Kim Mingyu (22), Jeon Wonwoo (27), Lil Jeon (Jeon's Daughter, Jeon Jiwon) and other cast.
Summary : Kim Mingyu membutuhkan pekerjaan!Bisa bantu dia?
.
.
.
.
.
"BIbi"
"Ada apa?"
"Aku butuh pekerjaan." Mingyu berbaring diatas ranjangnya, matanya terus memperhatikan pergerakan sang bibi yang sedang membersihkan meja belajarnya.
"Ya, kau sudah hampir 22 tahun dan memang harus bekerja. Carilah pekerjaan. Aku akan semakin tua dan tidak sanggup mencari uang untuk kita. Apa kau mau mati kelaparan hah?"
"Tentu saja tidak!" Mingyu bangun dari tidurnya lalu duduk sembari memeluk bantal gulingnya. "Tapi aku harus bekerja dimana? bekerja apa?" Gumamnya.
"Kim Mingyu! Aku bilang apa soal komik-komik porno ini!" Sang bibi mengangkat komik itu lalu melemparnya asal. Mingyu segera menyelamatkan harta bendanya, ia memungut 3 buah komik yang baru saja mendarat naas diatas lantai dingin.
"Oh yang benar saja" gerutu laki-laki bertubuh tinggi itu. "Aku ini sudah legal, Bi."
Sang bibi menoleh dengan wajah galaknya, Mingyu yang sadar ia sedang dalam bahaya dengan segera meninggalkan ruangan itu. Ia berjalan keluar rumah sembari menendang botol minuman kaleng yang tergeletak di jalan. Setelah melewati beberapa blok, ia sampai disebuah rumah yang cukup besar. Tanpa mengetuk ia masuk ke dalam dan duduk di ruang tengah.
"Hyung! Kau dimana? Aku memakan camilanmu." Mingyu menyalakan televisi lalu memakan camilan diatas meja.
"Mingyu?" Merasa terpanggil, Mingyu menoleh pada asal suara.
"Junghan noona? Kau menginap...lagi?" Mingyu memperhatikan perempuan dengan rambut blond itu.
"Jangan pura-pura bodoh deh" Junghan melangkahkan kaki jenjangnya menuju dapur, membuka kulkas dan menegak sebotol air dingin. Perempuan cantik itu menghampiri Mingyu dan ikut bergabung untuk nonton tv.
"Duduklah dipinggir, aku mau berbaring." Mingyu memerintah dan dengan senang hati Junghan berpindah hingga ke pinggir. Mingyu dan tubuh tingginya berbaring dengan paha Junghan sebagai bantalnya.
"Bagaimana?" Mingyu bertanya tapi mulutnya belum berhenti mengunyah.
"Apa yang bagaimana?"
"Kali ini siapa duluan yang tumbang?"
"Ahh itu" Junghan menyisir rambutnya dengan jari. "Dia. Benar-benar payah."
"Berapa lama?" Mingyu melirik sekilas pada Junghan kemudian kembali memperhatikan tv.
"Entah, kami mulai jam 9 malam dan berhenti sekitar jam 5 pagi." Junghan mengumpulkan rambutnya lalu mengikatnya asal.
"Dasar maniak" Gumam Mingyu.
"Junghan, kau bicara dengan siapa?" Seungcheol muncul dengan wajah bangun tidurnya. Hanya menggunakan celana tidur panjang tanpa atasan.
"Selamat pagi. Bagaimana semalam? Kudengar kau tumbang lebih dulu, hyung." Mingyu bersuara tanpa berniat bangun dari posisinya. Seungcheol dapat dengan mudah mengetahui siapa pemilik suara.
"Bocah itu benar-benar." Gerutu Seungcheol lalu pergi ke dapur untuk minum. Tak lama ia bergabung di ruang tengah.
"Hyung, bantu aku mencari pekerjaan."
Seungcheol menoleh sesaat kemudian kembali fokus pada reality show di tv. "Kau mau kerja apa saja?"
"Ya"
"Baiklah. Ada seorang temanku, ia butuh seseorang untuk menjaga seorang anak. Umurnya sekitar 6 tahun."
"Hanya itu? Mudah sekali."
"Cheol, maksudmu Jiwon?" Junghan ikut nimbrung.
"Memang anak kecil yang kita kenal dekat siapa lagi selain anak itu."
"Kim Mingyu, anak itu lebih pintar darimu . Kau harus berhati-hati." Junghan memperingati.
"Tidak ada yang bisa melawan pesona, Kim Mingyu. Kami pasti akan jadi teman yang baik."
"Baiklah, biar aku hubungi temanku." Seungcheol segera menghubungi temannya. "Halo?"
'Oh, Seungcheol?'
"Ya. Aku punya kabar baik untukmu, Jiwon akan punya pengasuh baru." Seungcheol melirik Mingyu sesaat. "Kau mau bicara dengannya?"
'Err...Dia ada bersamamu?'
"Hmm" Seungcheol memberi ponselnya pada Mingyu. "Ini"
"Halo?"
'Jadi kau bersedia menjaga Jiwon?'
"Ya, asal bayarannya sepadan."
'Aku akan membayar sesuai yang seharusnya. Bisa kau datang sore ini ke restoranku? Seungcheol akan mengantarmu. Kita bisa negosiasi untuk bayaranmu.'
"Ahh tentu saja. Aku akan datang. Terima kasih." Mingyu memberikan ponsel itu pada Seungcheol dan Seungcheol kembali mengobrol dengan orang itu.
"Bagaimana?" Junghan bertanya.
"Aku harus ke restorannya, Seungcheol hyung akan mengantarku. Noona mau ikut?"
"Tidak. Aku harus ada di dorm sebelum Jihoon pulang dari Busan atau dia akan tau aku menginap dirumah Seungcheol."
"Ahh Jihoon noona~ bagaimana kabarnya? Apa dia merindukanku? Dia masih sedih setelah kita putus?"
"Itu imajinasimu saja. Jihoon sudah punya pacar baru, dan orang itu sangat jauh lebih baik 100% darimu." Junghan tersenyum sembari menepuk-nepuk pelan pipi Mingyu.
"Mingyu, cepat mandi. Aku akan mengantarmu ke restoran temanku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Wah restorannya besar sekali, hyung."
"Temanmu pasti sangat kaya ya?"
"Darimana kau dapat teman sekaya ini?"
Mingyu menyeruput minumannya lagi dan kembali menatapi seisi restoran. Lebih tepatnya interior bangunan itu.
"Ah maaf membuat kalian menunggu." Seorang laki-laki berkaca mata dengan tinggi badan yang hampir menyamai Mingyu, datang menghampiri meja mereka.
"Aku tau kau sibuk." Seungcheol membalas sembari tersenyum.
"Jadi, kau yang akan menjaga Jiwon?" Laki-laki itu mengalihkan pandangannya pada Mingyu.
"Oh? Ya. Aku orangnya."
"Santai saja. Namaku Jeon Wonwoo." Orang itu tersenyum ramah.
"Aku Kim Mingyu." Mingyu balas tersenyum.
"Omong-omong, Jiwon tidak kau bawa kesini?" Pandangan Seungcheol menyapu seisi restoran.
"Aku membawanya. Sepertinya ia ada di dapur. Anak itu memang senang bermain dengan koki Jung." Wonwoo menyesap kopinya.
"Appa!" Teriakan seorang anak perempuan membuat pengunjung restoran menoleh kearahnya. Banyak yang tertawa melihat anak itu karena baju dan wajahnya yang sepertinya terkena tepung dan ada beberapa noda saus.
"Jiwon-ah, apa yang kau lakukan di dapur?" Wonwoo dengan wajah terkejut menghampiri anak itu.
Mingyu tersedak minumannya sendiri. Mingyu mengira ia akan mengasuh adik dari orang itu, dan ternyata anaknya. Mingyu mulai berpikir, pastilah orang ini menghamili pacarnya sebelum mereka menikah karena orang bernama Jeon Wonwoo itu bahkan kelihatan terlalu muda untuk punya anak.
"Apa? Kau melamunkan apa?" Seungcheol bersuara. "Jangan berpikir yang tidak-tidak, temanku itu orang yang baik." Seungcheol memperhatikan Wonwoo yang sedang membersihkan kotoran pada baju dan wajah Jiwon. "Wonwoo memutuskan untuk menikah saat umurnya baru menginjak 20 tahun, itu karena Jikyung sakit keras. Saat Jiwon lahir, tak lama Jikyung meninggal."
"Wah hyung itu keren sekali." gumam Mingyu. "Aku tidak akan mau melakukan hal seperti itu."
"Makanya kubilang jangan berpikir yang aneh-aneh."
"Maaf, aku harus membersihkan pakaian Jiwon tadi. Ah ya, ini Jeon Jiwon, putriku." Wonwoo mengelus rambut hitam Jiwon yang terurai. Jiwon tersenyum pada Mingyu.
"Halo Jiwon! Namaku Kim Mingyu. Mulai sekarang kita akan jadi teman." Mingyu tersenyum. Jiwon turun dari pangkuan Wonwoo dan berlari menuju Mingyu, ia merentangkan tangannya, meminta sebuah pelukan. Mingyu dengan senang hati memeluk anak itu.
"Coba saja jika kau sanggup berteman denganku." Bisik Jiwon.
.
.
.
.
.
To Be Continue
Note: Untuk Find You dan shortfic lainnya akan update segera setelah berkas-berkas perkuliahan yang melelahkan ini selesai. Maaf lama gak update karena banyak yang harus saya kerjaan sembari mengetik cerita-cerita ini.-. Semoga kalian gak bosan nunggu.
SALAM CINTA,
KWONHOSH.
