Search our Lost Love

A/N: Heeyaaa! Ketemu lagi sama saya (=3=) dengan fic terbaru saya di FKI ini hohoho *Tanakamode* sbenernya sih fic kedua, oiya di sini bakal muncul Claude & Alois dan juga Ciel ama Alois di chap pertama ini kujadikan perempuan tapi kesananya laki-laki kok. Yaudah deh mending langsung aja

Disclaimer: Kuroshitsuji © Yana Toboso

Warning: BL, EYD berantakan, Typo, Gaje (pastinya)


Chapter 1: Tragedy

Di sebuah istana— lebih tepatnya sebuah kerajaan, ada seorang putri cantik atau bisa dibilang tercantik di kerajaannya itu sedang menatap ke luar jendela dan melihat bulan yang bersinar dengan indahnya.

Sang putri, Ciella yang berasal dari kerajaan Phantomhive ini hanya termenung melihat kejadian yang sedang berlangsung saat ini. Perang. Ya peperangan. Sekarang ini kerajaannya sedang berperang melawan kerajaan dari Jepang yang datang untuk menguasai uang dan perekonomian kerajaannya.

"Haah… coba kalau perang ini tidak terjadi," gumam Ciella pada dirinya sendiri. Dia melihat bulan sejenak lalu pergi ke luar dari kamarnya menuju taman bunga yang ada di halaman istana.

Ciella, gadis berusia sekitar 15 tahun yang memiliki rambut biru kelabu panjangnya yang diikat pigtail, mata biru sebiru lautan, kulit yang putih seperti poselen dan mengenakan gaun merah muda ini merupakan anak satu-satunya dari raja Vincent dan ratu Rachel. Bisa dibilang dia ini anak yang membenci peperangan.

Tentu saja sebagai seorang putri dia memiliki seorang kekasih. Kekasihnya ini merupakan pangeran dari kerajaan Michaelis yang merupakan sahabat dari kerajaan Phantomhive dan kekasihnya ini merupakan orang yang pandai bertarung.

Sekarang ini Ciella sedang ada di taman bunga yang dipenuhi oleh mawar putih kesukaannya.

"Sedang apa kau Ciella?" Tanya seorang gadis. Ciella membalikkan tubuhnya dan melihat sahabat baiknya Aloisu sedang berdiri di sana sambil tersenyum ramah padanya.

"Ternyata kau Aloisu, jangan mengagetkanku," ujar Ciella sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang karena kaget mendengar suara Aloisu.

"Ahahaha maaf kukira kau sadar kalau aku ada di sini," Aloisu tertawa kecil mendengar kata-kata dari sahabatnya ini.

Aloisu Trancy, putri dari kerajaan Trancy ini merupakan sahabat baik Ciella sejak kecil. Mereka selalu bersama-sama bahkan orang-orang di kerajaan mengira kalau mereka ini kakak-adik. Dia memiliki rambut pirang panjang yang diikat pigtail hanya saja cuma setengahnya, memiliki mata biru muda seindah berlian, kulit putih seperti porselen dan memakai gaun berenda dengan warna biru keunguan dan memakai bando pita berwarna ungu di kepalanya dan juga sebagai seorang putri dia memiliki kekasih yang berasal dari kerajaan Faustus.

Sudah lama skali kerajaan Phantomhive, Michaelis, Trancy dan Faustus bersahabat. Karena itu setiap ada yang kesulitan mereka saling membantu dan setiap kali ada perang mereka selalu bekerja sama seperti sekarang ini.

"Apa kau khawatir soal perang ini?" Tanya Aloisu sambil duduk bersimpuh di sebelah Ciella.

"Iya."

Aloisu hanya menatap sahabatnya ini dengan tatapan khawatir dan untuk meringankan suasana Aloisu segera mengganti topik pembicaraan.

"Ka-kalau tidak salah Sebastian dan Claude ingin bertemu kita di sini kan?" Aloisu hanya menoleh kesana-kemari untuk melihat apakah ada tanda dari kedua orang itu.

Ciella pun hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya dan masih melihat bunga mawar putih kesukaannya.

'Sebastian'

"Kira-kira mereka di mana ya?" ujar Ciella.

"E-entahlah aku juga tidak tahu tapi pasti mereka datang," Aloisu tersenyum pada Ciella untuk meringankan hati sahabat sejak kecilnya itu.

Tanpa mereka sadari dua orang sosok laki-laki mucul di belakang mereka dan memeluk mereka dari belakang. Sontak saja itu membuat Ciella maupun Aloisu kaget dan hampir berteriak tapi tidak jadi setelah mereka sadar kalau itu adalah Sebastian dan juga Claude.

"Ya ampun kalian ini mengagetkan saja."

"Benar kukira musuh."

"Maaf, maaf Ciella aku tak bermaksud mengagetkanmu," ujar pemuda berambut hitam, Sebastian.

"Begitupula aku," ujar pemuda satu lagi yang memiliki rambut hitam dan memakai kacamata.

Sebastian Michaelis, pangeran dari kerajaan Michaelis yang merupakan kekasih dari Ciella Phantomhive. Dia memiliki rambut hitam, mata berwarna merah semerah darah, wajah yang tampan dan suara yang dapat meluluhkan hati gadis manapun adalah pangeran yang pandai bertarung.

Claude Faustus, pangeran dari kerajaan Faustus ini juga kekasih dari Aloisu Trancy. Dia memiliki rambut hitam yang dibelah pinggir, mata berwarna kuning keemasan bagaikan emas, kacamata indah yang menempel di matanya, wajah yang tampan dan suara yang selalu terdengar bass adalah rekan bertarungnya Sebastian.

"Apa kalian juga ikut berperang?" Tanya Ciella pada kekasihnya itu.

"Iya… maaf ya Ciella," ujar Sebastian sambil tersenyum miris pada Ciella. Jujur sebenarnya Sebastian juga tidak ingin ikut berperang karena ia tahu Ciella sangat benci peperangan.

"Tidak kenapa kau minta maaf?" Ciella menggelengkan kepalanya dan menunduk.

"Apa kau juga Claude?" Tanya Aloisu saat ia menatap Claude dengan tatapan khawatir.

"Iya, maaf ya ini untuk membantu para prajurit agar kerajaan dari Jepang itu tidak menyerang lagi," Calude tersenyum tipis sambil mengelus pipi Aloisu dengan lembutnya.

Kedua putri itu hanya bisa terdiam dan menatap kekasih mereka dengan tatapan khawatir dengan sedikit berharap agar mereka tidak ikut berperang. Tapi mau bagaimana lagi, satu-satunya orang yang pandai berperang hanya mereka berdua.

"Baiklah, tapi hati-hati ya, pulanglah dengan selamat," pinta Ciella pada Sebastian, melihat itu Sebastian hanya tersenyum dan memetik salah satu mawar putih dari taman bunga itu.

"Tentu saja," Sebastian menyelipkan mawar putih itu ke telinga Ciella dan mencium tangan sang putri.

"Kau juga ya Claude, kembalilah dengan selamat," pinta Aloisu.

"Tentu saja putriku," ujar Claude sambil mencium tangan Aloisu sama seperti yang dilakukan Sebastian.

"Nona mari kita kembali ke dalam istana," ujar pelayan Ciella dan Aloisu, Meirin dan Hannah.

Baik Sebastian maupun Claude tidak tahu kalau malam ini merupakan malam terakhir mereka melihat kekasih mereka.

-OOOOOOOO-

Sebastian dan Claude sekarang berada di medan perang, mereka bersama prajurit-prajurit lain sedang bersiap untuk menyerang kerajaan Shintaro dari Jepang.

Tiba-tiba saja suara langkah kaki kuda terdengar dan memperlihatkan sosok laki-laki tua yang mengenakan pakaian perang tradisional Jepang sambil membawa pedang dan bendera tanda perang akan dimulai.

"Wah, wah bukankah ini pangeran dari kerajaan Michaelis dan juga kerajaan Faustus. Sepertinya kalian membantu kerajaan Phantomhive ya?" Tanya laki-laki tua yang merupakan ketua dari peperangan itu, Shinosuke Shintaro.

"Tidak akan kubiarkan kau melangkahkan kaki ke kerajaan Phantomhive!" seru Sebastian sambil menghunuskan pedang miliknya.

"Dan tidak akan kubiarkan kau menguasai uang dan perekonomian kerajaan ini!" seru Claude yang juga bersiap-siap dengan mengeluarkan pedangnya.

"Hmph, kalian pikir kalian bisa menang melawanku! Jangan bercanda!" Shinosuke pun bersiap dengan pedang miliknya.

"Sepertinya kau ingin segera mati ya? Jangan remehkan kami, kami ini pandai bertarung," ujar Sebastian.

"Dari bicaranya saja sudah ketahuan kalau dia yang minta. Ayo segera kita habisi orang ini," Claude membetulkan kacamatanya dan segera mengendalikan kuda miliknya.

Dengan cepat Sebastian dan Claude mengendalikan kudanya dan berlari ke arah Shinosuke. Shinosuke pun tak mau kalah dan langsung berlari menuju kedua pangeran tersebut sambil brusaha menghunuskan pedangnya. Para prajurit dari kerajaan Phantomhive pun ikut bertarung dan melawan prajurit dari kerajaan Shintaro sambil melepaskan anak panah mereka pada masing masing prajurit.

Terdengar bunyi suara pedang yang berbenturan dengan nyaringnya dan suara kuda yang berontak. Shintaro berusaha menusukkan pedangnya pada tubuh Sebastian tapi tidak berhasil karena sudah ditangkis duluan oleh pedang milik Sebastian.

Sementara Sebastian dan Shinosuke sibuk bertarung, Claude berlari kea rah Shinosuke dari belakang sambil menghunuskan pedangnya dan akhirnya pedang Claude berhasil mengenai tubuh Shinosuke. Darah segar pun mengalir dari tubuh dan mulut Shinosuke.

"Hmph, sudah kubilang jangan meremehkan kami," ujar Sebastian dengan keringat yang bercucuran dan darah yang menempel di wajah tampannya.

"Hmph, dasar… bodoh kau pikir kau… menang? Kau bahkan… tidak tahu kalau aku sudah mengirimkan… setengah dari prajuritku… ke… kerajaan Phantomhive diam-diam."

"Apa?"

"Para… prajuritku… akan mem…bakar istana… itu… dan merenggut… sesuatu… yang sangat… penting… bagi… kalian," ujar Shinosuke terengah-engah.

'Ciella!?'

"Kau!" Claude yang emosi berusaha menghajar orang tua ini tapi gagal karena dihalang oleh rekannya.

"Daripada itu lebih baik kita ke istana segera untuk menyelamatkan Ciella dan yang lainnya," ujar Sebastian dan ia punmenaiki kudanya. Calude hanya mengangguk dan menaiki kudanya juga lalu mereka berdua berlari kembali menuju istana.

-OOOOOOOOO-

Suara derap kaki yang berlari dapat terdengar di seluruh istana. Ciella dan Aloisu yang berlari dari istana itu tidak tahu harus pergi kemana setelah mereka tahu ada penyusup ke istana yang membunuh seluruh orang-orang di istana termasuk raja dan ratu.

"Kenapa bisa ada penyusup!" seru Ciella sambil berlari memgangi gaun merah mudanya.

"Aku tidak tahu! Mungkin prajurit juga tidak sadar! Semoga saja Sebastian dan Claude kembali tepat waktu!" seru Aloisu yang berlari di samping Ciella sambil menoleh ke belakang.

Tapi dugaan mereka salah. Prajurit yang berasal dari kerajaan Shintaro itu terlalu banyak bagi mereka dan salah satu pajurit dengan cekatan menangkap tangan Aloisu sedangkan yang satu menahan tubuh Ciella yang berontak.

"A-apa ini! Lepaskan!" Aloisu berusaha berontak tapi sayangnya prajurit itu lebih kuat darinya. Dengan sekali serangan prajurit itu membunuh Alisu tanpa ampun dan menggeletakkan tubuhnya di lantai lalu perlahan berjalan menuju Ciella.

Ciella hanya bisa menatap horor melihat sahabat baiknya itu dibunuh di depan matanya setelah orang tuanya dan dalam hati ia berharap Sebastian akan datang menyelamatkannya tapi terlambat, prajurit itu telah menusukkan pisau ke tubuhnya dan seketika darah segar mengalir dari mulutnya lalu Ciella pun menutup mata.

Sebastian dan Claude yang melihat kerajaan Phantomhive terbakar langsung khawatir dengan Ciella juga Aloisu. Dengan cepat mereka masuk ke dalam istana dan mencari Ciella dan Aloisu.

Saat mereka mencari, mereka menemukan tubuh tak bernyawa Ciella dan Aloisu yang tergeletak di lantai. Perlahan Claude menggendong tubuh Aloisu di pangkuannya.

"Hei Aloisu katakanlah sesuatu," ujar Claude pada kekasihnya itu.

"Sepertinya kita terlambat," ujar Sebastian sambil menggendong tubuh Ciella di pangkuannya. Ia menatap wajah cantik Ciella yang sudah dipenuhi darah dengan poni yang menutupi matanya.

"Lebih baik kita bawa keluar," ujar Sebastian pelan dan berdiri lalu berlari menuju satu tempat yang ia tahu, tempat seeorang yang bisa menghidupkan kembali Ciella.

"Kau mau ke mana Sebastian!?" seru Claude ketika ia melihat rekannya itu pergi lalu ia pun segera mengikuti Sebastian.

-OOOOOOOOO-

Di sebuah tempat yang jauh dari istana, Sebastian melihat altar yang dihiasi oleh lilin-lilin dan ia pun berjalan menuju altar itu masih dengan tubuh Ciella di gendongannya. Tiba-tiba saja sluruh lilin yang ada di altar itu mati dan muncullah sebuah bulu-bulu putih yang indah.

"Apa yang membuatmu datang kemari Sebastian Michaelis?" ujar suara itu lalu ia memperlihatkan wujudnya di hadapan Sebastian.

"A-aku punya permintaan,"

"Permintaan?" Tanya sosok itu yang lebih menyerupai seorang wanita.

"Sebastian! Kau sedang ap—ah!?" Claude yang mengejar Sebastian terkejut ketika ia melihat sosok wanita berambut biru pucat yang memiliki sayap yang ada di hadapan Sebastian.

"Claude? Sedang apa kau?" Tanya Sebastian yang terkejut melihat Claude.

"Mengikutimu! Selain itu siapa wanita itu!?" seru Claude yang sekaligus bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

"Namaku Angela Blanc, aku bisa mengabulkan permintaan dan Sebastian Michaelis ini datang dengan membawa permintaan," jelas Angela pada Claude.

"Apa?" Claude terkejut karena rekannya ini datang kepada angel ini untuk meminta sesuatu.

"Angela, aku ingin kau menghidupkan kembali Ciella," pinta Sebastian.

"Apa!"

"Claude tidakkah kau ingin kekasihmu itu Aloisu dihidupkan kembali?" Sebastian melirik Claude dengan tatapan yang seakan-akan menawar atau lebih tepatnya mengajak Claude untuk melakukan hal yang sama.

"Ugh…"

"Bagaimana Claude? Sebenarnya kau ingin kan?" tawar Angela.

"I-iya… aku menginginkannya," jawab Claude dengan suara pelan.

"Kalau begitu sudah diputuskan. Angela apa kau bisa?" Tanya Sebastian seraya menatap Angela.

"Aku bisa melakukannya tapi aku tak bisa menghidupkannya secara langsung. Aku hanya bisa membuat dirinya bereinkarnasi dan kau pun harus menunggu lama."

"Berapa lama?"

"Sekitar 100 tahun dan kau pun harus mengorbankan dirimu."

"Mengorbankan diriku?"

"Ya, aku akan mengubahmu menjadi iblis untuk bisa menunggu selama itu. Apa kau—tidak apa kalian siap?" Tanya Angela kepada dua pemuda itu.

"Ya aku siap, Claude kau?" Sebastian menoleh kea rah Claude.

"Ya aku siap," ujar Claude dengan mantapnya.

"Asal bisa bertemu mereka kembali, apapun akan kulakukan," ujar Sebastian sambil mengelus pipi lembut Ciella yang terlihat seperti orang yang tertidur itu.

"Baiklah kalian bersiap-siap saja," Angela lalu menggunakan kekuatannya dan mengubah Sebastian dan juga Claude menjadi seorang iblis demi bertemu dengan kekasih mereka kembali.


A/N: HAH… HAH… HAH… *ngos-ngosan* akhirnya jadi! (T3T) duh, tata bahasanya udah kayak di sinetron aja. Pastinya gaje kan readers? Dan maaf kalo jadinya OOC kalau temanya kayak gini jadi susah bikin In Character! Maaf ya! #sujudsujud

Ngomong-ngomong review ya… ^^a