As One
Pairing : Kookga,
Summary : Jimin yang mengetahui rahasia Yoongi
Rate : T
Copyright : Yang punya member BTS itu tuhan dan orang tua mereka tercinta~
yang punya ide cerita saya,
warning: Semua member bts milik tuhan YME bukan punya saya, saya hanya penulis yang menulis fanfic ini. Jika anda tidak menyukai genre shonen-ai / b x b lebih baik tekan tombol back :)
selamat membaca, jika boleh minta saran sama kritikan ya? Terimakasih~
Don't like? Don't read.
.
.
.
-Nobashite mo sugu sameru Dream-
.
.
.
.
Yoongi mengurung dirinya di kamar seharian, ia menghela nafas sambil sesekali memeluk gulingnya erat, ia tak berhenti mencoba percaya kepada seseorang yang ia tunggu, orang yang benar benar ia sayangi, walaupun entah kenapa ia merasa ada banyak perubahan dalam diri orang tersebut, Yoongi tetap mencoba mempercayainya.
Ia mencoba untuk tidur dalam balutan selimut untuk mengusir rasa tersebut, tapi tetap saja, sebanyak apapun Yoongi mencoba meyakinkan dirinya sendiri, pikiran-pikiran negatif selalu menanyakan kepada dirinya sendiri, menghantuinya setiap malam.
Bibirnya mengulas senyum tipis, perasaannya sudah sekalut ini, — berulang kali ia bilang agar dirinya sendiri tidak memberitahukan Jungkook tentang hal ini. Ia tak mau menambah beban berat kekasihnya tersebut, mati-matian ia mengunci permintaan egoisnya setiap hari,
Yoongi bisa menjadi sosok yang tertawa seperti tak terjadi apa apa jika bersamanya, bahkan sampai melupakan apa yang menjadi permintaannya tersebut, namun ketika Jungkook tak ada, ia merasakan sesuatu yang kurang, ada sesuatu yang hilang dalam hari-harinya ketika orang itu tidak ada. Sesuatu yang bisa membuatnya hampir melakukan kebiasaan buruknya kembali lagi.
Matanya terasa panas, pandangan matanya mengabur, air mata yang sempat tertahan akhirnya menetes, matanya menutup— mencoba mengubur dalam dalam rasa sesak yang menyakitkannya.
Percuma baginya mencoba, ia malah semakin mengingat-ingat semua tingkah laku namja yang berumur dibawahnya. Yoongi memeluk gulingnya erat, rasanya ia ingin menyerah mencintai seseorang seperti kekasihnya, namun disisi lain, ia tidak bisa, ia sudah menyayangi Jungkook—ia sudah sangat menyayanginya.
Bibir mungilnya sempat terbuka—namun ia menutupnya kembali, dalam hatinya ia ragu untuk mengeluarkannya sekarang, semua perasaannya saat itu juga yang membuatnya seperti ini, merasa kehilangan sosok namja yang ia rindukan, merasakan kekosongan dihatinya, darimana asalnya Suga tak tahu, sesuatu memberhentikannya, seseorang seperti berbisik padanya ia tak boleh membicarakan hal ini walaupun ia sendirian.
Ia takut mengungkapkannya, bahkan dihadapan Jungkook sendiri. Yoongi takut Jungkook sama seperti orang yang sempat menghancurkan dirinya, mereka meninggalkannya, setelah mengetahui sifat asli serta semua permintaan Yoongi.
mengetahui Jungkook yang masih bersamanya saja membuatnya tenang, tenang bahwa orang yang dicintainya masih berada disisinya, mungkin itu saja sudah cukup baginya.
Padahal jelas-jelas, ia merindukan namja itu. Ia ingin memeluknya erat, memerangkap dirinya dalam tubuh Jungkook, dan mengatakan semua permintaan-permintaan yang selama ini ia tahan, dibalik semua kata ia baik baik saja, semua senyumnya, semua canda tawanya.
Menyembunyikannya semua demi kebaikan Jungkook dan melihat Jungkook tersenyum, itu saja sudah cukup, ia tak apa apa jika ada luka yang terbuka dan menutup, ia akan membiasakan dirinya mulai dari sekarang.
ia membuka matanya—menatap lurus ke depan, mengharapkan ada orang lain disisi lain tempat tidurnya, ia tersenyum simpul dan tertawa pelan, mencoba menghibur dirinya sendiri, karna mengetahui itu semua mustahil sekarang.
Dia hanya perlu menata kembali emosinya, sebelum ia bisa tertawa ceria lagi, dan mengucapkan secara langsung kepada Jungkook, ketika ia bertemu dengannya ia pasti selalu akan memeluknya,
"Aku mencintaimu, kemana saja kamu?"
Dengan nada menyenangkan dan senyum lebar, sambil mencubiti pipi namja itu gemas, seakan tidak ada apa apa yang terjadi padanya, ia akan memasang kembali topengnya dengan sempurna, menyembunyikan kebenaran yang ada. Agar tak ada yang terluka lagi seperti dulu.
-Hashitte mite mo onaji toko iru-
