. Aniki dan Otou-san mana?" tanya Sasuke sembari duduk di salah satu kursi makan.

"Otou-san sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali sed..."

"Aku disini my lovely otouto-chan" potong Itachi kemudian berjalan ke arah Sasuke untuk mengacak-acak rambutnya.

"Hei! Aku sudah menatanya susah payah." Protes Sasuke.

"Seperti perempuan." Ejek Itachi namun tak dihiraukan oleh Sasuke yang sedang asyik menguyah rotinya sedangkan telinganya disumpal headset.

"Besok aku akan kembali ke London. Kasihan Konan dan kandungannya. Lagipula urusanku disini sudah selesai." Ucap Itachi pada ibunya.

"Sayang sekali. Ya sudah salam saja buat Konan ya Itachi." Mikoto menghela npas dengan kecewa. Sebenarnya ia ingin berlama-lama dengan Itachi kan Itachi cukup enak di ajak ngobrol dan menjahili Sasuke. kalau Sasuke di ajak ngobrol dan bergosip kurang seru. Jelas saja pemuda raven itu kan pelit bicara.

"Baguslah."

Seringai Sasuke penuh kemenangan karena ia sedikit bisa bernapas jika kakaknya tak ada di rumah dengan begitu ia tak diusili. Entah dengan dipasang jam beker jam 2 pagi, jely rambut Sasuke diganti selai, shampo diganti pembersih WC atau pembersih lantai dan parfumnya di ganti minyak goreng bekas atau pernah diganti oli yang membuat Sasuke mencak-mencak tak karuan. Tapi, dengan adanya itachi di rumah ia juga merasa tak kesepian dan sedih.

"Hn."

Dua konsonan yang menjadi ciri khas Uchiha bersaudara ini. Para fans girl mereka menyukai dua konsonan itu tapi kalau teman-temannya melihat mereka berdua orang yang teramat sangat pelit bicara. Memang kenyataan.

"Baiklah aku pergi kuliah dulu." Kata Sasuke berpamitan dengan mencium pipi kanan kiri ibunya sedangkan untuk kakaknya ia meminum seteguk kopi milik Itachi(?)

Sasuke ke garasi untuk mengambil Ferrari Hitamnya model terbaru menghidupkan mesinnya dan melaju ke universitasnya dengan kecepatan di atas rata-rata setelah mencapai ketempat tujuannya lalu memakirkan mobilnya kemudian ia menuju ke taman yang berada di tengah-tengah kampusnya.

"Woi teme." Sapa seorang pemuda berambut blonde dengan cengiran khasnya.

"Hn."

Seperti biasa Sasuke menjawab seperti itu.

"Oh ya kenapa aku baru ingat ya." Kata seorang gadis blonde –Ino- sambil mengetuk-ngetukan jarinya.

"Ada apa pig?" tanya Sakura teman baiknya.

"Pasti gosip lagi. Hoamm mendokusai." Siapa lagi kalau bukan Shikamaru yang enak-enakan tidur di bawah pohon.

"Ada mahasiswi baru. Dari info yang aku dapat gadis itu dari USA, dia cantik dan keren." Ino lebih mengacuhkan Shikamaru meneruskan pembicaraannya -gosip- dengan Sakura tapi ia merendahkan suaranya ketika ia bilang keren.

"Katanya juga gadis itu bertatto di tengkuk dan lengan kirinya. Tattonya sih di tengkuk bergambar salib sedangkan di lengan kirinya bergambar kalung salib." Ino mengakhiri informasinya dan yang lain tidak ambil pusing paling-paling juga gadis genit yang mengincar 4 cowok tampan di Universitas Konoha. Siapa lagi coba kalau buka Sasuke, Naruto, Sai dan Shikamaru.

Di tempat yang sama namun di lokasi yang berbeda yaitu di tempat parkiran berjalanlah mobil mersedes benz berwarna silver menuju tempat parkir dari dalam tidak terlihat siapa yang mengemudikan tapi ketika pintu dibuka...

"Wah cantik."

"Sexy"

"Menggairahkan"

Itulah pendapat baik laki-laki dan perempuan yang melihatnya saat ini. Seorang gadis berrambut panjang sepinggul berwarna dark purple yang sebagian di cat warna putih selang seling dengan poni menyamping sampai dagu menutupi sebagian dahinya dengan mata berwarna lavender namun lebih gelap. Gadis tersebut memakai rok hitam setengah paha kemudian kemben ala Indonesia berwarna putih dengan kemeja putih tipis longgar yang menerawang 2 kancing teratas yang dibuka dipadukan dengan sepatu boots berhak 9cm.

Perfect! Satu kata itu mungkin belum cukup untuk menggambarkan gadis yang tengah berjalan anggun membawa tas selempangnya menuju kantor rektor yang melewati taman dimana Sasuke dan teman-temannya berkumpul.

"Eh. Itu dia gadis yang aku ceritakan barusan." Seru Ino pada teman-temannya namun ia merendahkan suaranya ketika ia melihat dengan wajah si gadis.

"Mana?" seru Sakura antusias.

"D-dia." Naruto dan Temari membelalakkan matanya lebar sedang Ino kaget saat ia melihat wajah yang familiar itu. Ia benar-benar berkeringat dingin melihat apa yang ia lihat barusan.

"S-sa-su-ke d-dia..."

"dia mirip dengan Hi-na-ta"

Sasuke yang melihat reaksi Naruto mengeryitkan dahinya bingung karena tidak biasanya sahabatnya bersikap seperti baru melihat hantu. Mau tak mau Sasuke melihat Naruto menunjuk dan disaat itulah Sasuke melihat paras gadis tersebut.

Angin bertiup dari arah depan sang gadis melambai-lambaikan rambut yang tertiup angin.

Sasuke membeku tak dapat berbuat apa-apa melihat seseorang yang begitu mirip dengan Hinata. Tapi benarkah itu Hinata?

Sedang tiga orang yang berada disana hanya tersenyum samar namun penuh arti.

'Dia datang.'

~TBC~?

Gk kok. Belum. masih terlalu pendek.. iklan sejenak.. hwaha ha ha ha *plakkk dasar author sableng*

RUANG REKTOR

'Ketemu.'

TOK

TOK

TOK

Suara pintu diketuk tanda ada seseorang dari luar. Dan yang di dalam menyurug orang yang mengetuk pintu masuk.

"Masuk." Baru sang rektor mengalihkan pandangannya dari dokumen kepada seseorang yang baru masuk dan...

Kita ibaratkan yang melihatnya adalah si Patkay –adik kedua sun goukong- air liur yang menetes, mata yang melihat dari atas ke bawah.

"Sexy." Hanya satu kata yang di ucapkan sang rektor tua yang usianya telah lebih dari setengah abad menatap seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Ehmm." Deheman dari seseorang yang tengah di perhatikan oleh sang rektor dengan pandangan penuh nafsu dari sang rektor membuyarkan pikiran-pikirannya.

"Ah.. oh... maaf..." sang rektor kemudian menghapus air liur yang menetes menggunakan sapu tangannya dengan anggun(?)

"Silahkan duduk. Err.. nona Hanao Erika. Kau dari USA? Kau dari Pace University Lubin School of Business di New York." tanya Jirobou sang rektor yang berbadan cukup –sangat- gendut sambil membaca ulang dokumen mengenai si mahasiswi baru yang akan kuliah di Konoha University ini.

"Ya."

"Ini Universitas yang sangat bagus."

"Ya. Dan kapan saya bisa mengikuti perkuliahan?" sorot mata Erika saat ini begitu tajam dan datar. Tak ada emosi sama sekali.

"Hmmm...hari ini juga kau bisa masuk." Kemudian Jirobou mengambil gagang telepon tanda ia akan menghubungi seseorang.

Namun belum sampai ia menekan nomor dial terdengar pintu terketuk oleh orang dari luar dan munculah seorang pria bermasker berambut perak yang berusia kira-kira 30 tahunan.

"Kebetulan kau ada di sini Kakashi-sensei."

"Hm? Ada apa memang?" jujur saja Kakashi tidak terlalu memperhatikan seseorang yang duduk di hadapan sang rektor karena dia memang bukan orang terlalu peduli pada keadaan sekitar.

"Dia akan menjadi salah satu mahasiswi disini dan kau akan menjadi Pembimbing Akademiknya." Jelas Jirobou pada Kakashi.

"Oh, kenalkan aku Hanao Erika. Mohon bantuannya sensei." Erika membungkukkan tubuhnya untuk memperkenalkan dirinya pada Kakashi yang sebelumnya sudah membalikkan tubuhnya menghadap sensei yang selalu mengenakan masker tersebut.

"Ya salam kenal juga Hanao-san aku harap kau betah di sini." Kakashi mengulurkan tangannya pada Erika dan di sambut hangat oleh gadis berambut dark purple.

Tapi memang dasar sang sensei dasarnya mesum ia menjabat tangan Erika cukup lama namun sang sensei berambut perak tersebut langsung melepaskan ketika mendengar suara deheman yang cukup keras dari sang rektor gemuk.

"Ah, aha aha ha ha ha... maaf ya Hanao-san. Aku memang selalu begini pada wanita cantik dan sexy sepertimu."

"Tak apa sensei." Jawab Erika masih dengan mempertahankan senyumannya.

"Umm..., apa perlu ku antarkan ke ruang kelasmu?" tawar Kakashi yang sebenarnya ia punya maksud di balik keramah tamahannya.

"Tak perlu sensei. Tunjukkan saja jalannya. Nanti biar aku sendiri yang memperkenalkan diriku. Lagipula sudah lima menit kan mata kuliah berlangsung."

Wow!

Sang rektor -Jirobou- dan Kakashi tertegun sekaligus kagum dengan gadis pemberani dan mandiri seperti di hadapan mereka saat ini. Karena biasanya gadis yang berpenampilan seperti Erika adalah gadis yang manja dan senangnya hanya berbelanja dan bergosip ria.

"Baiklah. Terima kasih banyak Jirobou-sama, Kakashi-sensei. Saya permisi dulu." Ucap gadis bersurai dark purple tersebut setelah di beri tahu dimana letak ruang kelass yang ia pakai dalam mata kuliahnya kali ini.

Blam.

"Dia cantik. Mau tidak ya jadi istri kedua?" gumam Jirobou seraya menenggelamkan dirinya di kursi rektor.

"Kurasa tidak Jirobou-sama." Meskipun suara Jirobou pelan namun telinga Kakashi dapat menangkap suaranya. Dan tak ayal jawaban yang di dapat dari Kakashi membuat Jirobou mendelik tak suka.

Tapi, benar juga ya. Dia kan masih muda. Apalagi dia cantik, tinggal tunjuk pemuda yang ia suka langsung dapat deh, pikir Jirobou.

oOoOo

Seorang gadis berkulit putih susu dengan rambut yang mencapai sepinggul mencari ruang kelas yang akan ia tempati untuk mata kuliah yang pertama dan akhirnya dia menemukannya. Karena kuliah sudah berjalan selama lima belas menit yang lalu mau tak mau gadis yang bernama Erika tersebut memperkenalkan dirinya di depan kelas. Sebenarnya ia sangat malas –seperti anak sekolahan saja-.

"Hanao Erika. Salam kenal." Gadis tersebut hanya tersenyum tipis yang membuat banyak tatapan-tatapan lapar dari sebagian besar mahasiswa di kelas dan membungkukkan tubuhnya sedikit untuk menyapa teman-teman barunya.

Namun entah disadari atau tidak oleh Erika ada beberapa pasang mata yang menatapnya curiga namun bersahabat. Berbeda dengan sepasang mata obsidian -Sasuke- yang menatapnya sendu.

'Benarkah ini Hinata? Atau dia orang lain?' batin Sasuke.

Sungguh bukan hanya otaknya saja yang bimbang namun hatinya juga. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Ya atau bukan gadis itu adalah Hinata ia sendiri tak tahu pasti. Namun hanya satu nama gadis yang bisa mendiami hati Sasuke hingga kini 'Hyuuga Hinata'.

Akhirnya selama lebih kurang dua jam mendengarkan ceramah dari sang dosen kalau cara berbisnis harus begini dan begitu. Dan harus up to date perkembangan ekonomi daerah tempat tinggal, kota, negara dan internasional. Yang membuat semua mahasiswa di ruang kelas tersebut hanya menghela napas pasrah.

"Hei, kenalkan namaku Ino. Yamanaka Ino." Kata Ino yang beranjak dari tempat duduknya di depan menuju ke belakang untuk memperkenalkan diri pada Erika.

"Ya. Kurasa kau juga sudah tahu kan siapa namaku." Jawab Erika berdiri dari tempat duduknya sambil menjabat uluran tangan dari Sakura sebentar kemudian melepaskannya kembali.

"Eh..., apa?"

"Minggir." Perintah Erika sambil menyingkirkan tubuh Ino secara halus dan kemudian pergi dari ruang kelas dan membuat beberapa pasang mata menatap tak percaya.

"Ck. Sombong sekali." Kata Ino sambil meremas buku yang ia bawa.

Tanpa Ino sadari Erika mendengar yang dikatakan Ino kemudian ia berhenti dan hanya memalingkan tubuhnya sedikit menatap dengan pandangan tajam, menusuk dan datar. Lalu berkata...

"Whatever."

Ino, Naruto, Sasuke, Shikamaru juga Temari benar-benar kaget dengan respon sang gadis bersurai dark purple.

"Sangat tak bersahabat." Hanya tiga kata itu yang terlontar dari bibir Temari.

"Ck. Mendokusai."

~TBC~

Akhirnya ni fic selesai jga...

Gk tw dehhh ngawur bgt ni buatnya...

Hancur scene'nyaa...

Terserah deh mw di flame atw review..tp blue minta reviewnya ya... *pasang puppy eyes*

RnR

R

E

V

I

E

W