Aha! Listen boy
My first love story
My angel and my boy
My sunshine
Oh! Oh! Let's go!
.
.
.
Kamu! Ya, kamu! Boneka cantik, tapi bukan berasal dari india. Bahkan siapapun tidak ada yang mengetahui kamu berasal dari mana. Lagipula asalmu—sungguh—tak begitu penting bagi mereka, karena kamu hanyalah sebuah boneka.
Kini kamu sedang asyik mencuri pandang. Mencuri pandang pada seseorang. Seseorang yang menurutmu menyerupai pangeran dari negri sebrang. Kamu senang? Ya, kamu begitu senang. Apalagi ketika matamu dan pemuda itu berhasil bertemu pandang.
Pangeran? Kamu sama sekali tak memedulikan—atau? sengaja tak memedulikan—bagaimana pemuda itu berpenampilan. Pemuda itu menggunakan baju pelayan. Perlu ditegaskan? Baiklah ... pelayan. Bagaimana mungkin pangeran dari keluarga bangsawan berpenampilan seperti pelayan?
Dan kamu hanya berpikiran bahwa ini semua hanyalah penyamaran.
Ah! Aku bohong. Kamu akui bahwa kamu sedang berbohong.
Sebenarnya pemuda itu memang pelayan di toko ini. Tapi kamu tidak peduli. Walaupun hanya terbalut pakaian pelayan ciri khas toko ini atau bahkan terbalut bikini. Bagimu pemuda itu satu-satunya yang ada di hati. Di hati? Aku sangsi kamu memiliki hati!
Kyaaa! Sasuke-kun~ jeritmu berusaha setengah mati. Namun siapa peduli? Bagi mereka yang ada disini, kamu hanyalah benda mati.
Hingga kamu sadari. kamu belumlah memperkenalkan pemuda tersebut pada kami.
.
.
.
Eh? Aku belum bilang yah siapa nama pangeran tersebut? Sepertinya memang belum. Namanya Uchiha Sasuke. Sementara Aku? Namaku Sakura—setidaknya begitulah Sasuke memanggilku.
.
.
.
.
.
V96 # 60V
Ficlet ini dipersembahkan oleh anomelish™
Naruto © Masashi Kishimoto
Gee © anomelish
Terinspirasi dari Gee © Girls Generation (SNSD)
tapi tenang ini bukan songfic kok!
WARNING:
AU « Alternate Universe. Itu berarti fanfict ini tidak canon! #plok.
OoC « Out of Charakter. Sungguh! Sebisa mungkin Elsh buat agar se-IC mungkin.
Sasuke centrik « Bisa menyebabkan anda semakin tergila-gila pada si bungsu Uchiha satu ini. Bahkan tampa sadar berucap "Kyaaa! Kyaaa! Kyaaa!" sepanjang membaca fanfict ini. Maybie? Elsh Harap!
Typo(s) dan Miss Word « Tau kan kalau kesalahan penulisan itu memang sulit untuk di hindari hhehe #alibi.
mulai dari sini udah Full Sakura POV.
Special Tribute to Himeka =')
Telat? Harusnya sih nggak. Something wrong doang.
V96 # 60V
.
.
.
.
.
Sakura—panggilan itu diberikan langsung oleh Sasuke. Dugaanku mengapa Sasuke memberi nama tersebut, mungkin karena rambut merah muda milikku yang memang seperti bunga Sakura.
Sasuke bukan hanya orang yang memberikan panggilan—yang secara sepihak kuanggap sebagai nama—padaku tapi Sasuke jugalah orang pertama—hingga kini sih, satu-satunya—yang kuketahui di tempat ini.
Biar kuceritakan sedikit pertemuan pertamaku dengan Sasuke-kun.
Errr...
... Itu...
... A-anu...
... A-aku juga tidak tau pasti.
Kini aku hanya menggelengkan kepalaku pertanda sama sekali tidak ingat atau justru aku tidak mengetahui apapun tentang pertemuanku dengan Sasuke. Sedikit mengacak rambut pink sebahuku dan menggaruknya padahal tidak gatal sama sekali. Tentu saja dalam arti tidak sebenarnya.
Satu hal yang kuingat ketika itu adalah mata onyx milik Sasuke. Mata itu menatap tajam langsung ke dalam emerald milikku. Kurasa inilah yang dinamakan 'cinta pada pandang pertama'. Aku terjerat oleh tatapan Sasuke. Terjerat dengan begitu eratnya.
Hingga kini aku masih bisa merasakan sensasinya—wajar kalau sekarang aku kikuk ketika bertemu pandang dengan onyx milik Sasuke. Aku gugup sekaligus—ehem malu ehem—entah karena apa aku bisa merasa malu pada Sasuke. Sampai sekarang pun aku tidak tahu alasannya dan tidak ingin mencari tahu.
Satu hal lagi yang begitu menjanggal adalah: aku ingin selalu menatapnya. Aneh bukan? Sebuah perasaan yang membuat tidak nyaman tapi ingin selalu merasakannya. Aku tidak yakin, tapi menurutku, ini pasti cinta.
Ketika mata kami saling bertemu pandang, aku senang merakan penas yang menjalar dipipiku. Aku yakin ketika itu, walaupun aku hanyalah sebuah boneka, tapi pipiku pasti akan memerah.
Pikiranku menyarankan untuk menghindari tatapan tajam dari onyx yang kelam. Namun tubukku justru selalu mencuri pandang hanya demi tatapan tersebut. Persis seperti yang kulakukan sekarang ini.
Oh! Ada lagi yang kuingat! Aroma yang menyeruak dari tubuhnya. Aroma itu ... aku juga tidak tau apa namanya. Mungkin itu aroma pria sejati. Ooohhh~ aroma itu tak akan tergantikan dengan aroma apapun—bahkan oleh aroma opor ayam ketika sedang menunggu buka puasa.
Oh bodoh! Aku ini bodoh! Apa hubungannya dengan opor ayam coba? Aku tahu itu nggak nyambung. Bisa disensor? Atau kalau sudah terlanjur dibaca, mohon jangan dianggap dan lupakanlah. Sakura ... Sakura ... benar-benar dibodohi oleh virus yang tak terkendali dan belum ditemukan vaksinnya bernama Uchiha Sasuke itu.
Omong-omong soal ayam. Model rambut Sasuke kan juga seperti ayam—oops.
Sontak aku menutup mulutku.
Tapi itu sih kata orang-orang yang sirik dengan Sasuke. Kalau aku lebih suka menyebutnya model rambut emo. Seperti teman-temanku di ruang sebelah. Banyak remaja yang menyukai mereka. Ituloh model rambut yang bagian belakangnya terangkat melawan grafitasi. See! Bukankah itu terlihat keren? Ah, kurasa sangaaaaaattt kuereeen itu kata yang lebih tepat. Jangan permasalahkan segala unsur kelebayan yang terkandung hehehe.
Hanya Sasuke dan Sasuke serta Sasuke saja yang mengisi seluruh kehidupanku lebih-lebih di hatiku. Mungkin karena selama ini virus Uchiha Sasuke sudah berhasil menguasai seluruh tubuhku.
Ya, sepertinya aku hanya melihatmu. Hanya kamu seorang Sasuke-kun. Mataku dibutakan oleh sinarmu. You are my sunshine.
Oh tidak! Tidak! Tidak! bahkan sekarang aku dapat melihat kalau Sasuke sudah semakin mendekat...
Loh? Kok tau-tau Sasuke-kun udah ada di depanku? Tatapan itu terulang lagi, onyx dan emerald bertemu lagii. Kurasa aku sudah tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutku. Bukan hanya itu aku juga merasakan pipiku—hampir seluruh wajahku sih—memanas. Kurasa wajahku mulai merah sekarang.
Tatapan mata ini. Aroma ini. Wajah Sasuke-kun begitu dekat. Apa semua lelaki memang diciptakan seindah ini?
Aku tidak bisa lebih dekat dari ini. Tubuhku sudah memanas. Sasuke bawa api kemana-mana kali yah sampai bisa membuatku sepanas ini.
Apa yang harus Aku lakukan?
Lama Sasuke-kun menatapku seperti ini...
Jantungku serasa mau copot.
Deg!
Jantung? Benar! Aku bahkan tidak memiliki jantung untuk berdebar bila di dekat Sasuke.
Aku hanya subuah Boneka. Boneka pajangan sebagai wadah sample baju. Boneka sepertiku ditakdirkan diam seperti patung.
Hayalan lagi. Semua yang tadi aku ceritakan—itu semua hanya hayalan. Ya! Pasti hayalan!
Benda mati dan makhluk hidup bagaikan dua garis lurus yang tidak bisa berpotongan dan berhimpit. Bila bersatu itu hanyalah kemustahilan seperti yang dijelaskan dalam ilmu peluang. Tidak bisa dijelaskan bahkan oleh Hukun Newton sekalipun.
"Hn," gumannya pelan.
Begitulah Sasuke selalu hemat bicara. Dari pengamatanku kata yang paling dia suka—hampir memasuki level cinta sesungguhnya saudara-saudara—adalah kata "Hn". Tapi meskipun telah melakukan pengamatan yang cukup lama Aku masih tidak mengerti apa arti 'Hn' itu sebenarnya, kata tersebut sangat misterius dan sebenarnya sih, mencurigakan. Bagaimana tidak, orang tidak tau maksud terselubung apa yang terdapat dalam kata tersebut.
Sasuke kemudian mengalihkan pandangannya. Turun, turun lagi, semakin turun dan terus turun. Dia memperhatikanku dengan begitu mendetail.
Tangan putih porselinnya menelusuri kaki jenjangku. Membuat rok yang kukenakan sedikit terangkat dan memperlihatkan kulit putih yang begitu terlihat alami milikku.
Sakuke beralih berada di belakangku dan melingkarkan tangannya di pinggangku. Tidak hanya itu wajahnya kini berada di pundak kiriku. Aku bisa merasakan dengusan napas hangat milik Sasuke berada di pipiku karena kebetulan kini dia sedang menatapku.
Masih dengan posisi yang sama, pandangan Sasuke beralih ke bawah. Kyaaa! Apa dia sedang memperhatikan, ehem, dadaku? Tidak!
Aku yang memahami kodratku sebagai boneka, boneka tidak bisa, ah bukan! Tidak seharusnya bisa bergerak selayaknya manusia—aku hanya diam. Seperti kata orang: kalau sudah tak berdaya lebih baik menikmati saja.
"Sudah kuduga! Gaun soft pink ini memang kebasaran untukmu," lanjutnya berguman sediri.
Kemudian nampak sekarang Sasuke sedang melambaikan tangan pada sahabat merah maroon-nya. lagi-lagi...
Kenapa bukan Sasuke sendiri yang menggantikan bajuku? Sungguh! Aku sebenarnya ikhlas kok hehehe.
Sasuke selalu saja menyuruh wanita mata empat itu. Huh! Sebenarnya aku tidak begitu suka pada Karin—sahabat merah maroon Sasuke sekaligus wanita mata empat yang kuceritakan—dia sedikit ganjen pada Sasuke-kun.
Umm ... kalau dipikir-pikir Sasuke memang selalu menyuruh Karin dan/atau pelayan wanita lainnya. Paling sering sih memang Karin.
Pernah suatu hari, Deidara—salah satu pelayan di sini—akan menggantikan bajuku atas perintah pemilik tempat ini. Lalu tiba-tiba Sasuke datang dan melarang Deidara, Sasuke juga mau repot-repot berbicara pada bos agar yang menggantikanku itu haruslah pelayan wanita.
Aneh bukan?
Err ... aku merasa keberadaanku ini sangat diperhatikan oleh Sasuke. Bukan sebagai sebuah boneka, tapi sebagai seorang manusia.
Deg!
Ya, manusia. Lebih tepatnya manusia yang sejenis kaum hawa. Perempuan.
Sasuke menganggapku sebagai seorang perempuan. Itu benar!
Sontak aku membulatikan mataku. Beruntunglah karena Sasuke kini sedang berbicara dengan Karin—dan membelakangiku—kalau tidak, bukan tidak mungkin dia bisa melihat ekspresi anehku.
Aku juga tidak yakin kalau asumsiku ini benar. Bisa jadi ini hayalah pebenaranku saja? Tapi apa salahnya? Namanya juga usaha.
Tinggal sekarang, apakah aku akan mempunyai keberanian?
Kenapa tidak? Ya, tekadku telah bulat.
Sasuke dan Karin telah selesai berbincang-bincang. Kini Karin mengangkatku dan akan membawaku keruangan ganti baju, seperti biasanya.
Kami melewati Sasuke-kun tapi aku masih bisa melihat Sasuke-kun.
apa keputusanku ini akan menjadi hal yang benar untuk dilakukan?
FIN/Keep?
Satu kata kesan pertamaku pada Himeka: 'Ramah'. Gadis ramah ini bahkan sempat memanggilku Elsh-nee. Pertemuan pertamaku dengannya terjadi di dunia maya, lebih tepatnya di situs jejaring sosial bernama Facebook, lebih tepatnya lagi di sebuah grup FB. Gadis yang menyapaku dengan akrab, tentu saja member yang lain juga berlaku demikian. Namun sapaan itu terus berlanjut ketika Meka ng-ADD FB Elsh (Elsh 'anomelish') dan ternyata Meka orangnya asyik diajak berteman.
Ini ceritaku? Apa ceritamu?
Bali. Rabu 14 September 2011/ 18:46.
Re-edit: Bangli. Selasa, 06 Desember 2011/ 23:17
Re-edit—again: Bali. Rabu, 07 Desember 2011/ 22:56
Thanks to Yuuki Aika UcHiHa ^^d karena sudah mengingatkan mengenai AU dan Typo yang bertebaran ^^. Udah Elsh edit nih ^^. Etapi, mungkin karena faktor mata ^^ yang walaupun masih normal dan nggak min ^^ suka tiba-tiba rabun kalau nyari typo ^^ jadi masih ada typo yang terlewatkan ^^.
By the way, jangan cuma numpang lewat dong, ayo baca! Baca doang juga gak apa-apa ^^'a. Cuman review mah tetep wajib /dor.
Ada yang tertarik dengan fanfict Elsh? Merasa menjanggal gitu setelah baca fanfict Elsh? Atau ada uneg-uneg yang bikin eneg kalau disimpan? Kalau gitu ayo dong sumbangkan pendapat kalian melalui Review. Silahkan Review.
Akhir kata
R
E
V
I
E
W
REVIEW
