In Your Heart
Cast :
Cho KyuHyun
Cho Jaehyun
Warning : alur kecepetan, gak sesuai EYD, and sorry for typo(s).
.
.
JaeHyun, bocah 9 tahun itu hanya diam terpaku melihat kejadian yang sedang berlangsung di depan matanya saat ini.
"Eomma, eomma..." bisikan halus terus saja keluar dari bibir Jaehyun yang bergetar.
"Kyu...Kyuhyun...Kyuhyun...andwae..."
.
.
.
Dengan perasaan yang takut dan dengan keringat yang masih bercucuran, Jaehyun berdiri di depan pintu kamar seseorang. Malam ini dia bermimpi buruk tentang penghuni kamar itu.
"Kyuhyun?" Jaehyun mengetuk pelan pintu kamar itu.
Hening.
Tidak ada jawaban.
"Kyuhyun-ah?" panggilnya lagi.
"Hm.." Sahutan kecil dari dalam kamar itu membuat Jaehyun menghela napas lega.
"Bolehkah aku masuk?"
"Ya."
Perlahan Jaehyun membuka pintu kamar itu, pemandangan pertama yang ia lihat membuat hatinya kembali panik. Saudara kembarnya itu tengah tertidur di atas meja belajar dengan lampu kamar yang masih menyala terang.
"Kalau mengantuk kenapa tidur di sini, uh?" omel Jaehyun sambil merangkul tubuh Kyuhyun.
"Ah, aku tertidur" jawab Kyuhyun singkat dengan mata yang masih terpejam.
Jaehyun tidak berkata-kata lagi, tangannya menarik tangan Kyuhyun agar anak itu bangun kemudian membawanya menuju tempat tidur. Percuma dia menyuruh Kyuhyun pergi ke tempat tidur sendiri, anak itu sangat sulit di bangunkan, bahkan dalam posisi yang tak nyaman seperti ini tetap saja Kyuhyun seperti itu.
Jaehyun membenarkan posisi Kyuhyun di tempat tidur, dan menyelimuti Kyuhyun dengan perlahan. Tangannya menyibak rambut Kyuhyun, kemudian memegang dahi-nya.
Hangat.
Jaehyun menggigit bibirnya, kekhawatiran tersirat di matanya. Jika kondisi Kyuhyun sudah seperti ini, mau tidak mau Jaehyun harus menemani Kyuhyun tidur. Perlahan Jaehyun berbaring di samping Kyuhyun, ia memandangi wajah lelah itu, perasaan tak tenang perlahan muncul dalam hati Jaehyun, malam ini dia bermimpi buruk tentang Kyuhyun.
"Ku harap ini bukan pertanda apapun, Kyu." lirihnya tepat di sebelah Kyuhyun.
"Apa, Hyun?" sahut Kyuhyun tiba-tiba.
"Iya? Ku kira kau sudah tidur."
"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau menangis seperti itu... ck! berisik sekali." kata Kyuhyun lagi, kini ia berbaring membelakangi Jaehyun.
Mata Jaehyun membulat, mengapa ia sebodoh itu? Mengapa ia ceroboh sekali? Bisa-bisanya ia menangis secara terang-terangan di depan Kyuhyun seperti ini? Jaehyun hanya diam tanpa bisa menyangkal perkataan Kyuhyun. Ia melirik punggung yang bergerak naik turun secara teratur itu.
"Kau sudah tidur, Kyu?"
Hening.
Ya, kali ini Kyuhyun benar-benar sudah tertidur.
"Selamat malam, Kyuhyun."
Kamar itu menjadi benar-benar hening setelahnya.
.
.
.
"Jaehyun-ah bangun, aku pergi dulu!" teriakan dari Kyuhyun sukses membuat tidur lelap Jaehyun hilang begitu saja.
"Ya! Kau tidak mengajakku ke rumah sakit?" teriak Jaehyun saat Kyuhyun beranjak keluar dari kamar.
"Tidak, aku malu kalau nanti kau menangis di rumah sakit. Aku berangkat!" teriak Kyuhyun dari luar.
Plak.
Jaehyun memukul kepalanya sendiri, pasti Kyuhyun sudah tau bagaimana perasaan Jaehyun saat ini. Beberapa saat kemudian ponsel Jaehyun berdering, nampak nama Kyuhyun di layar ponsel itu. Kening Jaehyun berkerut.
"Kenapa? Kau belum berangkat?"
"Yak! Kau pikir aku serius berkata seperti itu? Siapa yang menyetir mobilnya ketika pulang dari rumah sakit? Bodoh!" teriak Kyuhyun.
Plak.
Jaehyun memukul kepalanya lagi. Dia melupakan sesuatu, Kyuhyun memang bisa membawa mobil sendiri, tapi ketika pulang dari Rumah Sakit sudah bisa dipastikan Kyuhyun tidak akan bisa menyetir mobil sendiri, anak itu pasti tertidur karena kelelahan.
Pip.
Jaehyun mematikan teleponnya, dan langsung menuju kamar mandi. Entah apa yang akan dilakukan Kyuhyun padanya nanti, dia tidak peduli, yang pasti dia harus segera mengantar Kyuhyun ke rumah sakit jika tidak mau mendapat omelan dari Eomma dan Appa-nya.
Perjalanan menuju Rumah Sakit sedikit lebih hening dari biasanya. Kyuhyun hanya diam, Jaehyun-pun begitu, kejadian tadi malam sungguh membuat Jaehyun tak enak hati pada Kyuhyun. Sementara Kyuhyun, pikirannya sendiri sedikit takut, bagaimana jika hasil check-up nya kali ini benar-benar buruk lalu Jaehyun benar-benar menangis di Rumah Sakit? Oh ayolah, Jaehyun bukan anak kecil lagi.
Jaehyun melirik ke arah Kyuhyun, tampak Kyuhyun terus saja meremas tangannya sendiri. Perlahan tangan Jaehyun memegang tangan Kyuhyun, tangan itu sangat dingin, kemudian Jaehyun mengusap tangan itu dengan perlahan.
"Bagaimana? Sudah tenang? Kau akan check-up, jadi kau harus tenang."
Jaehyun mematikan AC mobilnya, kemudian membuka jendela mobilnya.
"cha, ini masih pagi, udaranya baik untukmu. Dan berhenti bernapas seperti orang habis berlari seperti itu. Dadamu sakit?" tanya Jaehyun.
Kyuhyun hanya menggeleng sambil menatap Jaehyun yang tetap fokus menyetir.
Seperti itulah Kyuhyun dan Jaehyun, keduanya sangat mengerti perasaan satu sama lain. Perbedaan Kyuhyun dan Jaehyun adalah pada nada bicara mereka. Jaehyun berbicara dengan suara yang tenang dan halus, sedangkan Kyuhyun, nada bicaranya agak kasar dan keras.
"Kenapa tadi malam menangis, apa yang kau pikirkan tentangku?"
Kali ini Jaehyun yang kehabisan kata-kata. Jaehyun hanya diam, sementara otaknya sedang memikirkan kata-kata yang tepat untuk di katakan pada Kyuhyun.
"Jangan pura-pura tuli." Kata Kyuhyun singkat.
"Ck! Kenapa kau sering sekali mengataiku seperti itu? Kau harus berbicara lebih sopan padaku karena aku Hyung-mu." Jaehyun berusaha mengalihkan perhatian Kyuhyun.
"Kau hanya lebih tua tiga menit dariku, sama saja!" Kyuhyun membantah.
"Tetap saja, aku lebih tua tiga menit darimu!"
"Sama saja!" Kyuhyun tak mau kalah.
"Tidak sama!"
.
.
"Bangun Kyuhyun-ah, waktunya makan malam. Kau belum makan dari tadi." Kata Jaehyun sambil menarik-narik kaki Kyuhyun.
"Jaehyun-ah, hentikan, badanku sakit sekali."
"Huh?" Jaehyun mengernyit.
"Sungguh, aku tidak bohong." Kyuhyun mengeluh.
"Perlu ku panggil-kan Dokter Ahn?" tawar Jaehyun.
"Jangan, Dokter Ahn ada operasi malam ini."
"Lalu harus bagaimana? Ku panggil-kan eomma ya?"
"Jangan Hyun, sudah kau keluar saja. Aku mau tidur" jawab Kyuhyun singkat sambil menarik kembali selimutnya.
"Kau sudah minum obat-nya?"
"Sudah."
"Ya sudah, tidurlah. Nanti malam aku akan menemanimu." kemudian Jaehyun keluar dari kamar Kyuhyun.
.
Menjelang malam, Jaehyun benar-benar menemani Kyuhyun di kamarnya. Jaehyun terkejut mendapati Kyuhyun tertidur dengan wajah agak pucat. Tidak biasanya Kyuhyun sakit setelah check-up. Tapi Kyuhyun benar, hasil check-up nya kali ini sedikit buruk.
"Kyu... Kyuhyun-ah?" Jaehyun menepuk pelan pipi Kyuhyun.
"hm? Ada apa?" Kyuhyun membuka matanya yang sayu.
"Apa ada yang sakit?"
"Tubuhku sakit semua." Jawab Kyuhyun seadanya.
"Ingin ke Rumah Sakit?" tanya Jaehyun.
"Tidak, tidak, aku baik-baik saja, tidak apa-apa"
"ya sudah, tidurlah Kyu. Aku menjagamu." Kata Jaehyun, kemudian mematikan lampu kamar tidur Kyuhyun.
.
.
.
Pagi ini Jaehyun terbangun karena suara Kyuhyun yang terdengar bernyanyi sambil berjalan keluar-masuk kamar. Jaehyun mengerjapkan matanya yang masih berat, namun betapa terkejutnya dia melihat Kyuhyun sudah berpakaian rapi.
"Kau mau kemana?" tanya Jaehyun.
"Kuliah." jawab Kyuhyun tanpa menoleh ke arah Jaehyun karena sibuk menata rambutnya.
"Kau baik-baik saja?" Jaehyun melirik Kyuhyun yang masih sibuk dengan rambutnya.
"Memang aku kenapa?" akhirnya Kyuhyun menoleh pada Jaehyun.
"Jangan pura-pura bodoh, aku benci jika wajahmu seperti itu"
"Kau juga mengataiku seperti itu, seringkali seperti itu!"
"Ya sudah, berarti kita adil. Kau yakin akan pergi kuliah?"
"Iya! Aku tidak apa-apa, sungguh"
'Tidak apa-apa apanya? Kau tidak bisa berbohong padaku Kyu.' Kata Jaehyun dalam hati.
"Jangan menatapku seperti itu!" kata Kyuhyun yang tampaknya risih dengan tatapan Jaehyun. Kemudian Kyuhyun keluar dari kamar itu, meninggalkan Jaehyun yang masih khawatir melihat wajah Kyuhyun yang sedikit pucat hari ini.
Jaehyun bangun dari tempat tidur, diam-diam dia memperhatikan Kyuhyun dari ambang pintu kamar. Jaehyun sering melakukan ini hanya untuk memastikan bahwa Kyuhyun baik-baik saja. Dan benar saja, saat Kyuhyun akan berdiri setelah memakai sepatu, tubuhnya terhuyung dan akan terjatuh apabila Jaehyun tidak segera menangkapnya. Entah bagaimana Jaehyun bisa mengartikan gerak tubuh Kyuhyun, dia selalu tau kapan saat Kyuhyun sakit dan sehat hanya dengan melihat gerakan tubuhnya. Saat ditanya oleh Appa dan Eomma-nya, dia hanya menjawab bahwa tubuh Kyuhyun yang mengatakannya, dan dia 'seperti' bisa mendengarkan itu. Terdengar aneh memang, tapi siapa yang tau jika itu benar-benar terjadi pada anak kembar seperti Jaehyun dan Kyuhyun.
"Kau tidak bisa berbohong padaku Kyu...Kyu..." Kata Jaehyun dengan smirk andalannya.
"Tapi, aku ada tes hari ini!" Kyuhyun memejamkan matanya, sekilas ruangan itu seperti berputar di matanya. Akhirnya ia duduk di sofa di bantu oleh Jaehyun.
"Aku yang mengantar, aku akan kuliah juga" kata Jaehyun singkat sebelum ia melesat masuk ke kamar mandi.
Kyuhyun akhirnya menunggu Jaehyun yang tengah bersiap-siap sambil mempelajari materi yang sudah diberikan dosen untuk tes kali ini. Memang benar, tubuhnya tidak begitu sehat hari ini, Kyuhyun benar-benar merasa tak nyaman. Tapi bukan Kyuhyun namanya kalau tidak memaksa masuk kuliah walaupun dia sedang sakit.
"Jaehyun-ah cepat, aku terlambat!"
"Iya, ayo kita berangkat!" sahut Jaehyun sambil keluar dari kamar-nya.
Di dalam mobil, keduanya juga tak berbicara sepatah kata pun, hanya terdengar Kyuhyun yang sesekali terbatuk kemudian menghela napas berat. Jaehyun menoleh pada Kyuhyun, tapi Kyuhyun tampaknya tidak menyadari itu.
"Kenapa kau tidak terus terang saja sih, Kyu?"
"Terus terang apanya?"
"Kau sedang sakit, dan kau selalu saja menyembunyikan itu."
"Iya, aku memang sakit, tapi aku masih bisa berangkat kuliah, kan? Aku masih bisa berjalan Hyun. Aku ada tes hari ini, aku tak ingin menyusul!"
Tangan Jaehyun membuka laci yang ada di depan Kyuhyun, kemudian mengulurkan sebuah cermin kecil.
"Lihat itu, lihat wajahmu!"
Kyuhyun melirik cermin kecil di hadapannya. Kyuhyun menghela nafas, ia tau maksud Jaehyun, wajahnya memang pucat hari ini.
"Lalu aku harus bagaimana? Kau ingin aku memakai bedak? Atau lipstik, begitu?"
"Kau tau seperti apa rasa khawatirku melihatmu memaksakan diri seperti itu?"
"Kau kenapa sih, Hyun? Tidak biasanya kau seperti itu, sudahlah biarkan saja. Toh aku juga tak pernah kambuh walau kondisiku seperti ini, kan?"
"Kemarin aku bermimpi buruk tentangmu, Kyu. Kejadian 10 tahun lalu seperti terulang lagi. Semuanya begitu jelas, bahkan suaramu ketika itu, aku mendengarnya dengan sangat jelas. Aku takut Kyuhyun! Kau tak pernah mengerti itu!" Suara Jaehyun meninggi, emosinya mulai memuncak. Rasa takut itu sama sekali tak berkurang, apalagi dengan keadaan Kyuhyun yang seperti ini, itu malah membuatnya semakin takut.
"Hentikan mobilnya, dan dengarkan aku bicara." Perintah Kyuhyun tegas.
Jaehyun menurut, ia akhirnya menghentikan mobilnya. Jaehyun menatap Kyuhyun dengan tatapan yang serius.
"Ku tanya, apa yang kau takutkan, huh?" tanya Kyuhyun tak kalah serius.
Jaehyun tidak menjawab, entah kenapa mendengar Kyuhyun berkata seperti itu, ia merasa seperti Kyuhyun akan pergi jauh. Ia merasa Kyuhyun akan pergi meninggalkannya sendirian.
"Jawab aku, Hyun. Apa yang kau takutkan?"
Hening.
"Apa kau takut aku mati?"
Refleks Jaehyun langsung memeluk Kyuhyun begitu erat, menangis sesenggukan di pundak sang adik. Kyuhyun hanya bisa diam, apa yang di pikirkannya ternyata memang benar-benar terjadi. Ya, Jaehyun takut Kyuhyun akan pergi meninggalkan dirinya sendirian. Kyuhyun juga tak menyangkal, akhir-akhir ini ia merasa sering lelah, dan Kyuhyun pikir, obat-obatan itu juga tidak begitu berpengaruh lagi.
"Ya bagaimana lagi, aku harus operasi lagi, begitu? Aku tidak mau Hyun. Operasi-nya memang tidak sakit, tapi masa penyembuhannya itu pasti sakit sekali. Ah, tidak, tidak, aku tidak mau!"
"Lalu kau ingin aku bagaimana?" nada bicara Kyuhyun terdengar putus asa.
Hening. Jaehyun masih tak berbicara sepatah kata pun, ia masih menangis sambil memeluk Kyuhyun.
"Aishh, kau menggagalkan tes ku, Hyun. Ya sudah, terpaksa aku menyusul minggu depan." Kata Kyuhyun bercanda, ini sudah siang dan tidak mungkin dia tetap pergi kuliah, lagipula keadaan juga tidak memungkinkan seperti ini.
"Hyung, kau ingin aku bagaimana, heum?" Kyuhyun mengulang pertanyaan yang sama. Kyuhyun terlihat tenang, walau sebenarnya sama sekali tak seperti itu.
"Jangan pergi, Kyuhyun-ah." Jawab Jaehyun lirih.
"Ya, baiklah. Aku tidak akan pergi. Sudah ayo pulang, aku yang menyetir." Kyuhyun melepaskan dirinya dari pelukan Jaehyun.
.
.
.
Kyuhyun memijit keningnya perlahan, kejadian pagi tadi membuat kepalanya terasa sakit. Selama perjalanan kembali ke rumah, Jaehyun hanya diam dengan tatapan kosong. Memang tak biasanya Jaehyun seperti itu. Untung saja Kyuhyun berinisiatif mengemudikan mobilnya ketika pulang, jika tidak, mungkin saat ini dia sudah koma di Rumah Sakit.
"Bagaimana, ya?" Kyuhyun bergumam sendiri.
Sementara Kyuhyun sedang sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri, ia mendengar Appa-nya memanggil namanya dari luar kamar.
"oh, ya Appa!" Kyuhyun segera bangkit dari tempat tidurnya kemudian membuka pintu kamarnya, ia mendapati Appa-nya sudah berdiri di depan pintu.
"Ada apa?"
"maafkan Appa sebelumnya, Kyu. Appa membuat janji dengan Dokter Ahn, ku dengar setelah check-up kemarin kau mengeluh sakit, Appa mohon sekarang kita ke rumah sakit, ya? Dokter Ahn berkata dia sedang ada waktu luang hari ini."
"Oh, begitu-kah? Baiklah, sekarang?"
"Iya, ambil jaketmu, Appa akan menyiapkan mobilnya."
Kyuhyun menurut, dia tidak berani membantah jika sang Appa sudah berkata serius seperti tadi. Kyuhyun tau Appa-nya sangat lelah malam ini, sejak kemarin Appa-nya itu selalu pergi ketika hari masih gelap dan pulang pada tengah malam. Maklum saja, perusahaan Appa-nya sedang mengalami perkembangan, sehingga beliau harus mengurus hal-hal penting di perusahaannya.
.
.
Kini Kyuhyun dan Appa-nya berada di sebuah restoran dekat Rumah Sakit, Kyuhyun sudah menemui Dokter Ahn, dan apa yang ia dengarkan dari Dokter Ahn, sama sekali tak membuatnya terkejut. Kyuhyun juga merasa seperti itu, merasa jantungnya tak mampu berdetak lebih lama lagi.
"Haruskah aku menceritakan ini pada Appa?" tanya Kyuhyun sambil menatap Appa-nya.
"Kalau tidak ingin menceritakannya, kenapa kau harus bertanya seperti itu? Itu sama saja kau memberitahu Appa. Ada apa? Jarang-jarang kau mau bercerita seperti itu? Biasanya hanya kau simpan sendiri sampai membuatmu sakit."
"Aishh, Appa sama saja dengan Jaehyun. Selalu menyindirku."
"Appa tidak menyindir, itu memang kenyataan, kan? Kau selalu seperti itu setiap ada masalah. Itu berbahaya untukmu sendiri Kyuhyun-ah, untuk kesehatanmu, kau harus ingat itu. Lalu apa yang ingin kau ceritakan?"
Kyuhyun menceritakan kejadian kemarin, ketika Jaehyun tiba-tiba memeluknya sambil menangis. Ia menceritakan semuanya kepada Appa-nya. Mungkin memang harusnya Kyuhyun terbuka pada keluarganya sendiri, dengan begitu dia juga akan lebih tenang.
"Bagaimana Appa, aku harus bagaimana, huh?"
"Jaehyun hanya bermimpi Kyuhyun-ah. Mungkin dia terkejut. Kau tau sendiri kejadian 10 tahun yang lalu memang membuatnya benar-benar tertekan. Itu karena Jaehyun-lah yang pertama kali menemukanmu kesakitan di kamar, lagi pula pada saat itu usia kalian masih kecil, jelas saja dia begitu ketakutan."
"Sebenarnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi, Appa mendengar sendiri apa kata Dokter Ahn tadi, kan? Tentang kondisiku saat ini..." Kyuhyun tak melanjutkan kata-katanya.
"Kyuhyun-ah, sebernarnya apa yang kau rasakan saat ini, heum?"
"Sakit."
Sesingkat itukah?
"Jelaskan pada Appa, Kyu. Sakit yang seperti apa?"
Kyuhyun diam, ia menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata laki-laki paruh baya itu. Tangannya sibuk memainkan gelas berisi air putih di hadapannya.
"Kyuhyun-ah, bagaimana Appa bisa tau apa yang kau rasakan jika kau selalu diam seperti ini. Ceritakan saja semuanya. Appa selalu bingung jika kau sudah seperti ini. Ayolah Kyuhyun." Kata Younghwan sambil memegang tangan putra-nya itu.
Kyuhyun mendongak, mengedarkan pandangannya ke sekitar restoran.
'ternyata belum sepi.' Batin Kyuhyun
"Bisakah kita berbicara di mobil saja, Appa?"
.
.
TBC~
Gimana? Mau lanjut apa nggak? :D monggo di Review ya... :)
