Title : Destiny
Cast :
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
VKOOK
TAEKOOK
dan mungkin akan menampilkan beberapa member yang lain
Cerita milik owe, Kim Taehyung Jeon Jungkook dan BTS membernim milik Tuhan, Orang tuanya dan Bighit..saya hanya meminjam mereka sebagai pemeran di cerita yang owe tulis
.
.
Happy Reading guys~
"Hai.. namaku Kim Taehyung, aku baru saja pindah disini, semoga kita bisa jadi tetangga yang baik"
Seorang bocah berumur 8 tahun, rambut hitam, wajah tampan, hidung mancung, kulit tan dengan senyum kotak memperkenalkan dirinya kepada bocah yang lebih muda saat kedua keluarga mereka bertemu.
Yang lebih muda mengerjap kerjapkan matanya polos, takjub melihat betapa tampannya ciptaan tuhan didepannya.
"Jeon jungkook" ucap bocah kecil berusia 2 tahun itu pada taehyung, taehyung tersenyum lalu mengusak rambut halus milik jeon jungkook.
"Jeon jungkook..nama yang bagus" puji taehyung yang membuat Jungkook merona merah.
"Kim taehyung juga nama yang bagus.. oh bolehkah aku memanggilmu taetae hyung?"
"Ya tentu kenapa tidak?"
"Yeay! Akhirnya aku punya teman" ucap yang muda kegirangan sedangkan yang tua hanya menggeleng kecil melihatnya.
.
.
.
Bugh!
Oh sial, kakinya tidak sengaja menyandung batu dan membuat badan bongsornya terjatuh, lebih tepatnya lututnya mencium tanah dengan tidak elitnya.
Bocah kecil itu meringis merasakan sakit di lututnya,memegangi lututnya yang sedikit lecet. Tak berapa lama seorang bocah lelaki berlari mendekatinya.
"Jungkook -ah sudah kubilangkan tidak usah berlari, kau bisa terjatuh" omel yang lebih tua pada yang lebih muda, yang diomeli hanya bisa mendukan wajahnya dengan mata berbinar, ini sakit ya tuhan.
"Dan sekarang kau terjatuhkan, dasar bocah nakal" Taehyung menyentil dahi Jungkook,dan jungkook ingin menangis sekarang.
"Hiks..ini sakit hyung" adunya dengan mata berkaca - kaca menahan air matanya yang berada diujung pelupuk matanya.
"Hei kau harus kuat jagoan" Taehyung meninju pelan lengan jungkook, oh ayolah tae bocah kecil itu sudah kesakitan jangan menambah sakit lagi.
"Hyuung" rengek Jungkook, Taehyung menghela nafas.
"Baiklah maafkan aku, kau bisa berjalan?" Tanya Taehyung lalu membantu Jungkook untuk berdiri, dan ya itu tak muda.. pergerakan kecil membuat luka itu terasa lebih menyakitkan.
"Sakit hyung.. hiks.."
"Ayolah kau tidak boleh cengeng seperti ini jeon.."
"Cobalah untuk berjalan..aku akan memegangimu"
Taehyung menautkan jarinya ke jari Jungkook, membuat Jungkook merona dan merasa panas dipipinya.
Kaki kecil itu berusaha berjalan,menahan sakit, satu dua langkah..lancar, namun langkah ketiga keempat dan seterusnya Jungkook mulai merengek sakit ke Taehyung,demi tuhan rengekan jungkook dan ekspresinya membuat Taehyung benar benar ingin meremat gemas kedua pipi gembul itu.
"Baiklah baiklah jangan dipaksa.." lalu Taehyung berjongkok didepan Jungkook.
"Naiklah kepunggungku..akukan menggendongmu"
Jungkook yang melihatnya ragu, tidak lagi taehyung menggendongnya dipunggung, terakhir taehyung menggendongnya, taehyung sakit selama 3 hari karna punggungnya sakit.
"Aniya.." ucap Jungkook menggeleng kecil.
"Tak apa kook-ah.. percayalah sakit kemarin karna punggungku terbentur meja dirumah, bukan karnamu" Taehyung menyakinkan Jungkook.
Jungkook sempat ragu namun akhirnya ia mau, tidak mungkin juga ia berjalan pulang dengan lutut sakit, tidak mungkin juga Jungkook mengesot sampai dirumahkan?. Maka Jungkook naik kepunggung Taehyung, memeluk leher Taehyung dan Taehyung menggendongnya, cukup berat memang namun Taehyung sudah terbiasa.
"Aku akan mengantarmu pulang, kook"
Jungkook mengangguk lalu menempelkan dagunya ke pundak Taehyung, aroma Taehyung menguar sangat kuat disana dan selalu menjadi candu bagi Jungkook untuk tenggelam dalam pesona seorang Kim Taehyung.
.
.
.
9 tahun berlalu...
Hari ini adalah hari terburuk bagi seorang Kim Taehyung, keluarga kecilnya hancur orang tuanya bercerai,tanpa sepengetahuannya, Eommanya pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan Ia tinggal dengan appanya sekarang.
Taehyung benar benar heran dan bingung kenapa kedua orang tuanya bercerai, setahunya kedua orang tuanya baik baik saja, tapi kenapa?
Appanya bungkam tidak memberi penjelasan apapun pada Taehyung hanya berkata bahwa ini memang harus berakhir. Tentu remaja 17 tahun ini merasa belum puas dengan jawaban dari sang appa. Terlebih ia sangat menyayangi eommanya, sangat.
.
.
.
"Hyung.."
Jeon Jungkook menemukan Taehyung yang tengah terdiam memandangi padang ilalang didepannya, ia baru pulang sekolang dan tidak menemukan Taehyung dipintu gerbang sekolahnya, tidak seperti biasanya.
Bocah 15 tahun itu mengikuti feelingnya, berjalan kearah taman yang selalu ia kunjungi dengan Taehyung dan disinilah ia menemukan Taehyung.
"Hyung.."
Jungkook duduk disebelah Taehyung, dan Taehyung masih diam, apa yang terjadi pada Taehyungnya? Dimana senyum kotak yang selalu melekat dibibir Taehyung?Dimana candaannya?.
"Taetae hyung?"
Jungkook menoleh kearah Taehyung, Taehyung menghela nafas lalu mengusap rambut hitam Jungkook.
"Maafkan aku..tak sepantasnya aku juga mendiamkanmu" ucap Taehyung dengan senyumnya, senyum yang sangat tipis.
Jungkook merasa ada yang salah dengan Taehyungnya. Senyum itu bukan senyum seorang kim taehyung yang ia kenal.
"Apa yang terjadi padamu hyung?" Tanya Jungkook mengamati wajah lesu Hyungnya itu.
"Tidak apa - apa" jawab Taehyung
"Kau berbohong!taetae hyung bohong" Jungkook menatap lekat kedua manik mata Taehyung yang terlihat begitu gelap dari sebelumnya.
"Aku tidak bisa cerita kook..tidak untuk sekarang.. terlalu rumit,sungguh..maafkan aku.."
Grep!
Jungkook memeluk Taehyung erat, membuat Taehyung kaget namun akhirnya ia melunak dan memeluk balik tubuh Jungkook,
Hanya sebuah pelukan, ya hanya sebuah pelukan, Taehyung memerlukan sebuah pelukan hangat sekarang, dari seseorang.
"Tidak apa apa hyung.. aku tidak akan memaksa hyung untuk cerita" Jungkook mengusap punggung Taehyung, memberikan rasa nyaman pada lelaki yang lebih tua darinya itu.
"Terlalu rumit kook.. maaf.."
"Ne hyung..gwenchana..Taetae hyung jangan sedih.."
Dan jungkook menenangkan Taehyung yang mulai terisak, setidaknya sekarang giliran Jungkook yang menenangkan Taehyung. Taehyung sudah sering menghiburnya dulu saat ia sedih dan sekarang gilirannya untuk menghibur Taehyung dikala lelaki itu sedang berada dibawah seperti sekarang.
Bukankah itu yang dinamakan sahabat? Selalu ada untuk menghibur satu sama lain dikala susah? Berbagi suka dan duka?
Dan cinta..
Mungkinkah?
.
.
.
"Hyung aku merindukanmu.."
Taehyung tersenyum saat mendapati Jungkook berada didepan rumahnya.
"Ya.. aku juga merindukanmu,kook-ah"
Taehyung mengacak rambut Jungkook membuat sang empunya merengek lucu.
"Yak hyung!" Protesnya
"Kkk..masuklah" Taehyung membuka pagar rumahnya membawa Jungkook masuk dan duduk disalah satu bangku yang ada ditaman depan rumahnya.
"Mau minum sesuatu? Akan kubawakan beberapa camilan didalam" tawar Taehyung, namun Jungkook menggeleng dan menahan tangan Taehyung yang hendak beranjak dari duduknya.
"Tidak..aku hanya ingin hyung didekatku..itu saja.." ucap Jungkook polos membuat Taehyung mengernyit bingung.
"Taetae hyung sangat sibuk beberapa hari ini.. kita jarang pulang bersama..jarang ketaman...dan juga jarang bermain game.. aku merindukan hyung.."
Taehyung tertawa kecil, "Maafkan aku.. terlalu banyak tugas beberapa hari ini..maaf".
"Tidak apa apa hyung.. aku sudah terbiasa.."
"Setidaknya.." ucap Jungkook lirih, Taehyung menarik hidung Jungkook.
"Yak hyung!"
"Hei..jangan sedih begitu kkk" Taehyung terkekeh kecil lalu mengusap rambut Jungkook.
"Jika tidak sibuk..aku akan menemanimu..tenang saja"
Dan mata Jungkook berbinar mendengarnya.
"Gomawo hyung" rona merahpun timbul dikedua pipi Jungkook.
.
.
.
"Kook..kau tidak serius mengucapkannya kan?" Tanya Taehyung dengan tatapan bingungnya kepada Jungkook.
Jungkook menggeleng pelan, lalu menatap kedua manik mata Taehyung.
"Tidak hyung... aku serius!" Jungkook berucap tegas membuat Taehyung mundur beberapa langkah, mengusak rambut hitamnya frustasi.
"Kook..."ucap lelaki itu lirih.
Semua berjalan normal, sepulang sekolah Taehyung menjemput Jungkook, setelah sekian lama lelaki itu tidak menyempatkan diri menjemput Jungkook karena tugas sekolah yang beberapa minggu ini terasa mencekiknya, akhirnya hari ini ia bisa menjemput Jungkook untuk pulang bersama. Namun sebelumnya seperti biasa mereka menyempatkan diri untuk mampir ke taman yang sudah lama tak Taehyung mampiri.
Semua berjalan normal, mereka bermain berlarian kesana kemari layaknya anak kecil, melihat hamparan padang ilalang yang menyejukan jiwa, melihat bagaimana padang ilalalang itu melambai lamba tertiup angin seakan mengajak mereka untuk ikut bermain disana, semua berjalan normal sampai sebuah kata terucap dari bibir Jungkook.
"Hyung.. aku menyukaimu.."
"Sungguh..."
Dan seakan waktu terhenti, Taehyung terdiam saat kata itu terucap dari bibir polos seorang Jeon Jungkook.
Menyukai? Jungkook menyukainya? Menyukai seorang Kim Taehyung.. tunggu..dia lelaki dan Jungkook seorang lelaki..lelaki dan lelaki saling mencintai? Tidak ini buruk! Pasti Taehyung salah dengar? Ya pasti telinganya sedikit bermasalah tadi.
"Aku menyukaimu hyung..sudah lama..."
"Kita laki laki kook..demi tuhan kita laki laki!" Ucap Taehyunh frustasi, sungguh hatinya bergejolak sekarang, ada perasaan aneh yang menjalar dihatinya,namun akalnya membenarkarkan perasaan aneh itu, Taehyung normal!
"Apa salahnya jika seorang laki laki menyukai seorang laki laki hyung? Sunggu aku menyukaimu.."
Jungkook meraih kedua tangan Taehyung, menautkan jemarinya ke jemari panjang seorang Kim Taehyung. Jungkook sudah lama menyukai Taehyung. Taehyung orang yang baik dan selalu ada untuknya, melindunginya, mereka dekat sebagai seorang sahabat dan Jungkook sudah jatuh hati pada Taehyung, jadi biarkan pemuda manis ini untuk menyatakan perasaannya.
"Kook...aku masih normal... kita masih normal kook.. kumohon jangan seperti ini.."
Taehyung melepas tautan jemari Jungkook, membuat hati Jungkook terasa dipatahkan saat itu juga. Sakit..
"Maaf aku tidak bisa kook.." Taehyung berjalan menjauh dari Jungkook,mengambil tas punggungnya, berniat pulang kerumahnya.
"Hyung..."
"SETIDAKNYA JAWAB PERASAANKU HYUNG!"
Teriak Jungkook membuat tubuh tegap seorang Kim Taehyung terdiam, cukup lama dan hanya terdengar suara isakan dari Jungkook dan suara hembusan angin. Taehyung terdiam, terdiam dalam pikiran kalutnya, dia bingung harus menjawab apa. Jujur ini diluar ekspetasinya, mereka sahabat teman masa kecil hingga sekarang.. terkadang perasaan aneh itu hinggap dalam diri Taehyung , Tapi taehyung menganggap sebagai perasaan sayang pada sesama sahabat, masuk akal bukan?. Tapi sekarang dia dihadapkan pada kenyataan bahwa bocah kecilnya itu jatuh hati padanya.
Apa yang harus kau lakukan tae? Meluruskan semua atau... menyakitinya? Tidak! Demi tuhan Taehyung tidak bisa menyakiti Jungkook hingga secuilpun, ia tak bisa melihat wajah polos itu menangis, tidak bisa melihat setetes air mata itu jatuh dari mata Jungkook, namun ia tersadar sudah membuat bocah kecil itu menangis, sekarang..
Jadi biarkan Taehyung menjadi tokoh antagonis disini, menekan perasaannya dan menebalkan egonya.
"Maaf kook.. aku tidak bisa..sungguh.." ucap lelaki 17 tahun itu, lalu melangkah meninggalkan Jungkook dengan tangisannya yang terasa menyayat hatinya, sungguh ini sakit..
Kenyataan pertama yang harus diterima Jungkook adalah.. ia ditolak, kedua Taehyung meninggalkannya sendirian disini dan ketiga..apakah persahabatannya akan terus seperti biasanya, dimana ia tertawa bersama Taehyung setelah kejadian ini terjadi?
Dan Jeon Jungkook menyesali ucapannya hari ini.
.
.
.
23.00 P.M KST
Tok
Tok
Tok
Taehyung berdiri tepat didepan pintu rumah Jungkook, mengetuk pintu bercat putih itu dengan berat hati. Terkadang ia berharap pintu bercat putih itu tidak terbuka dan dia tidak perlu mengucapkan kata yang membuatnya seperti menggendong batu ratusan kilo dipundaknya, berat..sangat berat.
'Selamat tinggal..'
Sepulang dari taman, Taehyung dikejutkan dengan beberapa perabotan rumahnya yang menghilang, ditambah dengan beberapa barangnya yang sudah dikemas rapi dalam beberapa kotak, sungguh Taehyung bingung..
"Pekerjaan appa dipindah ke Seoul Tae-ah.. dan malam ini juga kita pindah ke seoul"
Seakan waktu terhenti, Taehyung benar benar terkejut saat appanya perkataan itu terucap dari bibir sang appa. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus ini semuanya terasa kacau? Masalahnya dengan Jungkook belum selesai..dan hari ini ia harus meninggalkan busan dan pergi ke Seoul. Bukan hal baru, mengingat Taehyung sudah terlampau sering pindah tempat tinggal karena pekerjaan ayahnya, biasanya Taehyung tidak akan peduli dan menuruti apa yang dikatakan sang appa, namun sekarang? kenapa semuanya terasa berat dan sulit? Terlebih tanpa ia sadari terlalu berat untuk meninggalkan Jungkook...
Clek!
"Oh Taehyung-ah.." sapa nyonya Jeon saat pintu putih itu terbuka, Taehyung tersenyum lesuh, sungguh ia tak bisa mengucapkan salam perpisahan, belum ia belum siap.
"Selamat malam ahjummah.. maaf aku bertamu semalam ini" ucap Taehyung dengan senyum kotaknya.
"Tak masalah..masuklah.." Nyonya Jeon membuka pintu itu lebih lebar dan menyilahkan Taehyung untuk masuk, Taehyung masuk kedalam rumah kediaman Jungkook yang sudah terasa seperti rumah keduanya, karena sewaktu kecil Taehyung sering menginap dirumah ini.
"Ada apa bertama semalam ini Tae-ah?" Tanya Nyonya Jeon sambil membuka lemari esnya, mengambil banana milk favorit putranya itu dan menyerahkan pada Taehyung.
"Tidak usah ahjummah.." tolak Taehyung
"Sebenarnya aku kemari hanya ingin berpamitan, aku akan tinggal di seoul mulai besok dan malam ini aku harus berangkat"
"Mwo?!"
Nyonya Jeon sangat kaget saat mengetahui hal tersebut, sedih rasanya jika Taehyung harus pergi mengingat Nyonya Jeon sudah menganggap Taehyung sebagai keluarganya sendiri, sebagai anaknya..
"Kenapa mendadak sekali?"
"Sebenarnya aku ingin berpamitan sejak tadi sore..hanya saja terlalu berat untuk mengatakannya.." Taehyung mengusap tengkuknya.
"Tiba tiba saja appa bilang jika pekerjaannya dipindah ke seoul dan malam ini harus berangkat.. maaf appa bahkan tidak sempat berpamitan karena harus terbang lebih dulu ke seoul mengurus sesuatu.."
Nyonya Jeon memeluk tubuh Taehyung, menepuk punggung namja itu lalu melepas pelukannya.
"Kalau begitu.. hati hati dalam perjalanan, selalu jaga kesehatanmu ya Tae-ah.. oh iya jangan lupa untuk selalu mengabari, terlebih Jungkook yang lengket denganmu seperti lem" canda Nyonya Jeon untuk mengusir rasa sedih dihatinya
"Ahahha..iya pasti.." dan Taehyung tertawa, entah hatinya sakit saat nama Jungkook tersebut.
"Apa Jungkook tau?" Tanya Nyonya Jeon dan Taehyung menggeleng.
"Rasanya terlalu berat jika harus mengucapkan kata perpisahan pada jungkook"
"Jungkook pasti sudah tidur...sampaikan maafku padanya ahjummah karena tak bisa berpamitan padanya.."
"Ya.. akan ku sampaikan Tae-ah.."
.
.
.
Pagi ini Jungkook terasa hancur, hatinya kembali teremat dengan kasar saat menemukan rumah disebelah yang merupakan rumah Taehyung telah kosong dan kembali terpasang sebuah papan bertuliskan 'Rumah dijual' tanpa menemukan apapun yang tersisa dari seorang Kim Taehyung disana.
Jungkook kira eommanya hanya bercanda saat mengatakan jika Taehyung pindah ke Seoul dan berangkat tadi malam, dan saat ia berlari keluar rumah, berlari menuju rumah disebelahnya,saat melihat yang sebenarnya maka seorang Jeon Jungkook harus menerima kenyataan bahwa kekasih hatinya telah pergi meninggalkannya, bahkan Taehyung tidak berpamitan padanya secara langsung kemarin malam.
Jungkook tak masalah jika harus dibangunkan mendadak kemarin malam, harus rela meninggalkan mimpi indah..sungguh tak masalah, untuk bertemu Taehyung yang terakhir kalinya sebelum lelaki yang sudah menawan hatinya itu pergi jauh darinya.
"Seoul... aku akan menyusul hyung ke seoul!"
"Apapun caranya...aku akan menyusul hyung ke seoul!" Ucap pemuda 15 tahun itu.
Jeon Jungkook tidak akan menyerah dan mulai hari ini ia akan bersumpah untuk pergi ke seoul entah dengan cara apapun untuk menyusul Taehyung dan memperjuangkan cintanya..
Mungkinkah?
Biarkan pemuda manis ini berusaha,
jadi apakah Jeon Jungkook akan bertemu dengan Taehyung?dan apakah cintanya terbalaskan?
Hanya TAKDIR yang tau...
TBC~
Hallaw readersnim^^
Bertemu lagi dengan owe dikarya yang kedua
sebelumnya terimakasih untuk komen kalian dikarya pertama 'Little Trouble'
Suka banget liatin komenan kalian yang bikin owe semakin semangat menulis~
Terimakasih ya ^^
Tetap jangan lupa untuk meriview + comment
1 review + Comment kalian sangat berarti untuk kelangsungan menulis owe~
Terimakasih telah membaca~
Ttd
Nanchim
