Disclaimer : Bleach Tite Kubo


Warning!

Saya nggak tahu masa lalu Hitsugaya itu sebenernya kaya apa.

Banyak ke OON an dan ke OOC an serta ketidak sinambungan cerita dengan cerita asli!

Warning! Warning!Warning!

Ya udah pokoknya nikmatin aja ya!^^


Snow Memories

(Love, Blood, and Devil.)

(Hitsugaya POV)

Gadis itu menangis.

Kenapa?

Berkali- kali ia meneriakkan namaku.

Airmatanya telah berubah menjadi darah, mengalir dari kedua pelupuk matanya.

Mayat bertebaran di sekitarnya. Menguarkan bau amis yang khas.

Ia memeluk seseorang, tubuh mungil tak berdaya.

Siapa dia?


"Hah... hah... hah..." Aku tersadar dari mimpiku.

"Sialan!" Aku merutuk sendiri. Sudah seminggu ini mimpi itu menghantuiku. Aku segera pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahku yang awut-awutan. Kutatap diriku di cermin. Emerald itu balas memandangku. Siapakah aku? Tak adakah seseorang yang mengetahuinya?

Aku selalu penasaran siapa diriku sebenarnya.

"Cih, apa sih yang kupikirkan?"

Aku segera berganti baju dan pergi ke Soul Society.

"Kapten! Tolong aku!" Teriakan Matsumoto menyambutku ketika sampai di kantor divisi 10.

"Ada apa?" Tanyaku cuek.

"Aku ada janji jalan-jalan sama Hisagi. Jadi kerjaan hari ini tolong ya!" Ia langsung pergi meninggalkan tumpukan kertas dokumen yang semestinya dikerjakannya.

"Matsumoto!"

"Huh..." Aku duduk di kursi dan segera mengerjakan dokumen-dokumen itu.

Setelah semuanya selesai, aku bersender pada punggung kursi.

Kenapa aku begitu ingin tahu tentang masa laluku? Padahal dulu aku bisa hidup tenang tanpa memperdulikan hal itu? Kenapa sekarang aku begitu ingin tahu? Kenapa?

Sebuah suara mengejutkanku.

"Tok tok tok!"

"Siapa?"

"Ini aku, Hinamori."

"Masuklah."

"Hai, Shiro-chan. Bagimana kabarmu hari ini?"

"Sudah kubilang panggil aku Hitugaya Taichou kan?" Kataku kesal. Entah mengapa dia selalu memanggilku 'Shiro-chan'. Aku tahu, itu adalah sebuah bentuk kepeduliannya padaku. Tapi aku tak suka!

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Hei, Hinamori. Apakah kau ingat bagaimana kau sampai bisa bertemu denganku?"

"Hah? Kenapa pertanyaanmu aneh begitu, Toushiro?"

"Jawab saja." Aku begitu ingin mendengar jawabannya, bahkan aku tak peduli saat ia memanggilku 'Toushiro'.

"Hmmmm... gimana ya? Dulu aku dan nenek menemukanmu didepan pintu rumah. Jadi aku sendiri tak begitu tahu, dan lagi..."

"Aku tidak ingat apapun kecuali namaku. Aku tahu itu. Apakah kau tak tahu yang lain?"

"Maaf, aku hanya tahu sebatas itu saja. Aku juga tak tahu siapa yang meninggalkanmu disitu."

"Tak apa."

Kami terdiam. Hanyut dalam pikiran masing-masing.

"Oh ya, hampir saja aku lupa untuk apa aku kesini."

"Ada apa?"

"Nih, ada dokumen mengenai buronan Soul Society yang harus kamu baca." Katanya sambil menyerahkan sebuah map padaku.

"Hmmm, Snow White?"

"Ya, pembunuh berantai yang akhir-akhir ini meresahkan Soul Society."

"Ah, aku ingat. Pembunuh yang membantai sebuah keluarga kaya raya itukan?"

"Ya."

"Kenapa namanya Snow White? Kurasa nama itu terlalu bagus bagi seorang pembunuh seperti dia."

"Kabarnya setiap kali ia membunuh, selalu terlihat salju di TKP. Lagi pula ia selalu meninggalkan inisial 'SW', di tempat kejadian."

"Hmmm, berarti dia adalah shinigami dengan zanpakutou tipe es dan bulan sepertiku ya?"

"Mungkin. Tapi belum diketahui apakah dia shinigami atau bukan."

"Tidak mungkin. Aku sudah dengar dari divisi 4 yang bertugas mengotopsi mayat- mayat itu, katanya ada banyak bekas luka tusuk dan sabetan. Jadi senjata pembunuhnya sudah dipastikan zanpakutou."

"Tapi... Siapakah shinigami yang begitu tega membantai orang-orang tak berdosa seperti itu?"

"Aku tak tahu..."

"Ah, sudah dulu ya Toushiro, aku mau ke divisi lain."

"Ya."


Sayap hitam itu terkepak. Turun dengan indahnya. Bagaikan menyatu dengan langit malam. Mata emerald itu mengintip dari balik topengnya. Ia menatap rumah besar di depannya dan tersenyum licik.

"Good bye."


"Snow White terlihat!"

"Divisi 10 diharap segera pergi ke tempat kejadian!"

"Taichou." Matsumoto menatapku cemas.

"Aku tahu." Jawabku sambil memegang erat Hyourinmaru.


(Normal POV)

"Untuk sementara aku bisa tenang."

Ia menatap sekelilingnya. Mayat si 'tuan besar' tergeletak disebelahnya. Darah membasahi seluruh ruangan itu. Tentu saja karena ia telah memotong-motong si 'tuan besar' dengan sadis.

"Oh ya aku lupa." Seakan teringat sesuatu ia mengambil kembali zanpakutounya dan mengukir sesuatu di kulit kepala yang masih hangat itu.

"SW."

Keributan diluar membuatnya terkejut.

"Kepung rumah ini! Jangan biarkan dia lolos!" Sebuah suara terdengar memerintah.

Suara anak laki-laki.

Pintu menjeblak dan beberapa orang masuk. Beserta seorang anak laki-laki yang memakai haori taichou.

"Menyerahlah, kau sudah terkepung!" Ujarnya.

Gadis itu terkejut tapi berusaha untuk tetap tenang.

"Ouhhh, aku terkepung rupanya." Katanya santai.

"Serang!" Lelaki kecil itu berteriak.

Semua shinigami yang ada disitu menyerangnya bersamaan. Mengeroyoknya.

Gadis itu mengeluarkan zanpakutounya. Masih dalam keadaan tersegel, ia balas menyerang kumpulan shinigami itu.

"Mengaumlah Haineko!" Debu tajam itu menghujamnya, namun dapat dihindarinya dengan mudah.

"Kau lambat sekali, nona." Kata gadis bertopeng itu, dan ia pun menebas si wanita pirang tepat di bagian perutnya.

"Ahk!" Teriaknya saat darah segar merembes dari perutnya.

"Matsumoto!"

Shinigami lain pun tak berdaya. Satu persatu mereka mendapatkan 'bagiannya'. Gadis itu kabur.

"Jangan pedulikan aku taichou! Cepat kejar dia!"

Hitsugaya menatap fukutaichounya itu dan pergi mengejar sang buronan.


"Jangan lari kau!" Teriak Hitsugaya pada gadis itu.

Gadis itu hanya berlari dan tak menoleh ke belakang sedikit pun.

"Cih, kurang ajar!"

Hitsugaya menarik zanpakutounya dan mengeluarkan shikainya.

"Soten ni saze, Hyourinmaru!" Naga es itu menyerang. Membuat gadis itu mau tak mau harus menghindar. Dan ia berhenti tepat di sebuah lapangan kosong.

"Plok plok plok..." Ia bertepuk tangan.

"Hebat, kau bisa mengejarku sampai sejauh ini."

"Diam kau. Aku akan menghabisimu disini sekarang!"

"Menghabisi? Itu kata yang terlalu kasar untuk anak kecil sepertimu, Toushiro. Apakah aku pernah mengajarkan kata seperti itu padamu?"

Gadis itu memilin-milin rambutnya. Zanpakutounya tetap terpasang di pinggangnya.

"Ap... bagaimana kau bisa tahu namaku?" Hitsugaya kaget, namun tetap dalam posisi menyerang.

"Kenapa? Hmm... akan kuberitahu jawabannya kalau kau bisa menyentuhku sedikit saja, Taichou..." Ia mengejek si taichou kecil sambil tetap memainkan rambut putihnya. Ekspresi gadis itu tak bisa ditebak.

"Brengsek!" Hitsugaya yang kesabarannya sudah habis segera menerjang gadis itu. Peduli amat darimana gadis itu tahu namanya. Mungkin saja ia adalah salah seorang penghuni Soul Society?

"Hup, hup..." Si gadis menghindari setiap serangan mematikannya. Masih tetap tak mengeluarkan zanpakutounya

Hitsugaya kesal setengah mati. Bagaimana mungkin gadis itu bisa menghindari setiap serangannya?

"BANKAI! Daiguren Hyourinmaru!"

"Ahhh, Bankai! Hebat!" Gadis itu kembali bertepuk tangan. Membuat Hitsugaya tambah muak!

"Hiahhh!" Kali ini, serangan Hitsugaya berhasil mengenai topeng gadis itu. Topeng itu pecah dan jatuh ke tanah.

Wajah gadis itu terlihat!

Mata emeraldnya balas memandang Hitsugaya.

Gadis yang selama ini hadir dalam mimpinya!

"Ukh... topengku hancur... gimana nih...?" Gadis itu memungut kembali pecahan-pecahan topengnya.

"Kau... Siapa kau!" Tanya Hitsugaya padanya.

"Oh iya ya, kau sudah berhasil menyentuhku. Ahhhh, malas deh. Aku jadi harus bercerita padamu."

"Cerewet! Siapa kau sebenarnya?" Maki Hitsugaya padanya. Benar-benar gadis yang memuakkan!

"Iya, iya jangan marah begitu dong. Takut nih...!" Gadis itu merajuk manja.

Hitsugaya segera menghujamkan zanpakutounya kearah gadis itu.

"Aku kakakmu."

Ujung zanpakutou Hitsugaya berhenti tepat sebelum menusuk kepala gadis itu. Meninggalkan luka kecil disana.

"Ka... kakak.." Ujarnya tak percaya

"Ya, namaku Yuki. Hitsugaya Yuki. Heh, kau tak percaya bukan?" Gadis itu tersenyum. Bukan senyum main-main seperti yang diperlihatkannya tadi, melainkan senyum lembut.

"Bohong! Bagimana mungkin kau kakakku!"

"Aku bisa saja membunuhmu sejak tadi. Pertahananmu payah. Tapi kenapa aku tak melakukannya?"

"Kenapa?"

"Dasar baka! Tentu saja, aku tak bisa. Bagaimana mungkin seorang kakak membunuh adiknya sendiri?"

"Ukh..." Hitsugaya kehabisan kata-kata. Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam hatinya.

"Masih tak percaya? Dengan semua bukti nyata dihadapanmu ini?"

"Itu tidak benar! Bagaimana bisa aku punya kakak seorang shinigami pembunuh sepertimu!" Teriaknya tak percaya.

"Siapa bilang aku ini shinigami?" Tanya gadis itu.

Tiba- tiba sebuah sayap hitam muncul dari punggungnya.

"Aku ini iblis."

Hitsugaya terkejut.

"Ap... Jadi kau bukan shinigami?" Tanyanya lagi

"Dulunya... mungkin."

Ia hanya terdiam. Bagaikan terhipnotis, matanya terpaku pada mata gadis itu.

Gadis itu tersenyum, membelai lembut rambut si taichou yang sewarna dengannya.

"Kita pasti akan bertemu lagi. Aku harap saat itu kau sudah lebih baik dari yang tadi."

Gadis itu pergi menembus gelapnya malam.

"Tunggu! Kau tak boleh pergi begitu saja!"

"Kau pikir bisa menangkapku, adik kecil?"

"Ukh..."

"Sampai jumpa, Shiro-chan."

TBC~


Wuoooowwww...

Chapter 1 selesai!

Gimana?

Lho kok ratednya M?

Padahal nggak ada serem-seremnya?

Yahhahaha... ini untuk jaga-jaga aja...

Siapa tahu di chap selanjutnya harus dipasangin plang gede-gede INI FIC RATED M!


Jeng jeng jeng! memperkenalkan Oc saya, Hitsugaya Yuki! hei nama yang pasaran ya? nama zanpa nya juga sama... maklum ya, habis saya suka banget nama ini!^^


Lalu kenapa bahasanya campur-campur?

Tentu bukan karena mii doyan es campur, tapi karena tidak tahu!

Cara Matsumoto ngerelease zanpakutounya itu apa?

Kalo ada yang bisa menjelaskan tolong ya!^^

Pertama kalinya bikin fic kaya gini.


Kalo mau di review Mii akan senang sekali...

Di Fave? Kyaaa! Mau dong!

Di flame? Ahhhh jangan ya... tapi kalau memang perlu sih... ya nggak apa-apa. Sertakan alasan yang jelas ya!^^

Kalau cerita ini menyebalkan bilang ya!

Nanti bakal Mii hapus!

Chapter berikutnya mungkin terbit lamaaannnn.

Mohon maaf ya!^^


Oya, apa si Yuki itu kurang sadis?

Gimana menurut readers biar dia tambah sadis lagi kaya author yang nulisnya?(?)

Ayo, KS dibuka nih!^^

Ayo teken yang ijo-ijo ini dengan semangat!