Kiss Kiss Kiss

.

.

.

Summary : Pangeran es Kim Kibum yang jenius berdampingan dengan si polos Lee Donghae yang berIQ pas-pasan. Apa jadinya ya?

Declaimer : Super Junior milik diri mereka sendiri, keluarga dan SMEnt. Khusus untuk LEE DONGHAE, Eun Byeol ikut memiliki.. khekhekhe~ *dikroyok elfishy*

Pairing : KiHae KiHae KiHae, YunHae slight!

Other cast : KangTeuk (Kibum's parents), HanChul (Donghae's parents), Yunho, Sungmin and other SJ members.

Rating : T (naik rate? Bisa diatur.. khekhekhe~)

Genderswitch : Donghae, Heechul, Leeteuk, Sungmin, Jaejoong, maybe more.

Warning : Terinspirasi dari Playful Kiss dan They Kiss Again.

Don't like don't read, no copas, review please.

.

.

.

^^ Saranghaeyo Super Junior ^^

"Chagiya, baik-baik di sana ne? Jangan mengunjungi tempat yang aneh-aneh dan berbahaya. Jangan mudah mempercayai orang asing. Jangan membeli sesuatu yang aneh-aneh. Makan yang baik dan jangan jajan sembarangan. Bla bla bla bla bla. Turuti apa kata suamimu, eomma yakin dia tahu yang terbaik." Seorang yeoja yang masih terlihat cantik di usianya yang bisa dibilang tidak muda lagi memberi 'bekal' pada sang anak yang hendak berlibur –tepatnya berbulan madu- di negara tetangga. Sementara yeoja manis dengan rambut kepang udang yang menjadi objek penceramahan itu memanyunkan bibirnya mendengarkan penuturan sang eomma.

"Eomma! Aku sudah besar. Aku bisa menjaga diriku." rajuknya masih memperlihatkan raut kesalnya.

"Tapi di mata eomma kau tetap anak kecil, Donghae-ya. Mana ada orang dewasa yang bertingkah menggemaskan sepertimu, eoh?" sang eomma mencubit kedua pipi anaknya itu.

"Aish! Eomma menyebalkan." Yeoja yang dipanggil Donghae atau bernama lengkap Tan –ah bukan, maksudnya Kim Donghae karena dia sudah menjadi istri sah dari seorang Kim itu mengelus-elus kedua pipinya yang menjadi korban penganiayaan eommanya.

"Sudahlah, Heenim-ah, kau hobi sekali menjahili anakmu sendiri, eoh?" seorang namja di samping eomma Donghae –Kim Heechul- yang tak lain adalah appanya –Tan Hangeng- melerai pertikaian kecil yang memang sering terjadi, membuatnya sudah kebal dengan tingkah polah istri dan anaknya itu.

"Appa, aku menyayangimu." Donghae memeluk sang appa dengan manjanya.

"Yah! Kau tidak menyayangi eommamu yang telah mengandungmu, membawamu kemana-mana dalam perutku, kau pikir itu tidak berat eoh? dan setelahnya melahirkanmu." Omel Heechul pada putri keduanya itu. Sedangkan kelima orang lainnya yang sedari tadi dengan kusyuk menyaksikan tontonan gratis hanya geleng-geleng kepala mendapati tingkah unik eomma-aegya di depan mereka.

"Eomma! Noona! Jangan membuatku malu terlahir di keluarga Tan."

'plak'

'plak'

'plak'

'plak'

Dengan sukses jitakan-jitakan itu mendarat mulus di kepala namja bermulut pedas yang baru saja berucap. Kenapa ada empat? Mari kita hitung. Pertama dari eommanya yang paling keras menjitaknya, satu dari appanya, lalu noona tertuanya dan yang terakhir dari noona keduanya –Donghae.

"Yack! Appo! Kalian ingin membunuhku beramai-ramai, eoh?" namja jangkung itu mengusap kepalanya sambil meringis sakit.

"Tan Kyuhyun!" para pelaku penjitakan berteriak serempak.

Dengan sigap si bungsu itu bersembunyi di balik punggung seorang yeoja paruh baya yang tak kalah cantiknya dari Kim Heechul dan juga terlihat lebih lembut.

"Teukkie eomma, tolong aku!.Keluargaku ingin membunuhku." Rengeknya manja pada Leeteuk –Park Jungsoo- yang merupakan besan keluarga Tan, yang tak lain mertua Donghae.

"Aigo~ kalian ini jangan kasar begitu pada Kyuhyun." Leeteuk berkata seraya mengelus surai coklat madu Kyuhyun yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Kyuhyun menjulurkan lidahnya menunjukkan kemenangan.

"Kalian ini tidak malu menjadi perhatian banyak orang." Namja berbadan subur berpostur tegap di sebelah Leeteuk angkat bicara. Dia adalah Kim Young Woon atau biasa dipanggil Kangin, suami Leeteuk.

Keluarga Tan dan keluarga Kim memang mengenal satu sama lain sejak lama. Leeteuk, Heechul dan Hangeng adalah satu angkatan, sedangkan Kangin satu tahun di bawah mereka dan mereka berempat belajar di Senior High School yang sama. Ditambah Leeteuk dan Heechul yang bersahabat dari taman kanak-kanak, jadi tidak heran kalau mereka sudah dekat satu sama lain. Bahkan Kyuhyun dan kedua noonanya memanggil Kangin dan Leeteuk appa dan eomma sebelum Donghae menjadi menantu keluarga Kim. Dan juga sebaliknya, Hangeng dan Heechul meminta anak semata wayang KangTeuk memanggil mereka appa dan eomma sebelum namja itu meminang putri kedua mereka –Donghae.

"Teukkie eomma terlalu memanjakan setan kecil itu." protes yeoja dengan manic bulat mungilnya yang merupakan si sulung keluarga Tan, Jaejooong.

"Jadi kalian di sini ingin mengantarku dan Donghae atau memancing keributan?" seorang namja tampan dengan ekspresi datarnya yang berdiri di samping Donghae melontarkan unek-uneknya. Ya, namja itu suami Donghae. Perkenalkan reader-deul, dialah Kim Kibum!

"Ah, Kibummie benar. Menantuku ini memang pintar." Heechul mencubit pipi kiri Kibum gemas yang dihadiahi deathglare dari Donghae yang tidak menakutkan sama sekali, malah ia terlihat lucu.

"Eomma!" Donghae mem-pout-kan bibir pinknya.

"Arraseo arraseo! Dia milikmu." Goda Heechul.

"Kibum-ah, hati-hati di sana, bersantai boleh tapi tetaplah waspada. Bagaimana pun juga kalian di tempat asing. Appa punya saudara di sana, kalau kau mengalami kesulitan hubungi dia saja. Kau tahu kan Wuchun ahjusshi?" Hangeng memberikan nasehat. Hangeng berasal dari China, tempat di mana Kibum dan Donghae akan ber-honeymoon, sehingga tidak heran bukan kalau ia mempunyai keluarga yang tinggal di sana?

"Ne, appa." Jawab Kibum singkat, padat dan sangat irit. Memang pada dasarnya namja satu ini sangat berhemat dalam hal berbicara, sangat berbanding terbalik dengan sang istri yang sangat suka mengobral suaranya.

Ada yang bertanya bagaimana kedua makhluk berbeda kepribadian ini bisa menikah? Tanyakan saja pada kegigihan Donghae menggapai cinta Kibum yang sudah enam tahun dia kagumi, walaupun Kibum bekali-kali menolak pernyataan cintanya tetapi Donghae tidak gentar sama sekali. Dan berterimakasihlah pada Tuhan yang telah mengubah hati si pangeran es Kim Kibum

"Lindungi Donghae sebagaimana mestinya pria sejati, Kim Kibum. Kutitipkan menantu kesayanganku padamu." Kini Kanginlah yang memberi wejangan pada putra semata wayangnya tersebut.

"Perlakukan istrimu dengan baik, eoh?" pesan Leeteuk.

"Ne." balas Kibum super singkat.

"Eomma, appa, aku menyayangi kalian." Donghae menghambur ke pelukan keempat orang tuanya satu-satu.

"Eonni, aku juga menyayangimu." Ucapnya pada Jaejoong saat tiba giliran Jaejoong untuk dipeluk.

"Ne, eonni pun begitu, Hae-ya."

"Haish evil, aku tidak akan merindukanmu." Donghae memasang wajah kesalnya pada Kyuhyun sebelum memberi salam perpisahan –sementara- pada namdongsaeng evilnya itu.

"Tapi aku akan sangat merindukanmu, noona. Siapa yang akan kujahili jika kau tidak ada?"

"Kau ini menyebalkan sekali, Tan Kyuhyun."

Kyuhyun hanya terkekeh lalu memeluk Donghae.

"Hati-hati dengan Kibum hyung, noona." Bisiknya di telinga Donghae.

"Maksudmu?" Donghae mengernyitkan alisnya bingung, tidak mengerti dengan ucapan sang dongsaeng.

"Hehehe. Tidak apa-apa." Kyuhyun mengakhiri acara pelukannya dengan Donghae, memamerkan deretan gigi putihnya.

"Ya sudah kami pergi dulu." Kibum menundukkan kepalanya sejenak kepada orang tua dan mertuanya lalu berbalik begitu saja.

"Ne, sampai jumpa, Bum-ah, Hae-ya."

"Aku akan merindukan kalian. Pay pay!" Kata Donghae berjalan mundur seraya melambaikan tangannya.

"Kibummie, tunggu aku." rengeknya manja pada Kibum berjalan di depannya. Donghae berlari kecil guna menyamakan langkah dengan Kibum. Setelah berhasil mensejajarkan langkah dengan pangeran pujaannya, Donghae menggapit lengan kiri Kibum.

"Kibum hyung! 'habisi' saja noona ku, biar dia menyesal menikah denganmu." Teriakan menggema menerobos gendang telinga siapa saja yang berada di sekitar kedua keluarga itu. Suara siapa lagi coba selain dari si bungsu Tan.

'plak'

"Tan Kyuhyun!" Hangeng yang tak lain pelaku penjitakan kepala Kyuhyun melemparkan deathglare terbaiknya.

Donghae yang mendengarnya sontak menundukkan kepalanya. Walaupun ia tidak mengerti sepenuhnya ocehan Kyuhyun *Hae super polos* tapi wajahnya merah menahan malu dan kesal. Ingin sekali ia menyumpal mulut Kyuhyun yang tidak bisa direm itu dengan semua baju di kopernya.

Sementara dua yeoja di samping Hangeng saling berpandangan dan melempar evil smirk mereka. Entah apa yang ada di dalam pikiran pasangan ibu-anak tersebut, hanya mereka yang mengetahuinya.

.

.

.

"Kibummie, lihat di sana! wah, bunga-bunganya cantik sekali." Donghae memekik kagum dengan apa yang dilihatnya. Tak henti-hentinya decak kekaguman terlontar dari bibir cerry nya atas pemandangan yang tengah memanjakan indra penglihatannya.

Bagaimana tidak kagum? Sekarang ini Donghae dan suami tampannya tengah berada di Yu Garden, yaitu taman wisata China paling mewah dan terbaik di Kota Tua yang berada di sebelah Chenghuangmiao. Beberapa desain bergaya Suzhou sangat terlihat di area taman seluas dua hectare tersebut. Mulai dari area Grand Rockery, Heralding Spring Hall, Inner Garden, Jade Magnificence Hall, Lotus Pool hingga Ten Thousand Flower Tower. Benar-benar memukau yeoja penyandang nama Tan Donghae tersebut.

"Kajja ke sana, Bummie-ah." Donghae menunjuk Inner Garden yang berisi beraneka ragam bunga-bunga cantik dan menarik tangan Kibum dengan semangat.

Donghae terus menyeret Kibum ke sana-sini, melihat ini-itu yang menarik perhatiaannya, mengajak Kibum berfoto ria. Sedangkan Kibum hanya menuruti apa yang diinginkan istri manis nan polosnya itu, tanpa menjawab apapun dan masih memasang stoic face nya.

"Kibummie, belikan aku bunga lotus itu." pinta Donghae seraya menunjuk sebuah bunga lotus yang dipajang di jajaran souvenirs. *ngarang*

"Kau bisa membelinya di Seoul." Balas Kibum acuh.

"Tapi aku mau yang itu, tidak mau yang lain. Ayolah, Kibummie~" rengek Donghae.

"Tidak usah. Merepotkan." Kibum meninggalkan Donghae begitu saja, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Terlihat cool di mata Donghae, tapi sekarang bukan saatnya bagi Donghae terpana akan ketampanan Kibum karena ego nya lebih mendominasi dirinya.

"Ya Kim Kibum! Tunggu aku!" Donghae membawa kakinya yang berbalut high heels berlari dengan terseok-seok. Salahkan dirinya yang ingin terlihat cantik di hadapan Kibum dan dinilai pantas jika disandingkan dengan sosok tampan Kibum.

"Aish! Sepatu menyusahkan." Gerutu Donghae.

"Kibummie~" panggil Donghae dengan suara memelasnya.

Kibum berbalik dan mendapati Donghae dengan mata yang berkaca-kaca. Untuk kesekian kalinya, Kibum merutuki sifat yeoja yang belum ada 48 jam menjadi istrinya dengan sifat manjanya tidak tertolong. Kibum mengalah, ia menghela napas panjang meningkatkan level kesabarannya dalam menghadapi tingkah childish 'masa depan'nya itu.

Kibum menghampiri Donghae seraya berkata "Siapa suruh memakainya?" diliriknya sekilas high heels merah marun yang membingkai telapak kaki Donghae. Donghae menggembungkan pipinya dan membentuk pouty lips, menunjukkan wajah kesalnya.

"Tunggu aku di sana." titah Kibum menggerakkan dagunya menunjuk pada sebuah bangku yang tersedia di sisi jalan yang padat oleh pengunjung.

Tanpa berkata apapun lagi, Kibum meninggalkan Donghae. Dalam hati, Donghae mengumpat Kibum yang memiliki sifat sedingin es dan tak jarang mengacuhkannya. Tak jarang Donghae meratapi nasibnya, dari sekian banyak namja tampan di dunia ini mengapa pada Kibum lah ia jatuh hati? Mengejar cinta Kibum setengah hidup, menanggalkan seluruh rasa malu yang ia miliki.

Donghae pun menuruti perintah Kibum, dilangkahkan kakinya disertai hentakan-hentakan kesalnya dan gumaman-gumaman tak jelas dari bibir kecilnya. Donghae mendudukkan dirinya di bangku, diedarkan bidikan matanya menelusuri setiap sudut Yu Garden. Tertangkap oleh retina matanya beberapa –banyak bahkan- sepasang kekasih –pikir Donghae- yang tak tak sungkan memperlihatkan kemesraan mereka, menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka saling mencintai dan betapa bahagianya mereka.

'Seandainya Kibummie seperti itu.' innernya, Donghae menghembuskan napasnya.

Beberapa saat kemudian manic dark brown Donghae menangkap siulet namja yang sangat dikenalnya. Dilihatnya Kibum menenteng sebuah plastic di tangannya.

"Kibummie, apa yang kau bawa? Apa makanan?" tanya Donghae, tak ia pungkiri rasa lapar telah menderanya, cacing penghuni perutnya meraung-raung minta diberi asupan makanan.

Entah untuk keberapa kalinya Kibum mengacuhkan pertanyaan Donghae. Kibum memposisikan dirinya berlutut di hadapan Donghae, sementara Donghae membelalakkan matanya melihat tingkah Kibum.

"Kibummie, apa yang kau lakukan?"

Kibum tidak menjawab pertanyaan Donghae –lagi. Kini Kibum mengarahkan tangannya ke kaki Donghae yang sontak membuat Donghae memundurkan kakinya menjauhkannya dari Kibum.

"Tidak usah menyiksa diri sendiri." Ucap Kibum yang membuat Donghae tertengun.

Kibum melepaskan high heels Donghae dan mengeluarkan sepasang flat shoes bercorak soft purple dengan aksen bunga di atasnya yang terlihat manis, senada dengan dress selutut yang Donghae kenakan kemudian Kibum memakaikannya pada kaki Donghae, dan berganti high heels Donghae yang menghuni plastic itu.

'Dia peduli padaku.' Senyum tipis terpatri di bibir Donghae.

Usai mengganti alas kaki Donghae, Kibum bangkit dan berkata, "Ayo kita cari restoran, kau lapar kan?" ajak Kibum seraya menjulurkan salah satu tangannya pada Donghae sementara tangan lainnya membawa plastic berisi high heels Donghae. Tentu saja uluran tangannya itu di sambut dengan senang hati oleh Donghae yang hatinya bersorak sorai mendapat perhatian dari Kibum, walaupun terbilang biasa tapi tetap saja membuat Donghae senang.

"Ne!" seru Donghae semangat. "Kibummie, aku ingin makanan yang enak dan mahal."

"Hmm." Kibum hanya membalasnya dengan bergumam.

"Oh ya, dan yang banyak. Sangaaat banyak. Karena aku lapar sekali." Imbuh Donghae lagi.

"Kau habiskan sendiri."

"Baik! Aku akan menghabiskannya sendiri sampai aku kekenyangan dan tidak sanggup berjalan." Donghae berkata riang, menunjukkan deretan gigi putih rapinya.

Donghae memandang tangannya yang digenggam Kibum, senyum lima jarinya belum juga pudar dari wajah polosnya. Meskipun Kibum sudah menjadi suaminya tapi tetap saja jantungnya berdebar kencang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Kibum.

"Saranghae, Kibummie~" Donghae bergelayut manja di lengan Kibum tanpa mengganggu tautan jemari keduanya.

Tanpa Donghae ketahui, namja yang telah merebut hatinya itu diam-diam tersenyum tipis. Bahkan jika tidak menelitinya dengan seksama, tidak akan diketahui dia tersenyum atau tidak.

.

.

.

"Wow, patung Budha nya tinggi besar sekali, lebih besar daripada yang lainnya." Donghae menggeleng-gelengkan kepala, kagum –lagi- dengan apa yang dilihatnya.

Setelah mengisi perut mereka yang keroncongan, pasangan pengantin baru itu memutuskan berkunjung ke Jade Budha Temple, salah satu tempat wisata terpopuler di Shanghai selain Yu Garden.

"Beratnya berkisar 3 ton, tingginya 1,95 meter, disumbang oleh negara Singapura" Jelas Kibum.

"Singapura itu di mana, Bummie-ah?"

"Letaknya di Asia Tenggara. Dasar pabbo. Anak SD saja sudah diajarkan." Ejek Kibum.

"Aku kan benar-benar tidak tahu." Donghae mengerucutkan bibirnya.

"Kibummie, terus apa saja yang kau tahu selain itu?" kurang dari tiga detik, air muka Donghae sudah berubah ceria kembali.

"Kuil ini dibuat pada tahun 1882 untuk sembahyang bagi kaum Budhisme Mahayana. Patung lain yang mengundang pehatian pengunjung selain patung Budha yang sedang duduk dari Singapura tadi yaitu dua buah patung giok Budha yang diimpor dari Burma." Jelas Kibum panjang lebar.

"Burma itu di-"

"Burma itu Myanmar, termasuk kawasan Asia Tenggara seperti Singapura. Benar-benar pabbo." Kibum memotong perkataan Donghae –karena dia sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan lebih tepatnya ditanyakannya- dan tak lupa mengimbuhkan ejekan untuk Donghae yang membuahkan pouty lips dan muka masam Donghae.

"Wah, kau tahu banyaknya tentang kuil ini." tiba-tiba tanpa diundang dan diperkirakan, seorang yeoja yang sepertinya berusia lebih tua dari Donghae dan Kibum dengan dandanannya yang berlebihan datang menghampiri mereka –lebih tepatnya Kibum.

"Naega Kim Ah Young imnida." Dengan percaya dirinya yeoja itu memperkenalkan dirinya pada Kibum seraya mengulurkan tangan, tak lupa ditambah kerlingan matanya yang terkesan err-genit.

"Kim Kibum imnida." Balas Kibum tanpa menyambut uluran tangan yeoja itu.

"Kajja berkeliling di sekitar kuil. Kau harus menjelaskan yang aku tidak tahu ne?" yeoja bernama Ah Young itu menggandeng tangan Kibum dan membawa Kibum bersamanya.

Donghae membelalakkan matanya melihat perilaku yeoja asing yang seenak jidatnya menculik Kibumnya. Tentu saja hal itu membuat Donghae kesal bukan main. Apalagi Kibum yang menurut saja dan tidak menolak sedikit pun. Membuat Donghae geram.

"Tuan, apa yeoja itu bersamamu?" tanya Donghae pada seorang namja di sampingnya, kalau Donghae tidak salah ingat tadi namja itu berada tak jauh dari yeoja centil itu.

"Ne, agasshi, dia istriku."

"Ya! apa tuan tidak bisa menjaga istri tuan?" nada bicara Donghae naik beberapa oktaf, efek dari kekesalannya. "Nasehati dia agar tidak centil," imbuh Donghae.

"Istriku tidak centil agasshi. Dia hanya ramah pada semua orang dan mudah bergaul." Bela sang suami dari yeoja asing itu.

'Dasar suami pabbo. Ramah apanya? Kau hanya dibodohi yeoja itu untuk menjadi bodyguard mu.' Inner Donghae berbicara.

Donghae mendengus sebal meninggalkan namja asing itu, dia sedang tidak ingin berdebat, mungkin karena lelah setelah menempuh perjalanan Korea-China. Disusulnya Kibum dan yeoja centil itu dengan kaki yang dihentak-hentakkan di tanah menunjukkan kemarahannya.

"Ya! lepaskan tanganmu dari suamiku!" dengan kasarnya Donghae membebaskan lengan Kibumnya dari yeoja menyebalkan itu.

"Hey! Kau ini siapa?" yeoja itu tidak terima dengan perilaku Donghae padanya.

"Aku Tan Donghae. Istri. Kim. Kibum." ucap Donghae penuh penekanan. "Apa kurang jelas?"

"Mworago? Kau jangan bercanda ya!" Ah Young tidak percaya.

"Ini buktinya." Donghae menunjukkan cincin pernikahan yang tersemat di jarinya dan Kibum untuk mendukung pernyataannya. "Kau masih tak percaya?"

"Apa i-itu benar Kibum-ah?" tanya Ah Young pada Kibum.

"Ne." jawab Kibum singkat dan sangat jelas, membuat yeoja itu kecewa seketika. Sementara Donghae yang tengah mengamit lengan Kibum possessive kini menampilkan senyum kemenangannya.

"Tapi kalian itu benar-benar jauh berbeda. Sungguh tidak serasi. Kau tidak salah memilih istri, Kibum-ah? Apa kedua matamu kurang sehat? Atau yeoja ini mengancammu?" tanya Ah Young bertubi-tubi pada Kibum.

"Ya! apa maksudmu hah? Tentu saja Kibum menikah denganku karena mencintaiku." Jawab Donghae menggantikan Kibum dengan bernarsis ria.

"Kajja kita pergi dari sini." Donghae menarik Kibum meninggalkan yeoja asing yang baru mereka jumpai itu.

.

.

.

Dan di sinilah pasangan pengantin baru Kibum- Donghae, check in di sebuah hotel bintang lima dengan seegala fasilitas lengkap dan merahnya di tengah kota Shanghai. Barang-barang mereka sudah sampai terlebih dahulu di hotel tempat mereka menginap setibanya dari bandara, sementara mereka mengunjungi Yu Garden dan Jade Budha Temple.

"Kibum-ah, kau menginap di sini juga?" sebuah suara yang sepertinya pernah hinggap di memori otak Kibum dan Donghae tertangkap gendang telinga mereka.

"Ne." Kibum menjawabnya super singkat.

"Wah, kebetulan sekali. Ini pertanda kalau kita jodoh." Kata yeoja yang ternyata Kim Ah Young dengan percaya diri tingkat dewa nya yang tanpa malu bergelayut manja di lengan Kibum, meninggalkan suaminya yang berdiri di tempatnya membawa dua buah koper.

Donghae membulatkan mata sipitnya yang melihat tindakan yeoja centil itu. Tentu saja dia tidak terima Kibumnya menjadi konsumsi yeoja lain.

"Yack! ahjumma centil! Menyingkir dari Kibummie ku!" titah Donghae seraya melepaskan secara kasar dan paksa cengkraman yeoja itu dari lengan Kibum.

"Haish! Dasar anak kecil! Tidak sopan sekali." Gerutu Ah Young.

"Kau yang tidak sopan. Seenaknya saja menempel pada suami orang lain." Cercah Donghae tidak mau kalah. "Tuan, tolong jaga baik-baik istri anda ini. Dia sangat liar." ucap Donghae pada suami Ah Young.

"Yack! apa kau bilang?!" Ah Young mengangkat tangannya siap mendaratkan pukulan pada Donghae dan hal itu tidak pernah terjadi karena Kibum menahan tangan Ah Young.

"Kami permisi." Kibum menundukkan kepalanya sejenak dan pamit untuk ke kamar yang ia sewa bersama istri childish nan manisnya itu.

Kibum membawa –lebih tepatnya menyeret- Donghae menjauh dari yeoja yang belum ada 24 jam ia kenal guna menghindari keributan. Akan sangat repot jika Donghae yang cerewet dan tidak mau kalah beradu mulut dengan yeoja yang sepertinya sepadan untuk menjadi saingan Donghae bertengkar, begitulah yang ada di pikiran Kibum.

"Tunggu dulu, Bummie! Aku belum selesai! Akan aku ladeni perang dengan yeoja centil itu." Dongahe menahan dirinya yang ditarik Kibum, hendak kembali adu mulut dengan yeoja itu. Tapi Kibum yang tentu saja bertenaga lebih besar membuat Donghae kalah dan menyerah.

Di sisi lain, suami Ah Young pun berusaha menahan istrinya agar tidak membuat kerusauhan dengan Donghae dan terus menenangkan istrinya tersebut. Tak dipungkiri beberapa pasang mata pun memusatkan perhatian mereka pada dua yeoja yang meramaikan suasana petang itu.

.

.

.

Donghae masih setia dengan posisinya sedari tadi memasuki kamar hotelnya dengan Kibum. Kaki bersila, tangan dilipat di depan, dan jangan lupakan wajahnya yang ditekuk-tekuk dengan bibir dimajukan dan pipi menggembung. Dia tidak melakukan apa-apa selain berduam diri seperti itu.

'clek'

Keluarlah sosok namja tampan bertubuh kekar yang hanya berbalut hamduk putih yang menutupi pusar sampai lututnya hingga tereksposlah dada bidangnya dan abs yang terbentuk di perut dan lengan tangannya. Ditambah dengan handuk kecil yang ia kalungkan dilehernya dan rambutnya yang basah, sukses membuat Donghae yang melihatnya menundukkan kepalanya guna menyembunyikan wajahnya yang memanas yang mungkin sudah semerah kepiting rebus. Kibum hanya terkekeh kecil mendapati tingkah lucu yeoja yang kini berstatus istrinya itu.

Kibum mendekati Donghae, meraih dagu Donghae dan mengangkat kepalanya yang menunduk, membawa obsidiannya dan caramel milik Donghae bertemu. "Terpesona padaku?" tanya Kibum sangat prcaya diri dan benar.

"Ti-tidak!" kilah Donghae memalingkan wajahnya agar tidak menatap obsidian Kibum yang selalu sukses menghipnotisnya akan pesona namja tampan tersebut.

"Mengaku saja. Kau sudah ketahuan." Kibum tersenyum meremehkan.

"Yack! Kim Kibum! kau menyebalkan!" umpat Donghae. "Asal kau tahu ya, aku masih marah padamu." Donghae menampik tangan Kibum dari dagunya.

"Wae? Kau menyalahkan ketampananku?" tanya Kibum seraya mendudukkan dirinya di samping Donghae yang masih memasang wajah kecutnya dan tak lupa melingkarkan tangannya di pundak Donghae.

"Issh! Kau sungguh percaya diri Kim Kibum!" 'Walaupun perkataanmu benar,' tambah Donghae dalam hatinya.

Donghae menyentakkan lengan Kibum dari bahunya dan beranjak berdiri dari duduknya. "Tanganmu berat!" runtuk Donghae, Kibum hanya tersenyum geli dengan tingkah istrinya yang kekanak-kanakan.

"Aku mau mandi." Ucap Donghae.

"Perlu ku mandikan?" tanya Kibum santai.

Donghae menolehkan kepalanya, memberi deathglare terbaiknya pada Kibum yang malah terlihat lucu di mata Kibum.

"Kim Kibum mesum!"

"Cepat pakai bajumu!" titah Donghae yang tidak dihiraukan oleh Kibum yang malah mengambil PSPnya di meja dan menyamankan dirinya di sofa.

Donghae berjalan menghampiri kopernya yang ia letakkan di atas tempat tidur. Dibuka kopernya hendak mengambil piyama tidurnya. Kedua mata Donghae membulat seketika mendapati apa yang ia temukan di dalam kopernya.

'Apa ini?' kedua alis Donghae bertaut bingung. 'Apa eomma dan Jae eonnie ingin membuatku kedinginan di sini?' inner Donghae bertanya.

Sorot matanya membidik secarik kertas yang terselip di sela pakaiannya.

'Donghae chagi, ini semua adalah yang kau butuhkan. Tidak ada protes! Eomma dan eonnie mu hanya bisa melakukan ni untukmu. Selebihnya berada di tanganmu, chagiya. Hwaiting! ^^

With love,

most beautiful eomma – the cutest eonnie'

Selesai membaca sederet tulisan yang ada di memo kecil yang ia temukan, Donghae menundukkan kepalanya. Wajahnya memerah, menahan marah dan kesal pada sang eomma dan eonnie tercintanya yang ia percaya mengepaki pakaian yang ia bawa untuk honeymoon.

'Dasar eomma evil. Menularkan virus evilnya pada Jae eonnie ku yang polos. Seharusnya aku curiga saat menawarkan dirinya untuk mengemasi barangku. Apa dosaku Ya Tuhan mempunyai eomma dan namdongsaeng yang super jahil, sekarang pikiran suci eonni pun diracuni.' Umpat Donghae dalam hati. 'Huweee~ appa~ tolong aku~' ratap Donghae.

Kibum yang heran dengan kediamdirian Donghae di depan kopernya pun beranjak menghampiri Donghae, hendak menjawab rasa penasarannya akan apa yang tengah Donghae lakukan. Tanpa bertanya apapun, Kibum langsung mengarahkan pandangannya pada benda yang menjadi pusat perhatian Donghae, yaitu secarik kertas yang Donghae genggam. Direbutnya kertas itu lalu dibacanya oleh Kibum. Kibum mengernyitkan dahinya bingung dengan apa maksud dari memo yang ia ketahui dari eomma mertuanya dan kakak iparnya. Kemudian dilihatnya koper yang telah terbuka di hadapannya yang belum sempat ia lihat. Sontak isi yang ada di dalam koper itu membuat napas Kibum sesak dan sesuatu di dalam dirinya yang ingin dilampiaskan.

Kibum mencoba menetralisir kegugupannya, memasang kembali stoic face nya. Bagaimana Kibum tidak gugup? Di dalam koper Donghae hanya berisi bikini, piyama yang terbilang seksi dan baju-baju minim lainnya. Kibum bukanlah namja yang bodoh, IQ nya berada di atas rata-rata dan terbilang jenius. Tentu dia sangat mengerti maksud dari pesan Heechul dan Jaejoong, ditanbah dengan apa yang ada di hadapannya kini.

"A-aku akan per-gi membeli ba-baju sebentar." Dengan sudah payah Donghae mengeluarkan suaranya yang tertahan di tenggorokannya.

Donghae hendak mengambil dompet dan jaketnya kemudian pergi ke supermarket yang berada di dekat hotel tempat ia menginap. Namun hal itu tidak pernah terjadi karena tangan Kibum yang mencekal lengannya, menahannya agar tidak pergi.

"Tidak perlu." Ujar Kibum dengan suara beratnya yang terdengar sangat mainly di telinga Donghae.

.

.

.

T~B~C

.

.

.

Sudah ya..

Sudah ya..

Kalau diteruskan rate nya nggak T lagi.. hehehe..

Mau dinaikkan atau tidak rate nya, terserah chingudeul aja..

Selamat Hari Kemerdekaan.. MERDEKA!

Berhubung mau lebaran, sekalian aja mau ngucapin 'Minal Aidzin wal Faidzin. Maaf lahir dan batin ya.'

Akhirnya ff ini muncul ke permukaan(?) juga setelah sekian lama menghuni laptop ku.

Biar deh hutang banyak, bayar ya kapan-kapan aja. Nambah hutang ff lagiiiiiiii~

Gimana nih nasib ff nya?

Next?

Or forget?