Adventure In Blue Skies
.
Fujimaki Tadatoshi is the rightful owner of Kuroko No Basuke
This story is owned by me
Rated: T
Genre: Adventure, Fantasy
.
Enjoy It!
Chapter 1: In Search Of The Eternal.
Di sebuah kuil tua yang berumur berjuta-jutaan tahun yaitu kuil Legend, berdirilah seorang laki-laki bersurai merah kehitaman. Laki-laki itu tengah celingak-celinguk mencari teman-temannya yang sudah pergi entah kemana. Laki-laki itu menghela nafas.
"OIII! APAKAH ADA SESEORANG DISINI!?" Teriak laki-laki itu dengan cemprengnya sampai suaranya bergema-gema di kuil itu.
Tiba-tiba dari atas bangunan kuil tua itu turun monster berbentuk cairan merah yang sangat menjijikan.
Laki-laki itu tersentak kaget dan mundur 1 langkah setelah itu ia menghela nafas untuk kedua kalinya. "Haaahh… Bukan kau yang kumaksud…"
"… Tapi karena kau sudah muncul dihadapanku… Aku akan menebasmu!" Ucap laki-laki itu sambil mengeluarkan Magic Dual Sword nya.
Lalu laki-laki itu dengan kecepatan yang luar biasa berhasil menebas monster menjijikan itu dengan sekali tebasan.
"GROAARR!" Ucap monster itu sebelum menghilang menjadi serpihan debu.
"Cih! Ternyata monster itu lemah! Bahkan tanpa sihir pun ia dapat mudah dikalahkan. " Ucap laki-laki itu sambil menaruh kembali Magic Dual Sword nya .
"Sekarang aku harus mencari Kuroko teme yang meninggalkanku seenaknya. Dia pasti masih ada disekitar sini." Lanjut laki-laki itu sambil mencak-mencak sendiri.
Laki-laki itu kembali berjalan memasuki kuil itu lebih dalam dan ia melihat seorang laki-laki bersurai baby blue tengah bersandar di dinding kuil tua itu.
"OI! KUROKO TEME!" Teriak laki-laki bersurai merah kehitaman.
"Kagami-kun?" Ucap laki-laki bersurai baby blue itu yang bernama Kuroko Tetsuya sambil bangkit berdiri dan menghampiri laki-laki bersurai merah kehitaman yang bernama Kagami Taiga.
Kagami hanya mendengus kesal.
"Kau sungguh lama sekali." Ucap Kuroko dengan wajah datar bak boneka.
Muncul perempatan di kepala Kagami. "Ya, tadi aku sempat dihadang oleh monster lumpur itu dan ITU SEMUA SALAHMU KARENA MENINGGALKAN AKU!" Teriak Kagami dengan emosi.
"Sudahlah Kagami-kun… Daripada kau terus teriak-teriak, kita harus segera menyusul Akashi-kun dan nii-san…" Ucap Kuroko sambil memandang Kagami dengan wajah datarnya.
"Haaahh… Ya, kau benar… Kita harus segera menyusul mereka secepat mungkin karena aku tidak yakin mereka mau menunggu kita sampai berlumut." Ucap Kagami sambil mencoba bersabar.
"Lalu kenapa kita masih terus berdiam disini dan berbincang?" Ucap Kuroko.
Kagami merasa sangat ingin sekali menghajar partner imut satunya ini, tapi ia segera kurungkan niatnya itu karena tak mau terus berlama-lama disitu.
Mereka berdua mulai berjalan dan mereka kembali dihadang oleh dua monster lumpur merah itu.
"Lagi-lagi monster itu…" Ucap Kagami memandang malas ke arah kedua monster itu.
"GROOOOAARR!" Ucap kedua monster itu sambil mengeluarkan semburan api dari mulutnya.
"Magic guard: Protectga!" Ucap Kuroko mengeluarkan sihirnya.
Dan secara ajaib, ada lapisan pelindung yang melindungi Kagami dan Kuroko dari semburan api monster itu.
"Yosh! Sisanya biar aku yang urus!" Ucap Kagami mengeluarkan Magic Dual Sword nya.
Kagami dengan gesitnya menebas kedua monster itu dengan mudahnya dan kedua monster itu menghilang menjadi serpihan debu.
"Kagami-kun, ayo kita kembali berjalan lagi." Ucap Kuroko sambil menghilangkan sihir lapisan pelindungnya.
Kagami menggangguk sambil menaruh kembali Magic Dual Sword nya itu, dan mereka kembali berjalan lagi sampai akhirnya mereka sampai di pintu yang sangat besar dan disana mereka melihat dua pemuda yang lagi berdiri menunggu mereka.
"Akashi-kun! Nii-san!" Ucap Kuroko sambil berjalan mendekati kedua pemuda itu.
"Akashi… Mayuzumi… Akhirnya aku menemukan kalian…" Ucap Kagami sambil berjalan mendekati kedua pemuda itu seperti sama halnya dengan Kuroko.
"Akhirnya kalian datang juga… Apa yang membuat kalian datang terlambat kesini? Bersenang-senang melihat kuil ini sampai lupa dengan tujuan kita, eh?" Ucap laki-laki yang bersurai crimson yang memiliki manik heterokrom, yang bernama Akashi Seijuurou.
"Jangan salah paham, ya! Kami datang terlambat karena dihadang oleh monster menyebalkan di bangunan jelek ini!" Ucap Kagami dengan ketus dan Akashi hanya terkekeh.
"Tapi sepertinya kalian baik-baik saja…" Ucap laki-laki yang bersurai abu-abu yang bernama Mayuzumi Chihiro (Note: Disini Mayuzumi adalah kakak Kuroko tapi mereka tak punya hubungan darah, singkatnya ia kakak tiri Kuroko walaupun begitu mereka saling menyayangi seperti kakak adik).
Kuroko menggangguk.
"Ayo, kita segera berjalan! Kita tak boleh membuang waktu." Ucap Akashi sambil berbalik dan berjalan mendahului yang diikuti Mayuzumi partner nya.
Kagami dan Kuroko hanya saling memandang.
"Mereka lagi-lagi mengganggap kita sebagai anak kecil." Bisik Kagami.
Kuroko menggangguk. "Tapi setidaknya mereka telah menunggui kita."
Kagami menggangguk dan mulai berjalan. "Kalau gitu apa yang kita tunggu lagi? Ayo!"
Kagami dan Kuroko berlari mengejar Akashi dan Mayuzumi yang sudah berjalan jauh.
Akashi dan Mayuzumi tiba-tiba berhenti.
"Kita sudah sampai." Ucap Akashi.
Kagami dan Kuroko juga ikut berhenti dan menatap takjub ruangan dinding kuil itu yang dihiaskan oleh banyak permata.
"Wow…" Ucap Kagami takjub.
"Kuil ini memiliki banyak permata yang sangat indah tapi diantara banyak permata ini pasti ada kristal yang dikatakan sebagai kristal legenda yang mempunyai kekuatan rahasia." Ucap Mayuzumi dengan datarnya.
"Matte! Lihat disana ada dua permata yang berbeda dengan yang lain!" Ucap Kuroko sambil menunjuk dua batu besar yang ditengah-tengahnya ada dua batu permata yang mengkilap indah.
Akashi memincingkan matanya. "Itu batu kristal yang kita cari-cari di kuil ini."
"Berarti ada dua harta karun di kuil ini." Ucap Kuroko.
"Bagus! Satu untuk kalian berdua dan satunya lagi untuk kita!" Ucap Kagami sambil mengacungkan jari jempolnya.
"Membagi harta karun menjadi setengah? Sky Pirate macam apa kau ini?" Tanya Akashi.
Tiba-tiba dari atas kuil itu muncul monster yang mirip cacing merah raksasa yang melindungi dua Kristal itu.
"GRRRRR!" Ucap monster itu yang terlihat tak senang.
"Sepertinya monster itu adalah pelindung kuil ini dan dua kristal itu." Ucap Kuroko menganalisi.
"Bagus, sekarang ada pengganggu yang terlihat tak senang karena rumahnya diusik oleh orang lain." Ucap Akashi dengan sarkastiknya.
"Aku baru tau ada cacing yang mengaum." Ucap Kagami dengan bodohnya.
"Jangan berkata seperti itu dalam keadaan genting begini, Kagami-kun." Ucap Kuroko sambil memandang Kagami dengan pandangan kau-ini-bodoh-ya?
"Ukh!" Ucap Mayuzumi sambil terjatuh terduduk.
"Nii-san!" Ucap Kuroko sambil menghampiri Mayuzumi yang tengah memegangi kepalanya.
"Ada apa Chihiro?" Tanya Akashi sambil mendekati Mayuzumi.
"Oi, kau tidak apa-apa?" Tanya Kagami sambil mendekati Mayuzumi juga.
"… Aku merasakan ada sesuatu yang aneh pada aura disini… Rasanya sungguh berat dan dingin…" Ucap Mayuzumi yang mulai berkeringat dingin.
"Apakah kau masih bisa bertarung?" Tanya Akashi.
"Ya, kurasa begitu." Ucap Mayuzumi sambil bangkit berdiri.
Syut! Syut! Syut! Syut!
Tiba-tiba disekeliling monster cacing itu, muncul empat monster burung Phoenix yang melindungi monster cacing itu.
"Wah, wah, wah… Sepertinya monster cacing pengganggu itu mulai mengudang teman-temannya juga untuk berpesta." Ucap Akashi.
"Sebaiknya jangan membuat mereka menunggu lebih lama lagi." Ucap Kagami mengeluarkan Magic Dual Sword nya.
"Kalau begitu, ayo kita bereskan secepat mungkin." Ucap Akashi sambil mengeluarkan Magic Gun nya.
"Ya." Ucap Mayuzumi sambil mengeluarkan Magic Bow nya.
Kuroko menggangguk.
"Yosh! Biar aku yang pertama maju!" Ucap Kagami semangat.
"KIEEEEKKK!" Ucap salah satu Phoenix itu sambil mengeluarkan semburan api dari mulutnya.
"Magic guard: Protectga!" Ucap Kuroko mengeluarkan sihirnya.
Dan secara ajaib, disekeliling tubuh Kagami ada lapisan pelindung yang melindungi Kagami dari semburan api itu.
"Sankyu Kuroko!" Ucap Kagami dan dibalas oleh anggukan Kuroko.
"Yosh! Terimalah serangan ini burung jelek! Dual attack!" Ucap Kagami sambil menebas dua kali yang membentuk tanda silang pada monster burung Phoenix itu.
"KIIEEEKKK!" Ucap monster burung phoenix itu marah.
Phoenix itu mengibaskan sayapnya dan bulu-bulu dari sayap Phoenix itu membentuk jarum yang tajam dan besar dengan sendirinya lalu jarum itu terbang menuju Kagami, Kuroko, Akashi, Mayuzumi.
"Magic guard: Shellga!" Ucap Kuroko mengeluarkan sihirnya.
Lalu munculah perisai pelindung yang sangat besar, yang melindungi Kagami, Kuroko, Akashi, dan Mayuzumi dari jarum-jarum itu.
"Tri-shot!" Ucap Akashi sambil menembak Phoenix itu dengan Magic Gun nya yang mengeluarkan tiga peluru sekaligus dan berhasil mengenai burung Phoenix itu, lalu Phoenix itu berubah menjadi butiran debu.
"KIIIEEK!" Ucap Phoenix lainnya yang marah karena temannya mati.
"Blizzaga shot!" Ucap Akashi sambil menembak salah satu Phoenix itu dengan Magic Gun nya yang mengeluarkan es dan berhasil membuat Phoenix itu membeku.
"KIIIIEEEKKK!" Ucap salah satu Phoenix itu yang kali ini ingin menyerang Mayuzumi.
"Confusion arrow!" Ucap Mayuzumi sambil memanah Phoenix itu dengan panah yang diberi sihir untuk membuat target menjadi pusing.
Panah itu mengenai Phoenix itu dan Phoenix itu mulai merasa pusing, ia pun mulai melukai dirinya sendiri dan mati sendiri menjadi butiran debu.
"KIIIEEKKKK!" Ucap Phoenix yang terakhir yang kali ini ingin menyerang Kuroko.
"Magic guard: Vanishga!" Ucap Kuroko mengeluarkan sihirnya.
Tiba-tiba Kuroko menghilang dan membuat Phoenix itu kebingungan.
"Cih! Apakah kau tak pernah belajar sihir untuk menyerang, kah!?" Ucap Kagami sambil menebas Phoenix itu menjadi dua bagian dan membuat Phoenix itu menjadi butiran debu.
"Tidak pernah." Ucap Kuroko yang kembali muncul lagi.
"Lalu selama ini kau belajar sihir apa saja, hah!?" Ucap Kagami sedikit emosi.
"Sihir pertahanan dan sihir penyembuhan." Ucap Kuroko datar sekali.
"Kau juga harus belajar sihir untuk menyerang!" Ucap Kagami mencak-mencak.
"Cukup! Kalian tak boleh bertengkar disaat bertarung!" Ucap Akashi sambil mendelik tajam ke arah Kagami dan Kuroko.
"GROOOOAARRRR!" Ucap monster cacing itu yang merasa diabaikan (?).
"Monster yang berisik." Ucap Mayuzumi dengan datarnya.
"Monster yang minta untuk dibunuh." Ucap Akashi dengan dinginnya.
"Monster menyebalkan!" Ucap Kagami sambil menatap monster itu dengan pandangan mematikan.
"Monster murahan." Ucap Kuroko kejam.
Seketika monster cacing itu pundung dipojokkan dengan rasa sakit dihatinya *Memang cacing bisa sakit hati, ya?*
"Sekarang saatnya!" Ucap Akashi memberi aba-aba.
"Hiaaattt!" Ucap Kagami sambil menggores monster cacing itu dengan Magic Dual Sword nya.
"Poison Arrow!" Ucap Mayuzumi sambil memanah monster cacing itu dengan panah yang ada racunnya.
"Firaga shot!" Ucap Akashi sambil menembak monster cacing itu dengan Magic Gun nya yang mengeluarkan api yang membuat monster cacing itu terbakar.
"GROOARR!" Ucap monster cacing itu yang kesakitan.
"Serangan terakhir." Ucap Akashi sambil menodongkan Magic Gun nya pada monster cacing raksasa itu yang sudah sekarat.
"Matte!" Ucap Kagami.
Akashi, Mayuzumi, dan Kuroko memandang Kagami dengan bingung.
"Jangan dibunuh dulu! Kita jadikan monster itu sebagai oleh-oleh saja! Aku mau memperlihatkan monster itu pada Kise!" Ucap Kagami berseri-seri.
Akashi memandang malas ke Kagami.
"Kutolak." Ucap Akashi dengan entengnya dan menembak monster cacing itu.
Monster itu menjadi serpihan debu.
"Ah! Tidak! Kesempatanku untuk menakut-nakuti Kise menghilang!" Ucap Kagami tertunduk lesu.
'Jadi itu tujuannya.' Batin yang lain.
Akashi dan Mayuzumi memasukkan kembali senjata mereka karena sudah merasa aman.
Akashi mulai berjalan mendekati dua batu kristal itu tapi ia langsung didahului oleh Kagami yang sudah kembali seperti biasa.
"Tak perlu terburu-buru, Taiga." Ucap Akashi masih terus melangkah.
"Kenapa tidak?" Ucap Kagami sambil menghentikan langkah larinya.
"Sebelumnya, apakah kau mengetahui tentang legenda tentang kedua batu kristal itu?" Tanya Akashi mendekati Kagami.
"Aku tidak tau kalau kedua batu kristal itu ada legendanya…" Ucap Kagami cuek dan dibalas oleh helaan nafas Akashi, Mayuzumi, dan Kuroko.
"Kau berburu harta karun itu tapi kau tak mengetahui legendanya…" Ucap Mayuzumi sambil berfacepalm ria.
"Baiklah, aku akan menceritakanmu tentang legenda batu kristal itu untuk kali ini saja, tapi tidak untuk seterusnya." Ucap Akashi sambil menghela nafas.
Kagami menggangguk.
"Kedua batu kristal ini bukanlah harta karun yang biasa seperti harta karun lainnya. Kedua batu kristal ini memiliki koneksi dengan keabadian." Ucap Akashi.
"Hah? Keabadian apa? Memang apa hubungannya?" Tanya Kagami bingung.
"Menjelaskan lebih padanya hanya membuat kepalanya jadi pusing." Ucap Mayuzumi datar.
Akashi hanya menghela nafas yang entah untuk keberapa kalinya.
"Harta karun itu seperti wanita yang misterius, kau harus menjadi orang yang pantas dengannya atau tidak ia akan menolakmu." Ucap Akashi sambil menatap kedua kristal itu.
"Aku berani bertaruh kalau kau masih belum pantas dengan harta karun satu ini, sebaiknya aku yang mengambilnya." Lanjut Akashi sambil mengambil salah satu batu kristal yang berwarna hijau itu.
"Lakukanlah… Maka yang harus aku lakukan adalah mengambil kembali darimu!" Ucap Kagami sambil menebas batu tak berdosa didepannya dengan Magic Dual Sword nya.
"Kagami-kun, apa yang kau lakukan?" Tanya Kuroko.
"Dia sedang mencoba bersikap menjadi Sky Pirate." Ucap Mayuzumi.
Akashi menatap Kagami dengan intens setelah itu, ia memasang smirknya lalu secara tiba-tiba ia melempar batu kristal hijau itu kepada Kagami.
"Whoa!" Ucap Kagami yang kaget akan tindakan Akashi yang tiba-tiba itu sambil menangkap batu kristal itu.
"Kurasa aku berubah pikiran setelah melihat perilakumu tadi." Ucap Akashi sambil berjalan mendekati batu kristal yang satunya yang berwarna ungu.
Kagami dan Kuroko hanya terdiam sambil memperhatikan batu kristal hijau itu.
"Tapi ingat, Taiga… Sesuatu yang kau miliki bisa berakhir menjadi memiliki kamu sendiri." Lanjut Akashi sambil mengambil batu kristal warna ungu itu.
Kagami hanya menatap Akashi dengan pandangan bingung karena tak mengerti ucapan Akashi.
Setelah Akashi mengambil batu kristal warna ungu itu, tiba-tiba bangunan kuil itu mulai runtuh.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kuroko.
"Sepertinya karena kedua kristal yang menjadi sumber kekuatan kuil ini diambil, kuil ini mulai runtuh." Ucap Mayuzumi sambil mengadah kepalanya keatas.
"Lalu, apa yang kita lakukan terus berdiri disini? Ayo, kita segera pergi!" Ucap Akashi sambil memasuki batu kristal warna ungu itu kedalam saku celananya.
Semua saling memandang dan menggangguk secara bersamaan.
Kagami, Akashi, Kuroko, dan Mayuzumi segera berlari keluar dari kuil tua itu.
Diluar kuil itu sudah ada dua Magic Ship (Note: Magic Ship adalah kendaraan yang dimiliki oleh Sky Pirate. Bentuknya seperti pesawat dan dapat bergerak dengan kekuatan Magic saja) mereka yang menunggu.
"Auk! Auk! Auk!" Gonggong Nigou, anjing milik Kuroko yang sudah dari tadi menunggu Kuroko dan yang lain keluar.
Tiba-tiba tanah di kuil itu terbelah menjadi dua karena gempa.
"Kaing!" Ucap Nigou yang hampir terjatuh karena tanah tempat ia berdiri terbelah menjadi dua.
"Nigou!" Ucap Kuroko sambil mendekap Nigou sebelum anjing kesayangannya terjatuh kedalam jurang yang dihasilkan oleh belahan tanah itu.
"Magic Ship nya…" Ucap Kagami sambil melihat Magic Ship milik mereka terjatuh kedalam jurang itu.
"Kagami-kun! Ayo kita naik Magic Ship milik Akashi-kun dan nii-san! Cepat!" Ucap Kuroko sambil menarik Kagami yang tengah mematung melihat Magic Ship mereka yang terjatuh.
Kagami menggangguk.
Mereka berdua saling berpegang tangan dan segera berlari kedalam Magic Ship milik Akashi dan Mayuzumi.
Setelah mereka berdua masuk ke Magic Ship milik Akashi dan Mayuzumi, mereka berdua melirik bangunan kuil tua itu yang runtuh dari jendela Magic Ship milik Akashi dan Mayuzumi.
Akashi dan Mayuzumi sudah berada di ruang pengedali, mereka berdua menyalakan Magic Ship milik mereka dan menjalankan Magic Ship mereka untuk terbang.
Magic Ship milik Akashi dan Mayuzumi itu pun terbang dilangit meninggalkan pulau reruntuhan kuil tua itu (Note: Pulau itu mengapung di langit).
Sementara, Kagami terlihat termenung sambil memandang langit biru dari jendela Magic Ship itu dan Kuroko mendekati Kagami.
"Daijoubu, Kagami-kun?" Tanya Kuroko sambil masih mendekap anjing kesayangannya itu.
"Daijoubu… Dan jauhkan anjingmu itu dariku!" Ucap Kagami sambil menatap tajam ke Nigou.
Kuroko melepaskan Nigou dari dekapannya dan Nigou hanya berjalan ke sampingnya sambil menggonggong dan mengibaskan ekornya.
"Apa kau masih kepikiran tentang Magic Ship kita?" Tanya Kuroko tiba-tiba.
"Ya, selain itu aku juga sedang berpikir tentang apa rahasia hubungan koneksi antara batu kristal ini dengan keabadian?" Ucap Kagami sambil memperhatikan batu kristal warna hijau yang ada ditangannya.
Kuroko tersenyum tipis. "Suatu hari nanti kita pasti akan mengetahui rahasia dibalik koneksi batu kristal itu dengan keabadian dan mendapatkan Magic Ship lagi untuk berpetualang dan mencari harta karun seperti ini."
Kagami memandang Kuroko dan ikut tersenyum tipis. " Kau benar…"
TBC
Author's Note: Yosh! Kembali lagi dicerita lain milik Princess! Bagaimana bagus atau jelek? Kalau ada sesuatu yang kurang jelas tanya saja lewat review. Cerita ini terinspirasi dari Anime One piece, Fairy Tail, dan dari game lalu jadinya begini, deh. Ok, langsung akhir kalimat saja…
Mind to review?
