"Edward !!!"

Lagi-lagi Bella harus terjaga dari tidurnya karena mimpi tentang Edward. Suara langkah berat Charlie terdengar mendekati kamar Bella.

"Bella, ada apa?" tanya Charlie sambil menyalakan lampu kamar Bella.

"Maaf Dad ... aku hanya bermimpi buruk." Bella tertunduk, tak berani menatap Charlie.

"Baiklah, cepat tidur atau besok kau akan kesiangan."

"Terima kasih, Dad."

Charlie mematikan lampu kamar Bella dan kembali ke kamarnya.

***

"KRIIIIINGGGG!!!!" alarm berbunyi tepat pada pukul 7.

Bella bergegas masuk ke kamar mandi dan turun untuk sarapan bersama Charlie.

"Selamat pagi, Dad" sapa Bella dengan senyum merekah di bibirnya.

"Pagi, Bella. Hari ini aku memasak spaghetti untukmu."

"Umh, sebenarnya kau tak perlu repot-repot, Dad. Aku bisa memasaknya sendiri." Hidung Bella mengernyit mencium aroma masakan Charlie yang sangat kacau.

"Tidak apa-apa, Bella."

"Terima kasih, Dad."

Cepat-cepat Bella menghabiskan spaghettinya, ia tak ingin mengecewakan Charlie yang telah berusaha memasakkan sarapan untuknya. Tak berapa lama...

"Dad, aku berangkat sekolah dulu ya."

"Hati-hati di jalan, Bella!"

"Tentu, Dad." Bella mengecup kening Charlie dan bergegas keluar rumah.

Dengan semangat, Bella menggapai truknya lalu duduk di bangku pengemudi. Sejenak Bella terdiam, membayangkan di sekolah nanti ia akan bertemu Edward, pemuda yang sangat ia cintai. Well, sejujurnya Bella jatuh cinta pada Edward sejak pandangan pertama. Tetapi Edward sangat cuek dan terkesan tidak pernah peduli terhadap apapun dan siapapun. Terkadang Bella kesal dengan sifat Edward yang seperti itu.

Setibanya di sekolah, Bella langsung memarkirkan kendaraannya di tempat biasa.

"Pagi, Bella" sapa Mike yang juga baru saja memarkirkan kendaraannya.

"Pagi, Mike" Bella balas menyapa sambil menyiapkan peralatan sekolahnya yang memang ia tinggal di truk.

"Kau terlihat sangat ceria, Bella." Mike mencoba mengajak ngobrol Bella sambil berjalan ke kelas Biologi.

"Yeah Mike, tentu saja." Bella menjawab sambil tersipu.

"Sebenarnya ada apa, Bella? Maukah kau berbagi cerita denganku?" Mike penasaran.

"Maaf Mike, tapi ......"

"Ya ya, aku mengerti. Ini pasti tentang si 'anak dokter terkaya' di Forks itu kan?"

"Mike!!!" Bella merengut. Sejujurnya Bella sangat tidak suka ketika Mike memanggil Edward dengan sebutan seperti itu.

"Maaf, Bella."

Bella dan Mike hanya terdiam hingga akhirnya mereka tiba di kelas biologi. Edward sudah tiba di kelas lebih dulu, segera Bella menempatkan diri duduk di bangku sebelah Edward.

"Hai Edward!!!" sapa Bella riang.

"Hai Bella." Edward balas menyapa Bella dengan santai.

Dalam hati, Bella terus memikirkan berbagai cara untuk menarik perhatian Edward. Dan akhirnya muncullah satu ide konyol dalam benak Bella.

"Aw!!!" Bella meringis sambil memegangi perutnya.

"Ada apa Bella?" Edward terlihat sedikit panik.

"Perutku sakit sekali." Bella terus memegangi perutnya sambil berpura-pura menahan sakit. Dan kemudian Mike sudah berada di samping Bella.

"Ada apa Bella?" tanya Mike khawatir. Bella tidak menjawab, dalam hati ia mengutuk Mike yang telah merusak sandiwaranya.

"Hei, kau apakan dia???!!!" bentak Mike kepada Edward.

"Tidak Mike, aku tidak apa-apa." Bella segera menjawab.

"Apa yang kau butuhkan, Bella?" tanya Mike serius, ia benar-benar mengkhawatirkan Bella.

"Tidak, aku tidak butuh apa-apa, Mike. Mungkin sebentar lagi sakit perut ini juga hilang." Bella menenangkan Mike.

"Baiklah, kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku, ok!" Mike kembali ke tempat duduknya.

Hancurlah sudah sandiwara Bella, kini ia tidak berpura-pura sakit lagi. Wajahnya sudah kembali seperti biasanya. Lalu Edward berkata.

"Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa panggil Mike. Ia bersedia melayani apapun kebutuhanmu." Edward mengulang perkataan Mike sambil menunjuk ke arah bangku belakang, tempat Mike duduk.

"Ugh, dasar bodoh! Sebenarnya aku mau kau yang menawarkan diri seperti itu. Bukan Mike Newton!" gerutu Bella dalam hati.

***

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan akhirnya sekolah hari ini pun selesai. Bella melaju dengan kecepatan maksimal. Well, kecepatan maksimal yang mampu ditempuh oleh truk tuanya. Setibanya di rumah, Bella melempar tas sekolahnya ke lantai, lalu berbaring di sofa. Dan ...

"Aduh!!! apa ini?" Bella meringis memegangi kepalanya. Ia melihat buku telepon tergeletak di sebelah bantal tempat ia berbaring tadi.

"Ugh, pasti ini milik Charlie!" gerutu Bella sambil melempar buku telepon itu ke lantai. Lalu ia kembali berbaring di sofa. Setelah beberapa saat, Bella kembali memperhatikan buku telepon yang ia buang ke lantai tadi, dan tiba-tiba...

"Oh my Gosh! Aku tak menyangka ternyata Charlie menyimpan semua nomor telepon warga Forks, Bahkan dengan nomor telepeon selulernya!!!" Pekik Bella sambil meraih buku telepon yang dimaksud. Segera ia mencari alfabet "C".

"Cullen Alice ... Cullen Carlisle ........ and Cullen Edward!!!" Bella kegirangan ketika menemukan nama orang yang dicintainya tercantum dalam buku telepon itu. Segera ia menyalin nomor telepon seluler Edward dalam hapenya.

"Ok! Nanti malam akan ku jalankan rencanaku." gumam Bella sambil tersenyum.