Siapa yang menyangka, benda oval berwarna cokelat itu yang mempertemukan takdir sang quarterback jenius, lineman yang pantang menyerah, dan kicker '60-yards-magnum'? Pertemuan tak sengaja di masa kecil itu justru yang membekas di ingatan mereka bertiga. Tiga anak kecil yang tadinya tidak saling mengenal, saling mengukir nama masing-masing di hati mereka dan mengikuti arah takdir yang menyatukan mereka di olahraga bernama American Football.
Disclaimer for Inagaki Riichirō & Murata Yūsuke
Character: Hiruma Youichi, Hiruma Yuuya, Ryoukan Kurita, Takekura "Musashi" Gen
Background: Kota Deimon
Timeline: Ketika Hiruma, Kurita dan Musashi berusia 6 tahun.
~oOo~
First Meeting
by Little Hatake
.
.
-PROLOG-
.
"Ayah, kita mau kemana, sih?"
Seorang anak kecil berkaus lengan pendek berwarna abu-abu, celana panjang hitam dan sepatu converse merah bertanya kepada ayahnya. Wajah anak itu lumayan tampan dengan manik mata kehijauan dan telinga runcing. Kau dapat menebak siapa dia, bukan? Ya, anak kecil itu bernama Hiruma Youichi. Rambutnya masih hitam dan belum dicat menjadi pirang tentunya. Dan dia pun belum terpikirkan untuk membuat "Buku Kutukan Hitam" itu. Dia anak yang manis, menurut ayahnya. Tangan kanan Hiruma kecil memegang tangan ayahnya, sedangkan tangan kirinya memegang benda oval berwarna cokelat, bola American Football. Ia berjalan di samping kiri ayahnya dan mengikuti kemana ayahnya pergi.
"Kita akan berdoa, Youichi."
Ayah Hiruma kecil bernama Hiruma Yuuya. Postur badannya tegap dan berwajah sama persis seperti Hiruma. Tak salah lagi, Hiruma Youichi adalah kembaran Hiruma Yuuya, namun dalam postur yang lebih kecil. Garis wajah Yuuya pun lebih tegas dan keras. Ia memakai setelan jas lengkap berwarna hitam dengan sepatu pantofel mengkilap berwarna senada. Langkahnya sedikit cepat sambil memegang tangan anaknya. Hiruma kecil sedikit kerepotan mengikuti langkah ayahnya yang panjang dan cepat itu.
"Berdoa? Untuk apa, Yah? Dimana kita akan berdoa, Yah?" Hiruma kecil terus menatap wajah ayahnya –yang tersiluetkan oleh sinar matahari—untuk mencari jawaban. Mata hijau anak-anaknya penuh dengan pertanyaan.
"Kita akan berdoa di kuil, Youichi. Kita berdoa untuk Ibu dan kesuksesan tender bisnis Ayah besok." Ayah Hiruma terus menatap lurus ke depan dan berjalan menuju sebuah kompleks kuil sekitar 500 meter lagi di depannya.
"Untuk Ibu? Bukankah Ibu sudah meninggal? Untuk apa kita mendoakannya? Apakah kuil itu besar, Yah? Apakah kuil itu menyeramkan? Apakah ada lapangan amefuto-nya, Yah?" Hiruma kecil tak jauh berbeda dari anak kecil lainnya. Ia sangat gemar bertanya ini-itu kepada ayahnya. Kecuali sedari kecil Hiruma sudah hobi bermain perang-perangan dengan tiruan senjata koleksi ayahnya. Ia sangat suka menonton acara olahraga tapi American Football adalah satu-satunya olahraga yang Hiruma kecil minati.
Yuuya tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan anak semata wayangnya itu. Langkahnya terhenti dan ia berjongkok di hadapan Hiruma kecil. Ditatapnya dengan penuh rasa sayang miniatur dirinya itu.
"Youichi, kita berdoa untuk kebahagian Ibu di surga. Supaya Ibu dapat tersenyum melihat kita dari surga di atas sana. Ya, kuil itu saaaangat luas, tetapi kamu tidak bisa bermain amefuto di sana karena tempat itu sangat sakral."
"Surga itu di mana, Yah? Sakral itu apa? Me—?
"Ini." Sebelum Hiruma kecil melontarkan pertanyaan lebih banyak lagi, Yuuya mengeluarkan selembar permen karet berwarna hijau dibungkus kertas tipis berwarna serupa kepada Hiruma kecil.
"Permen karet!" teriak Hiruma kecil riang. Anak kecil memang mudah dialihkan fokus pikirannya. Dengan cepat ia membuka bungkus permen karet itu lalu memasukkan isinya ke dalam mulut.
"Bagaimana rasanya, Youichi?"
"Segar mint, Yah! Hmm, tapi..." Hiruma kecil menyatukan kedua alisnya, nampak berpikir.
"Tetapi apa?" tanya Yuuya mendengar pernyataan yang menggantung dari anak lelakinya.
"Tetapi ini terlalu manis untukku, Yah. Nanti gigiku berlubang," jawab Hiruma kecil sambil mengunyah permen karet. "Anooo, bagaimana jika Ayah membelikanku permen karet less sugar?"
"Baiklah, akan Ayah belikan jika kamu berlaku baik di kuil nanti."
"Asyiiiiik!" Senyum tulus dan lebar terlihat di wajah Hiruma kecil. Hati anak-anaknaya belum terkontaminasi oleh strategi-strategi taruhan di remajanya nanti. Hiruma Yuuya menepuk pelan kepala anaknya lalu berjalan kembali. Kali ini ia menatap wajah riang anaknya dan tersenyum.
.
TBC
.
~oOo~
rgrds, LH
Halooo, salam kenal! Saya ikut meramaikan fandom Eyeshield 21 yaah... Ini FF pertama saya di ES21, sebelumnya saya suka mampir di FF Naruto, hehehe...
Saya kepikiran aja pertemuan awal Hiruma dengan Kurita dan Musashi waktu mereka masih umur 6 tahun. Maaf yaah, mungkin di cerita ini Hiruma agak OOC. Dia banyak bicara, maklum aja kan anak kecil *nyengir*
Cerita masih berlanjut. Penasaran gimana Hiruma ketemu dengan kedua sahabatnya ini? Ikutin aja, ok?
Please Read and Review, don't flame, thanks! *bow*
