Arc 1: chunin exam

Berjalan tertatih-tatih dengan darah yang menjadi jejak kakinya. Dengan luka-luka disekujur tubuhnya. Mata birunya memandang lurus ke dalam hutan yang sunyi. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya, bisa saja seekor binatang buas akan menerkamnya, tentu saja ia tidak bisa melawannya karena tenaga yang sudah diambang batas, serta pandangan yang mulai mengabur. Semakin mengabur pandangannya tubuhnya seakan semakin ringan, tenaganya tidak mungkin terisi kembali kecuali ada yang datang menolongnya, terdengar mustahil memang. Tidak ada salahnya jika ia sedikit menaruh harapan tentang itu? Setidaknya itu harapan terakhirnya sebelum mati. Darah terus mengalir dari tangan kanannya, tangan itu terputus dari tempatnya berasal. Terputus siku kebawah.

Sekarang padangannya mulai tambah memudar, bahkan ia tidak bisa membedakan antara tumbuhan dengan beruang. Tunggu! Apa tadi ia bilang beruang? Maksudku apa itu benar-benar beruang? Shit.

Grrrrroaagh

Dirinya hanya bisa tertawa diantara ambang dunia kematian. Dia sudah sekarat ditambah datangnya beruang ganas nan liar, damn. Mungkin ia perlu datang ke seorang ahli agama untuk minta diberkati agar kesialan hidup tidak selalu mendatanginnya. Sekarang dirinya hanya bisa terbaring menghadap langit , menunggu ajal menjemputnya.

Brugh

Suara tubuh terjatuh, tapi ada sesuatu yang aneh disini. Itu bukan tubuh si tokoh utama melainkan tubuh sang beruang. Entahlah, ia tidak tau apapun tentang beruang itu. Siapa tau itu sebuah keberuntungannya. Si beruang mungkin terkena serangan jantung -ngasal- kasihan sekali beruang itu. Tubuhnya terasa seperti kapas, ringan dan ringkih. Jika saja dirinya tidak bertemu sekelompok mising nin class S mungkin dirinya bisa bersantai di tempat persembunyiannya yang nyaman.

Terdengar suara langkah kaki mendekat. Oh for goddamn sake. Setelah terlibat pertarungan dengan para mising nin, bertemu beruang, dan sekarang ia ditemukan oleh ninja lain, damn. Ingat kan ia untuk pergi ke ahli agama di kehidupan selanjutnya. Lagipula kesadarannya mulai hilang, paling tidak dia tidak merasakan rasanya dibunuh secara langsung. Goobyecruelworld.

.

Entah apa yang terjadi ketika dia pingsan, entahlah. Sekarang ia ada di sebuah ruangan dengan arsitektur jepang kuno(?) Yang menurutnya itu agak aneh tapi elegan. Mencoba bangun dari tempatnya, mungkin sedikit room tour bisa membuat rileks tubuhnya. Jujur, ia tidak terlalu suka jika diam terlalu lama, itu membosankan. Walaupun hobby-nya tidur. Baginya tidur adalah hal terpenting setelah makanan. Kini terdengar suara langkah kaki, mencoba menajamkan pendengarannya. Suasanya kamar menjadi hening. Langkah kaki itu mulai mendekat hingga berhenti di depan pintu ruangan ia berada. Dengan gerakan secepat kilat ia kembali ke posisi semula, mungkin mencoba berpura-pura mati adalah hal yang terbaik.

Sosok itu mulai meembuka pintu dan berjalan masuk dengan langkah perlahan. Dia tidak tau apa yang dilakukan sosok itu. Sosok itu hanya berdiri disamping tempatnya berbaring, entahlah, sekarang ia mulai ketakutan. Jangan jangan sosok itu hantu yang akan menghantuinya seumur hidup, damn.

"Berhentilah berpura-pura mati, bodoh!" shit, suara yang lembut namun menusuknya dengan kasar.

Dengan gerakan yang amat sangat perlahan dia membuka matanya. Terlihatlah seorang perempuan menatapnya tajam.

TBC

A/N :

wohohohohoho, maafkan saya yang menghapus fict sebelumnya. Entah kenapa saya merasa kurang sreg untuk lanjutinnya walaupun baru chapter 1. Kalo fict ini insya Allah sampai tamat. Kalo untuk updatenya itu tidak terjadwal, tergantung dikehidupan nyata. Insya Allah saya akan meng update cerita ini seminggu sekali. Leave a comment about this fict, i hope you enjoy it . Kalian bisa memberi saran yang membangun dan usahakan saat me-riview tidak dalam keadaan lapar XD, ciaoo.